Time after Time

(sequel spindle tree)

Cast ; Kim Taehyung

Jung Hosoek

All BTS MEMBER

rate : aman

kalau tidak suka YAOI, maaf aku nulisnya Yaoi

kalau tidak suka Vhope, maaf tapi aku cinta mati sama Vhope

kalau tidak mau baca ff vhope, maaf tapi aku nulisnya mau vhope

kalau benci typo, maaf tapi jari-jariku suka lupa diri dan mencipta typo dimana-mana

ini sequel dari spindel tree, pada minta sequel arena ada yang bilang certanya gantung

semoga sequel ini menjawab semua perasaan gantung kalian

"aku harus bilang kalau aku jatuh cinta padanya, dan aku harus pastikan kalau dia mencintaiku juga atau menolak ku, yang paling penting adalah aku bisa mengatakannya, bukan jawaban darinya" ini bukanlah masalah waktu, tapi apa yang diberikan waktu padaku, setelah aku lelah menunggu.

Ada seribu alasan untuk seseorang ketika ingin melepas diri dari rasa kagum, cinta, sayang, atau bahkan benci. Terkadang kedua belah pihak hanya mampu memendam perasaan, hingga masing-masing bertemu dengan orang lain yang yang lebih berani mengambil resiko. Entah belajar untuk melupakan atau hanya sekadar memendam rasa malu dari kenyataan bahwa dirinya tak memiliki keberanian yang sama dengan orang lain tersebut, mereka pun menerimanya, dengan alasan, 'mungkin aku akan bahagia'

Jika ada seribu alasan untuk belajar melupakan seseorang, maka hanya ada satu alasan untuk bertahan memendam rasa. Tapi terkadang, yang satu akan selalu kalah oleh yang seribu, maka disinilah mereka, belajar melupakan, dan terjebak dalam krisis kepercayaan.

Dua tahun sejak Hoseok lulus sekolah menengah, yang berarti tiga tahun sudah sejak pertemuan pertamanya dengan Taehyung, Cinta yang indah dari jauh namun terasa menyakitkan saat dari dekat karena Hoseok bahkan tak mampu meraihnya. Jung Hoseok kini telah memiliki kehidupannya sendiri, setelah lulus sekolah menengah dia melanjutkan study nya ke Jepang, dengan alasan ingin mendapat pendidikan lebih baik. Entah itu benar atau tidak, yang jelas Hoseok memang belajar dengan giat disana. Di Jepang, Hoseok tinggal dengan seorang pemuda manis yang dua tahun lebih muda darinya, bergigi kelinci yang selalu mengikutinya kemana-mana. Yang juga merupakan teman satu kamarnya di asrama.

Hoseok tidak sedikit pun melarangnya mengikutinya kemana-mana, dia bahkan menikmatinya. Setidaknya di jepang, ada seseorang yang bisa dia ajak bicara dengan menggunakan bahasa Korea. Namanya Jeon Jungkook, meski lebih muda, tapi jungkook bersikap seolah dia yang lebih dewasa. Misalnya,

"Hyung, kau harus segera menyelesaikan paper mu, jika tidak kau tidak akan bisa lulus tahun ini"

Atau

'Hyung, sebaiknya setiap kau habis menggunakan kamar mandi, isi kembali bak-nya, kau tau kan terkadang air di dorm kita tidak mengalir dengan lancar"

Dan juga, perkataan manis seperti

"Hyung, pakai selimut mu, jangan terkena Flu, karena aku akan sangat khawatir"

Terkadang juga

"Hyung, aku menyangimu dari A sampai Z, mimpikan aku disetiap tidurmu"

Megingatkan hal-hal kecil, berkata manis setiap malam, memperhatikan Hoseok yang tentu saja membuat hati hoseok menghangat. Dia nyaman, setidaknya pemuda bergigi kelinci ini sedikit membuat dirinya lupa akan cinta masa SMA nya yang dia anggap sebagai cinta satu pihaknya.

Meskipun pada dasarnya Hoseok masih saja sulit lupa.

