"Kau tau Kim Namjoon, Yoongi?"
"….? Bukannya aku yang memperkenalkannya padamu?"
"Aku mengiriminya surat." Gadis bersurai pirang itu tampak tersenyum. Baby fat tipis di sekitaran pipinya pun terlihat.
"Surat?"
"Surat cinta."
Sontak saja kedua mata Yoongi membulat, "Aish, kenapa kau kirim padanya? Kau mau di tolak, ha?"
"Tolak?"
"Dia selalu membalas surat cinta orang dengan surat penolakan yang sama. Bahkan surat penolakan itu menjadi legenda! Legenda saking semua mendapatkan hal yang sama. Kalau kau menangis aku tak tanggung jawab."
"Yoongiii! Aish!"
Anemone
Pair: Namjin Slight!YoonJin [GS!Seokjin]
"Terkadang, sesuatu yang dianggap buruk tidak selamanya buruk, bukan?"
Sudah lama sekali Kim Seokjin, gadis bersurai pirang dan hobi makan ini menyukai Kim Namjoon, adik tingkatnya yang terlihat tidak menyukai interaksi dengan siapapun. Laki-laki itu bertubuh tinggi, selalu memasang earphone pada telinganya, dan hanya tertarik jika berbicara mengenai lagu.
Awal mula Seokjin menyukai Namjoon ketika ia secara tak sengaja mendengar lirik rap yang dibawakan oleh adik kelasnya itu ketika festival universitas. Lirik itu benar-benar menyentuh hati Seokjin, tentang mimpi. Dan entah secara kebetulan atau tidak, setiap dia menonton penampilan rap yang dibawakan adik kelasnya itu, selalu saja berakhir dengan haru karena apa yang Namjoon jadikan lirik persis dengan apa yang ia rasakan.
Dan beruntungnya, gadis itu memiliki teman masa kecil seperti Yoongi yang memiliki hobi yang sama dengan Namjoon dan kebetulannya kembali, Yoongi dan Namjoon berada dalam satu grup rap. Hal itu dia ketahui ketika Seokjin bertemu dengan mereka berdua, ah satu lagi Hoseok. Gadis itu mengantarkan kaset Yoongi yang tertinggal secara tak sengaja di rumahnya.
Sejak hari itu, dia mencoba untuk mencari alasan agar setidaknya ia bisa bertemu dengan Namjoon begitu Yoongi ada kumpul grup. Dan semakin lama, perasaan itu semakin besar begitu melihat Namjoon, adik tingkatnya di universitas. Pada akhirnya, Seokjin pun memutuskan untuk mengirim surat pada Namjoon secara langsung.
Dan disinilah Seokjin, tepat di dalam kelas, menunggu detik usainya jam kuliah, ingin segera mendapat surat balasan. Sesekali, gadis itu tampak uring-uringan dan menghela nafas.
"Kau kenapa?"
Sontak saja dia menoleh pada seseorang bersurai abu-abu gelap di sampingnya. Laki-laki itu menatapnya dengan tatapan malas.
"Yoongi, aku gugup sekali."
"Gugup? Ada apa memangnya? Kau ikut pengajuan beasiswa atau apa?"
"Aish, bukan itu. Aku…."
Laki-laki yang ia panggil Yoongi pun menatapnya bingung, "Hm?"
"Kau tau Kim Namjoon, Yoongi?"
"….? Bukannya aku yang memperkenalkannya padamu?"
"Aku mengiriminya surat." Gadis bersurai pirang itu tampak tersenyum. Baby fat disekitaran pipinya pun terlihat.
"Surat?"
"Surat cinta."
Sontak saja kedua mata Yoongi membulat, "Aish, kenapa kau kirim padanya? Kau mau di tolak ha?"
"Tolak?"
"Dia selalu membalas surat cinta orang dengan surat penolakan yang sama. Bahkan surat penolakan itu menjadi legenda! Kalau kau menangis aku tak tanggung jawab."
"Yoongiii! Aish!"
"Sepertinya Yoongi benar."
Seokjin menatap suratnya dengan tatapan nanar. Sungguh dia patah hati. Bibirnya tampak mengerucut dan air matanya berlinang.
To: Kim Seokjin
10-05-xxxx
Cinta? Lupakan Aku. Kalau Mencintaiku, Lakukan hal itu. Aku mohon.
-Han River 16.00-
"Seokjin, oi diman…." , ucapan Yoongi pun terhenti begitu ia melihat Seokjin yang sudah banjir air mata di ruang loker. Laki-laki yang tingginya kalah dari gadis itu sontak saja menepuk bahu si gadis bersurai pirang.
"Kau benar, aku ditolak." Matanya tampak berkaca-kaca.
"Sudah..sudah…." Yoongi pun mengacak surai pirang Seokjin. Melirik isi surat balasan Namjoon yang sedang di genggam si gadis.
"Hiks, aku benar-benar patah hati Yoongi."
"Kau mau apa? Es krim? Ayo kita singgah dulu beli es krim agar kau lebih tenang."
