Mimpi Buruk Hakyeon
:V-I-X-X:
:N-Leo-Ken-Ravi-Hongbin-Hyuk:
:LeoN/Neo-HaKen-NaVi-NBin-NHyuk:
Dorm VIXX
Seperti biasa, pagi itu Hakyeon terbangun karena suara alarmnya. Sedang orang yang satu kamar dengannya, malah semakin lelap tidurnya.
"Ya Tuhan! Jam enam?!" BRAK BRUK BRAK SRAK GEDEBUGH!
"Apppoooooo~" teriak Hakyeon kesakitan karena tubuh mungilnya yang terjerat selimut membuatnya jatuh dan dagunya membentur lantai cukup keras, dan itu berhasil membangunkan Taekwoon.
"Kenapa kau ber-OMO! Gwaenchana?" Hakyeon meringis, Taekwoon jongkok di hadapannya, lalu menatap Hakyeon dari atas sampai bawah, dan tertawa kecil kemudian.
"Kau ini kenapa ceroboh sekali, huh?" Taekwoon membantu tubuh mungil Hakyeon terlepas dari jeratan selimut.
"Sakitttt~ hiks sakittt~" Taekwoon menatap dagu Hakyeon yang memar. Dia bantu berdiri Hakyeon.
"Keluarlah dan minta Jaehwan mengobatimu!" Hakyeon mengangguk tanpa berpikir.
"Jaehwan-a! Tolong obati memar Hakyeon, dia jatuh dari kasur karena terjerat selimut!" Jaehwan mengangguk saja.
"Kemarilah!" Hakyeon mengangguk, dan lagi-lagi tanpa berpikir, rasa sakitnya benar-benar membuat otaknya tak bisa berpikir.
"Ukh! Appooo~" ringis Hakyeon. Jaehwan memelankan tangannya. Tak lama kemudian, muncul Wonshik, Hongbin, dan Sanghyuk, sedang Taekwoon sendiri pergi ke dapur membuat sarapan.
"Apa yang terjadi padanya?" tanya Sanghyuk yang langsung duduk di sebelah Hakyeon. Sehingga tubuh mungil Hakyeon diapit tubuh tinggi Jaehwan dan Sanghyuk. Hongbin berdiri di belakang sofa, sedang Wonshik pergi mengambil laptop dan ponselnya. Bekerja.
"Kau bekerja lagi? Berhentilah dulu hyung!" ujar Sanghyuk.
"Ck, aku berhenti kalian tak dapat makan!" ketus Wonshik.
"Hei, kau pikir kami tak bisa mencari makan sendiri, eoh?!" kesal Hongbin.
"Siapa tahu?" Wonshik kembali fokus pada laptopnya, namun langsung tangannya ditendang oleh Hakyeon.
"Tutup!" dan dalam sekali perintah, Wonshik langsung menutup laptopnya.
"Apa harus dia dulu yang memberi perintah baru kau lakukan?" tanya Taekwoon yang baru datang mencibir.
"Diam!" ketus Wonshik. Lalu menyingkirkan laptopnya, memberi tempat pada panci ramen yang dibawa Taekwoon.
"Hongbin! Ambil peralatan makannya!" titah Taekwoon, dan Hongbin langsung pergi melaksanakan.
"Ukh! S-sudah Jaehwanniee~" mata Jaehwan membulat, begitu juga member lain.
"Kau bilang apa tadi?" tanya Jaehwan dengan nada mengintimidasi yang menakutkan, membuat Hakyeon bergidik ngeri, bahkan Taekwoon tak semengerikan ini.
"A-aku tadi bilang, sudah Jaehwannie~" jawab Hakyeon sedikit mencicit.
"Wah! Bagus, siapa yang mengajarimu kurang ajar pada hyungmu, eh? Sanghyuk?" tanya Jaehwan mencibir. Sungguh Hakyeon tak pernah menemukan pribadi Jaehwan yang menakutkan ini. Tapi-?
