Title: SECRET
Chapter : Chapter 1
Hei hei, saya kembali lagi :v ini FF pertama saya setelah absen sekitar 2 tahun lalu, ceilah baru juga 2 bulan absen :v maaf kalau jelek dan berantakan, maklum masih bego :v
Maaf kalau ada typo atau kesalahan penulisan kalimat ^_^ Saya hanya manusia biasa :v
Happy Reading dan tolong tinggalkan jejak kalian :D
SECRET
Genre : Romance,Action
Boys x Boys
Cast : Infinite
R&R
Happy reading,readers ^_^
xXx
.
.
Braakkk!
Seorang pria dengan tinggi diatas rata2 terhempas menghantam loker dengan kerasnya. Seolah bunyi tadi menandakan akan ada beberapa tulang nya yang retak. Semua mata yang melihat hanya bisa menulikan telinga mereka dan membutakan mata mereka melihat kondisi yang sudah tak asing lagi di kelas itu. kelas 2-1. Sementara pria dengan name tag Lee Sungyeol itu mencoba berdiri sambil meraih kacamatanya yang retak. Ia meraba2 sekitar dengan pandangan nya yang kabur. Sementara tangan kirinya mengusap bibir lembutnya yang mengucurkan darah akibat luka kecil disana.
"aish! Kau selalu membuat ku kesal! Berdiri sekarang. .palli. . "
Sungyeol menajam kan matanya melihat seorang pria tinggi dengan tangan terkepal yang menatapnya dengan pandangan jijik. karena merasa lama ia mencengkram kerah seragam Sungyeol dan menariknya berdiri hingga mereka berhadapan satu sama lain.
"berapa kali aku katakan. .jangan berani sekalipun kau mendekati Da Yul! Dia itu pacar kU! Apa telinga mu tuli ha!? Atau kau benar2 terlalu idiot untuk mencerna kata2ku!? "
Sungyeol menundukkan kepalanya. Ia mengingat pagi ini Da Yul mendekatinya dan menanyakan soal fisika padanya. Hanya saja Da Yul yang menyukai nya bersikap terlalu berlebihan dengan bersandar atau melakukan skinship yang membuat orang berfikir hal2 lain. padahal Sungyeol bahkan tak punya sedikitpun perasaan pada wanita yang terkenal dengan julukan dewi Hera itu. seorang wanita playmaker yang bisa melakukan apapun yang ia inginkan, dan jika keinginan nya tak diperoleh ia dengan mudah mengutus pria bodoh bernama Kang San yang menyukai nya mati2an ini.
"aku. .aku tak mendekatinya. .dia. .dia yang. . " Sungyeol mencoba membuka mulutnya dengan terbata bata. Mata tajam Kang San seolah menusuk keberanian nya.
"jadi kau ingin mengatakan bahwa kekasih ku yang ingin mendekati mu begitu. .? "
"aniyo. .bukan bukan. .maksud ku. . "
Kalimat Sungyeol terhenti disana. Hanya teriakan kesakitan nya yang mengisi kesunyian pagi dikelas 2-1 sebelum akhirnya bel tanda masuk berdering dengan keras.
.
.
Sungyeol melangkah dengan gontai memasuki ruangan besar yang berhiaskan prabot yang serba mahal dengan nuansa modern eropa yang sangat mempesona. Ya, tak ada satupun teman sekelas nya yang mengetahui bahwa ia dengan penampilan nya yang culun, model rambut klimis dan pakaian longgar dengan kacamata tebal ini merupakan anak seorang pengusaha paling terkenal dan terkaya di Korea Selatan. Ayahnya merupakan seorang pengusaha handal yang beberapa kali memuncaki peringkat satu majalah Forbes Korea untuk pria terkaya dan berkuasa disana. Sungyeol sempat melirik sekilas pada foto besar yang terpajang didinding ruang tamu. Foto 3 orang yang sedang tersenyum bahagia. Ayah nya, ibunya dan Sungyeol sendiri. Foto yang diambil sekitar 10 tahun lalu itu membuat nya terenyuh. Matanya berkaca kaca melihat senyum tulus ibunya yang berdiri disamping nya. senyum yang tak bisa ia lihat lagi selamanya. Ibunya meninggal hanya sebulan sejak foto itu diambil akibat kecelakaan yang mengenaskan. Sejak saat itu pula lah, kasih sayang yang pernah ia rasakan seolah menguap. Ayahnya menyibukkan dirinya dengan pekerjaan yang tak ada habis nya. terkadang ia hanya berada sekali dirumah dalam jangka waktu sebulan. Orang2 berbisik mengatakan bahwa tuan Lee yang berkuasa menyibukkan dirinya untuk mengusir rasa remuk dihatinya sejak kematian istri yang sangat ia cintai. Air mata kembali meleleh perlahan dari mata Sungyeol. ia mendekati meja makan dengan malas nya dan mulai memakan hidangan yang tersedia disana dengan perlahan. Ia tak lagi memperdulikan rambut acak2an, kacamata pecah serta baju seragam nya yang awut2an. Ia hanya menyendok nasi nya dengan air matanya yang berbicara dalam sepi.
