Baekhyun menatap Tiffany yang berdiri disampingnya. Kemudian menatap rumah didepannya dengan tatapan ragu. "Kau serius ini rumahnya, Tiff?" Baekhyun meneguk liurnya kasar ketika temannya itu mengangguk.
"Sudah masuk saja, Baek. Aku dengar dia cenayang yang hebat."
Baekhyun menghela nafasnya, melangkah masuk kedalam rumah tersebut. Ia menoleh dan menatap kesal kearah Tiffany yang tetap berdiri ditempatnya. "Ayo ikut masuk!"
"kau yang butuh, masuk sendiri saja."
Menghentakkan satu kakinya, Baekhyun akhirnya masuk kedalam rumah tersebut. Dengan segala umpatan untuk temannya itu, dan juga jantung yang berdetak cepat.
.
Baekhyun menatap gugup lelaki yang duduk diseberangnya. Dia tidak menyangka bahwa cenayang tersebut sangat sangat tampan. Dengan tubuh tinggi, rambut berwarna hitam legam, mata bulat, hidung bangir, bibir penuh, rahang yang tegas dan telinga lebar yang menawan. Dan karena dadanya yang berdebar kuat, ingin rasanya Baekhyun pergi dari tempat ini.
"Jadi kau ingin populer?"
Menganggukkan kepala pelan, Baekhyun memantapkan hatinya untuk menatap wajah cenayang didepannya itu. Dirinya dibuat semakin gugup ketika cenayang itu menatap dirinya lekat-lekat. "Ya... Aku ingin menjadi populer."
Si cenayang menyipitkan matanya. "Kemari," ia melambaikan tangannya, menyuruh Baekhyun agar mendekati dirinya.
Baekhyun menurut pada perintah si cenayang. Melangkah mendekati si cenayang kemudian berhenti disampingnya. Ketika si cenayang berdiri, Baekhyun kembali berperang dengan jantungnya. Pasalnya tinggi badan si cenayang membuat dirinya merasa kecil. Belum lagi wangi maskulin yang menguar dari cenayang tersebut.
'Ya Tuhan... Dia ini cenayang atau member boyband? Kenapa menawan sekali sih?!"
"Kalau kau ingin populer," si cenayang membalikkan tubuh Baekhyun. "Kau harus membesarkan ini," tangannya menepuk bongkahan bokong Baekhyun membiarkan tangannya bertengger disana kemudian meremasnya pelan. "Dengan bantuan tangan dan bibirku."
Tubuh Baekhyun merinding ketika tangan panas si cenayang meremas-remas bokongnya, belum lagi dengan bisikan tepat pada telinganya.
"Eungh..."
"Panggil aku Chanyeol. Mengerti manis?"