Taehyung menikmati hidupnya, ini tahun pertamanya masuk kuliah. Dia benar-benar mendapatkan impiannya, saat ini dengan segenap jiwa, dia telah resmi menjadi mahasiswa di KAIST. Bahagia? Tentu saja. Ini impian Taehyung yang dia rajut sejak kelas 5 SD. Yang tidak pernah berubah meski badai tornado mengguncang Korea, taehyung tidak pernah sudi melupakan dan melepaskan KAIST. Dan sekarang, perjalannya tidak sia-sia, dia benar-benar menjadi mahasiswa di KAIST.

Lagi-lagi Taehyung menampar pipinya sendiri, sebenarnya dia masih belum percaya, meski ini sudah bulan kedua dia duduk di bangku di salah satu ruangan belajar yang ada di Universitas KAIST. Sakit. Tentu saja, karena ini bukan mimpi, setelah dua bulan, taehyung bahkan masih menganggapnya mimpi.

Jimin masih sama, dia akan menjemput Taehyung setiap hari, entah itu siang, pagi atau sore. Setiap kali taehyung akan mengawali jam pelajaran di kampus, Jimin akan sangat setia menjadi pendamping Taehyung, asisten pribadi merangkap sopir yang setia setiap saat mengikuti pria itu kemana saja, padahal jelas-jelas Jimin bukan mahasiswa di KAIST. Lebih tepatnya Jimin bukan mahasiswa di Universitas mana pun. Dengan kata lain jimin itu pengangguran setelah lulus SMA.

Jangan Tanya kenapa, Taehyung saja tidak paham, kenapa temannya bisa sebodoh itu.

Yang taehyung tahu, dua hari menjelang ujian SAT dimulai, Jimin menghilang, benar-benar menghilang, bahkan dia tidak meninggalakan sepucuk surat pun untuk orangtuanya, atau bahkan dirinya sebagai seseorang yang sudah kenyang lahir batin menjadi pelampiasan Jimin saat dirinya gundah merana dengan alasan bodoh tentang nilai jeblok dan orangtua yang ingin menjualnya ke pelelangan ikan. Hingga seminggu setelah SAT berakhir, Jimin datang, dengan wajah bodoh dan senyum tersimpul di wajahnya.

Orangtuanya yang khawatir tidak berniat menambah beban Jimin. Pikir mereka Jimin stress karena tidak mau sekolah, padahal Jimin Sangat sehat lahir batin.

Taehyung masih ingat, sore itu saat di rumah sakit dia menjenguk Jimin (Taehyung bingung, kenapa juga orang tua Jimin membawa anaknya ke rumah sakit, padahal jelas-jelas Jimin sangat sehat lahir batin) Jimin berbisik, sesuatu tentang perasaan, Cinta, dan Taehyung.

Dan disitulah Taehyung sadar, meski taehyung sangat unggul dalam hal apapun dengan Jimin, tapi soal keberanian untuk jujur pada perasaan sendiri, Jimin lebih unggul darinya.

Setelah itu, taehyung memutuskan untuk selalu bersama Jimin, apapun yang terjadi. Sebodoh apapun Jimin terlihat,

Karena Jimin lebih berani, jimin bisa menunjukan perasaan yang tak pernah taehyung bisa ungkapkan pada seseorang yang dia anggap sebagai cinta yang bertepuk sebelah tangan.

"Tae apa besok malam kau bisa datang ke taman dekat sungai Han?" setelah menjemput taehyung dari kampus, mereka berdua memutuskan untuk makan malam di salah satu restoran cepat saji di dekat kampus. Alasannya, mereka terlalu bosan makan-makanan korea yang disajikan Kim Seok Jin, teman sekamar Taehyung di apartemen barunya.

Setelah lulus SMA dan masuk kuliah, Taehyung memutuskan untuk tidak tinggal di rumahnya, dan sempat terpikir untuk menggunakan fasilitas asrama yang disediakan kampus, mengingat rumahnya sangat jauh dari lokasi kampus, dan beruntungnya saat masa orientasi dia bertemu dengan Kim Seok Jin, yang dengan baik hati menawari Taehyung untuk berbagi kamar dengan alasan sewa apartemen berdua akan lebih murah. Dan kenyataanya kadang mereka jadi bertiga, karena Jimin sering sekali nebeng menginap disana.