"aigoo. .tuan muda. .apa yang terjadi pada mu? " suara yang tak asing itu menyadarkan Sungyeol dari lamunan nya. ia melihat wanita yang sudah menjadi pengasuh nya selama 17 tahun itu melihatnya dengan pandangan iba. Air matanya jatuh.
"eomma. .apa salah ku. .? mengapa nasib ku selalu berakhir seperti ini? " lirihnya pada wanita yang selalu ia panggil ibu itu. karena sudah memberikan nya kasih sayang seorang ibu selama 10 tahun ini.
Wanita paruh baya itu mendekat dan memeluk Sungyeol dengan penuh haru. Ia selalu menyaksikan Sungyeol pulang dengan keadaan yang sama. Ia memeluknya dengan penuh kasih, seperti seorang ibu yang berusaha menenangkan anaknya yang menderita.
"aigoo. .anak ku yang malang. .mengapa mereka selalu jahat pada mu? Kajja. .aku akan menemui tuan besar untuk memberitahukan masalah ini. Kau harus pindah sekolah. Oh. Dengar kan saran ku walau kali ini tuan muda. Ini semua demi kebaikan tuan muda. . "
"akan sama saja . .aku sudah pindah sekolah sebanyak 3 kali dan semua berakhir sama. .aku lelah eomma. .aku hanya ingin bersekolah dengan tenang. .mengapa mereka menyakitiku sedemikian rupa tanpa aku melakukan kesalahan apapun. "
Wanita paruh baya itu menggeram kesal. Kalau bisa ingin rasanya ia datang kesekolah itu dan memukuli anak2 yang menggangu tuan muda nya. hanya saja Sungyeol tak menginginkan hal tersebut. Bahkan identitas nya saja ia sembunyikan. Ia pernah berkata dengan polos nya bahwa ia ingin menemukan teman yang mau berteman dengan dirinya apa adanya, tanpa melihat status keluarga dan kekayaan nya. benar2 niat yang tulus dari seorang anak muda yang seharusnya bisa melakukan apapun dengan uang ayah nya. meskipun akhirnya, kepedihan yang selalu mengikutinya.
.
.
xXx
"aku berangkat. . " seru Sungyeol perlahan kearah ibu asuh nya yang memandangnya dengan penuh rasa khawatir itu. wanita paruh baya itu mengikuti mobil yang mengantar Sungyeol menjauh. Kemudian ia melangkah tergesa gesa kedalam rumah menuju telepon rumah. Jarinya dengan cepat menekan tombol angka2 yang menghubungkan nya pada seseorang.
"hallo. . " suara berat itu terdengar berwibawa diseberang sana. Wanita paruh baya itu menelan liur nya.
"tuan besar. .saya ingin menyampaikan sesuatu. . "
.
.
xXx
.
.
"Sungyeollie. . . " seru suara manja itu dengan intonasi menggoda nya. Sungyeol yang baru sampai didepan gedung sekolah melihat seorang wanita dengan rambut panjang dan wajah nya yang cantik tersenyum genit kearah nya. Da Yul. Sungyeol melengos dengan segera. Ia mempercepat langkah nya menuju kelas. Ia tak ingin lagi merespon wanita itu untuk kebaikan nya sendiri.
"hei Lee Sungyeol. .apa kau mau mati? "
Sungyeol sontak menghentikan langkah nya. ia menoleh kearah suara dan melihat Kang San sedang berdiri disamping Da Yul sambil meletakkan tangan nya dipundak wanita yang sedang tersenyum penuh kemenangan itu. tangan Kang San bergerak memanggil Sungyeol untuk bergerak kearah mereka berdua. Sungyeol menggigit bibir nya. ia dengan lunglai menuju kearah sejoli itu.
"ada apa Kang San.? " tanya Sungyeol lemah. Ia bahkan tak berani menatap pria itu secara langsung. Pria tinggi dengan wajah lumayan tampan itu melepaskan rangkulan nya pada Da Yul dan mendekat kearah Sungyeol.
"apa kau tuli? Mengapa kau tak menjawab ketika kekasih ku memanggil mu hm? "
Sungyeol kebingungan. Ia memang bingung melihat sikap Kang San padanya. Kalau ia menjawab panggilan Da Yul ia akan dipukuli. Namun ketika ia tak menjawab ia tetap akan dipukuli.
"bukankah. . "
Plakk!
Tangan Kang San dengan cepat memukul kepala Sungyeol. membuatnya meringis kesakitan.
"apa? Apa yang ingin kau katakan hm? "
Sungyeol tak sempat membuka mulutnya ketika dengan cepat Kang San kembali memukul kepala nya dengan keras hingga membuat nya nyaris terjatuh.
Air mata Sungyeol perlahan menetes. Kang San tersenyum mengejek melihat itu.
"aigoo. .seperti banci saja. kau hanya bisa menangis. Pria rendah. Kajja. .kita pergi sayang ku"
Ajaknya pada Da Yul yang masih berdiri melihat pemandangan itu dengan acuh nya. ia menganggukkan kepala nya dan mengikuti tarikan Kang San. Meninggalkan Sungyeol yang masih menundukkan kepala nya. berusaha menghentikan air matanya yang semakin menjadi. Ia benci dirinya yang sama sekali tak bisa melawan kekejaman yang orang lakukan padanya.