"MWO? H-HYUNG? KAU HYUNGKU?" pekik Hakyeon kaget, dan dia baru sadar. Jaehwan itu tak bisa mengobati luka memar yang dideritanya, yang ada biasanya dia mengacau, tadi Sanghyuk juga memanggilnya dengan "padanya" bukan "hyung". Lalu Taekwoon? dia tak begitu mempermasalahkan, karena memang Taekwoon sejak awal memanggilnya tanpa embel-embel "hyung" padanya, tapi ini?
"Apa dunia sedang terbalik? Ya Tuhan! Aku hyung kalian?!" pekik Hakyeon. Sanghyuk yang berdiri di belakangnya menarik Hakyeon hingga terjungkal ke pelukannya.
"Kau bilang apa tadi? Hyung? Hyung kami? Yang ada kami ini hyungmu, Cha Maknae!" jantung Hakyeon berdegup tak karuan ketika mendengar suara Sanghyuk tepat di telinganya, dan itu membuatnya merinding.
"Wah~ dia sudah berani kurang ajar, eh?" tanya Hongbin sinis. Hakyeon semakin menatap bingung. Sanghyuk semakin mengeratkan pelukannya. Wonshik dan Taekwoon kompak berdiri dan ikut mengelilingi Hakyeon. Jaehwan yang duduk di hadapannya, Hongbin berdiri di balik sofa, Sanghyuk yang memeluknya, WonTaek yang berdiri di sisi sofa. Dia diapit lima menara.
"A-apa yang mau kalian lakukan?" tanya Hakyeon takut-takut.
"Menghukum maknae kurang ajar kami, ada yang salah?" tanya Wonshik dengan nada tajam.
"Kau tadi menendang tanganku, aku sih tak mempermasalahkannya, tapi maaf saja, namanya hyung kalau maknaenya kurang ajar, pasti marah juga kan?" Hakyeon berani bersumpah, Wonshik jauh lebih mengerikan daripada Taekwoon.
"U-ukh~ m-mian" cicit Hakyeon.
"Tak ada kata maaf untukmu, sayang~" ujar Hongbin dengan nada sing a song.
Hakyeon benar-benar tak tahu apa yang terjadi sekarang. Dia yakin tak ada kamera di dorm, juga terlebih mereka sedang tidak melakukan 'yaja time'. Hei! Melakukan yaja time juga tidak sampai seserius dan semengerikan ini! Apa yang terjadi sebenarnya? Hakyeon yakin, semalam sebelum tidur, Sanghyuk, Hongbin, dan Wonshik masih bersikap kurang ajar dan jahil padanya, dan dia masih ingat kalau mereka memanggilnya "Hakyeon hyung" atau "Hakyeon eomma" pengecualian Taekwoon yang memanggilnya "Hakyeon". Tapi? Siapa yang terbentur sebenarnya?
"S-sungguh! Aku hyung kalian!" pekik Hakyeon. Jemari-jemari Hongbin bermain di anak rambutnya.
"Hukuman apa yang cocok untuk maknae nakal sepertimu, hm?" tanya Hongbin, jemari-jemarinya turun dan membelai pipi tembab Hakyeon. Jaehwan memajukan wajahnya dan menyeringai mengerikan pada Hakyeon. Dan? Bolehkah Hakyeon menangis sekarang? Semua membernya mengerikan!
"Hakyeonnie~" desis Jaehwan berbahaya.
"Jaehwan, tahan dulu! Lebih baik kita sarapan, setelah itu mandi, baru kita hukum dia!" ujar Taekwoon. Semua menjauh, Sanghyuk menurunkannya dari pangkuannya.
"Ayo makan!"
.
.
Hakyeon duduk di depan para member VIXX sebagai terdakwa. Dia ingat, sangat ingat, kalau Taekwoon tipe ayah yang militer, kedisiplinan jelas ditegakkan. Tapi-? Rasanya Hakyeon mau menangis saja.
