Hey para readers hehe lagi-lagi author yang ga jelas ini mempublish cerita yang gaje hahaha XD Karena idenya udah bertumpuk, jadilah cerita ini. Cerita yang ga jelas gini hahaha XD dan lagi-lagi, pairing NaLu didalemnya XP

Yaudah deh ya, author gamau banyak komentar, silahkan aja dinikmati chapter pertama ini..

Check it Out!


Fairy Tail © Hiro Mashima

A Fairy Tail Fanfiction

Between Us

By Yusa-kun

Warning : AU, Typo(s), OOC.

.

.

.

.

.

Pagi hari yang cerah dengan sinar mentari yang perlahan menembus jendela kamar seorang gadis yang masih tertidur lelap. Sinar mentari tersebut tidak membuat dirinya terbangun. Ia masih saja bergumul dengan selimut dan juga sebuah boneka teddy bear yang sedang dipeluknya.

"Lucy! Banguuun, kau harus berangkat kesekolah!" Teriak ibu Lucy dari luar kamarnya.

Ya, gadis cantik yang masih tertidur itu bernama Lucy, Lucy Heartfilia. Gadis yang beranjak dewasa dengan umur 14 tahun. Ia bersekolah di Magnolia Junior High School.

"Eehhm" jawab Lucy dengan sebuah erangan. Lucy mengubah posisi tidurnya dengan posisi yang lebih nyaman, ia mengeratkan pelukan kebonekanya dan menarik selimut yang ia pakai.

Tanpa gadis itu sadari, jendela kamarnya dengan perlahan terbuka dan menampakkan seorang pemuda yang terlihat seumuran dengannya yang memiliki rambut spike berwarna merah jambu. Pemuda itu bersiap untuk melompat masuk kedalam kamar Lucy. Dan..

Hap!

Pemuda itu mendaratkan kakinya dikamar Lucy dengan baik. Pemuda itu melihat kearah Lucy dan menggelengkan kepalanya.

"Dasar!" Ucapnya.

Ia menghampiri Lucy yang masih tertidur. Ia bertolak pinggang dan memandang Lucy.

"Ohayou, Luce" ucapnya. Suara baritonnya terdengar diseluruh kamar Lucy. Memecah keheningan.

Lucy hanya mengerang mendengar sapaan pemuda tersebut.

"Hey! Bangun!" Pemuda itu menarik selimut yang dipakai oleh Lucy. Lucy pun akhirnya merasa terganggu dan membuka matanya. Ia mengedipkan matanya beberapa kali, ia pun sadar ada seseorang selain dirinya dikamarnya ini.

"Natsu..sudah ku bilang jangan masuk kekamarku seenaknya" ucap Lucy yang sekarang sudah terduduk dan menguap.

Pemuda yang bernama Natsu tersebut hanya bisa tersenyum dan duduk ditempat tidur Lucy.

"Kita harus sekolah loh" ucap Natsu

"Aku tahu, tapi aku masih ngantuk" ucap Lucy yang menguap lagi.

Tiba-tiba pintu kamar Lucy terbuka dan memperlihatkan seorang gadis dengan rambut dark-brown panjangnya.

"Ohayou, nee-chan. Ah..ohayou Natsu-san" sapa gadis itu.

Lucy dan Natsu menoleh dan tersenyum.

"Ohayou" jawab mereka dengan bersamaan.

"Aku pikir nee-chan belum bangun, ternyata sudah dibangunin sama Natsu-san, kalau tahu begitu aku tidak mengganggu kalian" ucap gadis itu sambil membuka gordyn kamar Lucy.

Tampaklah sinar matahari yang menyengat, membuat Lucy menyipitkan matanya.

"Lebih bagus aku dibangunkan denganmu, Michelle. Daripada dibangunkan oleh dia" ucap Lucy sambil bangkit dari tempat tidurnya dan merengangkan otot-otot tubuhnya.