"gunakan ini. . "
Sungyeol sontak mengangkat kepalanya melihat sebuah tangan mengangsurkan sapu tangan pada nya. ia melihat seorang pria muda dengan mata tajam penuh percaya diri dan sedikit rasa angkuh memakai jaket jeans lusuh berdiri didepan nya. ia menatap bingung pada pria penuh kharisma itu karena ia sama sekali tak pernah mengenal atau bahkan melihat pria itu dilingkungan sekolah nya.
"nugu. . "
"jangan khawatir. .aku tak berniat mengganggu mu. .gunakan ini. " angsurnya sekali lagi. Sungyeol menyambutnya perlahan.
"gomawo. . " lirih nya. pria itu tersenyum kecil. Ia melangkah pergi dengan cepat kearah ruang administrasi sekolah dengan gayanya yang terkesan rapi dan tertata untuk seorang siswa.
Sungyeol hanya menghela nafas nya. baru kali ini ada orang yang mau berbicara pada nya disekolah itu. membuatnya merasa sedikit bersemangat dan melanjutkan langkah nya dengan pasti ketika bel berbunyi dengan kencang nya.
.
.
"Hei Yeollie. . " panggil suara itu dengan nada mendesah nya. Dengan ngeri Sungyeol melirik kearah meja disebelah nya dan menemukan Nam Woo Hyun disana dengan wajah berseri nya.
"anyyeong. . " sapa nya lagi. Sungyeol mengangguk kan kepala nya. Nam Woo Hyun. Satu lagi pria yang sangat suka mengganggu nya. hanya saja bukan dalam konteks membully. Namun dalam hal perasaan. Kalau bisa dibagi, Kang san adalah pria yang suka melukai fisik nya, sedangkan Woo Hyun adalah pria yang bermain dengan psikis nya. ya, Woo Hyun adalah seorang Gay yang sangat populer disekolah nya. ia memiliki gang sekolah yang berada diurutan kedua setelah Kang San. Mereka pernah bertarung sekali dan hasilnya adalah imbang. Sejak saat itu antara Woo Hyun dan kang San tak pernah berseteru lagi. Woo Hyun adalah pria tampan yang penuh kharisma dan aura artis yang sangat kuat. Senyum nya yang manis mampu melelehkan setiap wanita maupun pria abnormal yang melihatnya. Ia sudah "mencicipi" hampir semua pria yang ia mau disekolah itu dan hanya Sungyeol lah mangsa terberat nya. Lee Sungyeol, bahkan saat ia sudah berhasil melepas semua pakaian pria itu di toilet namun Sungyeol dengan mati2an mempertahankan tubuhnya dengan segala macam upaya. Satu hal yang baik dari Woohyun adalah, pria ini tak sanggup melihat korban nya menangis. Saat ia melihat air mata yang jatuh, ia akan mengela napas nya dan bergerak meninggalkan korban nya. ya. Air mata adalah senjata utama Sungyeol ketika tangan2 mesum Nam Woo Hyun mulai melingkar dibalik ikat pinggang nya.
"annyeong. . " menjawab sapaan Woo Hyun padanya. Woo Hyun memamerkan senyum manis nya.
"hei, kau sebenar nya terlihat manis jika diperhatikan sedikit lebih lama Yeollie. . " rayunya. Sungyeol melengoskan wajahnya. ia sudah cukup merasa menderita hari itu akibat perbuatan Kang san padanya. Ia tak ingin menambah deritanya dengan perlakuan Woo Hyun padanya nanti. Ia melirik kearah bangkus diseberang nya. disana ia melihat tatapan Kim Sunggyu yang menatap pilu pada nya. Sungyeol menelan liur nya. ia dan Sunggyu memang bukanlah org yang pernah bertegur sapa, namun satu sekolah sudah mengetahui bahwa Sunggyu sangat menyukai Woo Hyun sejak dulu. ia bahkan rela menjadi pelampiasan nafsu Woo Hyun dimana pun jika pria itu menginginkan nya. bisa dikatakan ia bagaikan gundik atau selir bagi seorang raja bernama Nam Woo Hyun. Dulu Sunggyu adalah orang yang duduk disebelah nya, namun sejak Woo Hyun gagal memperkosa Sungyeol ia menjadi penasaran pada pria berkacamata itu dan menyuruh Sunggyu untuk bertukar tempat dengan nya. Sunggyu sendiri bukanlah pria jahat dengan kelakukan mengerikan. Ia bahkan bersikap sangat lembut seperti seorang ibu. Ia selalu tersenyum pada siapapun, bersikap ramah pada siapapun. Kecuali pada Sungyeol tentunya. Hanya saja sampai sekarang Sunggyu tak pernah menjahili atau membully nya kecuali hanya menatap nya dengan pandangan marah atau pilu. Sungyeol menggeser bangkunya menciptakan ruang antara himpitan badan Woo Hyun pada nya. walaupun hal kecil, tapi ia ingin membuat Sunggyu mengerti bahwa ia sama sekali tak pernah berusaha mendekati atau menerima sikap Woo Hyun pada nya.