"Kau tahu apa kesalahanmu, Hakyeon?" tanya Taekwoon datar dan tatapan menusuk tajam. Hakyeon yang menunduk takut mengangguk.
"Ne~" lirihnya.
"Katakan!" desak Wonshik.
"A-aku tidak memanggil kalian dengan sebutan hyung" cicitnya.
"Bagus! Jadi, karena kau bersalah, kau harus dihukum!" ujar Taekwoon.
"M-mwo?" Hakyeon masih belum benar-benar situasi sekarang, tapi dihukum? Dia ingat, hukuman Taekwoon benar-benar tidak main-main.
'Huwaaa eommaaaa~'
"Hukumanmu tidak berat! Kau hanya harus melayani hyungdeulmu ini selama sehari penuh!" ujar Sanghyuk. Hakyeon melotot.
"MWORAGO?!" pekiknya. Jaehwan meringis.
"Berani juga kau berteriak, eh?" Hakyeon yang sadar langsung terkesiap dan menunduk takut.
"Tak ada penolakkan! Ini yang paling mudah, daripada memintamu membersihkan seluruh dorm sekaligus kamar mandi sampai bersih seperti baru, mau?" tawar Hongbin kejam. Hakyeon menggeleng.
"Ppalli! Hukumanmu dimulai sekarang! Enam jam milik Taekwoon hyung dan Wonshik hyung! Tiga jam kedua milik Jaehwan hyung! Tiga jam ketiga milik Hongbin hyung! Dan tiga jam terakhir milikku!" ujar Sanghyuk. Hakyeon menganga lucu. Membuat kelimanya gemas.
"K-Kenapa T-Taekwoon dan Won- AH! M-maksudku, kenapa enam jam, Taekwoon hyung dan Wonshik hyung?" tanya Hakyeon gelagapan saat melihat kelimanya menatap tajam.
"Tiga jam untuk Taekwoon hyung, tiga jam untukku!" jawab Wonshik. Hakyeon menunduk dan mengumpat pelan.
"Bagus! Kajja! Bersiaplah, kita bertiga akan pergi ke kantor!" ujar Taekwoon. Hakyeon merengut. Dia bangun dari duduknya lalu pergi ke kamar. Namun-
"S-siapa leadernya?" tanya Hakyeon takut-takut.
"Aku sayang~ ada yang salah?" tanya Taekwoon tepat di telinga Hakyeon, membuatnya bergidik ngeri.
"T-tidak hyung~" lirih Hakyeon.
"Kalau kau lupa aku akan mengingatkanmu, kau dua tahun lebih muda dari Hyuk!" ingat Wonshik sebelum masuk kamar, dan perkataannya membuat Hakyeon menganga.
'Aku? 97line? EOMMAAA!'
.
.
Jellyfish ent.
Taekwoon room
Hakyeon masuk menemani Taekwoon, Wonshik sudah masuk duluan ke ruangannya sendiri. Tiga jam untuk Taekwoon.
"Hyung, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Hakyeon.
"Membuat lagu, kenapa? Mau dengar?" Hakyeon mengangguk kecil. Taekwoon tersenyum tipis dan memainkan tuts-tuts pianonya, dan mengalun sebuah lagu yang indah.
"Bagaimana?" tanya Taekwoon.
"Bagus, Taekwoonnie-AH! Hyung! Taekwoon hyung!" ujar Hakyeon salah tingkah, Taekwoon mengangguk-angguk.
"Duduklah, aku selesaikan ini dulu!" ujar Taekwoon, Hakyeon mengangguk.
Satu jam terlewati dan Hakyeon mulai bosan.
"Hyung, aku bosaannn~" keluh Hakyeon. Taekwoon menghentikan kegiatannya, lalu berbalik menatap si namja manis.
"Ini, pergilah beli minuman untukku, kau, dan Wonshik!" Hakyeon menerima card dari Taekwoon dan mengangguk.
