Detik itu juga dunia Jongin terasa berhenti tiba tiba. Ketika Ia pergi untuk mencari Luhan, Ia menemukan gadis itu bersama Sehun, mereka berciuman. Di tempat loker kampus.
Itu menyakitkan. Yeah. Mengingat bahwa semua orang tahu kalau dia mencintai Luhan sedari dulu. Dan diatas itu semua, Jongin juga tahu dan menerima kalau Xi Luhan mencintai Oh Sehun.
Well... Tapi setidaknya Ia tidak pernah berpikir bahwa dia akan menemukan mereka berdua dalam keadaan berciuman dan saling mengatakan, 'aku mencintaimu' .
Sehun, dia pria yang dingin, juga termasuk pada Luhan-yang Ia ketahui selama ini. Ia, Sehun dan Luhan berteman sejak SMA. Ia berpikir punya kesempatan mengingat Sehun yang tidak peduli pada perasaan Luhan.
Tapi kejadian itu benar benar terjadi dan seolah menamparnya telak. Ia merasa benar benar sudah kalah. Jongin mengepalkan buku buku jarinya hingga memutih, Ia menggeram kesal sebelum akhirnya berbalik dan pergi keluar kampus. Kemanapun. Yang penting tidak bertemu mereka berdua.
BRUK!
"A-aw! Appo..."
Semua terjadi begitu cepat. Jongin tidak tahu kalau ada seorang gadis melintas dari arah berlawanan dengannya. Entahlah siapa yang salah. Yang Jongin tahu, Ia hanya terdorong sedikit kebelakang, sedangkan orang yang ditabraknya sampai jatuh terduduk. Jongin hanya terdiam belum niat membantu, Ia masih dalam keadaan kesal. Tapi anehnya yeoja itu malah menunduk tanpa ada niatan untuk bangun sendiri atau bahkan marah padanya.
Jongin sedikit kaget saat melihat tubuh gadis berambut sebahu yang ditabraknya itu bergetar dan sepasang lengan milik gadis itu mulai menutupi wajahnya. Jongin menebak, gadis itu menangis. Oy, Tapi kenapa? Apa karena dia jatuh? Yak! Jongin bertaruh kalau jatuh seperti itu tidak akan sampai sesakit seperti di gigit semut ompong kok, apalagi sampai membuat orang ingin menangis.
Jongin gelagapan saat orang orang disekitar mulai memperhatikan dan memandangnya aneh. Ia segera mensejajarkan tubuhnya dengan si gadis, "He-hey, ma-maafkan aku. Sungguh, aku tidak sengaja."
Yeoja itu malah menggeleng gelengkan kepalanya sambil menutupi wajahnya, "Apa ada yang sakit?" tanya Jongin sedikit khawatir.
Yeoja itu akhirnya melepas tangannya dari wajahnya. Dapat Jongin lihat mata gadis itu yang memerah penuh air mata dan yeoja itu menatapnya tajam.
"INI SANGAT SAKIT TAHU! KENAPA MALAH MENGKHIANATIKU HAH? BRENGSEK!" tiba tiba yeoja itu berteriak tepat di hadapan wajah Jongin. Kemudian yeoja itu mulai kembali menangis. Parahnya lebih kencang.
Jongin terjengkang dari posisi jongkoknya, wajahnya mengo tak percaya. Jongin Shocked kuadrat. Yak! Apa apaan ini?! WTH?!
Seketika itu juga Jongin merasakan hawa disekitar menjadi sangat buruk. Ia menelengkan kepalanya sekilas, Hell! Kini semua orang sedang menonton mereka dengan sebagian orang yang Jongin tebak sedang menatapnya curiga.
Jongin meringis sekilas sebelum akhirnya menarik paksa gadis itu untuk ikut berlari meninggalkan halaman kampus. Bersamanya.
.
.
.