"wae. .mengapa kau menjauh? Padahal aku sangat suka menghirup wangi parfum yang kau gunakan. " ucap woo Hyun sekali lagi dengan nada menggoda nya.
"aku ingin sekali membuka kemeja mu sekarang. .melepas celana yang kau gunakan dan mencumbu mu dengan semua kekuatan ku. .aku yakin kau akan menyukai nya Yeollie. .sekali ini saja. .menyerahlah pada ku. Aku akan memberikan kepuasan pada mu. "
Sungyeol bergidik ngeri. Ia semakin merenggangkan jarak mereka. Woo hyun yang menyadari itu hendak menggeser bangku nya namun keberuntungan masih berpihak pada Sungyeol, saat itu Cho Songsaenim memasuki ruangan. Rupanya yang galak sontak meredakan keriuhan yang sedang terjadi dikelas itu.
"buka halaman 127, yang meninggalkan diktat nya segera keluar dan lari lapangan 50 x. Atau aku akan mengurangi nilai kalian sebanyak 78 point. " ucapnya perlahan namun sontak membuat seisi kelas bergidik ngeri. Kesenyapan seolah berkuasa disana hingga bell istirahat berbunyi.
.
.
xXx
Sungyeol meraup mie ramen dengan sumpitnya penuh rasa malas. Ia melihat suasana kantin yang ramai dengan masing2 siswa yang berkumpul satu dengan yang lain nya. sementara ia, seperti biasa hanya sendiri. Tanpa seorang pun yang mengijinkan nya untuk bergabung atau semeja dengan nya. kadangkala hanya Kang San yang datang untuk menumpahkan makanan sisa keatas makan siang nya atau Woo Hyun yang memasang perangkap2 godaan nya hingga Sungyeol ingin muntah. Dengan malas Sungyeol akhirnya memutuskan untuk kembali kekelas nya. ia bergerak dengan lamban menuju ruang kelasnya hingga sampai disana. Kelas terasa sunyi tanpa seorang pun disana. Tunggu dulu, ada satu orang yang sedang duduk disana. Dimeja paling belakang yang agak tertutup. Sungyeol menepuk dahinya. Sial. Itu Nam Woo Hyun. Ia melihat Woo Hyun melihatnya dengan terkejut. Ia segera mendorong seseorang yang ternyata sedang membungkuk dibawah nya. Sungyeol membeliakkan matanya. Mie cup nya jatuh dengan cepat. Ia melihat Sunggyu sedang berjongkok disana melakukan aksi blowjob pada bagian terlarang Woo Hyun. Sunggyu sama terkejutnya dengan Sungyeol. ia terjerembab ketika Woo Hyun mendorongnya dengan refleks dan bergegas menuju keluar setelah merapikan celana nya.
"maaf aku. .aku tak sengaja. . " lirih Sungyeol menyesal. Ia segera berbalik dan hendak menuju keluar.
"tunggu! " seruan Sunggyu sontak menghentikan langkah nya. ia melihat Sunggyu membersikan mulutnya dan menuju dengan cepat kearah Sungyeol. sebelum Sungyeol sempat menyadari keadaan nya, tangan Sunggyu berkelebat dengan cepat kearah nya.
Plakkk!
Sungyeol kontan terjajar kearah samping terkena tamparan Sunggyu yang sangat kuat itu hingga menyebabkan kacamatanya terlmepar entah kemana. belum lagi ia menguasai keadaan ia harus mengerang hebat ketika Sunggyu menarik rambutnya dengan keras.
"arrrhhkk! Sunggyu. .sakit. " erangnya parau. Ia melihat Sunggyu menatapnya dengan penuh kebencian.
"kau! Karena kau Woo Hyun tak melihatku sedikitpun! Karena sikap jual mahal mu ia bahkan tak menggubrisku! Kau pengganggu Sungyeol! " teriaknya penuh amarah sambil mengadu kepala Sungyeol dengan meja.
Bughhh!
"aghh" hantaman keras itu membuat kepala Sungyeol nyeri seketika. Sunggyu menghempaskan nya kelantai. Sungyeol memegangi kepala nya yang terasa nyeri hebat. Matanya masih sempat melihat aura kebencian Sunggyu padanya.
"kau! Jangan pernah sekalipun mencoba merebut Woo Hyun dariku! Atau aku akan membunuh mu! Kau ingat itu Sungyeol. ini hanya peringatan kecil dariku! "
Setelah memuntahkan kalimat cercaan itu Sunggyu bergerak kearah Woo Hyun berlari tadi. Meninggalkan Sungyeol yang masih tergeletak dilantai meratapi nasib nya. wajah ibunya berkelebat berkali kali diingatan nya.
"eomma. . " desis nya pilu. Air mata yang mengalir mengiringi rasa sakitnya. Bersaing dengan sunyi yang melingkupi.
.
.