"Latte seperti biasa hyung?" tanya Hakyeon memastikan. Taekwoon mengangguk.
.
.
Hakyeon bergumam kecil. Masih memikirkan apa yang terjadi padanya saat ini. Tanpa sadar dia sudah sampai di kantor kembali.
"Wonshik hyung?" panggilnya sembari melongokkan wajahnya ke ruangan Wonshik. Namun yang ia dapati si pemilik ruangan tertidur.
"Hyung, irreona ini ada kopi untukmu~" Wonshik menggeram pelan lalu membuka matanya saat mendengar suara halus maknaenya.
"Ah~ Gomawo Hakyeonnie~ kembalilah ke ruangan Taekwoon hyung!" Hakyeon mengangguk lalu pergi kembali ke ruangan Taekwoon.
"Hyung, ini lattemu dan ini cardnya!" Taekwoon mengangguk.
"Kemarilah! Dengarkan ini!" Taekwoon menarik Hakyeon ke pangkuannya, dan memasangkan sebuah headset, lalu memutarkan sebuah lantunan piano.
"Indah! Ini indah hyung!" pekik Hakyeon sembari berbalik dan dia syok, jarak bibirnya dan bibir Taekwoon hanya beberapa senti. Chu~
Mata bulat cantik itu mengerjap kaget.
"Gomawo~" bunuh Hakyeon sekarang!
.
Wonshik room
Namja tampan berambut hitam itu kini tengah fokus pada laptopnya, hingga tak menyadari namja manis yang masuk ke ruangannya.
"Hyung, kalau kau fokus pada laptopmu dan mengabaikanku, aku pulang saja ke dorm dan menemani Jaehwannie hyung!" kesal Hakyeon. Wonshik yang terkejut segera berbalik dan menatap maknaenya.
"Kemari! Waktumu sekarang untukku! Bukah Jae hyung!" kesal Wonshik. Hakyeon masuk lalu duduk di sebelah Wonshik. Hakyeon pikir-pikir lagi, jadi maknae tidak ada salahnya. Dia jadi tahu, apa yang sebenarnya membernya ini inginkan darinya.
"Hyung, apa kau juga membuat lagu seperti Taekwoonie hyung?" Wonshik mengangguk.
"Hanya saja otakku sedang kehabisan ide! Jadinya berhenti di tengah-tengah, haah~" keluh Wonshik.
"Aku akan menemanimu hyung! Siapa tahu kau langsung dapat ide begitu!" ujar Hakyeon ceria. Wonshik tertawa pelan dan mengusak rambut Hakyeon lembut kemudian tanpa aba-aba mencium kening Hakyeon.
"Bibir itu sudah bagian Taekwoon hyung, bagianku kening! Hongbin dan Sanghyuk masing-masing pipi, dan Jaehwannie hyung kedua mata dan hidung mungilmu!" jelas Wonshik. Hakyeon mengerjapkan matanya.
"OMO!" pekiknya lucu, wajahnya panas. Wonshik tertawa.
"Kau ini lucu sekali~" ujarnya gemas sembari mencubit pipi tembab Hakyeon.
.
.
Dorm
Waktu enam jam Hakyeon habiskan di kantor dengan Taekwoon dan Wonshik. Sekarang ia sedang menemani Jaehwan.
"Hyung, kita mau kemana?" tanya Hakyeon penasaran.
"Menemaniku pergi latihan persiapan dramus!" ujar Jaehwan.
"Dimana?" tanya Hakyeon lagi. Jaehwan tertawa pelan.
"Kau akan tahu nanti~" Jaehwan mencium sekilas hidung mungil Hakyeon.
"Dagumu bagaimana?" tanya Jaehwan.
"Dagu? Baik tapi masih sedikit nyeri, benturannya keras sekali tadi pagi!" lapor Hakyeon dengan rengutan lucu. Jaehwan tertawa.
"Kau ini kenapa terburu-buru sekali, eoh? Sampai terjerat selimut!" kekeh Jaehwan.
