"Kamu marah?" kata Sasuke lalu mendesis menahan aduhan sakit di wajah.
Naruto membungkam mulutnya ketika hatinya melolong menyerukan pemberontakan. Kedua tangannya mengepal memohon meninju Sasuke sekali lagi. Setelah sekian lama berlalu dan orang-orang menghinanya atas apa yang terjadi di antara dirinya dan Sasuke, Sasuke baru menanyainya soal ini? Kamu marah? Begitu terdengar sederhana. Untuk menjawab pertanyaan itu, kata 'ya' saja pasti tidak akan cukup.
"Aku udah putus." Kata Sasuke lagi, tiba-tiba.
"Kemarin." Tambahnya tanpa terdengar merasa bersalah.
Jika Sasuke dan Sakura putus, Naruto dan Sasuke bisa menghabiskan waktu bersama lagi. Jika Sasuke tak memiliki siapapun di sisinya, maka di situ lah tempat Naruto berdiri untuk mengisi. Mereka akan memulai kembali apa yang pernah terhenti. Dulu, hanya memikirkannya saja membuat hati meletup-letup. Hanya membayangkan mereka mengobrol berdua saja senangnya tak kepalang.
Sekarang?
Naruto tak yakin. Mungkin setelah ini, Sasuke akan pergi lagi, sama seperti setelah Sasuke mencuri ciumannya. Jika Sakura yang cantik, yang menjadi primadona sekolah saja diputuskan Sasuke, bagaimana dengan Naruto? Yang bahkan tak memiliki unsur kecantikan, yang bahkan tak memiliki satu hal pun untuk disama posisikan dengan Haruno Sakura, sudah pasti Sasuke memiliki sejuta alasan untuk meninggalkan Naruto dengan mudah, tanpa rasa tanggung jawab.
Ini waktu yang tepat untuk berpaling dan menegaskan masa depan apa yang Naruto inginkan. Tidak ingin lagi di-bully gara-gara berbeda. Tidak ingin lagi dijauhi bukan karena kesalahannya sendiri. Semua penderitaan haruslah berakhir. Meskipun di luar hujan, Naruto amat yakin bakal menerjanngnya, dan untuk sesaat melupakan segala barang elektronik yang ada di saku seragam dan tas sekolahnya.
Tapi Tuhan Maha Pengasih. Hinata muncul di waktu yang tepat, berbas-basi mengajak pulang bersama dan membawa Naruto pergi dari Sasuke, bersama payung bermotif kelinci kecil-kecil. Bersama Hinata, melarikan diri itu bukan masalah. Karena adanya Hinata, menjauhi Sasuke itu bukan hal susah. Hinata mendorongnya, Hinata membimbingnya, dan selalu ada Hinata di antara cacian teman-temannya di sekolah. Tapi, tak peduli seberapa Tuhan memamerkan rasa kasih-Nya lewat Hinata, Naruto tak melihat Hinata sebagai waktu yang tepat untuk memulai lembaran baru, bersama orang baru, dan kita akan membuatnya lebih baik.
Karena….
Sasuke si keturunan Uchiha itu, yang amat terkenal sebagai keluarga pewaris tahta tinggi atas harta dan silsilah keluarganya yang masih berhubungan dengan keluarga kerajaan di masa silam, tak menyerah begitu saja, menghidupkan kembali percikan api harapan. Dia datang menyela di antara Hinata dan Naruto, merebutnya dari Hinata, dan aku bisa paham kebingungan Naruto bersama api harapan yang menyala sekecil lillin. Aku, saat menulis ini, tersiksa menahan diri ingin meniup api itu sampai padam, dan akan kucari cara supaya api macam apapun tak akan mampu menyulutnya lagi.
Sebab apa? Sasuke kemudian mencela Naruto, mengolok-oloknya dengan mulut kotornya itu, seakan-akan cibiran yang telah membuat Naruto diolok-olok sepanjang tahun tak pernah dilontarkannya.
Dengan geram Naruto berkata, "Aku akan pindah." Dan aku tahu, pada saat matahari dan langit menyaksikkan Naruto berbicara, mereka juga memujiku atas perlakuanku kepada Naruto, sehingga dia tumbuh menjadi anak yang beradab. Mereka kira, Naruto akan melumat Sasuke dengan kekerasan.
Aku kenal benar Naruto. Berita kepindahan ini sangat melegakan, bahkan seperti hadiah natal. Namun, aku tahu dia juga memendam kesedihan. Ketika dia lanjut berkata, "Ke Tochigi. Ada sekolah kecil yang jauh dari kota. Sekolah asrama. Di gunung." Dengan jeda patah-patah, suaranya bergelombang.
"Kamu bakal ninggalin pacarmu?" Sasuke menimpali, tersirat dari nadanya berita ini bukan satu hal dari sekian hal penting tentang Naruto, tentang persahabatan mereka.
Naruto menatapnya lurus-lurus. Dia dekati Sasuke sampai dadanya menabrak bahu Sasuke. "Aku tidak pernah punya pacar."
"Hahaha…" Sasuke tertawa setengah dipaksakan, dan tak ada yang berkata lagi. Naruto melepas jas di kepalanya, kemudian dia sampirkan di bahu Sasuke, lalu melewatinya seperti angin.
"Bercanda kan?" Sasuke mendengus, seolah ini adalah hari yang sama seperti hari-hari yang lalu.