"Kupikir ini sangat kurang ajar. Aku benar benar minta maaf." Yeoja itu bangkit dan membungkuk pada Jongin. Ia tampak sangat menyesal. Jongin hanya tersenyum tak enak. Walau sebenarnya didalam lubuk hatinya yang paaaliiing dalam, jujur ia masih merasa sangat sangat kesal.
Mereka berada di taman kota sekarang. Entahlah apa yang membuat Jongin membawa pergi yeoja itu ketempat ini. Ia hanya berpikir dimana Ia dapat menemukan tempat paling nyaman yang dekat dari kampus. Ia pikir yeoja ini sedikit bermasalah, terbukti dengan Ia yang harus menunggu selama tiga belas menit sampai yeoja itu benar benar tuntas dengan tangisannya.
"Tidak apa apa. Hahaha. Aku juga bersalah disini." Jongin menggaruk rambutnya dan sedikit tertawa, 'Walau kau lebih bersalah disini' = yang ini Jongin mengatakannya dalam hati.
"Aku sedang dalam keadaan kesal tadi, sampai sampai aku ceroboh dan menabrakmu." ujar Jongin melanjutkan.
Yeoja itu kembali duduk disamping Jongin. Ia tersenyum canggung, "Aku juga sama. Aku juga sedang sangat sangat sangaaat kesal." ujar yeoja itu dengan wajah yang benar benar kesal.
Jongin tertawa, "Kejadian yang tadi sudah sangat menjelaskan kok. Hahaha." Yeoja itu nyengir hambar, Ia benar benar malu. Sungguh.
"Maafkan aku ya."
"Tidak apa apa."
Jongin dapat mendengar yeoja itu menghela nafas panjang. "Aku dikhianati. Barusan. Oleh pacarku. Kau tahu? Menyakitkan memergokinya tertidur hanya dengan sehelai selimut bersama wanita lain."
Jongin terkejut sebelum akhirnya memberi tatapan kagum pada yeoja manis disampingnya. Ia pun mulai mendengarkan curhatan gadis itu dengan seksama. Entah makhluk apa yang telah merasuki Jongin hingga ia mau repot repot mendengar kronolgis percintaan orang lain. Entahlah, Jongin hanya berpikir kalau mereka... Sama?
Yeah, sama sama Patah hati.
.
.
.
(Jongin's POV)
Dia luar biasa. Woaaa! Bagaimana bisa yeoja itu tahan melihat kekasihnya tidur bersama wanita lain? Ia hanya menampar keduanya dan pergi begitu saja setelah memutuskan hubungannya!
Kalau aku sih pasti sudah membunuhnya. Well, Dua duanya.
"Yah, sebenarnya saat itu aku ingin meludah juga diwajahnya. Tapi sayangnya ludahku itu terlalu berharga untuk jatuh di wajahnya."
Kami berdua lalu tertawa bersama. Dia lucu! Hahaha. Wajahnya manis, tubuhnya mungil tapi ternyata dia sangat sangar. Benar benar menipu.
Tiba tiba kejadian memuakkan tadi kembali berputar dikepalaku. Aku meringis sebal, "Aku juga mengalami hal seperti itu. Sama, itu baru saja terjadi. Tapi aku tidak separah kau. Yeoja yang aku cintai berciuman dengan namja lain." aku tahu, kini sepasang mata bulat itu sedang mantapku antusias. Akupun memasang wajah semendukung mungkin.
"Yah, aku mengerti perasaanmu. Sangat." itu kalimat hiburan yang cukup berguna. Setidaknya aku tidak merasa paling menyedihkan disini. Aku bukan satu satunya orang yang sedang patah hati hari ini.
"Bedanya, Dia bukan kekasihku. Dia yeoja yang aku sukai tapi tidak pernah menerimaku. Intinya, dia tahu perasaanku, tapi dia malah mencintai namja lain. Temanku. Teman kami."
Aku terkejut saat mendengar yeoja ini malah tertawa sebagai respon. Hey! Katakan, Bagian mana yang lucu?
