Disclaimer: NARUTO sepenuhnya dimiliki oleh Masashi Kishimoto
A/n: Hm..hm... ini cuman prolog untuk sebuah genre cerita baru yang ingin di coba oleh author yang (sok) serba bisa ini! #siapuntukdisambit
PRESENTED BY:
AUDREY LANCASTER del CANO
~ The Photographer ~
0o0o0
PROLOG
Konoha, 20 Januari 2010 01.00 A.M
"Ampuun... ampuun... sudaaah... hentikan..."
Jerit memilukan itu terdengar ke seluruh penjuru taman bermain usang di pinggiran Kota Konoha. Seorang pria berumur akhir 20-an meringis kesakitan saat kerikil-kerikil kecil tak berhenti menghujam kepala dan wajahnya. Kedua matanya sudah membiru dan darah segar sudah mengucur deras dari hidungnya, namun hujaman bertubi-tubi kerikil itu tidah berhenti juga. Sekeras apapun dia menjerit percuma saja, disini takkan ada yang mendengar.
"Kau bilang hentikan? Aku tak mau. Lagipula dulu kau juga pura-pura tak mendengar saat aku menjerit kan?"
Suara dingin dan terdengar kejam itu membelah malam yang tadinya sangat senyap. Membuat bulu kuduk pria yang telah babak belur itu meremang.
"Aku minta maaf... itu semua masa lalu... kumohon maafkan aku... akan kuberikan apapun yang kau inginkan... tolong jangan bunuh-!"
'CRASH!'
Sekarang semuanya kembali senyap, seiring dengan ayunan kapak yang menebas leher pria yang telah babak belur tersebut. Darahnya menyebar menguarkan bau amis dan mengotori pasir di taman bermain tersebut.
"Sungguh menjijikkan melihat orang menyedihkan sepertimu memohon-mohon dan menjilat ludahnya sendiri."
Suara dingin itu kembali terdengar bersamaan dengan hembusan angin malam yang menusuk tulang.
"Kau harus merasakan yang sama. Kalian harus merasakan yang sama. Kalian harus..."
Pria itu menyeringai menatap kapaknya yang berlumuran darah. Dia kembali memakai tudung jaketnya, lalu mengeluarkan sesuatu dari sakunya dan mengangkat potongan kepala pria malang tadi dan meletakkan benda itu diantara gigi-gigi mati sang pria malang. Sekali lagi dia menyeringai dan melempar potongan kepala itu. Lalu dia pergi ditelan kegelapan...
0o0o0
Konoha, 20 Januari 2010 07.00 A.M
Seorang gadis berambut pirang platinum dengan mata aquamarine terlihat melakukan peregangan diatas ranjang King Size nya. Sesekali dia menguap dan mengucek-ngucek mata dengan punggung tangannya. Sekarang dia melirik bekernya yang berbentuk buah apel, jarum panjangnya diangka 12 dan jarum pendek diangka 7.
"Hoamh... apa harus pergi sekarang yah? Bukannya kasus lagi sepi? Mending ke kampus ajah deh..."
Gadis itu bersungut-sungut bangun dari tempat tidurnya dan meraih ponselnya di atas meja rias. Matanya membulat saat melihat tulisan yang tertera di layarnya.
20 Missed Calls
"Siapa sih ini... hah... Naruto?"
Gadis 25 tahun itu segera men-dial nomer yang username nya bertuliskan 'Naruto Baka' itu.
"Moshi-moshi Baka! Kau ngapain nelpon berulang-ulang kaya' begitu? Apa! Dimana? Sasuke? Kalau menerangkan yang jelas dong! Baiklah-baiklah aku segera kesana! Jaa.."
Gadis itu segera menekan tombol 'End Call' dan melesat ke kamar mandi. Sepertinya dia tak akan ke kampus hari ini.
0o0o0
"Ohayou... minna!"
"Ohayou... Ino Baka!"
"Naruto! Sadar dong siapa yang baka!"
"Sudahlah Naruto, Ino. Kalian kekanak-kanakan."
Gadis pirang yang bernama Ino itu akhirnya terdiam meski sebelumnya sempat menjulurkan lidahnya pada pria bermata sapphire yang bernama Naruto.
