Disclaimer : Bleach punyaku? Ntar Tite Kubo marah.

Author's Note : Ide yang muncul sesaat. Mungkin garink juga. Ini Fic Bleach pertamaku! Kuketik sambil ngantuk. Gomen deh kalau rada gimana gitu… OOC?? Maybe yes, maybe no!

Enjoy deh!!

Puasa ala anak Kos

By Raeru Nikaido

Ichigo Kurosaki seorang mahasiswa di Karakura University. Cowok berambut orange dan memiliki tinggi badan yang cukup ini memiliki dua orang adik peremapuan. Ayahnya adalah seorang dokter di kliniknya sendiri.

Meskipun mereka hanya tinggal berempat tanpa adanya seorang ibu, Ichigo menjadi lelaki yang mandiri sejak kecil. Hingga saat ini ia sudah menjadi mahasiswa. Ichigo memutuskan untuk KOS dekat universitas demi menanggulangi kebiasaannya yang tak bisa bangun pagi. Meski awalnya Ichigo tak tega melihat kedua adiknya yang tak menyetujui keputusannya itu, tetapi akhirnya ia tetap menjalankan keputusannya itu.

"Huaah…." Ichigo menguap seperti biasanya disela-sela penjelasan dosen.

"Eh, Ichigo! Selesai kuliah kita ngabuburit yuk!" Renji berbisik. Terdengar suara batukkan.

"Apa? Kemana? Ogah ah! Gue ngantuk mau tidur. Lemes gue tadi nggak sempet sahur." Ichigo menoleh ke arah Renji dengan mata yang tinggal setengah dan kepala yang menempel di atas meja gara-gara ngantuk. Terdengar suara batukkan lagi.

"Halah, bentar aja! Dari pada ngant…" ucapan Renji terpotong.

Duakk!! Duakk!!

"Aduuh…" rintih Ichigo dan Renji kompak kaya paduan suara.

"Uhuk uhuk…. Kalian ini ngobrol apa di depan dosen? Kalian itu udah mahasiswa bukan SMA lagi. Uhuk uhuk…" tegur sang Dosen yang sedari tadi berdiri di tengah antara Ichigo dan Renji yang asyik ngobrol. Dan suara batukkan siapa lagi kalau bukan dari sang dosen. Mereka berdua ngobrol tanpa sadar ada sang dosen bernama Ukitake di antara mereka.

"Iya Pak, maaf…" Renji sok rendah hati. Kata orang siapa yang mudah memaafkan adalah orang yang rendah hati. Halah, Renji tak segitu sucinya kok!

Seperti itulah keadaannya. Damai nggak, kacau juga nggak. mereka sedang melaksanakan ibadah puasa. Lumayan beriman juga. Semua orang di ruang itu hanya diam tak bersemangat karena perut kosong. Kecuali Renji tentunya. Dia kan orang berstamina super yang nggak bisa diam. Badannya aja gede. Nnggak tau deh berapa centong nasi yang ia masukkan dalam perut saat sahur tadi.

Tepat di siang bolong, kuliah bubar dan mahasiswa-mahasiswi juga ikut bubar. Tak terkecuali Ichigo dan Renji. Renji memimpin perjalanan. Ichigo mengikuti di belakang dengan langkah gontai. Ternyata ichigo nggak bisa nolak ajakan Renji ngabuburit yang entah ke mana.

"Ren, kita mau kemana sih? Panas gini juga! Cacing diperutku udah kurus tau! Nanti gimana kalau cacingnya dehidrasi?" Ichigo udah pantes kalau dibilang nggak waras melalui omongannya yang udah nglantur nggak masuk akal itu. Penampilan Ichigo sudah seperti pengemis tua miskin yang kelaparan dan berjalan dengan bantuan tongkat.

"Biasa dong ke taman Kota Kurakura tempat nongkrong kita!" Renji semangat. Ichigo hampir tepar.