"Apa maksudmu, Luce?" Tanya Natsu

"Kau! Kau ini seperti seorang hentai! Kau masuk kekamar seorang gadis melalui jendela, kalau tetanggaku ada yang melihat, mereka fikir..mereka akan berpikir..arrrrggghhh kau membuatku stress!" Omel Lucy

"Ah, aku pikir kau suka kalau aku membangunkanmu" ucap Natsu dengan polos.

"Ap-apa!" Wajah Lucy pun sontak memerah.

"Apanya yang apa sih, Luce?" Tanya Natsu.

"Jadi kau tidak suka ya kalau aku yang bangunin..baiklah aku tidak akan begitu lagi" ucap Natsu dengan memasang wajah memelas.

Lucy pun menjadi kesal, dengan segera ia menarik tangan Natsu dan menariknya keluar kamar.

"Natsu, kau tahu ini apa?!" Lucy menunjuk kearah pintu.

"Pintu kan?" Jawab Natsu

"Nah! Lainkali lewat pintu, baka!" Ucap Lucy

Michelle yang melihat pertengkaran mereka hanya bisa tertawa.

"Natsu-san, ayo kita sarapan sama-sama" ajak Michelle

"Baiklah.."

XXX

"Ohayou, Layla-san" sapa Natsu

"Ah, Natsu. Ohayou. Ayo sarapan" ajak Layla. Layla adalah ibu Lucy. Natsu pun mengangguk.

"Michelle, Lucy sudah mandi?" Tanya Layla dengan suaranya yang lembut pada putrinya yang kedua. Ya, Michelle adalah adik dari Lucy. Anak kedua dari Layla.

"Sudah, bu. Natsu-san yang membangunkannya" jawab Michelle

"Ah benarkah? Syukurlah.. Tapi, aku tidak melihat kau masuk kerumah ini, Natsu" ucap Layla sambil memasang wajah yang kebingungan.

"Seperti biasanya bu, dia lewat jendela.." Ucap Lucy yang terlihat sedang menuruni tangga dari kamarnya.

Layla hanya tertawa. "Pantas saja.."

Lucy pun duduk untuk menyantap sarapannya. Saat ia sadar bahwa ayahnya tidak ada di meja makan.

"Loh, ayah kemana, bu?" Tanya Lucy

Layla tersentak kaget saat mendengar pertanyaan Lucy. "Ah..di-dia sudah berangkat. Pagi-pagi sekali" jawab Layla dengan gugup.

Lucy menaikkan alisnya saat melihat sikap ibunya saat menjawab pertanyaannya.

"Oh, souka.."

"Aku sudah selesaiiii, uwaaah" ucap Natsu

Lucy menoleh dan menatap sinis Natsu. "Natsu kau harusnya sudah sarapan dirumahmu" ucap Lucy.

Natsu bangkit berdiri dan meletakkan piring kotor kedalam wastafel. "Kau tahu kan, ayah dan ibuku selalu sibuk dengan pekerjaannya" jawab Natsu

"Lalu?" Ucap Lucy sambil mencuci piring-piring kotor.

"Ya aku tidak dibuatkan sarapan, Lucy. Kenapa sih hari ini kau protes terus" ucap Natsu yang sudah mulai jengkel dengan sikap Lucy.

"Ti-tidak apa-apa. Sesuka hatimu sajalah, Natsu" ucap Lucy.

Layla dan Michelle hanya tersenyum mendengar perdebatan Natsu dan Lucy. Sudah sejak kecil mereka bersahabat, dan watak mereka selalu saja seperti itu.

"Ibu, Michelle. Aku berangkat ya" pamit Lucy

"Hati-hati.." Ucap Layla

Lucy menyambar tasnya dan berlari keluar disusul oleh Natsu lalu disusul oleh Michelle.

"Ittekimasuu.." Ucap mereka bertiga

"Itterasai.." Jawab Layla

Layla pun menutup pintu. Wajahnya menyiratkan kesedihan.