Seok Jin adalah senior taehyung di sekolah dulu, senior paling tampan yang memilki sejuta pesona, yang juga ditaksir oleh Namjoon yang menyebabkan kerusakaan fisik dan mental bagi Jimin, karena entah kenapa setelah Jimin memutuskan bergabung dengan club dance namjoon, jimin disiksa secara harfiah oleh salah satu seniornya yang bernama Hoseok di club tersebut.

Ngomong-ngomong hingga saat ini, Jimin tidak tahu kalau taehyung menyukai Hoseok, begitupun tentang Hoseok yang menyukai taehyung. Mereka berdua memang sangat pintar menyimpan perasaan masing-masing.

"untuk?" Tanya taehyung, yang asik menggigit besar-besar burger sapi ditangannya. Dia terlalu lapar untuk menikmati burgernya dengan gigitan pelan-pelan.

"menonton dance ku tentu saja, memang apalagi" jawab Jimin, sambil mengelap lelehan saus di bibir taehyung, Jimin masih heran, bagaimana bisa lelaki seusia taehyung makan burger belepotan seperti bocah lima tahun

"malas" jawab taehyung tanpa sedikit pun beralih dari burgernya, dia bahkan diam saja saat Jimin menotol mulutnya dengan tissue cukup keras, melampiaskan kekesalnnya atas jawaban taehyung yang tak berperike-jiminan.

"kau ini jahat tahu tidak, namjoon hyung bahkan akan tampil tahu" membuang tissue bekas mulut taehyung ke tong sampah dekat meja mereka, Jimin menjawab sambil menatap taehyung sekilas yang masih asik dengan burgernya yang tinggal separo

"lalu? Jika namjoon hyung datang, apa urusannya dengan ku?"

"astaga tae, jika namjoon hyung datang, pasti Jin Hyung juga datang, setidaknya kau pengertian sedikit kek pada mereka yang sedang bahagia-bahagianya" jawab Jimin, mendelik ke arah Taehyung

Taehyung hanya mencibir, dia memang malas pergi kesana, tugas kuliahnya banyak sekali, dan sudah hampir mendekati deadline, dia pikir tidak ada waktu untuk bermain-main di taman dekat sungai Han di malam hari hanya untuk menonton penampilan dance Jimin atau gaya ngerapp dari pacar teman sekamarnya Kim Seok Jin, iya. Benar. Kim Seok Jin yang tampan itu, orang yang dikejar-kejar Namjoon sejak SMA, telah resmi berpacaran dengan Namjoon sejak dua minggu lalu, setelah Namjoon yang pintar berhasil menarik perhatian Seok Jin yang tampan dengan menyusul Seok Jin untuk kuliah di KAIST juga, padahal Namjoon setelah lulus SMA yang taehyung tahu melanjutkan studi ke jepang bersama Hoseok.

Tapi entah bagaimana, namjoon tiba-tiba berada dikelasnya, memanggilnya, dan bilang kalau dia sekarang kuliah disana, memulai semuanya dari awal. Bercerita tentang namjoon yang tidak cocok dengan pendidikan Jepang, namjoon yang tidak bisa makan makanan Jepang, namjoon yang demam tinggi sehari setelah sampai di Jepang, namjoon yang selalu bolos agar bisa kembali ke korea, dan namjoon yang tidak pernah bisa menghapus seok jin dari ingatnya.

Hingga namjoon memutuskan KAIST adalah pilihan hidupnya untuk mengejar cita-cita, dan karena itulah Seok Jin adalah cita-citanya. Dan nyatanya perjuangan Namjoon tidak sia-sia, karena percayalah Seok Jin pun menyukai namjoon apa adanya.

Taehyung sih senang, meskipun lagi-lagi dia iri pada mereka, tapi dia menahannya, selama ada Jimin disampingnya, dan seok Jin tetap jadi teman sekamarnya.

"jika Seo Jin hyung mau memberiku tumpangan, mungkin aku bisa datang" jawab taehyung datar, entah kenapa burgernya yang tinggal separo rasanya sudah tidak semenarik tadi

Sedangkan Jimin disebrang meja, antusias tidak terkira, tersenyum lebar dan berkata

"bagus, karena aku juga ingin mengenalkan seseorang pada mu disana" dan ucapan Jimin yang terakhir tidak lagi terdengar dengan benar ditelinga taehyung, karena pikirannya saat ini sedang berlari ke Jepang, setiap kali perbincangan tentang namjoon dan Jin, ahirnya memang selalu mengantarkan pikiran Taehyung ke jepang, pada seseorang yang masih dianggapnya sebagai cinta satu pihaknya.