Sungyeol membasuh wajahnya yang kusam. Didepan cermin ia melihat bercak merah akibat tamparan yang dilakukan Sunggyu padanya tadi serta memar kecil dikening nya. ia mendesah berat ketika melihat kacamatanya yang nyaris terpatah jadi dua. Sesaat kesunyian menghiburnya dalam rasa sakit yang ia derita. Sebelum matanya membulat ketika merasakan sepasang tangan kokoh merangkul pinggang nya dari belakang. Ia semakin membeliak ngeri ketika menyadari orang yang memeluk nya adalah Woo Hyun.
"anyyeong. . " bisiknya. Pria tampan itu mulai menciumi leher Sungyeol dengan penuh nafsu.
"andwe. .kumohon hentikan ini Woo Hyun. . jebal. . " lirih Sungyeol.
"suaramu membuatku semakin bernafsu Yeollie. .menyerahlah sayang. .terima aku. . "
Suara Sungyeol berubah menjadi isakan kecil. Woo Hyun menggeram. Ia menghantam pintu dengan sedemikian kerasnya.
"Wae! mengapa kau susah sekali menerima ku! Kalau aku mau, aku bisa saja memperkosa mu sekarang! Ahh! Jinja! Aish! "
Woo Hyun menaikkan resleting celana nya dan bergegas menuju keluar toilet. Ia segera mengajak 3 orang yang menunggu diluar mengikutinya. Tersisa Sungyeol yang masih meringkuk di toilet dengan pakaian nya yang acak2an. Ini sudah ke 3 x nya Woo Hyun berusaha memperkosa nya. matanya menggelembung sakit. Air mata nya mengalir deras. Menyesali detik demi detik kesialan yang menimpanya.
Belum lagi usai semua keluh kesah dan rasa perih yang ia terima, ia melihat seseorang memasuki toilet. Sunggyu. Pria tampan dengan mata sipit itu memandang nya dengan penuh amarah. Ia meraih gayung berisi air dan menuangkan nya dengan cepat diatas kepala Sungyeol.
"kau menyedihkan. . " desis nya sebelum melangkah pergi.
Sungyeol meringkuk pasrah. Ia hanya bisa menangisi semua yang terjadi. Pakaian nya yang basah tak lagi ia hiraukan. Rasa dingin yang menusuk juga tak lagi ia gubris. Hanya ada rasa pedih yang melingkupi. Seolah ia ingin menghilang dengan segera. Ya, dengan segera.
.
.
Sungyeol melangkah gontai memasuki gedung besar yang merupakan tempat tinggal nya itu. sesaat ia melirik ke bangunan sebelah rumah nya melihat beberapa petugas pindah rumah sedang sibuk mengangkat barang kesana. Mungkinkah rumah tuan Han sudah ada yang membeli? Tuan Han adalah tetangga Sungyeol sejak 5 tahun lalu namun pindah beberapa bulan yang lalu. Mungkin rumah besar itu sudah memliki penghuni baru sekarang. Sungyeol tak mengacuhkan nya, ia melangkah masuk kedalam.
"aku pulang. . " ucap nya ketika sudah didalam. Namun bukan sambutan ibu asuh nya yang terdengar melainkan seorang pria yang sedang berdiri dengan sikapnya yang penuh wibawa. Raut wajah terkejut awal nya terlihat diwajah Sungyeol sebelum kemudian ia tak mengacuhkan nya dan melangkah pergi menuju kamar nya dilantai 2.
"ada apa dengan penampilan mu itu? "
Suara berat itu menghentikan langkah Lee Sungyeol. ia melihat bajunya yang basah serta meraba rambutnya yang awut2an. Diseberang ruangan ia melihat pengasuh nya melihat dengan hati2. Ia mendesah pelan. Kakinya melangkah lagi.
"apa kau tuli!? "
Sungyeol membeku.
"ayah mu sedang bertanya dan kau tak menjawab! Dimana tata krama mu!? "
Sungyeol menatap kosong pria tinggi besar yang merupakan ayah nya itu. Tuan Lee si perkasa.
"apakah kau harus tau? " tanya Sungyeol dengan berani tanpa menggunakan panggilan ayah nya.
Mata Tuan Lee mengkilat tajam. Ia mendekati Sungyeol dengan cepat.
Plakk!
Sebuah tamparan keras berhasil mendarat dengan tepat di pipi Sungyeol.
"aigoo! Tuan .tolong berlaku kasar padanya. .saya mohon. . "
Pengasuh Sungyeol berlari dengan cepat melindungi tuan muda yang sudah ia anggap anak sendiri itu. Tuan Lee menghela nafas nya.
"ini karena kau terlalu memanjakan nya Gong Soo. .! lihat perangai melawan nya itu! aku bahkan tak mengira ia anak ku. "
"YA! Aku memang bukan anak mu! Kau bahkan tak pernah menganggapku sedikit pun! Yang kau tau hanya bekerja dan bekerja! Wajar kalau kau sudah lupa bahwa kau punya seorang anak! "
Ucapan Sungyeol yang berapi api membuat tuan Lee berang. Ia siap memukulkan tangan nya sekali lagi namun terhalang oleh Gong Soo.