XXX

"Natsu, kau nanti ada latihan?" Tanya Lucy

Natsu mengangkat bahu, "Aku tidak tahu, bagaimana denganmu?"

"Aku? Hmm sepertinya aku latihan" jawab Lucy

"Nee-chan, bukankah nee-chan akan tampil saat tim basket sekolahmu tanding?" Tanya Michelle

Lucy mengangguk. "Ya begitulah"

"Aku ingin melihat penampilan nee-chan ah.." Ucap Michelle. Lucy tersenyum.

"Ha'i ha'i. Michelle kita berpisah disini ya. Nanti pulangnya hati-hati" ucap Lucy sambil melambaikan tangannya. Begitupun dengan Michelle.

"Nanti selesai latihan, aku akan menunggumu" ucap Natsu

"Baiklah..sampai ketemu nanti" jawab Lucy.

Lucy dan Natsu pun berpisah, karena mereka berada dikelas yang berbeda.

Saat sampai dikelas, Lucy meletakkan tasnya dan duduk ditempatnya. Tidak lama kemudian, bel masuk pun berbunyi. Pelajaran pun dimulai.

XXX

Sepulang sekolah, Natsu berjalan bersama-sama teman satu klubnya. Ia ikut klub sepak bola. Natsu adalah salah satu pemain yang bersinar dan memiliki fans yang banyak.

Saat sedang berjalan menuju lapangan, Natsu melihat Lucy dan teman-temannya yang juga sedang berjalan menuju ke arena basket. Lucy melihat Natsu dan melambaikan tangannya. Natsu tersenyum dan melambaikan tangannya.

"Natsu, dia itu pacarmu ya? Cantik sekali" ucap salah satu temannya.

"Bu-bukan, kenapa kau bisa bilang begitu, baka!" Jawab Natsu. Dan tanpa disangka-sangka, Natsu pun blushing.

"Hey! bukan aku saja yang berbicara seperti itu, para siswa yang lain juga beranggapan seperti itu. Kalian pergi dan pulang bersama dan setiap hari gadis itu mengantarkan makan siang untukmu" jelas temannya.

Pipi Natsu memerah. "Kami hanya bersahabat sejak kecil. Hanya itu" ucapnya.

Natsu berpikir, Lucy tidak mungkin menyukai pria seperti dirinya. Ia tahu benar tipe pria yang disukai oleh Lucy. Lucy menyukai pria yang pintar, sedangkan Natsu? Natsu hanya pria biasa saja, tidak terlalu pintar.

'Mana mungkin dia mau menjadi pacarku' batin Natsu

Lucy berlatih cheers dengan teman-temannya. Ia selalu dipuji oleh pelatihnya karena gerakannya dan juga kemampuannya yang sangat mudah menyerap gerakan baru.

"Ah Lucy-san memang hebat" puji teman-temannya

Lucy hanya tersenyum dan tersipu malu.

"Baiklah, latihan kita sudahi sampai disini dulu. Ingat-ingat gerakannya ya, besok kita latihan lagi. Dan jangan lupa, jaga kesehatan kalian" ucap sang pelatih.

"Iyaaaaaa!" Jawab semuanya termasuk Lucy.

Lucy pun duduk dengan meluruskan kedua kakinya. Ia mengelap keringatnya dengan handuk yang berada dilehernya lalu meneguk air putih dibotol yang telah ia beli. Teman-temannya telah pamit untuk berganti pakaian. Lucy masih mau beristirahat sejenak.

"Sudah selesai latihannya?"

Mendengar suara itu, Lucy langsung menoleh dan mendapati seorang Natsu sedang bersandar didekat pintu masuk gedung olahraga. Lucy tersenyum dan bangkit berdiri.

"Kau sendiri, sudah selesai latihannya?" Tanya Lucy.

Lucy berjalan menghampiri Natsu. "Sudah, kalau belum aku tidak mungkin ada disini" jawab Natsu.