"wah dude, aku tak mengira kau akhirnya memutuskan untuk pulang ke korea setelah tiga tahun" Namjoon excited seperti biasa, setiap kali bertemu dengan Hoseok dia memang selalu excited berbicara dengan keras, sambil memukul-mukul lengan hoseok, ini yang hoseok benci setiap kali namjoon bilang kalau dia merindukannya, bukan masalah rindunya yang dia permasalahkan, tapi ketika namjoon bilang rindu, dia akan duduk disamping hoseok, berbicara keras dan memukul-mukul lengan Hoseok secara brutal. Tangan hoseok jadi sakit kan.

"aku pulang tentu saja, lagi pula mana boleh aku melewatkan traktiran dari mu yang baru saja menjalin cinta dengan seok jin mu yang tampan itu" ledek hoseok, menirukan ucapan namjoon yang tempo hari bercerita dengan lantang melalui telepon, berkata berulang kali tentang betapa tampannya seok Jin, tidak peduli betapa mahalnya layanan telpon internasional dan juga tidak peduli kalau hoseok sebenarnya sudah mendengkur di lima menit pertama telpon mereka tersambung, dan luar biasanya namjoon bahkan tersadar hoseok tidur disebrang telpon setelah dua jam dia habiskan untuk berbicara sendiri di telpon.

"baiklah, aku memang berniat akan mentraktir mu, asal datang saja ke acara kami nanti malam" jawab Namjoon, menyedot Americano dingin didepannya, dan setelah itu memuntahkannya dengan cepat, dia lupa belum memasukan sirup di minumannya, dan Hoseok yang sudah sadar dari tadi hanya tertawa menikmati sikap bodoh dari temannya yang terkenal sangat pintar itu.

Sementara seseoarang disamping hoseok yang dari tadi mendengar dan melihat interaksi dua orang sahabat yang sudah dua tahun tidak bertemu ini, hanya tersenyum menikmatinya.

"dan kau jeon, segitu sukanya kah kau pada si jung ini sampai kau mengikutinya pulang ke korea?" Tanya namjoon, pada orang disamping hoseok yang ternyata adalah Jungkook

"hyung, kau lupa? Aku juga orang korea tahu" jawab jungkook pura-pura ketus. Jungkook memang sudah mengenal namjoon sejak lama, mengingat namjoon pun pernah mengambil kuliah di jepang meskipun akhirnya gagal, mereka dulunya teman sekamar bertiga, namun setelah namjoon memutuskan untuk mengejar cita-citanya di korea, yang kenyataanya cita-cita tersebut adalah seorang kim seok jin, jadilah hoseok dan jungkook ditinggal berdua.

"aku tahu, lagian orang aneh seperti mu mana bisa jadi orang jepang hahaha" namjoon tertawa pada leluconnya sendiri, yang dianggapnya amat sangat lucu, padahal dua orang pria di depannya sama sekali tidak terawa, bingung, mana bagian yang harus mereka tertawakan.

"baiklah, baiklah, aku memang tidak lucu bagi kalian, tapi percayalah, setiap aku main ke apartemen kekasihku, mereka semua tertawa dengan leluconku" ujar namjoon, mengakihri tawanya

Hoseok yang bingung dengan istilah 'mereka' yang dilontarkan namjoon pun bertanya

"mereka? Maksudnya seok jin dan keluarganya?" Tanya hoseok

"jin-ku tidak tinggal dengan keluarganya dan hubungan kami baru dua minggu mana bisa aku langsung bertemu dengan keluargnya, meskipun aku mencintainya tapi mental ku belum sanggup untuk mengahadap sampai ke keluarganya" jawab namjoon, meminum americano yang kini sudah dia tambahi sirup

"oh iya ngomong-ngomong, kau masih ingat si Jimin? Bocah pendek yang cengeng disekolah itu, yang gabung dengan kita di club dance?" Tanya Namjoon pada Hoseok

Hoseok megangguk, bagaimana dia bisa lupa pada pria yang telah membuat dia jengkel setengah mati setiap hari saat dia masih SMA dulu, bagaimana dia bisa lupa pada lelaki pendek yang selalu saja berhasil mengelus-elus poni taehyung-nya yang dia sendiri tidak pernah bisa melakukannya, bagaimana dia bisa lupa pada lelaki pendek yang dia yakini sebagai pacar taehyung hingga sekarang.