"Yang bener Karakura, Ren… gue yang laper aja masih ingat di mana kita tinggal kok." Ichigo cinta tanah air juga ternyata. Saking gontainya Ichigo nabrak anak kecil berambut putih.

Plukk!

"Hah, kakak gimana sih kalau jalan? Es klimku jadi jatuh nih! Aku kan mau buka puasa! Ayo cepet ganti!" si anak berambut putih marah-marah.

"Heh, bocah! Jangan nyalahin orang dong! Kamu sendiri kalau jalan gimana? Masa nggak liat ada orang jalan di sini?" Ichigo jadi iku muntap juga.

"Panggil aku Tuan Hitsugaya!" ucap si rambut putih angkuh.

"Hah? Enak aja! Emang lo siapa?"

"Aku ini anak olang kaya. Udah cepet ganti es klimku!" Hitsugaya ngotot.

"Lah, kamu aja orang kaya, beli lagi aja sana! Lagian sekarang kan lagi puasa, ngapain kamu bawa es krim segala?"

"Aku kan masih SD. Jadi boleh dong puasa setengah hali. Mana es klimnya?"

"Emang siapa yang mau ganti! Beli ndiri aja sana!"

"Apaan sih kakak malah-malah? Ental batal lho puasanya."

'Wah, parah ni anak! Masih celat juga berani banget ngancem-ngancem gue. Emang mau bikin puasa gue batal nih. Renji mana lagi?' Ichigo celingukan mencari-cari sosok Renji. Dan ternyata, Renji sudah asyik ngadem di bawah pohon dengan damai. Ichigo sweatdrop. Apa boleh buat, Ichigo memang harus memakai uangnya untuk mengganti es krim si rambut putih. Padahal tuh uang untuk beli es campur buat buka puasa nanti. Udah nggak sepet sahur, uang buka puasa pun ikut lenyap di tangan anak kecil.

"Makasih kak! Sebagai gantinya akan kuwariskan prestasi kakak di masa depan!" teriak anak itu sambil berlari menjauh dari Ichigo. Ichigo cengok. Prestasi apa lagi yang bisa diwariskan dari seorang Ichigo Kurosaki? Untuk masa depan pula. Pasti udah nggak ada manusia yang hidup di zaman itu.

"Apa lagi yang akan terjadi hari ini. Gue pingsan aja deh kalau gini terus!" Ichigo pasrah. Untung saja dia masih selamat sampai tempat kosnya.

"Hai. Ichi! Lama sekali pulangnya? Aku sudah menunggu dari tadi. Aku punya sesuatu untukmu. Tadi aku dan teman-teman mbuat es campur buat berlima. Eh, ternyata kelebihan satu. Buat kamu aja deh. Dibulan yang suci ini, kita harus rajin beramal." Seorang cewek sudah bicara panjang lebar di depan kamar kosnya.

"Iya iya! Terima kasih, Rukia!" Ichigo bahagia seperti dapat warisan tujuh turunan.

Eits! Kok ada Rukia di depan kamar Kos Ichigo?

Tenang saja. Bukan karena ada apa-apa. Rukia juga kos di situ. Kamar Rukia beseberangan dengan kamar Ichigo. Rukia juga tak sendirian. Empat kamar di samping kamar Rukia dihuni oleh Inoe, Tatsuki, Soi fong dan Matsumoto. Tak hanya Rukia yang punya teman kos, Ichigo juga punya. Empat kamar lain di sebelah kamar Ichigo dihuni oleh Renji, Yumichika, Ishida dan Ulquiorra.

-TBC-

-

-

Cukup sampai di sini dulu ya saudara-saudara! Diriku juga sudah mengantuk kayak Ichigo.

Singkat banget ya? Tapi masih bisa lanjut kok kalau masih ada yang minat liat kesialan Ichigo.

Ya udah, sambil menunggu anda Review saya tidur dulu….

Review Yang banyak biar aku bangun!!