Lucy mengangguk. "Baiklah, aku ganti pakaianku dulu"

Lucy berlari keruang ganti untuk mengganti pakaiannya. Natsu menunggu di luar gedung olahraga.

Setelah beberapa menit, Lucy pun akhirnya datang menghampiri Natsu.

"Ayo kita pulang" ajak Lucy. Natsu pun mengangguk.

XXX

Malam hari pun menjelang. Lucy masuk kedalam kamarnya setelah makan malam bersama keluarganya. Dan betapa kagetnya ia melihat Natsu sudah berbaring ditempat tidurnya.

"Yo" sapa Natsu

Lucy menarik bangku dan duduk didepan meja belajarnya, mengacuhkan keberadaan Natsu.

"Kau ingin belajar?" Tanya Natsu

Tidak ada jawaban.

"Luce.."

Tidak ada jawaban.

"Hey..aku sedang bertanya"

Lucy menoleh dan memperlihatkan aura yang menyeramkan sampai Natsu pun bergidik ngeri.

"Baiklah aku tidak akan mengganggu" ucap Natsu mengalah. Bukan mengalah, tetapi karena Natsu takut dibantai oleh Kuro-Lucy karena telah mengganggu waktu belajarnya.

Natsu yang menunggu Lucy selesai belajar hanya membaca komik yang ia bawa. Ia juga memasang earphone dan menyetel musik. Terkadang kepalanya bergoyang-goyang mengikuti irama musik.

Lucy sesekali menoleh kearah Natsu. Ia melihat Natsu yang sedang membaca komik dan memakai earphone.

'Keren..' Batinnya

Pipi Lucy merona merah. Ia menggelengkan kepalanya beberapa kali sehingga menarik perhatian Natsu.

"Ada apa, Luce?" Tanya Natsu sambil mencabut earphonenya.

"Ti-tidak apa-apa" jawab Lucy tanpa menoleh kearah Natsu.

"Hmm yasudah" Natsu kembali melanjutkan kegiatannya kembali.

Lucy menatap figura yang ada foto dirinya bersama dengan Natsu saat kecil. Lucy tersenyum.

'Mana mungkin dia menyukaiku..' Batin Lucy.

Tanpa disadari sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Lucy menutup bukunya dan meletakkan pensilnya ditempatnya. Ia menoleh kebelakang dan melihat Natsu telah terlelap ditempat tidurnya. Lucy tersenyum.

Lucy bangkit berdiri, menghampiri Natsu yang tertidur. Ia duduk ditempat tidurnya dengan perlahan dan mencoba membelai wajah Natsu.

Hap!

Lucy tersentak kaget saat Natsu menangkap tangannya. Lucy tidak mengira kalau Natsu belum terlelap. Wajah Lucy pun sudah memerah.

"Kau mau ngapain, Luce?" Tanya Natsu sambil memandang Lucy.

"Ah-ah ahaha tidak, aku..aku ingin membangunkan dirimu" jawab Lucy dengan gugup. Natsu menaikkan satu alisnya.

"Tidurlah" Natsu menepuk-nepuk tempat disebelahnya yang masih kosong.

Lucy menatapnya sinis. "Ini tempat tidurku, kenapa jadi kau yang berkuasa?"

"Aku hanya ingin tidur bersama, seperti kita kecil dulu" ucap Natsu

"Ap-apaaa!" Teriak Lucy. Wajah Lucy pun sontak memerah. Natsu menatapnya dengan polos.

"Kenapa?" Tanya Natsu

"Baka" gumam Lucy. Lucy pun berbaring disebelah Natsu dengan posisi membelakangi Natsu.

Natsu menatap punggung Lucy. Natsu perlahan mendekati Lucy dan menyandarkan kepalanya disana.

"Sebentar saja" ucap Natsu. Lucy mengangguk, wajahnya sudah memerah.