"dia juga besok datang, dia sekarang sudah sangat keren, tarian dancenya bahkan sekarang selevel denganmu kukira, Jin bahkan selalu membuat ku cemburu dengan bilang kalau aku kalah seksi dengan Jimin" Cerocos namjoon, Jungkook yang mendengarnya tersenyum girang disamping Hoseok, sedangkan Hoseok hanya memasang wajah datar

"apa Jimin itu juga akan menari?" Tanya Jungkook tiba-tiba, dia masih tersenyum, melihat ke arah Hoseok dan namjoon bergantian

"tentu, aku bahkan akan mengiringinya dengan rapp ku" jawab namjoon antusias, sedangkan hoseok hanya mengaduk-aduk coffee latte nya yang sudah mendingin.

"oh iya dan jungkookie, nanti aku akan kenalkan kau pada Jin-ku dan teman sekamarnya Taehyung, kurasa bocah itu ahirnya mau keluar kamar setelah diancam Jimin dan Jin-ku pada-"

"taehyung? Kim taehyung? KIM TAEHYUNG? Taehyung yang rambutnya caramel itu?" tiba-tiba omongan namjoon disambar begitu saja oleh Hoseok yang tadi bahkan terlihat tidak tertarik dengan pembicaraan setelah nama Jimin disebut-sebut

"huh? Caramel? Maksu – oh iya dulu kan rambutnya pas SMA memang caramel, yah meskipun sekarang sudah tidak sih" jawab Namjoon enteng. Yang justru sekarang meningkatkan antusiasme berlebihan bagi hoseok

"Jadi maksudmu taehyung teman sekamar seok jin? Yang berarti yang kau bilang 'mereka' tadi itu adalah taehyung?" hoseok lagi-lagi antusias, sedangkan namjoon dan jungkook hanya memasang wajah bingung dengan sikap hoseok yang tiba-tiba jadi brutal

"emm iya begitulah, Jin-ku memang tinggal bersama dengan taetae karena mereka satu kampus, kadang Jimin juga menginap dikamar taehyung, dan juga tae-tae sejurusan denganku, jadi mm yah hubungan kami jadi lebih mudah berkat tae, bisa dibilang seperti itu, oh iya kalau dipikir-pikir tae sangat membantu dalam kelancaran hubunganku dengan jin hyung" diakhir namjoon bermonolog sendiri, yang monolognya sukses membuat hoseok kembali antusias brutal bercampur kesal. oh ayolah, apa tadi? Jimin terkadang menginap dikamar taehyung katanya? hoseok hampir tersedak ludahnya sendiri.

"jadi maksudmu, kau sekelas dengan taehyung? Kau sering menghabiskan waktu dengan taehyung? Kau bahkan berarti sering makan siang dengan taehyung? dan si Jimin itu masih berkeliaran disekitar Taehyung?" Tanya hoseok bertubi-tubi, sedangkan jungkook dan namjoon kembali memasang aksi bingungnya

"hmm iya, kurasa hanya makan dan saling mengobrol tidak masalah, lagi pula Jin hyung tidak cemburu, bahkan aku pernah bermalam dikamarnya saat kemalaman mengerjakan tugas, dan jin hyung baik-baik saja saat aku tidur sekamar dengan taetae, padahal waktu itu aku sangat berharap kalau jin hyung akan mengajak aku tidur dikamarnya oh dan si Jimin itu, mereka memang sangat lengket seperti perangko sih hehe" namjoon tersenyum sendiri mengingat kejadian itu, tidak sadar kalau hoseok di sebrang kursinya sedang menahan rasa kesalnya, apa-apaan itu? Tidak cukup dengan sekelas, makan siang bersama dan berbicara sepanjang hari, memanggil taehyung dengan sebutan tae-tae, mereka, namjoon dan taehyung bahkan pernah tidur dikamar yang sama, dulu jimin yang pendek sekarang namjoon temannya, hoseok benar-benar kesal dan lupa kalau kenyataanya namjoon sudah pacaran dengan kim seok jin. Diotaknya hanya namjoon yang dekat dengan taehyung, dia kesal, tentu saja, belum lagi kenyataan kalau keberadaan Jimin sekarang justru semakin lengket dengan Taehyung.