"Jadi, Naruto bilang ada kasus baru. Apa itu benar Sasuke?"
Ino mendekatkan kursinya ke sebuah meja tempat seorang pria berambut raven sedang bertopang dagu disana.
"Naruto benar. Dan ini kasus besar. Kepolisian berjanji akan menjadikan agen detektif kita sebagai mitra tetap mereka jika kita berhasil memecahkan kasus ini."
"Hmm... menarik. Jadi apa kasusnya?"
"Pembunuhan. Naruto tolong ambilkan berkas-berkasnya!"
"Heh... Teme kau jangan seenaknya menyuruh orang yah!"
"Ayolah Naruto baka, ambil kan saja!"
Kali ini Ino yang berteriak memekakan telinga yang membuat Naruto bersungut-sungut mengambil sebuah binder holder berwarna hitam dan menyerahkannya kepada Ino. Ino menerimanya dan mulai membuka-buka isinya. Tiba-tiba matanya membulat sempurna saat melihat foto-foto yang sepertinya diambil di TKP yang belum 'disterilkan'.
"Parah... rasanya aku mau muntah..."
Perut Ino bergolak saat melihat foto sebuah badan yang ditanam di pasir sebatas bahu, dan bagian leher keatasnya...
...buntung
Dan foto selanjutnya tak bisa membuat Ino lebih baik. Foto itu menunjukkan bagian tubuh korban yang telah terpisah, yaitu kepalanya. Ino tak tahan melihat foto yang kedua ini, ia bergidik melihat wajah korban yang dipenuhi lebam dan darah yang mengering. Sebelum dia benar-benar muntah, Ino cepat-cepat menutup binder holder itu.
"Huft... dugaanku sangat kuat kalau ini ulah pshychopath. Jadi apa petunjuk yang telah kita dapatkan?"
Ino menarik nafas dalam-dalam sebelum menyatakan pendapat dan pertanyaannya.
"Identitas pria ini sudah diketahui. Namanya Kidomaru Atsushi, umur 28 tahun, bekerja sebagai seorang bartender di sebuah kelab malam pinggiran bernama 'Snake Soldier'."
"Apa dia sempat bermasalah dengan seseorang atau kelompok tertentu akhir-akhir ini?"
"Menurut rekan kerjanya, Kidomaru tak pernah punya masalah dengan siapapun akhir-akhir ini. Dia adalah orang yang simpel yang malas melibatkan diri dalam hal-hal yang berisiko."
"Apa dia baru saja memperoleh sesuatu yang besar, sehingga membuat orang... iri mungkin?"
"Dia hanya seorang bartender biasa, dan tinggal disebuah rumah kontrakan sempit di pinggiran Konoha."
"Siapa orang yang terakhir bersamanya dimalam dia terbunuh?"
"Seorang sahabatnya yang bernama Jirobou Hisagi, tapi Jirobou hanya menemaninya sampai pukul 11 malam, setelahnya dia mengaku tidak melihat Kidomaru lagi."
"Dan kita tidak punya satupun barang bukti?"
"Kita punya. Kami menemukan salah satunya tergigit pada gigi korban. Ini dia.."
Sasuke mengangsurkan sebuah bungkus plastik transparan berukuran kecil yang didalamnya terdapat selembar...
...Foto yang ditandai garis menyilang berwarna merah...
"Apa ini tidak ada sidik jarinya?"
"Aku dan pihak kepolisian sudah menyisir seluruh TKP dan tidak menemukan satu sidik jari pun. Termasuk pada barang bukti ini."
Ino pun mengangguk kecil, dan kembali mengamati foto tersebut.
"Hmm... kalau tidak salah, pria di foto ini adalah... korban sendiri?"
"Ya, kau memang tidak salah Ino. Itu memang Kidomaru sendiri."
"Lalu apa kendala kita selanjutnya?"
"Foto ini diambil Sang Pembunuh hampir 13 tahun yang lalu..."
# TO BE CONTINUED #
He..he bagaimana pendapatnya? Ini pengalaman pertama author nulis fic bergenre mystery/crime lho...
jadi maap aje yey kalo ceritanya amatiran dan =.='
Apakah fic ini baiknya dilanjutin apa nggak?
Beritahu saya dengan mengklik tombol 'Review' yah...
Audrey ^_^