Sekilas kilatan-kilatan masa kecilnya bersama Natsu pun terlihat. Lucy mengubah posisinya dan menghadap Natsu. Mata mereka saling memandang. Pipi mereka berdua telah merona merah.

Lucy menaruh kepalanya didada Natsu. Pada awalnya Natsu tersentak tetapi pada akhinya Natsu bisa bersikap biasa.

"Sebentar saja, onegai.." Ucap Lucy dengan suaranya yang lembut.

Natsu pun memeluk Lucy. Lucy membenamkan wajahnya kedada Natsu. Ia bisa mencium harum wangi tubuh Natsu yang khas. Yang selalu ia suka sejak kecil. Mungkin ini terdengar seperti maniak, tetapi Lucy benar-benar suka dengan wangi tubuh Natsu.

Sedangkan Natsu, wajahnya sudah memerah. Diposisi ini, ia bisa mencium harum wangi Lucy. Vanila dan strawberry. Tidak berubah sejak dulu. Ia benar-benar suka. Natsu sudah tidak bisa berpikir jernih sekarang ini, ia yakin kalau jantungnya sudah berdegup dengan kencang dan terdengar oleh Lucy.

Lucy pelan-pelan memejamkan matanya dan mulai terlelap, begitu pula dengan Natsu. Mereka berdua telah masuk kealam mimpi mereka masing-masing.

XXX

Satu minggu pun berlalu, akhirnya Lucy pun tampil dipertandingan basket. Sebagai klub cheers, ia akan menyemangati tim basket sekolahnya. Dengan semangat, Lucy melakukan gerakan-gerakan yang sudah diajarkan, senyuman tidak lepas dari wajahnya yang cantik, rambutnya yang diikat dengan pony tail menambah kesan manis padanya. Michelle yang melihatnya hanya bisa berfangirling. Dan tidak lupa, ia juga membawa handycam untuk merekam penampilan kakaknya. Natsu yang melihat hanya bisa tersenyum dan melambaikan tangannya.

XXX

"Penampilan yang bagus" puji Natsu

Lucy menoleh dan tersenyum "Hehe makasih"

"Iya, nee-chan benar-benar manis saat tampil tadi" ucap Michelle

"Natsu-san saja sampai tidak melepaskan pandangan matanya dari nee-chan hihihi" tambah Michelle.

Karena perkataan Michelle, wajah Lucy dan Natsu sontak memerah.

"Mi-Michelle, apa yang kau katakan, mana mungkin dia begitu" ucap Lucy dengan gugup.

"Ja-jangan suka mengarang cerita yang tidak-tidak, Michelle" tambah Natsu, wajahnya benar-benar merah.

Kenyataannya memang benar, saat Lucy tampil, memang Natsu tidak melepaskan pandangannya sedikitpun dari Lucy.

Michelle hanya tertawa melihat sikap Natsu dan Lucy. Walaupun ia baru menginjak kelas 6 sekolah dasar, ia tahu kalau kedua orang yang berjalan disebelahnya ini saling menyukai. Hanya saja mereka terlalu naif. Iya, naif.

XXX

Hari-hari pun dengan cepat berlalu, sekarang ini, Lucy sedang mempersiapkan dirinya untuk lomba menyanyi yang diselenggarakan oleh sekolahnya. Ia ikut lomba menyanyi grup dan juga solo.

Setiap harinya, setelah sepulang sekolah, Lucy selalu latihan dan Natsu dengan setia menunggunya berlatih.

"Haaah, aku benar-benar capek" keluh Lucy. Natsu pun menoleh. "Besok kan kompetisinya? Aku, Michelle, ibu dan ayahmu akan melihatmu tampil"

Lucy mengangguk. "Tapi kalau ayahku, tidak tahu ia akan datang atau tidak" ucapnya sambil tertunduk.

Natsu yang berjalan disebelahnya menoleh dan tersenyum.

"Daijoubu..daijoubuu.." Ucap Natsu sambil memegang kepala Lucy. Lucy mengangkat wajahnya dan pipinya merona.

