Durarara! © Narita Ryohgo

Fic ini dibuat untuk kepuasan pribadi semata ._.v


Prolog


"Kau tahu, Izaya, perlakuan orang lain pada dirimu itu seperti cerminan dirimu yang memperlakukan mereka."

Padahal Izaya malas sekali mendengar pidato Shinra tadi pagi.

Tapi kenapa kata-kata itu malah berdengung layaknya lalat bodoh yang dengan bodohnya bisa mengganggu dia.

Izaya menendang kaleng soda yang kebetulan menghalangi jalannya. Pikir sang informan, kata-kata Shinra ada benarnya juga. Buktinya Izaya tidak pernah mengganggu Shinra dan balasan yang ia dapat adalah pengobatan gratis terhadap luka-lukanya. Seperti luka lebam di perut akibat hantaman vending machine ini—

—omong-omong, penyebab lebam awesome itu tengah berdiri di depannya sekarang.

Perlukah Izaya juga menendang Shizuo?

"Halo, Shizu-chan," menyeringai, "aku heran kenapa kita terus-terusan bertemu. Apa ini yang namanya takdir?"

Shizuo memandangnya dengan dagu terangkat, rokok di mulut ia ludahkan kemudian injak, membuat Izaya menyeringai senang.

"Iiiizaaaayaaaaa!"

Dan adegan action itu terulang. Lagi-lagi. Dengan tokoh yang sama. Ikebukuro sudah bosan melihatnya.

Rambu belok kanan menancap di tong sampah terdekat, "Mati kau, Izaya!"

Izaya tertawa-tawa. Pisau lipat ia lempar secepat hantu mengenai balok-balok kayu yang Shizuo terbangkan.

"Masih terlalu cepat seratus tahun, Shizu-chaaaan!"

Izaya menelusup pada gang-gang sempit dimana Shizuo sulit melempar sesuatu untuknya. Dengan lihai tubuh rampingnya meliuk diantara tikungan gang hingga kemudian Izaya merasakan sakit pada lebamnya.

"Aw."

Ia meringis, ambruk sembari memegangi lukanya, "Sialan."

Sang informan mencoba berdiri, namun ambruk kembali karena sakit pada perutnya kini menjalar ke kaki. Efek bertarung dengan Shizuo memang luar biasa dan Izaya tidak memungkirinya.

"Shinra tidak berguna." Umpatnya, berencana mengerjai Shinra besok pagi.

Lalu terdengar gema, langkah berat mendekat pada Izaya yang kini duduk bersandar pada tembok sempit gang. Napas marah Shizuo sampai ke telinga Izaya, membuatnya berdecih lalu menyeringai.

"Aku mencium baumu, I-za-ya-kuuun."

Habis sudah. Kali ini Shizuo pasti membunuhnya.

"Ah, Shizu-chan. Kita bertemu lagi."

Pria pirang terbalut pakaian bartender berdiri di sana, memasang pose ingin berkelahi sampai busuk. Izaya bisa melihat kilat kemarahan menyambar-nyambar di balik kaca mata hitam Shizuo.

"Wah, Kutu, kau nampak berbeda."

Izaya tertawa, "Senang dengan apa yang kau lihat, Shizu-chan?"

Shizuo meremas tangannya, berpikir apakah ia harus melempar sesuatu atau langsung menghajar Izaya yang nampak tidak berdaya. Tapi si Kutu punya banyak akal licik, jadi dia harus berbuat dengan ekstra hati-hati. Shizuo sudah muak terperangkap berkali-kali.

"Mati kau, Izaya."

Izaya memberi seringai busuknya. "Dalam mimpimu."

Tiada sedetik, tiga mata pisau melesat ke arah Shizuo bersamaan dengan pelemparnya berlari pergi. Shizuo dengan enteng menghindari serangan mematikan Izaya, terlalu terbiasa. Kemudian ia mengejar sang informan, mendapati pemuda serba hitam itu terjatuh di jalanan tergenang air.

Dahi Shizuo berkerut, kalau tidak salah dia mendengar Izaya barusan mengaduh. Kalau dia tidak salah dengar.

"Apa yang kau lakukan, Izaya? Bermain-main lagi?"

Shizuo dengan mudah menjangkau Izaya, mencengkeram kuat lengan pemuda serba hitam itu yang entah kenapa terasa amat kurus dalam jemarinya.

"Shizu-chan," Izaya terdengar kesakitan, kalau Shizuo tidak salah dengar. "Kenapa kau tidak membunuhku saja."

Shizuo membuang ludah. "Akan kulakukan, Kutu."

Dan ketika Shizuo menendang perutnya, dunia berhenti.


TBC


apa iniii ;;;;;; shizaya pertama saya, mohon kritiknya! /bow/