A/N: yessh finally, my second fic in Eyeshield 21 fandom! :DD Kali ini Yama x Karin x Takaa XDDD *ngga, bukan threesome, cinta segitiga kok =3=*

sudah lama sekali saya tidak buka fandom ini huhu ;;w;;yoroshiku lagii semuanyaaaaaaa XDDD

btw saya mempublish ini malam hari setelah kecewa dan mengutuk depdiknas gara2 udah susah2 nunggu ampe jam 12, taunya hasil UN baru diumumin jam 10 pagi nanti -_-

well, hope you enjoy!


An Eyeshield 21 Fanfiction © AiNeko-chan

::

All About Us

::

Chapter 1

Dream, and American Football


-o-o-

Menjadi Atlet American Football ternama adalah impiannya..

-o-o-

"Karin-chan, lihat ini! Akhirnya aku dibelikan bola American Football!"

Dia selalu datang padaku dengan senyuman itu.

Saat dia menunjukkan hadiah ulang tahunnya yang keenam padaku, dengan senyum itu. Aku balas tersenyum padanya, dan menanyakan apa dia bisa memakai bola yang belum pernah ia pakai sebelumnya itu.

Dan dia akan menjawab dengan yakin,

" Tentu saja! Aku sudah melihat buku panduan dan pertandingan Amefuto berkali-kali sebelumnya! Aku pasti akan berlatih dan jadi atlet Amefuto yang hebat seperti mereka!"

Saat ia mengatakan Impiannya itu untuk kesekian kalinya, aku kembali tersenyum dan mengatakan padanya untuk terus berusaha menggapai impiannya, dan bahwa aku akan selalu ada bersamanya,

"Mmhm! Terimakasih, Karin-chan!"

Dan aku selalu tersipu saat dia berterimakasih padaku dengan senyuman yang sangat manis dan wajah yang terlihat sangat polos.

-o-o-

.

Ya, menjadi orang yang disegani dalam dunia American Football,

adalah impiannya..

Dan aku tahu, tidak ada yang bisa menghalanginya untuk itu,

Termasuk aku..

.

-o-o-

"Karin-chan! Karin-chan!"

Suaranya lagi, membuatku menolehkan wajahku seketika dan tersenyum mendapati dia berlari ke arahku dengan riang dan tergesa-gesa, dan aku langsung tahu ada kabar menggembirakan yang akan ia sampaikan padaku, jadi aku langsung menanyakan apa yang terjadi.

"Kau tidak akan percaya ini! Akhirnya, ayahku mengizinkanku pergi ke Amerika bersamanya!"

Amerika..?

Aku merasa jantungku berdegup kencang. Dia memang pernah mengatakan padaku bahwa ia selalu ingin pergi ke Amerika, Negara asal American Football, dan mempelajari tentang Amefuto lebih dalam lagi disana. Dan aku memang berkata akan mendukungnya untuk mencapai mimpi itu,

Namun aku tidak mengira saat itu akan datang secepat ini..

"Karin-chan? Kau tidak apa-apa?"

Suaranya membuyarkan pikiranku. Oh, wajahku pasti terlihat sangat jelek sekarang. Tentu saja, aku menahan air mata yang sepertinya akan jatuh sebentar lagi di ujung mataku, namun aku tetap mencoba untuk tersenyum seperti biasa dan menanyakan kapan ia akan berangkat ke Amerika.

"Besok!" lagi-lagi senyum itu. " Kebetulan Ayahku mendapat tugas dinas disana selama 5 tahun. Aku akan berusaha supaya bisa direkrut oleh SMP yang memiliki tim Amefuto yang hebat disana!"

Oh, tidak. Besok? Kenapa dia baru memberitahuku sekarang? Dan lagi.. 5 tahun? Aku tidak bisa menunggu selama itu! Belum tentu juga dia akan pulang setelah 5 tahun kalau dia direkrut SMP ternama disana!