"andwe. Tuan besar. .saya mohon. .saya mohon jangan pukul tuan Muda lagi. "
"biarkan eomma! Biar dia memukul ku! Dia memang sudah tak menganggapku anak! Dia bahkan rela jika harus membunuh ku! "
"tuan muda! Jangan berkata seperti itu. minta maaflah pada tuan besar. Ayo tundukkan kepala mu. "
"aku tak mau! Dia sudah mencampakkan ku sejak dulu. dan sekarang dia datang mencoba bersikap sebagai seorang ayah pada ku! Katakan padanya ia sudah terlambat sejak 10 tahun lalu! " Sungyeol melepaskan dirinya dari pelukan Gong Soo dan berlari dengan cepat menuju kamarnya. Tuan Lee menghela nafas nya dengan berat. kalimat itu benar. Semua yang dikatakan Sungyeol adalah hal yang benar. Seharusnya ia memperhatikan Sungyeol sejak dulu. sudah sangat terlambat jika ia bersikap sebagai seorang ayah sekarang.
"Gong Soo. .ceritakan pada ku. . "
Wanita paruh baya itu mengangguk. Ia mengikuti langkah tuan besar nya kearah ruang tamu. Disana tuan Lee duduk menenangkan dirinya.
"mulailah. . "
Gong Soo menarik nafasnya. Ia mulai menceritakan pembullian yang Sungyeol rasakan selama disekolah nya. juga rasa kesepian nya yang tanpa kasih sayang seorang ayah. Tanpa seorang pun teman yang mau berteman dengan nya. tentang semua rasa sedih yang ia rasakan selama 10 tahun ini.
Tuan Lee menghembuskan nafasnya berat. ia bahkan tak mengetahui sedikitpun anak nya sedemikian menderita selama ini.
"mengapa ia tak menceritakan nya pada ku? "
"ia sudah pernah menceritakan nya sekali pada tuan. .saat itu ia berusia 12 tahun, dan tuan besar malah memarahi nya dan mengatakan ia harus lebih kuat dari orang yang memukul nya. .sejak saat itu tuan muda tak pernah berniat menceritakan nya pada tuan lagi. .bahkan ia melarang saya untuk mengatakan nya. .ia menahan sendiri rasa sakitnya selama 10 tahun ini. .tuan muda yang malang. .entah harus seperti apa lagi yang ia alami sampai anak2 jahat itu puas membully nya. . "
Tangan Tuan Lee mengepal keras.
"kau boleh pergi. .tolong tenangkan dia. Kau lebih mengenalnya dibanding aku. Ayahnya. "
Gong Soo mengangguk. Ia melangkah menuju kamar Sungyeol.
Sepeninggal Gong Soo tuan Lee memandangi foto besar yang terpajang tepat didepan nya. rasa sesal menyeruak dalam dadanya.
"Hyeri. .aku terlalu berduka atas kepergian mu. .bahkan aku melupakan anak kita sendiri dan tak tau ia menderita selama ini. .mianhae. .aku tak pantas menjadi seorang ayah. .aku sudah gagal. .maafkan aku terlalu larut dalam kesedihan hingga aku tak bisa bersama nya. .mianhae Hyeri. .Mianhae Sungyeol. . "
Beberapa menit terlalui dengan keheningan dan isak tangis Sungyeol yang berada dalam pelukan ibu asuh nya. menumpahkan semua rasa pedih yang ia rasakan sepanjang hari ini.
Tuan Lee tersadar dari lamunan nya. tangan nya yang terkepal geram meraih handphone yang tergeletak disebelah nya.
"ada apa tuan.? " sebuah suara menyahut disana.
"ada tugas tambahan untuk mu. . "
.
.
xXx
.
.
Sungyeol melangkah kan kakinya dengan hati2 menuju ruang kelas nya. semua mata seolah mengutuknya saat ia memasuki ruangan nya. termasuk Sunggyu yang kini sudah memandangnya dengan penuh kebencian.
Brukk!
"ahhh! " teriakan kecil itu melengking didalam ruangan. Da Yul. Sungyeol melihat ngeri pada kotak make up yang terjatuh disebelah nya.
"Hya! Sungyeollie. .mengapa kau menghalangi jalan ku? Lihat kotak make up ku jatuh. Ah, ini harga nya sangat mahal kau tau. "
"maafkan. .maaf aku tak sengaja Da Yul. " seru Sungyeol gemetar. Padahal Da Yul lah yang menabrak nya. harusnya ia yang berhak marah pada wanita itu. namun rasa takutnya melingkupi ketika Kang San sudah bergerak maju kedepan.
"kau tak apa2? " tanyanya pada Da Yul. Wanita cantik tapi licik itu mempoutkan bibir nya.
"lihatlah apa yang sudah ia lakukan padaku. .Kang San. . "
Kang San memberang, ia menarik kerah baju Sungyeol kebelakang ruangan.
"jugulle? Kau mau mati rupanya hm? "
Sungyeol memejamkan matanya ketika tangan kekar Kang San bersiap memberikan pukulan pada wajah nya.
Tap.
"uuuuuu! "
Seruan terkejut dari semua siswa yang berada dalam ruangan membuat Sungyeol membuka matanya. Ia terbeliak melihat pria tampan yang terasa tak asing diingatan nya sedang memegang tangan Kang San untuk menghentikan tinjunya.