"Kenapa malah tertawa?" aku mengatakannya dengan nada sinis. Ia terlihat memegangi perutnya karena tertawa terlalu keras. Matanya yang menyipit menatapku errr... bahagia?
Hey, dia cantik juga.
"Hahaha. Tidak! Tidak! Hanya saja aku merasa senang, ternyata ceritamu jauh lebih miris dariku! Kkkk." Dia kembali tertawa, "Kau tahu, kupikir cinta sepihak itu lebih menyakitkan daripada diselingkuhi."
Aku hanya tersenyum mendengar jawabannya. "Yeah, kurasa kau benar. Baiklah, kau menang." Dia mulai berhenti tertawa dan tersenyum lebar mengacungkan kedua jempolnya. Kemudian kami pun terdiam untuk beberapa saat.
"Aku tidak tahu kenapa aku bisa berbicara seleluasa ini bersama orang baru. Kupikir kau teman yang baik. Hehehe. Senang bertemu denganmu dan patah hati bersama sama."
Aku menoleh untuk melihatnya. Dia tersenyum lebar. Woa, bagaimana dia bisa berekspresi seolah tidak terjadi apa apa hari ini? Dia benar benar perempuankan? Mengesankan. Kupikir aku harus belajar banyak padanya.
"Tentu. Aku pikir kita punya pikiran yang sama, aku juga tidak tahu bagaimana bisa aku menjadi se-melow ini dihadapan orang baru. Hahaha. Senang juga mengenalmu disaat patah hati."
Dia memandangiku lama. Sepasang mata bulat bening itu memberikan tatapan yang tidak bisa kutebak. Aku menggaruk kepalaku salah tingkah. Yak! Tentu saja aku salah tingkah! Dia mentapku seolah ingin menelanjangiku tauk!
"A-ada apa?" aku bertanya padanya dengan hati hati. Tiba tiba jantungku berdentum dengan tempo abnormal. Yeoja yang bahkan belum ku ketahui namanya itu menatapku serius. Sebelum akhirnya Ia mengeluarkan kalimat sinting yang bahkan orang sesintingkupun tak pernah memikirkannya.
"Bagaimana kalau kita pacaran?"
Gubrak!
Yang itu bukan aku, sungguh! Itu suara jatuh seorang anak kecil yang terjatuh dari sepedanya tidak jauh dari kami.
Menolong? Situasi ini terlalu serius untuk membiarkanku pergi sebentar, berlari dan membangunkan sepeda beserta sang anak yang kini mulai menangis. Intinya, aku tidak berniat untuk menolong. Sorry.
Aku kembali memikirkan kalimat barusan. Hey, Ini sungguh sangat sangat mengejutkan! Sungguh! Sampai sampai rasanya jantungku telah benar benar copot bersama rahangku yang telah jatuh menganga.
Dia gila!
Tapi Dia juga cantik, sih! Ehem.
Oh ayolah... Dia cantik, dan dia menembakku setelah tiga puluh tujuh menit kami berbincang soal percintaan kami yang menyedihkan, yang bahkan aku pastikan yeoja ini belum tahu siapa namaku. Apa kau tidak akan merasa gila? Atau Sinting?
Kulihat dia menggaruk pipi chubbynya kaku dan lebih terlihat canggung, "A-ahahaha. Aku tahu, kau pasti terkejut. Aku juga terkejut dengan ide gilaku yang tiba tiba saja melintas itu."
Aku hanya diam mendengarkan, dia tampak tertawa hambar. "Aku hanya berpikir mungkin kita bisa move on bersama dan mencoba saling membantu dengan berpacaran. Tapiyah, ini terlalu gila memang... Anggap saj-"
Jantungku lagi lagi nyaris copot mendengar alasannya barusan. Dan kurasa saraf otakku ada yang terputus saat sebuah pemikiran gila mulai menari nari di pikiranku.