"Terimakasih, Yoongi. Maaf membuatmu repot."
"Tidak apa, princess. Aku tidak ingin melihat kau menangis."
"Kau memang sahabat terbaikku."
Sahabat ya…
Yoongi hanya tersenyum miris.
"Ngomong-ngomong, surat ini…apa setiap gadis yang mengiriminya selalu mendapatkan balasan itu?"
"Ya, seperti kataku tadi."
"Berarti aku tidak spesial ya."
Yoongi menatap Seokjin speechless, "Jadi, itu yang kau pikirkan setelah apa yang dia lakukan padamu?"
"Kau tak lihat, Yoongi? Surat ini aneh ya."
Mata Yoongi tampak menyipit pada isi surat yang tampak krimuk itu, "Hm? Apanya yang aneh?"
"Apa-apaan ini, penulisannya seolah-olah ini quote. Kenapa setiap huruf awalan tebal begini? Dan tanggalnya salah. Ini tanggal untuk besok. Dia payah ah."
"Namjoon memang hobi menulis memakai gaya begitu semenjak baca novel Dan Brown. Dan soal tanggal, mungkin dia..lupa?"
"Novel terjemahan yang besar itu? Yang setara dengan kamus?"
"Ya. Kau bukannya patah hati, Seokjin? Kenapa kau menanyakannya?"
"Entahlah…Hanya saja...kurasa...surat ini memiliki arti lain."
Seketika dia teringat salah satu lirik rap milik Namjoon
Terkadang, sesuatu yang dianggap buruk tidak selamanya buruk, bukan?
Seokjin kini merebahkan dirinya di atas sofa pada ruang keluarga rumahnya seraya menatap surat yang membuatnya patah hati tadi. Dia merasa ada yang aneh dengan surat itu entah kenapa.
Dia pun teringat perkataan Yoongi.
"Dan Brown?" Gadis itu bangkit dari posisi duduknya, menuju ke meja yang di atasnya terdapat sebuah laptop. Seokjin pun mengetik sesuatu pada web pencarian.
"Hee…?"
Seokjin menatap tiap artikel mengenai novel yang disukai Namjoon itu. Ia jarang sekali membaca novel, apalagi novel terjemahan. Hingga salah satu matanya menangkap sesuatu. Gaya pesan tersembunyi ini...
Seokjin melirik isi surat Namjoon tadi, mengambil pena dan menulis sesuatu pada kertas yang ada di atas meja, di samping laptopnya.
"Hm, sepertinya untuk membentuk nama Seokjin tidak mungkin. Aish! Pabbo. Jangan berharap yang tidak-tidak. Dia kan sudah menolakmu….tapi…"
Ditatapnya isi surat itu lagi. Sepertinya Seokjin tidak menyadari kalau Taehyung berada di sampingnya dan kini, adiknya itu bersandar di bahunya.
"Noona ku dan surat cinta, aigoo."
Seokjin pun langsung menaruh kertas remuk itu, menjitak Taehyung.
"Surat cinta apanya!"
"Pffttt….tadi suratnya… lihat noona…lihat…!"
"Jangan memperlakukanku begitu, Tae. Dasar laki-laki tidak pernah memahami perasaan lembut seorang gadis."
"Lembut? Galak begitu."
"Hari ini tak ada makan malam."
Sontak saja, Taehyung langsung memasang ekspresi memelasnya, "Noona, teganya. Ah, ngomong-ngomong sejak kapan Noona membuka begituan? Biasanya buka resep masakan atau online shop." Tanya adik laki-lakinya heran begitu menatap halaman website yang Seokjin buka di laptop.
"Jangan ikut campur, pergi sana." ujar Seokjin cemberut.
"Ah, ya. Surat noona tadi. Aku membacanya sekilas. Romantis sekali."
"Romantis? Romantis apanya, sudah terlihat jelas aku ditolak."
"Noona melihat artikel tentang Dan Brown kan? Apa pacarmu itu menyukai novel itu? Kurasa surat itupun juga menyimpan sesuatu. Lihat-lihat."
"Lihat apanya?" Dengan polosnya Seokjin menunjukkan surat Namjoon tadi.
"Dia bilang kalau cinta dia ke noona tulus."
"Ha?"
"Aku katakan padamu, C."
"C?" tanya Seokjin tampak bingung.
"L,A,K,M,L,A."
"Kenapa dengan itu?"
"Perhatikan polanya, ini Monoalphabetic Cipher." *)
"Mana ku tau yang begituan, jelaskan saja langsung ke intinya."
"Dalam Monoalphabetic Cipher, huruf yang sama dihilangkan. Dia menaruh simbol cinta di antara tulisan Han River ini, sepertinya kata kuncinya cinta. Tidak ada huruf yang sama. Jadi tetap pakai kata kunci itu."
"Haa? Kata kunci?"
"Coba cari saja di internet, Noona. Aku bantu."
Seokjin tampak menatap layar laptop serius.
"Pertama, urutkan huruf C, I, N, T, A. Sudah."
