Author:

yuunicorn

Genre:

Boys love, Hurt/Comfort

Rating:

PG17

Cast:

Kris Wu

Lu Han

MIRACLES IN DECEMBER: PROLOG

Kris begitu bingung dengan keadaannya saat ini. Dia tidak habis pikir bagaimana dia bisa mencapai padang rumput ilalang, sedangkan dirinya beberapa saat yang lalu tengah berdiri tak jauh dari bibir pantai. Matanya menjelajah sekitarnya. Tidak ada siapapun disana. Dia sendirian ditengah-tengah ilalang yang menjulang hampir sejajar tingginya. "How can I be here?" dia bergumam sambil berjalan untuk mencari jalan keluar dari sana.

"Hahahaha," Langkahnya terhenti. Dia sayup-sayup mendengar tawa renyah seseorang. "Hahahaha," Kris mendengar tawa itu lagi. Dia pun membalikkan badan. Matanya kembali menjelajah hingga manik matanya menangkap samar-samar figur seseorang dari celah-celah ilalang. Jarak mereka tak begitu jauh.

"Hahahaha," Lagi – Kris mendengar orang itu tertawa. Dahinya berkerut. Sekarang dia merasa familiar dengan suara tawa itu. Dia seolah pernah mendengarnya di suatu tempat, tapi entah dimana.

"Hey!" Kris sedikit berteriak untuk menarik perhatian orang tersebut agar menoleh kearahnya. Dia juga berinisiatif untuk menghampiri orang itu. "Hey! Don't you hear me?" Kris kembali bicara, tetapi tanpa berteriak karena jarak mereka sudah dekat. Tidak ada sahutan, tetapi Kris dengan jelas melihat orang tersebut saat ini sedang menatapnya setelah mendengar panggilannya tadi. Sedangkan dia sendiri hanya diam terpaku menatap figur orang itu. Kris ingat betul siapa orang yang berdiri dihadapannya sekarang, meskipun dia tidak mengetahui namanya. Orang itu adalah pemuda yang beberapa saat yang lalu dilihatnya bermain ombak di bibir pantai yang sama dengan pantai yang tadinya dia singgahi.

"K-kau – " Kris akhirnya bersuara, meskipun menggantung dan suaranya terdengar pecah. Sebenarnya dia ingin bertanya siapa gerangan pemuda yang Kris akui berparas cantik itu dan bagaimana bisa mereka selalu berada di tempat yang sama dengan situasi yang tidak masuk akal?

"Hi," pemuda cantik itu menyapanya. Kris diam, membiarkan suara pemuda cantik itu meresap ke dalam indera pendengarannya. Sungguh, tidak hanya tawa, tetapi suara lembut yang keluar dari bibir si pemuda cantik itu rasa-rasanya begitu familiar.

"Do I know you? Or do you know me?" celetuk Kris kemudian. Pemuda cantik itu hanya menanggapi dengan tersenyum simpul. "Hey, aku bertanya padamu!" Kris menuntut sebuah jawaban.

"Menurutmu?" si pemuda manis balik bertanya. Dia langsung berjalan mendahului Kris tanpa menunggu jawaban yang akan dilontarkan pemuda yang jauh lebih tinggi darinya itu.

"Entahlah," Kris mengangkat bahu, lalu mengekori si pemuda cantik. "Tapi aku merasa familiar denganmu," lanjutnya.

Pemuda cantik itu seketika menghentikan langkahnya. Dia berbalik menghadap Kris. "Benarkah?" Kris mengangguk. Si pemuda cantik itu pun tersenyum, tetapi Kris menangkap ada kesedihan didalam senyuman itu.

"Well – I have to go," pemuda cantik itu bersuara lagi, berpamitan. Dia berjalan mundur perlahan. Kris tanpa sadar melangkahkan kakinya kedepan. Tangannya pun terulur kedepan – ingin menggapai pemuda cantik itu.

"Don't go," Kris tanpa sadar memohon. Pemuda cantik itu menggeleng pelan dengan senyum yang tetap terpatri dibibirnya. "Please, don't go," Kris semakin mempercepat langkahnya sampai tak sadar kini kaki telanjangnya kembali menginjak pasir pantai.

"Sampai jumpa," ucap si pemuda cantik untuk terakhir kalinya sebelum menghilang bersama terbenamnya matahari.

TBC OR DELETE?

(kalau TBC, aku tidak janji bisa update cepat karena aku juga sibuk ngerjain skripsi)


Mind to review?

Sankyu.