"Ide bagus! Mari kita pacaran!"
Itu aku yang mengatakannya. Sungguh! Itu bukan anak kecil yang jatuh lagi, ataupun tukang es krim taman, apalagi jangan sampai kalian berpikir kalau suara tadi itu yang mengatakannya adalah ahjusshi tukang kebun di sebelah kami ini! Kali ini benar benar aku! Mungkin dibanding gilanya yeoja dihadapanku, aku jauh lebih gila. Aku pikir ide gila ini sangat keren. Dia benar, siapa tahu aku bisa mulai melupakan Luhan.
Siapa tahu...
Aku menyesal telah menuduhnya gila. Hey, Dia hanya menawarkan hal baik, bukan?
Akupun kembali menatapnya seksama dan kali ini sambil memberikan senyuman termanisku, kini keadaan berbalik, dialah yang nampak menganga imut karena terkejut. Aku mengulurkan tanganku padanya.
"Perkenalkan, kekasihmu... Jongin. Kim Jongin."
Dia makin menganga, aku tahu aku tampan, yeah, siapa yang tidak speechless sih mendengarku mengatakan bahwa aku pacarnya? Hehe. Biarpun dia tampak cengo, tapi yang kulihat dia malah makin tampak terlihat manis? Oh yayaya, bagus! Kupikir ini awal yang baik!
Dia dengan perlahan dan sangaaat perlahan membalas jabatan tanganku. Dan dua detik berikutnya bibir cherry itu mulai merapalkan sebuah nama yang akan menjadi orang kedua yang pernah menjadi kekasihku selama aku hidup 19 tahun ini. Dia...
"Kyu-Kyungsoo. D-Do Kyungsoo."
Manis bukan?
Semoga dia bisa membuatku lupa pada Xi Luhan. Eum, yeah. Semoga.
.
.
.
"Move On?"
by Adetya L. Maharani
.
KaiSoo/KaiDo couple.
.
Romance/Drama.
GENDERSWITCH for ALL UKE. Yang nggak suka cepat menghindar! | SKS | Typo | OOC dll
.
Rated T(een)
.
.
.
.
.
TBC
Preview next chap :
"Kalian sudah pacaran ya? Selamat ya!"
"Jongin. Aku... Maafkan aku."
"Bagaimana kalau kita melakukan kencan pertama?"
"Biasanya orang orang akan melakukan apa saja saat kencan?"
"Yeah, bisa... Biasanya sih Bermain, jalan jalan, belanja, makan bersama, berpegangan tangan, dan ciuma-OAPS!"
Bacotan Author's : Ekhem ekhem. Annyeonghaseyo chingudeul~ *lambailambai* saya comeback loooh! ._. adakah yg kangen? Mwehehehe. Ohya, aku mau ngucapin sesuatu nih... "SAENGIL CUKKHAE HAMNIDA URI TROLL JONGDAE~~~ hehehe *tebarSooman(?)* Hahaha. Semoga semua hal yang baik selalu menyerataimu dan EXO ne?! semoga dirimu makin ctar membahana, ulalala~kkk(?) lah pokoknyamah semoga makin sukses yaa ^^"
Dan Ohya, yang diatas itu Aneh ya? (Readers : bangeeeet) #pundung. Ini baru prolog loh~ bukan chapter 1 yaa. Dan, eum... Judulnya emang ga nyambung. Aku ngarang ngarang aja jadiyah... begitulah. Random bgt. Yaudah deh, yang mau lanjut review ne.
Lanjut = 20.
Cemungudin author pake review eaaa *dikecupBaekhyun(?)* eh maksudnya *ditampolSooman*
Barangkali yang mau nyapa, kenal, atau bahkan ngepens sama author XD :
twitt : adeeeett.
fb : adetya maharanie /adetya maharani II
line : adetyamahar
kakaotalk : adet1009
paiii. and REVIEW.
22 09 13