"Ehm" Lucy tersenyum dan mengangguk.

XXX

Hari dimana Lucy mengikuti kompetisi pun dimulai. Lucy tampil dengan beberapa temannya untuk bernyanyi secara bergrup. Lucy dan yang lain sudah memasuki panggung dan ditangan mereka masing-masing telah memegang sebuah microfone.

"Itu Lucy..itu Lucy..ayo Michelle, direkam" ucap Layla dengan antusias.

Natsu memandang Lucy yang berada diatas panggung, dan pada akhirnya mereka bertemu pandang. Natsu melambaikan tangannya dan membisikan "ganbate ne" pada Lucy. Lucy yang berada diatas panggung mengangguk.

Musik mulai terdengar, Lucy dan yang lainnya pun mulai bernyanyi dan menari dengan serempak. Natsu, ibu Lucy dan juga Michelle bertepuk tangan.

Natsu memperhatikan penampilan Lucy, ia bergerak dengan lincah, senyuman riang tidak lepas dari wajah cantiknya. Suaranya yang terdengar merdu pun membahana dari panggung tempat ia berdiri bersama dengan temannya. Michelle sibuk dengan handycam nya untuk merekam kakaknya.

Setelah beberapa menit, musik pun berhenti dan terdengar tepuk tangan yang meriah dari para penonton, begitu pula dengan Natsu, ibu Lucy dan Michelle. Mereka memberikan standing applause untuk penampilan Lucy dan kawan-kawannya.

Setelah beberapa penampilan grup, sekarang waktunya untuk penampilan solo. Lucy tampil pertama. Natsu, ibu Lucy dan Michelle bertepuk tangan dengan keras.

Alunan musik pun terdengar dan suara merdu milik Lucy pun mengalun dengan indah. Sejenak, Natsu memejamkan matanya, menikmati merdunya suara sahabat kecilnya. Lagu yang dibawakan Lucy berirama slow, jadi suaranya benar-benar kentara merdu.

"Natsu-san" panggil Michelle.

Natsu membuka matanya dan menoleh ke adik Lucy yang duduk disebelah kanannya.

"Lihat kepanggung, nee-chan tidak melepaskan pandangannya darimu hihi" ucapnya sambil terkikik.

Natsu menoleh dan menatap keatas panggung, dan benar saja yang dibilang oleh Michelle. Lucy sedang memperhatikannya. Walau jarak Natsu duduk dan panggung cukup jauh, Natsu bisa melihat saat mereka berkontak mata, pipi Lucy merona merah. Begitu pula dengan Natsu.

"Waaah, wajahmu memerah tuh hihi" ledek Michelle sambil menyikut Natsu.

"Ah urusaii" elak Natsu sambil mengalihkan pandangannya kearah lain.

XXX

Tiga hari pun berlalu, Grup Lucy dan Lucy sendiri dinyatakan sebagai juara pertama dikompetisi menyanyi tersebut.

Hari-hari berlalu dengan cepat, Natsu dan Lucy melalui hari-hari mereka dengan rutinitas seperti biasanya. Setiap pagi Natsu masuk kekamar Lucy, lalu berjalan pergi kesekolah bersama, pulang bersama, dan terkadang Natsu menemani Lucy tidur.

XXX

"Sebentar lagi akan ada diadakan festival musim panas, apa kau sudah ada janji dengan yang lain?" tanya Natsu pada Lucy yang sedang membaca buku dikamarnya. Sedangkan Natsu sedang berbaring ditempat tidur Lucy sambil menatap langit-langit kamar.

Lucy menutup buku yang ia baca dan menoleh kearah Natsu, "Tidak ada, kenapa?"

"Ayo kita pergi ke festival bersama-sama" ucap Natsu tanpa mengalihkan perhatiannya.

"Ka—kau serius? Memangnya tidak ada gadis yang mengajakmu untuk pergi ke festival?" tanya Lucy. Terlihat semburat merah dikedua pipinya.