Amarah yang menggunung, kesabaran yang melompat dari batasannya, dan buah kebencian, mendorong Naruto menghajar Sasuke. Mereka saling baku hantam, di antara ribuan tetes hujan yang aku harap mampu meredam tendensi di antara keduanya. Perih, dingin, dan perasaan yang berkecamuk di antara dua pemuda itu saling bersahutan, keduanya ingin didengar tapi tak pernah mencoba mendengar. Matahari dan langit memaafkanku dalam hal ini.
Ketika mereka berhenti sejenak, rehat hampir kehabisan nafas, tersengal-sengal, juga karena mereka masih dipenuhi nafsu, umpatan dari keduanya pun terhenti.
Hujan kembali turun deras, menjadi gaum di antara desahan nafas, sebuah peringatan dari langit. Mencuci bau amis, dan mengalirkan darah di kemeja putih seragam mereka. Di waktu itulah, pertanyaan ultimatum keluar dari mulut Uchiha Sasuke, "Kalau aku beneran homo, kamu mau apa?"
Naruto ingin berseru, "Raih tanganku! Bawa aku lari sejauh mungkin! Bebaskan aku! Bebaskan dari belenggu ini. Garis batas yang tak nampak, larangan bias, bebaskan aku dari tangan-tangan transparan yang menahan!"
Tuhan tak pernah egois, tapi manusia seringkali bertindak sesuka hati. Kecaman orang-orang, pandangan jahat mereka, dan kata-kata yang membunuh, Naruto tak bisa menahannya lagi. Jadi dia menyimpan kejujuran dan berlalu pergi meninggalkan Sasuke. Keesokan harinya, Naruto tak masuk sekolah, dan di waktu yang sama urusan administrasi selesai. Aku pun bisa membawanya pindah sekolah.
.
.
21/06/18 & 08.54
All characters' name of Naruto belong to Masashi Kishimoto
This story does not make any profit.
"SLOW DANCE WITH YOU"
By Kohan44
Chapter 0: Prolog
.
.
"Halo? ….Ya, ini Uzumaki Karin. ….Oh, Itachi. Ada apa? ….gak. Gak ada Sasuke di sini. ….Aku gak ingin nunggu. Naruto bisa terlambat. ….Ya siapa suruh kelupaan. …iya, iya, iya, bakal aku tunggu sampai Naruto selesai berbenah. ….berisik. sudah dulu teleponnya!"
Ku lempar ponsel ke dashboard mobil sambil mendesis sebal. Tak lama, Naruto masuk. Di pangkuannya dipenuhi kotak dengan tutup berwarna abu-abu dan pita perak berkilauan.
"Udah beres?" tanyaku sembari menyalakan mesin mobil.
"Iya. Siapa tadi yang nelepon?" Naruto memasang sabuk pengaman.
"Oh, Cuma teman kerja." Jawabku acuh tak acuh. Ketika membenarkan posisi spion tengah, aku melihat bayangan seseorang tengah berlari, dan tak perlu berpikir dua kali menebak siapa orang itu. "Ayo, berangkat."
Tuhan Maha Pengasih, karena itu Naruto diberi kesempatan untuk meninggalkan sekolah yang mati-matian dikejar Naruto hanya demi bisa bersama seseorang g*b**k. Saat aku menginjak pedal di hari itu, aku tak tahu Sasuke datang membawa niat kuat untuk suatu hal lain. Bagiku, kedatangannya di hari kepindahan Naruto adalah awal dari kepedihan cinta Tuhan yang orang-orang sebut karma. Biarkan cinta Tuhan mengambil perannya dan menaburi sang pendosa dengan ampunan.
.
.
. "SLOW DANCE WITH YOU"
By Kohan44
Chapter 0: Prolog
.
.
BACA INI!
JANGAN DISKIP : (
BACA INI!
JANGAN DISKIP : (
Halo!
Kohan44 lagi di sini! (baca: Kohansyisyi)
Slow Dance with You ini season kedua dari Somewhere the Wind Is Blowing. Buat pembaca baru, mungkin bakal kurang paham tentang hubungan antara satu karakter dengan yang lainnya di chapter ini, dan mungkin (apalagi) chapter depan. Lebih baik baca dulu season 1, tapi kalau ogah… Hmm aku bisa apa…
Oke, saya ceritakan sedikit tentang season pertama, yaitu tentang Naruto yang kebingungan dengan seksual orientasinya dan bagaimana menghadapi persepsi orang-orang tentang anak SMA gay. Seperti di kisah orisinil Naruto yang dikarang Mang Kishimoto, benang merah ff ini pun tentang Naruto mengejar Sasuke setelah ciuman pertamanya dicuri / ngga woy. Naruto bukan cerita homo/
Maksudnya, sebagaimana kisah orisinilnya, season pertama mengkisahkan bagaimana Naruto menjelajahi kehidupan, melakukan pengejaran, dan menjadi kuat demi meraih cinta Sasuke / cerita orisinilnya gak gitu / yahh… pokoknya semua ini gara-gara satu ciuman, dan season dua bakal bercerita sesuai dengan hints yang ada di season 1.
Terimakasih untuk kamu yang setia membaca dari awal cerita, dan juga buat kamu yang baru baca, juga buat yang bela-belain buka profil saya demi baca ulang atau cari tahu season pertama. I love you, but I love myself more.
UPDATE SETIAP HARI SABTU/MINGGU
So... klik follow!
