Chapter 1 : Darah
Malam itu, malam yang berbeda dari malam biasa. Malam dimana bulan purnama bersinar sangat terang. Cahayanya memasuki ruangan gelap melalui sebuah jendela, dan pada akhirnya mengenai rambut perak seorang anak laki-laki yang berada di ruangan tersebut.
Anak laki-laki itu berdiri membeku di ruangan gelap, memperhatikan sosok yang terkena cahaya bulan purnama. Ia terkejut, sepasang mata onyxnya membesar, dan mulutnya terbuka lebar ketika mengetahui siapa sosok itu.
"T-Tousan?"
Darah mengalir dari sosok itu. Sebuah Tanto tepat menancap di dadanya, merenggut setiap detik waktu hidupnya. Rambut perak yang bercampur dengan darah. Kulit yang sangat pucat, dan sepasang mata onyx serupa yang sudah tidak menandakan tanda-tanda kehidupan.
Anak laki-laki itu berlari dan menghampiri jasad ayahnya. Ia meraba leher dan pergelangan tangan ayahnya, mencoba mencari tanda-tanda kehidupan. Namun semua itu sia-sia. Ayahnya sudah tiada. Ia sudah meninggal.
Air mata jatuh dari sepasang mata onyx itu. ia memeluk ayahnya, tidak peduli dengan bau amis darah yang melekat pada jasadnya. Air matanya bercampur dengan darah ayahnya. Suara tangis keluar dari mulutnya.
Namun tiba-tiba semua itu berhenti. Air mata yang mengalir deras dari matanya berhenti. Suara tangis yang keluar dari mulutnya berhenti. Ia tidak lagi memeluk ayahnya melainkan ia berdiri di depan jasad ayahnya. Chakra berwarna putih menyelimuti tubuhnya, membentuk sepasang telinga dan 3 ekor yang mirip dengan serigala. Mata onyx yang mengeluarkan air mata itu, kini berubah menjadi mata serigala yang dingin, dan haus darah.
Ia melihat ke belakang. Dengan cepat ekor chakranya melilit 2 orang yang sedang menggunakan Meisagakure no Jutsu (jurus bersembunyi kamuflase). Jurus itu menghilang dan memperlihatkan 2 orang Jounin yang memakai hitai-ate berlambang Konoha.
Ia terkejut. Ia mengetahui siapa kedua orang itu. Mereka adalah kedua shinobi yang ayahnya selamatkan dalam misi yang menghancurkan reputasinya.
Ia marah. Ia marah, karena sebagian besar shinobi dan penduduk Konoha mengucilkan ayahnya. Ia marah, karena jasa-jasa yang ayahnya lakukan terlupakan oleh sebuah misi. Dan yang palinng membuatnya marah adalah bahwa ayahnya dibunuh oleh rekannya sendiri.
"MATI KAU!"
Ia membanting kedua shinobi itu ke lantai, mengubahnya menjadi debu yang berterbangan di udara. Membunuhnya tanpa meninggalkan jejak sedikitpun.
Chakra yang menyelimuti tubuhnya perlahan-lahan kembali masuk ke dalam tubuhnya. Anak laki-laki itu merasa lemas, dan akhirnya jatuh di atas jasad ayahnya. Hal yang terakhir kali dilihatnya sebelum ia pingsan adalah...
Darah.