Aku merasa air mataku perlahan jatuh, dan kurasa dia juga menyadarinya, karena setelah itu dia memelukku erat, tindakan yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya untuk orang yang sangat tidak romantis seperti dia.

"Jangan menangis, Karin-chan. Aku hanya pergi sebentar saja kok.."

Sebentar? 5 tahun itu tidak sebentar, bodoh! Mungkin setidaknya itu sebentar untukmu, tapi tidak untukku!

"Aku.. aku berjanji, ketika aku pulang nanti, aku akan menjadi pemain American Football sejati yang bisa membuatmu terkagum-kagum! Aku tidak akan mengecewakanmu!"

Dia melepaskan pelukannya dan menatap wajahku yang kurasa terlihat sangat jelek saat ini karena airmataku dan suara sesenggukan yang tidak bisa berhenti.

"Karena itu, Karin-chan, sampai saat itu tiba.." ia menyeka airmataku dengan satu tangannya, "Tunggu aku, ya?"

Aku merasa wajahku memerah, dan jantungku berdegup makin kencang.

-o-o-

.

Benar, Ini adalah impiannya..

Aku harus mendukungnya, tidak boleh menghentikannya.

.

-o-o-

Aku menyeka sisa airmata yang mengalir di pipiku dengan kedua tangan, lalu menunjukkan senyum lebar padanya,

"Ya, aku akan menunggumu." ,aku balas menepuk pundaknya, "Berjuanglah, Takeru-kun."

Dan hal yang terakhir yang kuingat tentangnya hanya senyum dan ucapan terimakasih terakhir yang Ia ucapkan, sebelum Ia berlari menjauh, memunggungiku, dan pergi ke tempat yang jauh.

-o-o-

Aku tahu aku tidak bisa menghalanginya untuk pergi.

Karena, impiannya, adalah impianku.

.

Cinta pertamaku..

.

-o-o-o-o-

"Karin! Ayo cepat bangun! Kau masih ada sekolah hari ini kan?" panggilan melengking dari Ibunya membuat Karin Koizumi terbangun seketika dari tidurnya, sambil sedikit menggerutu begitu mengetahui saat itu masih pukul 06:30.

Dengan mata yang masih sedikit tertutup, ia melangkah dengan gontai menuju wastafel untuk mencuci muka, dan menatap bayangannya sendiri di cermin saat ia selesai melakukannya.

"Mimpi apa aku tadi malam..?" tanya gadis berambut pirang itu pada dirinya sendiri.

Anak laki-laki berambut hitam kecoklatan,

American Football,

Janji..

"Takeru-kun.." bisiknya lirih.

-o-o-

Karin melangkahkan kakinya memasuki bangunan sekolah berbentuk seperti Istana zaman Romawi itu. Ya, Teikoku Gakuen, sekolah yang bertempat di Osaka, Kansai itu adalah sekolahnya. Dengan langkah gontai, ia berjalan melewati gerbang, menghela nafas kesal (yang disebabkan oleh Ibunya) karena hari itu masih pagi sekali dan belum banyak yang datang, kecuali anggota klub olahraga yang datang untuk mengikuti latihan pagi.

"Karin!"

Karin menolehkan wajahnya untuk mengetahui siapa yang memanggilnya, dan tersenyum begitu mengetahui itu adalah sahabatnya, Yuki.

"Selamat pagi, Yuki-chan" sapanya.

"Ah ya, pagi juga! Kok tumben datang pagi sekali?" tanya gadis dengan rambut hitam panjang itu sambil berjalan di sebelah Karin.

"Ngh, ya.. Okaasan membangunkanku terlalu pagi. Daripada tidak ada kerjaan di rumah, aku datang lebih pagi saja," jawabnya sambil tertawa kecil. "kau juga tumben pagi sekali?"

"Hehe, kalau aku sih.. karena ingin melihat mereka tuh~" Yuki tersenyum mencurigakan sambil menunjuk ke arah lapangan, dan Karin dapat melihat orang-orang yang memakai pelindung dan seragam hitam-putih bertuliskan nomor punggung mereka masing-masing sedang berlatih melempar bola, menubruk sesuatu yang Karin tidak tahu apa namanya, dan berlari zig-zag.