"kenapa kau tidak bilang" lirih hoseok akhirnya, dia benar-benar sedang kesal dan memilih meredamnya dengan berbicara pelan, menahannya, meskipun saat ini yang diinginkannya adalah berteriak sekeras mungkin, tapi dia ingat, disana, disampingnya duduk pemuda manis yang sudah bersamanya selama dua tahun, pemuda manis bergigi kelinci yang tidak tahu apapun, yang hanya tersenyum dari tadi menanggapi kelakukan bodoh dirinya dengan namjoon.

"benarkah? Apa aku tidak pernah cerita?" namjoon yang entah bagaimana sekarang jadi terlihat makin menyebalkan dimata hoseok malah bertanya balik pada hoseok.

"kau tidak pernah mengungkit nama taehyung sedikit pun" jawab hoseok datar

"haha oh iya, aku memang tidak pernah cerita yah, lagipula kupikir kau kan tidak tahu dia juga hahaha" jawab namjoon, hoseok makin kesal, bagaimana dia bisa tidak kenal taehyung kalau sepanjang hidupnya saja nama taheyung rasanya tidak akan mudah dia hapus dari hatinya.

"haha anak itu memang aneh sih, jadi kalau dipikir-pikir kau juga pasti tahu dia saat SMA, lagi pula kau juga kan kenal Jimin, dan si jimin itu memang satu-satunya orang yang sangat mahir dalam menaklukan taehyung, buktinya hanya dengan ucapan 'kimtae kalau kau tidak datang ke taman dekat sungai han, kita tidak usah bersama lagi' aduh aku bahkan sampai sakit perut menahan tawa saat mendengar ceritanya dari jin hyung tadi pagi" ujar namjoon, mendengar itu hoseok semakin merasa dirinya tak berharga, pertama kenyataan tentang namjoon yang ternyata bertemen sangat dekat dengan taehyung sampai-sampai mereka punya acara menginap dikamar yang sama bahkan namjoon sekarang memanggil taehyung dengan panggilan tae-tae duh rasanya kok terdengar manis begitu, andai yang memanggil itu adalah dirinya pikir hoseok., kedua, kenyataan kalau jimin masih ada disekitar taehyung, ketiga ucapan namjoon tentang ancaman jimin pada taehyung 'tidak usah bersama lagi' artinya taehyung takut kehilangan jimin, artinya taehyung dan jimin memang bersama, berpacaran? Dan hoseok setelah itu rasanya ingin kembali saja jepang.

Sedangkan jungkook disampingnya, masih saja tersenyum mendengar kisah yang diceritakan namjoon pada mereka, padanya, dia semakin tidak sabar dengan acara nanti malam ditaman dekat sungai Han, karena jujur saja, setelah hampir satu tahun, rasanya jungkook sudah rindu.

TBC

MAAF. serius. cerita sequel ini memang lebih panjang dari spindle tree, aku juga ga tau gimana saat menulisnya tau-tau sudah sebanyak 25 hal A4. sudah selesai, dan sudah aku post semua di dock, tapi blm di publish. mungkin setiap hari akan di publish sampai selsai, hanya sampai tiga chapter saja kok. hehe

terima kasih yang sudah mencintai spindle tree dan juga yang sudah kesal karena baginya ceritnya gantung. aku tidak bermaksud membuat reader kesal tapi yah mau bagaimana lagi, terkadang apa yang kita harapkan tidak sesuai kenyataan di lapangan.

terima kasih yang mau membaca, memfollow dan mereview

review kalian sangat membangun setiap kali aku mulai menulis lagi, menjadi penyemangat juga, semoga kalian tidak bosan2 meninggalkan komentar dikotak bawah, alias mereviw, terimakasih aku cinta kalian