Kang san mendelik gusar. Ia berusaha menarik tangannya namun tak mampu. Cengkraman pria asing itu lebih kuat 10 kali dari tarikan nya.
"Hya! Siapa kau? " tanya Da Yul mendahului kalimat Kang San.
Pria itu tersenyum dingin seolah mengejek.
Ia melepaskan tangan Kang San yang ia cengkram. Kang San dengan segera melepaskan kerah Sungyeol dan berbalik pada pria pendatang itu. ia memakai seragam yang sama dengan mereka namun belum pernah ia lihat sebelumnya.
"apa kau mau mati!? Kau tak kenal siapa aku!? " bentak Kang San sambil mendorong bahu pria misterius itu. pria itu tersenyum lagi.
"aku tak perlu tau. " ucapnya dingin kembali disambut suara riuh dari siswa didalam kelas. Seseorang yang tak dikenal sedemikian berani pada Kang San yang bahkan sudah terkenal hingga keluar sekolah karena aktivitas gang nya. Kang San berdecak pelan. Tanpa basa basi ia melayangkan tinjunya kearah wajah pria asing itu. ia mengira pria itu akan terjerembab jatuh namun ia salah. Pria itu dengan santainya melengoskan kepalanya kesamping untuk menghindari serangan mendadak itu. tangan nya yang bebas ia lepaskan kearah perut Kang San yang terbuka. Dalam sekali serang Kang San sudah terjajar kebelakang.
"Ugh! " suara erangan terdengar dari bibir Kang San sang pemimpin Gang.
"Hyungnim. .! " beberapa siswa pria berteriak dan mendekati Kang San yang terjatuh.
"hajar dia! " seru Kang San ditengah rasa mulas yang melingkupi perut nya.
3 orang siswa bergerak kearah pria asing itu namun. .
Blarrrrrr!
Semua mata melihat kearah suara dan menemukan Cho Songsaenim sedan berdiri disana dengan sangar nya. wanita itu menunjukkan aura mematikan bagi siapapun yang melihat nya. ia kembali memukul kan roll panjang yang ia pegang ke white board menimbulkan bunyi memekakkan telinga siapapun.
"DUDUK DITEMPAT KALIAN MASING2! ATAU AKU AKAN MENGURANGI POINT KALIAN SEBANYAK 80 POINT! "
Semua siswa bergerak dengan awut2an menuju tempat duduk nya tak terkecuali dengan Kang San yang bergerak dengan acuh menuju kursinya. Sungyeol masih sempat berusaha merapikan seragam nya sebelum duduk dikursinya.
"hoammmm.. "
Kesunyian terpecahkan dengan suara Woo Hyun yang baru masuk kedalam ruangan tanpa tau apa yang terjadi.
Krik krik krik. .
"ehehe. .maafkan saya saem. .saya terlambat. " ujarnya dengan senyum manisnya. Ia kemudian melangkah dengan santai kearah kursinya dan menyambut Sungyeol dengan senyuman menggoda nya. ya, hanya Woo Hyun dan Kang san yang sama sekali tak takut dengan kegalakan Cho Songsaenim.
Cho Songsaenim hanya berdecak kesal melihat kelakuan anak didiknya itu. ia kemudian menatap siswa asing yang masih berdiri didepan nya.
"nugu. .? " tanya nya.
"saya siswa transfer Yeo Sin High School. . " ucapnya sambil membungkuk kan badannya. Cho Songsaenim langsung terkesan dengan sikap sopan yang pria tampan itu tunjukkan.
"ah. Ya ya. Aku sudah mendengarnya dari kepala sekolah tadi. Silahkan perkenal kan dirimu. "
Siswa baru itu tersenyum dan berbalik memandang semua siswa lainnya. Kaum hawa sontak berteriak kegirangan melihat dimple yang ia tunjukkan sesaat. Menambah nilai plus ketampanan yang ia punya. Matanya yang tajam bagai elang itu menatap lurus pada Sungyeol yang masih menerka2 siapa dan dimana ia pernah bertemu pria itu.
"nama ku Kim Myung Soo. Aku pindahan dari Yeo Sin High School. Senang bertemu kalian semua. " ucapnya dengan nada datar. Baru saja ia menyelesaikan ucapannya, sebuah pena meluncur deras kearah nya. tangan kanan nya berkelebat cepat menangkap pena yang hanya sedetik lagi akan mengenai wajah nya.
Trak!
Pena itu terpatah dua membuat semua mata yang melihatnya terbeliak ngeri. Bahkan sang pelempar sendiri yaitu Kang San mulai merasakan kegentaran dihati nya.
"em. .oke baiklah kau boleh duduk disebelah Dhal Po. . " ucap Cho Songsaenim setelah sempat terperangah dengan adegan yang terjadi. Dhal Po pria yang merupakan anggota geng Kang san itu segera menjauhkan kursi disebelahnya hingga hanya kursinya yang tersisa. Cho Songsaenim hanya mendelik melihat nya.