Natsu menggeleng pelan dan menoleh kearah Lucy, terlihat pula rona merah di pipi Natsu. "Aku tunggu di taman dekat kuil. Jam tujuh malam"

Lucy terdiam dan mengedipkan matanya beberapa kali. Ia tidak percaya bahwa Natsu mengajaknya untuk pergi bersama ke festival dan apa itu? Natsu blushing? Yang benar saja.

Natsu bangkit dari tempat tidur Lucy dan membuka jendela kamar Lucy. Ia bersiap untuk keluar melalui jendela, ia pun melompat dan ia mendarat dengan baik.

Lucy berlari dan melongok keluar jendela kamarnya. Ia mendapati Natsu masih berdiri ditempatnya. Angin malam berhembus membuat rambut Lucy yang tergerai melambai dengan indahnya. Lucy dan Natsu saling memandang.

"Kau harus datang!" ujar Natsu.

Lucy tersenyum dan mengangguk. "Pasti!" jawabnya.

XXX

"Ne ne Natsu, kau tidak berpacaran dengan Lucy? Kalian benar-benar serasi loh" ucap salah seorang teman Natsu yang berjalan disamping Natsu.

Mendengar pertanyaan dari temannya itu sontak membuat wajah Natsu memerah. "Ti—tidak!" jawab Natsu.

Teman-temannya hanya tertawa melihat reaksi Natsu.

"Tapi, Tapi.. kau menyukai Lucy-chan kan?" tanya temannya yang satu lagi.

Natsu sontak kaget dan menghentikan langkahnya.

"Ti—tidak mungkin aku menyukainya. Ha—hahaha" jawab Natsu dengan gugup. Tanpa ia sadari, saat mengucapkan kalimat itu, Lucy dan kawan-kawannya berada dibelakang Natsu. Natsu diberi tanda oleh temannya untuk menoleh kebelakang. Dan saat menoleh kebelakang..

"Lu—cy.." gumamnya.

Natsu memandang Lucy, Lucy pun memandang Natsu. Detik berikutnya, Lucy telah berjalan melewati Natsu tanpa mengatakan sepatah kata pun. Natsu pun tercengang.

'Apa yang telah aku katakan' batin Natsu

Natsu memandang kepergian Lucy yang semakin lama menjauh. Berbagai pertanyaan berkecamuk di pikirannya. Apakah Lucy akan marah padanya? Apa Lucy akan membencinya? Apa Lucy akan menjauhinya dan tidak mau berteman lagi dengannya? Baiklah, pertanyaan itu membuatnya menjadi frustasi.

XXX

Hari-hari pun berlalu. Lucy dan Natsu belum berbicara satu patah kata pun sejak kejadian itu. Natsu pun tidak berani untuk datang kerumah Lucy. Disekolah pun, saat Lucy dan Natsu bertemu pandang, mereka selalu mengalihkan pandangan mereka dan tidak bertegur sapa. Terlebih lagi, Natsu merasa aneh melihat sikap Lucy. Lucy terlihat tidak seceria biasanya. Ia pun bertanya-tanya, ada apa sebenarnya?

XXX

Hari festival dilaksanakan pun datang. Natsu sudah berdiri ditaman dimana tempat ia berjanji untuk menunggu kedatangan Lucy.

"Apa dia akan datang? Aku saja belum sempat meminta maaf" gumam Natsu.

Dengan gelisah Natsu menunggu kedatangan Lucy, ia berjalan kesana-kemari. Terkadang ia menghentakkan satu kakinya, melihat jam tangannya.

Satu jam pun berlalu, Natsu berdiri terdiam dan tertunduk.

"Dia tidak datang.."

XXX

"Ne, apa Lucy masuk hari ini?" tanya Natsu pada salah satu siswa perempuan dari kelas Lucy.

