Pairing: Sasu/Hina always.
Rating: T
Tags: Romance/ Hurt
Disclaimer: All characters in this story belongs to Masashi Kishimoto
Happy reading..
###########################
"Aku merindukanmu.."
Hinata memejamkan matanya erat saat jemari pria dihadapannya itu mulai menelusuri sisi wajahnya secara perlahan.
Entah sudah sudah berapa lama.
Jemari yang tak pernah kehilangan kehangatan untuknya ini terasa lebih kurus, seperti sosok dihadapannya.
Tertampar oleh kenyataan, Hinata mencoba mengelak.
Mengenyahkan perasaan nyaman yang dengan kurang ajar mulai kembali menggerogoti sisi hatinya.
Padahal ia telah bertahan sekian tahun lamanya.
"Sa.. Sasuke kun.. aku.."
"Ssssstt.." Jemari Sasuke menyentuh perlahan bibirnya.
Meninggalkan getar kepedihan yang begitu kentara.
"Setidaknya.. sebentar saja.. izinkan aku kembali memilikimu.. Kumohon.. Sebentar saja.."
Hati Hinata remuk redam saat kedua mata mereka beradu.
Bukan hanya dirinya, Sasuke juga tengah mati - matian menahan air mata.
"Aku mencintaimu, Hime.. selalu.." Bisik Sasuke.
Hinata terdiam.
Namun ia juga menyadari, rasa itu masih ada.
"A.."
.
.
TING!
.
.
"Selamat pagi Tuan Uchiha.. Nyonya Namikaze.."
Beberapa staf berojigi saat menyadari kehadiran dua orang terpenting diperusahaan mereka ada di lift tempat mereka akan masuk.
"Selamat pagi.." Balas Hinata ramah, sementara Sasuke hanya sedikit menundukkan kepala.
"Senang berbincang dengan anda, Nyonya.." Kata Sasuke berbalik menatap Hinata, "semoga proyek selanjutnya Uchiha Corp bisa kembali bekerja sama dengan Namikaze Corp.."
"Tentu Tuan.." Hinata menelan ludah sejenak, "Uchiha.." Lalu menatap lurus kearah Sasuke dan tersenyum, "semoga kita bisa bekerja sama kembali.. jagalah diri anda baik - baik.."
Hinata berojigi lalu menatap lurus punggung tegap pria yang semakin menjauh pergi, sebelum pintu lift menutup kembali.
.
.
.
.
Sasuke memejamkan mata saat laju mobil hitam miliknya bergerak membelah langit malam.
Matanya kembali terbuka, nanar menatap kilatan lampu disepanjang perjalanannya.
Ada rasa enggan untuk pulang.
Ia mencengkram dadanya yang terasa sesak oleh rindu yang menggelora dengan tiba - tiba.
Matanya kembali terpejam.
Menenggelamkan gulita di dalam selimut kabut resah.
Ia takut jika nanti ia membuka mata, bayangan Hinata akan hadir dihadapannya.
Dan ia bisa apa?
Karena ia sadar itu hanyalah fatamorgana.
Hinata yang cantik dan selalu tersenyum lembut menyapanya saat ia pulang ke rumah.
Hinata yang menemani disaat ia jatuh dalam sepi atau terpuruk karena gagal berinvestasi.
Sebutir air mata lolos dari sudut matanya.
Nasi telah menjadi bubur.
Ini bukan takdir.
Ini adalah karma atas segala kepongahannya.
Andai ia tidak melibatkan Hinata dalam pertaruhannya dengan Naruto.
Hinata..
Hinata..
Hinata pasti masih menyandang nama Uchiha.
#Fin