"saya tidak bisa. Saya ingin duduk disebelah pria itu. " ucapnya datar sambil menunjuk kearah Sungyeol. Sungyeol menelan ludah nya. seseorang yang dingin dan penuh aura membunuh itu sekarang meminta untuk duduk disebelahnya.
"tidak bisa! Apakah kau buta aku duduk disini? Lagipula Sungyeol adalah pacar ku, aku yang ber hak duduk disebelah nya. "
Suara uuuuuuuuu kembali menimpali kalimat yang baru saja dilontarkan oleh Woo Hyun. Kecuali Sunggyu yang hanya bisa meremas buku tulis didepan nya.
"saya siswa baru, dan belum mengenali lingkungan sekolah. Bukankah siswa baru ber hak duduk dan meminta tolong pada ketua kelas untuk mengantarkan nya berkeliling sekolah? "
Semua siswa berbisik bisik keheranan atas pengetahuan Myung Soo pada Sungyeol yang memang merupakan ketua kelas mereka walau tak pernah dianggap ada.
"kau benar. Woo Hyun, pindahkan barang2 mu sekarang. Kau bisa semeja dengan Sunggyu. "
Sunggyu langsung tersentak kegirangan mendengar hal itu. ia memang duduk sendiri sejak teman sebangkunya dirawat dirumah sakit akibat sakit tipus.
Woo Hyun berdecak kesal sebelum akhirnya mengangkat tas nya dan melangkah menuju meja Sunggyu.
"anyyeong. . " sapa Sunggyu pada Woo Hyun yang hanya tersenyum datar pada nya.
Myung Soo segera menghampiri meja Sungyeol dan duduk disana.
"baiklah. .mari kita mulai pelajaran hari ini. . "
.
.
xXx
.
.
"hei kau. .urusan kita belum selesai. . "
Sungyeol berusaha meronta dari cengkraman Dhal Po dan Jung Hyun yang membawanya ke arah gudang sekolah. Disana sudah menunggu Kang San yang sedang menghisap sebatang rokok dibibir nya.
"masukkan dia. . "
"andwe! Lepaskan aku Kang San! Jebal! " ronta Sungyeol berupaya melepaskan diri nya. tapi kekuatan nya tak sebanding dengan kekuatan dua orang yang memegang nya dengan kuat. Tubuhnya terhempas jatuh kedalam gudang yang gelap gulita karena hari sudah mulai menjelang senja.
"Kang San! Tolong, lepaskan aku! "
Teriakan demi teriakan permohonan keluar dari bibir Sungyeol. namun hanya desir angin yang membalas teriakan pilu nya. suasana sudah sangat gelap. Nafasnya sesak. Sejak kecil Sungyeol memang phobia dengan kegelapan dan ruang kosong. Ia pernah terkunci diruang kosong rumah nya saat ia berusia 6 tahun. Sejak itu ia sangat takut ruang gelap.
"tolong. .siapa saja. . "
Suaranya melemah. Nafasnya semakin tak beraturan. Sedikit lagi kesadaran nya akan hilang sebelum terdengar suara keras dari pintu yang rusak akibat tendangan seseorang.
"tolong. .tolong aku. . " lirih Sungyeol semakin lemah. Sosok yang ternyata pria itu mendekati dan mengangkat Sungyeol kebahu nya. Sungyeol pingsan seketika.
.
.
Sungyeol membuka matanya. Ia melihat sekeliling dan meyakini ia sedang berada dikamarnya sendiri. Ia melihat ibu asuh nya sedang duduk disampingnya dengan raut wajah penuh khawatir.
"eomma. .apa yang terjadi? " tanya nya dengan rasa pusing masih melingkupi.
"tuan muda pingsan. .untung ada teman tuan muda yang datang mengantarkan kesini. "
"teman? Siapa? " tanya Sungyeol lagi. Kepala nya yang pusing berupaya mengingat apa yang terjadi padanya.
"saya tidak tau. .tapi ia sangat tampan dan berkharismatik. Nama nya Kim Myung Soo. "
Sungyeol bangkit seketika dari tidur nya mendengar nama itu. memorinya seketika mengingat sesuatu. Dengan cepat ia mengambil tas nya dan menarik sebuah sapu tangan dari sana.
"Gunakan ini. . "
"ada apa tuan muda? " tanya Gong Soo.
"ya. .aku mengingatnya. . " desis Sungyeol, sementara Gong Soo hanya melihatnya dengan penuh tanya.
.
.
Myung Soo menatap kamar Sungyeol dari bawah. Lampu masih menyala disana tanda pria tinggi itu belum tertidur.
Ia meraih ponsel nya yang bergetar. Sebuah nama terpampang disana. Ia segera menekan tombol hijau untuk menjawab.
"ya tuan. .saya mengerti. . " ucapnya perlahan. Matanya kembali memandangi kamar Sungyeol dengan penuh hati-hati.
.
.
TBC-
Huah, akhirnya selesai juga chapter 1 setelah mengetik selama 3 jam :v
Maaf kalau alur nya jelek dan berantakan. Abisnya udah lama absen buat FF jadi gak terbiasa lagi :v
Sampai jumpa di chapter 2 ^_^