Gadis itu menggeleng. "Apa kau tidak tahu, Natsu-san? Heartfilia-san saat libur musim panas beberapa waktu lalu, ia resmi pindah sekolah. Jadi semester kedua ini, dia sudah tidak bersekolah disini"

Natsu tercengang mendengarnya. Bagaimana bisa ia tidak tahu hal sepenting itu? Setelah mendengar pernyataan teman satu kelas Lucy, Natsu segera berlari keluar kelas dan menuju kerumah Lucy. Ia berharap dapat jawaban saat sampai disana.

XXX

Natsu berhenti didepan rumah Lucy. Nafasnya masih terengah-engah, dengan segera ia menekan bel rumah Lucy.

"Lucy...Luce..." ujarnya

Natsu masih terus menekan bel dan meneriaki nama Lucy. Sampai pada tetangga Lucy pun keluar.

"Loh..kau ini temannya Lucy-chan kan?" tanya seorang wanita gemuk yang merupakan salah seorang tetangga Lucy.

Natsu mengangguk. "Iya, aku mencarinya karena ia tidak masuk sekolah hari ini"

"Lucy-chan dan keluarganya sudah tidak disini, nak. Mereka sudah pindah beberapa waktu yang lalu" jelas wanita tersebut.

Deg!

Natsu menahan tubuhnya dengan tangannya ditempelkan dipagar rumah Lucy. Ia begitu terkejut dengan berita kepindahan Lucy yang benar-benar tidak ia ketahui. Belum lagi, Lucy..Lucy sama sekali tidak memberitahukan dirinya.

'Lucy..' batinnya

Wanita gemuk itu hanya memandang Natsu dengan prihatin.

XXX

Tiga tahun kemudian. Natsu sudah bersekolah di Fairytail High School. Ia sedang berjalan dengan seorang pemuda dengan rambut raven.

"Natsu, kau benar-benar rakus" ucap pemuda berambut raven tersebut, melihat Natsu yang sedang melahap habis roti yang sedang dipegangnya.

"Aku butuh asupan yang cukup untuk ulangan matematikanya Laxus, Gray! Harusnya kau juga begitu, dasar mata sayu!" ucap Natsu sambil menghabiskan roti-roti yang telah ia beli.

Pemuda dengan rambut raven tersebut yang sekarang diketahui bernama Gray hanya memandang Natsu dengan pandangan jijik.

Saat Natsu sedang sibuk melahap rotinya, ia tersentak kaget saat mendengar suara yang ia kenal. Ia menghentikan aktivitas makannya dan menoleh kebelakang. Dan alhasil, ia melihat seorang gadis yang sedang berjalan melawan arah dengannya. Ia melihat bahu sang gadis, ia benar-benar bisa mengenali bahu tersebut, dan juga rambut pirang panjangnya yang tergerai indah.

Natsu segera membuang roti yang ia pegang dan mengejar gadis itu. Setelah terkejar, ia meraih tangan gadis itu membuat gadis itu berhenti melangkah dan menoleh kebelakang.

Mata mereka bertemu. Mata indah karamel milik sang gadis dan mata onyx hitam milik Natsu. Natsu membelalakkan matanya.

"Lu—cy.." gumamnya

Sang gadis yang dipanggil Natsu hanya memandang dirinya tanpa ekspresi. Gadis itu mengedipkan matanya beberapa kali dan menyentakkan tangannya yang digenggam oleh Natsu dan genggaman Natsu pun terlepas. Tanpa mengatakan apapun, gadis itu mulai melangkah pergi. Beberapa langkah berjalan, gadis itu menoleh kebelakang dan melihat Natsu dengan pandangan sinis. Dan pandangan itu membuat Natsu tercengang.

Berbagai macam pertanyaan berkecamuk dibenak Natsu. Apa benar gadis yang ia temui tadi adalah Lucy yang dulu? Lucy Heartfilia? Tapi...

.

.

.

.

.

.

.

.

To Be Continued


Keep or Delete? Please Review XD