Latihan American football.

Sesaat, Karin langsung teringat pada anak laki-laki itu, cinta pertamanya, dan merasa wajahnya memanas.

"E-ehm, kau tertarik dengan American football, Yuki-chan?" tanyanya segera, kembali ke topik pembicaraan. Sebenarnya itu cuma agar Yuki tidak melihat rona merah yang mulai terbentuk di wajahnya dan menanyakan macam-macam tentang itu, tapi toh dia juga penasaran kenapa tiba-tiba Yuki tertarik dengan amefuto.

"Hah? Tidak kok. Amefuto itu permainan yang berbahaya dan berkeringat, menurutku. Baseball atau sepak bola lebih baik."

"Lalu kenapa—"

"AWAAAS!"

BRUAK

Ucapan Karin terpotong saat sesuatu terlempar ke arahnya dan mengenai tangannya, membuat tas sekolahnya terjatuh dari tangannya dan tergeletak begitu saja di tanah dengan isinya yang berantakan. Karin yang sempat kaget, melihat sekelilingnya untuk mengetahui apa yang baru saja terlempar ke arahnya atau siapa yang melempar sesuatu itu ke arahnya—

—Dan matanya menangkap sesuatu yang berbentuk lonjong, berwarna oranye kecoklatan, dan memantul-mantul begitu saja di tanah.

"Itu bola American Football!" ujar Yuki geram "Siapa yang melemparnya?" ia mengalihkan pandangannya ke arah anggota American football yang sekarang tampak kalang kabut di lapangan.

"Cih, bolanya meleset! Maaf! Tolong lemparkan bolanya kesini!" sahut seseorang yang memegang keranjang bola dari kejauhan, tampak tidak peduli sama sekali bahwa bola itu telah membuat barang-barang Karin bergeletakan begitu saja di tanah.

"HEI! Kau ya! Harusnya kau kesini dulu dan bantu Karin mengumpulkan barangnya yang jatuh gara-gara bola lemparanmu, bodoh! Dasar tidak punya perasaan!" amuk Yuki. Namun, Karin hanya tersenyum grogi dan mengambil bola yang tergeletak di sampingnya itu,

"U-umm.. Ini mesti dilempar kemana?" Karin mencoba bertanya, namun sepertinya kakak kelas yang tadi melempar bola padanya sedang asyik berargumentasi dengan Yuki, dan Karin tidak berani mengganggu mereka, tentu saja. Ia hanya sweatdrop sambil menoleh kesana kemari dengan bingung.

"Kesini."

Seseorang berambut abu-abu panjang melambaikan tangannya, memberi isyarat pada Karin untuk melempar bola ke arahnya, sepertinya.

Setelah menemukan target lemparannya, Karin segera melempar bola yang ada di tangannya tanpa pikir panjang.

"Yaaaah!"

—tanpa tahu bahwa lemparannya saat itu akan membawa perubahan yang besar dalam hidupnya

-o-o-

"EEEEEHH?"

Karin tidak bisa, benar-benar tidak bisa mempercayai apa yang baru saja dikatakan kakak kelas bermata sipit yang memakai seragam amefuto Teikoku Gakuen di depannya. Begitu pula dengan Yuki yang berdiri di sebelahnya dengan mulut ternganga. Apa kata orang ini barusan? Dia bilang, dia.. dia..

"Kami ingin merekrutmu masuk ke dalam Teikoku Alexanders, Karin Koizumi." ,ulang kakak kelas itu lagi dengan senyum yakin. Karin masih tercengang.

"E-ehh.. kalau aku tidak salah, Alexanders itu.. nama tim amefuto sekolah ini kan?" tanya gadis berambut kuning itu ragu. Kakak kelas itu menganggukkan kepalanya semangat,

"Benar! Ini sebuah kehormatan lho, kami sendiri yang merekrutmu masuk ke dalam tim terkenal seperti ini! Kalau kau menerimanya, asal kau berusaha, kau bisa bermain bersama di Christmas Bowl bersama kami, jadi juara, masuk TV, dan jadi terkenal! Sangat mengasyikkan!"