Kedua manik Seokjin menatap layar laptopnya kembali.
"Terus, tuliskan urutan abjad sisanya di belakang huruf C,I, N, T, A."
Taehyung pun nimbrung,"Noona cocokkan, coba huruf yang kubilang tadi."
"Ah. Sebentar."
Seokjin pun mencocokkan apa yang ia dapat dengan alfabet yang disebut Taehyung tadi. "Anemone?"
"Tepat sekali! Lalu, untuk Han River, kau mau ketemu dengannya besok jam 4 sore? Waah. Noonaku yang polos sudah besar."
"Haa?" Aku hanya memandang Taehyung bengong. Adikku ini memang memiliki pemikiran aneh.
"Pacar noona luar biasa. Kenalkan denganku lain kali."
"Sebentar, kau sedang membohongiku?" tanya Seokjin
"Aku membohongi, Noona? Hah?"
"Maksudku, kenapa kau membuat kisah seperti ini?"
Taehyung menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Kisah apanya? orang terlihat jelas dari suratnya kok. Kebetulan aku dan Kookie juga terinspirasi ..jadi… ya, kami sedang hobi-hobinya main kode-kodean karena membaca novel Dan Brown tadi."
Aku spechless.
Sejujurnya, aku benar-benar tak paham dengan pola pikir Taehyung.
Dan apa-apaan Kookie pacarnya itu juga ikut-ikutan?
"Ah, ya. Temui saja besok pacarmu, noona. Terus apa….apa…..kau benar-benar tidak ingin memasak?" ujarnya kembali, bersiap merayu kakak perempuannya itu dengan tatapan memelasnya.
"Pacar apanya? Berhentilah merengek atau aku tidak akan memasak, Tae." ujar Seokjingalak.
Sejujurnya, Seokjin masih penasaran dengan perkataan Taehyung kemarin. Jadi, dia pun mengikuti saran adiknya untuk menunggu di tepi Sungai Han tepat jam empat sore. Sekarang, sudah lebih dari tiga menit. Dia entah kenapa merasa benar-benar dikerjai Taehyung. Pulang nanti, Seokjin akan menghajarnya. Ia pun beranjak dari posisi duduknya, dan begitu hendak berbalik, tiba-tiba…
"Kau mengetahuinya ya, Sunbae?"
Kim Namjoon. Laki-laki dengan tinggi 181 cm, bersurai hijau tosca, dan memiliki dimple yang membuat dirinya gemas sedang berdiri di hadapan Seokjin.
Ia pun terdiam di tempat. Masih tak percaya. Tae benar. Apa?Tae benar?
Seokjin pun menghela nafas, mencoba menatap Namjoon. "Mengetahui apa?"
"Pesan tersembunyi….di surat itu."
"Ah….ya..mungkin….." Dia mengalihkan pandangannya dari tatapan Namjoon. "Anemone. Pesannya, cinta yang tulus?"
Namjoon tampak tertawa kecil, menampakkan lesung pipinya sekali lagi.
"Sunbae benar. Aku sangat senang karena dirimu yang berhasil memecahkannya dan….tidak menyerah terhadapku. Jadi…."
Namjoon menggenggam tangan Seokjin dan ciuman pun mendarat pada kening Seokjin.
"Terimakasih telah bersabar memecahkan pesan itu. Aku mencintaimu."
Terkadang, sesuatu yang dianggap buruk tidak selamanya buruk bukan?
"Jadi, Namjoon? Apa semua gadis mendapatkan pesan seperti itu?" tanya Seokjin begitu mereka berada di perjalanan pulang.
"Ya, hanya saja kata kuncinya berbeda. Aku memberikan kata kunci cinta karena aku mencintaimu."
*)
Monoalphabetic Cipher: Salah satu bagian dari kriptografi klasik, dimana pergeseran tergantung kata kunci. kata kunci disini cinta, jadi susunan alfabet ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ dicocokkan dengan CINTABDEFGHJKLMOPQRSUVWXYZ. Jadi CLAKMLA kalo di terjemahin menjadi ANEMONE. CLAKMLA pada surat itu sendiri merupakan Steganografi alias pesan yang disembunyikan.
Cuap-cuap:
laxyovrds Terimakasiih.
hyunhima Memang agak sulit dimengerti /? #plak
kim joungwook Mengambil sisi pemalu namjoon (?) makanya ya gtu #gak.
94shidae Memang agak puyeng tapi Kripto ma Stegano menarik XD. Mungkin suatu saat mu bakal tertarik? XD. Iyaa. Yoongi naksir Seokjin, tapi Seokjin pilih Namjoon #ea
Aiko Vallery Terimakasiiih ^^
Nam-SuPD Iya. Bangtan emang hobi kode :'. Apa mu juga suka baca Da Vinci Code? Stegano ma Kripto disana menarik XD. Sama nih. Pas aku baca cara mengkode nya ada cipher nya segala. Teringat Chyper deh.
Terimakasih atas review dan Fav nya. Always Keep Faith ^^)9