"T-tunggu! Amefuto itu kan olahraga kekerasan! Masa kalian menyuruh Karin, seorang perempuan yang bahkan nilai olahraganya dibawah 70? Apa kalian sudah gila?" ujar Yuki blak-blakan, membuat Karin sweatdrop (walaupun itu memang benar).

"Masalahnya bukan pada kemampuan olahraganya," sahut sebuah suara di belakang kakak kelas tadi. Karin hanya berkedip saat melihat sosok lain yang muncul dari arah tersebut, lelaki berambut abu-abu panjang yang menyuruhnya melempar bola tadi.

"Lemparannya saat melemparkan bola padaku tadi, sangat mengagumkan," lanjut sosok itu. "dan kami memerlukan dia sebagai quarterback Teikoku Alexanders, itu saja. Jadi, aku merekomendasikannya untuk masuk ke tim kami."

Yuki tampak tersentak dan entah kenapa, merona merah saat melihat lelaki itu. Cepat-cepat Ia menarik tangan Karin dan mengajaknya ke pojok ruangan, membuat anggota-anggota Alexanders disana hanya berkedip, bingung.

-o-o-

"A-ada apa sih, Yuki-chan? Kenapa tiba-tiba—"

"K-karin! Lelaki itu.. lelaki berambut panjang itu! Kau tidak tahu siapa dia?" ujarnya penuh nafsu. Karin mengernyitkan alis, bingung.

"Emm.. yang berambut abu-abu itu? Err, tidak, aku belum pernah melihatnya sebelum ini di Teikoku Gakuen. Memang siapa dia?"

Yuki menepuk dahinya, "Aduuh! Dia itu Taka Honjo! Putra dari pemain baseball legendaris, Masaru Honjo! Pemegang rekor lompat jauh untuk tingkat SMU! Katanya dia juga lulus dari Little League* dalam usia 12 tahun! Dia orang terkenal! Masa kau tidak tahu?"

Karin berkedip, dua kali.

"Err, baseball? Lalu kenapa dia ikut American Football sekarang?"

"Mana kutahu! Pokoknya, Karin!" Yuki memegang kedua pundak Karin dengan mata yang membara, "Kau direkomendasikan masuk ke Alexanders oleh orang sehebat itu lho! Jadi, apa kau akan menerimanya?"

".. E-eh? Aku tidak tahu.. Tapi seperti katamu tadi, amefuto itu olahraga yang mengerikan, jadi sepertinya—"

"KAU BISA BERMAIN BERSAMA-SAMA DENGANNYA! DI LAPANGAN YANG SAMA! DI SISINYA! KAU BISA DILINDUNGI OLEH SEORANG TAKA HONJO! A"

"T-tapi, orang itu juga sepertinya tidak ramah dan—"

"INI KESEMPATAN SEKALI SEUMUR HIDUP! _"

"Err, Yuki..?"

"DIA GANTENG SEKALI KARIIIN! AAAH, DIA MELIHAT KESINI! /A/"

….

Karin sweatdrop. Kalau begini sih, sama saja dia bukannya dipaksa masuk Alexanders oleh anggotanya yang tertarik dengan kemampuannya, tapi oleh sahabatnya yang tergila-gila dengan atlet yang termasuk di dalamnya. Lagipula ada apa dengan emoticon aneh yang muncul di setiap akhir kalimatnya itu? -_-

'Jadi ini alasannya ingin melihat latihan pagi klub amefuto..' pikirnya, double sweatdrop.

"Jadi, kau akan menerima tawaran kami atau tidak?" sebuah suara yang bisa dibilang datar tiba-tiba mengagetkan Karin dan hampir membuat Yuki pingsan begitu mengetahui siapa pemilik suara tersebut. Taka Honjo. Entah sejak kapan lelaki itu dan anggota timnya sudah berada di belakang Yuki dan Karin, menunggu jawaban darinya.

"E-emmmm, s-soal itu.. e-ehhh.. err.. anu.. eto.." Karin merasakan hawa tidak enak di belakangnya, dan tanpa menengok pun Karin sudah tahu hawa itu datang dari Yuki.

"Hei, Koizumi~ Kudengar kau jago menggambar dan main piano ya? Jari-jarimu yang lentik itu sangat pas untuk melempar bola lho! Kalau kau bergabung, kita pasti bisa jadi juara dengan mudah!" sahut kakak kelas bemata sipit tadi, dengan senyum meyakinkan, dia juga mengeluarkan aura yang tak kalah mengerikan dengan aura yang dikeluarkan Yuki.

Oke, Karin terjebak di antara Naga dan Harimau sekarang..

"Kariiiin? Kesempatan sekali seumur hiduuuup~?"

"Koizumi-saan~?"

Oh, Tuhan..

-o-o-

"Jadi, ini calon murid baru selanjutnya yang akan direkrut kesini musim panas nanti, Pak. Satu orang dari Amerika, tapi sangat berbakat dalam dunia American football."

Seorang lelaki berjas hitam memberikan seberkas kertas kepada lelaki tua yang duduk di depan meja bertuliskan 'Kepala Sekolah'. Lelaki tua itu mengambilnya dan membaca data murid baru yang terdapat di dalamnya dengan cermat.

"Hoo, mantan Ace SMP Notre Dame yang terkenal itu ya. Kau membawa bibit yang bagus, Masaru. Apa menurutmu dia lebih hebat dari anakmu?"

Lelaki yang berjas hitam tertawa grogi,

"Kita masih belum tahu soal itu, Pak Kepala Sekolah. Tapi sebenarnya aku berharap setidaknya anak ini bisa menyaingi anakku, Taka itu. Akhir-akhir ini dia mengeluh karena di sekolah ini pun, tidak ada yang setara dengannya. Sepertinya dia terlalu percaya diri."

"Hmm, tapi kurasa itu memang kenyataan. Putra satu-satunya dari atlet baseball legendaris sepertimu tidak mungkin tidak berbakat." lelaki yang dipanggil Kepala Sekolah ikut tertawa kecil. "Lalu, tadi siapa nama anak ini?"

Sang lelaki yang dipanggil Masaru tersenyum, "Takeru Yamato."

-o-o-o-o-

To Be Continued..


Author's Note:

*Little league: baseball anak-anak, diambil dari volume 32, Personal History pemain Teikoku sebelum 279th down

Hulaaaaa, it's been a loooong time since I'm junking in this fandom! XDD AiNeko-chan is baaaack! *dilempar gara2 sok ngeksis*

Ehm, yah pokoknya saya kembalii :DD setelah melewati perjuangan dengan darah dan airmata melewati ujiannasionalbrengsek, ujiansekolaahsialan, dan dll yang mengerikan, akhirnya.. akhirnya.. saya bisa kembali ngepost fanfic disini nyuuuuu ;;w;; *peluk FFN* /gaje/

Yak, soal fanfic ini, sebenernya idenya udah lama sih. Sejak pertama liat aku emang udah suka pairing triangle love YamaKarinTaka kedua setelah HiruMamo XD dan begitu dapet ide cerita, sebenernya udah lama saia ingin ngepost disini tapi ga kesampean terus sob sob

Anyway, perkiraanku sih ini bakal jadi fic Multichapter yang panjang, dan identitas Karin yang 'sebenarnya' akan dijelaskan nanti beserta hubungannya dengan Yamato dan Taka XD So, keep reading guys! And don't forget the review, pretty please? *kitty eyes*

Ah, dan baca juga fic kolaborasi AiNeko dengan Asuka Nakamura ya~ HiruMamo dengan judul '3 gifts' XD

Arigatou for reading, and reviewing!