"Hyung tidak tahu sih?! Aku takut bangun kesiangan! Itu bukan style ku sama sekali! Aku kan bukan Taekwoon hyung dan Wonshik hyung yang lebih sering bangun siang! Mereka itu tidur atau mati sih sebenarnya?" gerutu Hakyeon. Jaehwan tertawa kencang.
"Ekhem! Kau bilang apa tadi, Hakyeonnie?" tanya Wonshik yang muncul di belakangnya.
"A-ah! Hyung! A-aku... memang tadi aku bilang apa Jae hyung? Ah! Hyung kajja!" Hakyeon langsung menarik lengan Jaehwan, dan Hakyeon tertegun, sejak kapan lengan Jaehwan sama kokohnya dengan lengan empat dongsaengnya yang lain?
"YA! MAKNAE!" pekik Wonshik. Hakyeon tertawa kecil.
.
"Kau ini suka sekali menjahili hyungmu, huh?" Jaehwan mengusak gemas rambut Hakyeon.
"Lucu saja melihat reaksi mereka!" jawab Hakyeon. Jaehwan hanya menggelengkan kepalanya.
"Kajja! Kita sudah sampai!" Hakyeon menatap takjub Opera House di hadapannya.
"Hyung! Ini keren! Kau pasti terlihat keren!" ujar Hakyeon dengan binar ceria. Jaehwan tersenyum.
"Kajja!" di dalam Hakyeon dibuat terkagum-kagum dengan sosok Jaehwan yang berlatih di atas panggung. Matanya tak lepas dari sosok Jaehwan.
'Inikah Ken yang sebenarnya? Dia benar-benar berbeda!'
Tiga jam Jaehwan sudah berlalu, sekarang keduanya dalam perjalanan pulang.
"Aku lelahh~" keluh Hakyeon, dan tanpa hitungan detik, dengkuran halus sudah terdengar.
.
Dorm
"Mana Hakyeonnie?" tanya Hongbin.
"Dalam perjalanan pulang dengan Jaehwan!" jawab Taekwoon, Sanghyuk di sebelah namja chic itu nampak sedang fokus pada buku bacaannya.
"YA! BUKA PINTUNYA!" pekik Jaehwan dari luar. Hongbin dengan segera membuka pintu, daripada didobrak. Dia ingat, Taekwoon dan Sanghyuk pernah kompak mendobrak pintu saat tahu Hakyeon jatuh sakit dan berakhir dengan CEO yang marah-marah pada Manager.
"OMO! Apa yang terjadi padanya hyung?" tanya Hongbin. Jaehwan hanya menggeleng.
"Dia hanya kelelahan, biarkan dia istirahat! Bawa dia dan peluk!" ujar Jaehwan, Hongbin langsung membawa Hakyeon ke kamarnya.
"Tidurlah yang nyenyak little Cha~" Hongbin mencium pipi kiri Hakyeon lalu tidur memeluk namja manis itu.
.
"Eungggghh~" Hakyeon melenguh dan membuka matanya, dia tahu ini bukan di kamarnya, tapi kamar Wonshik dan Hongbin.
"Binniee hyung?" lirih Hakyeon.
'Wajah Hongbin benar-benar lelah, apa ini yang ia mau dariku? Menemaninya tidur? Dia tak pernah mau jujur soal perasaan dan keinginannya, Binnie-yaa~'
"Eoh? Kau sudah bangun?" lirih Hongbin serak. Khas seperti orang bangun tidur.
"Kita tidur dua jam, ngomong-ngomong~" ujar Hongbin, Hakyeon mengangguk kecil.
"Hyung mau aku temani apa?" tanya Hakyeon, Hongbin mencium pipi kirinya dan menggeleng.
"Temani aku di sini saja, aku kelelahan~" mata Hongbin kembali menutup dan deru nafasnya teratur.
"Hyung, apa perlu aku memelukmu?" tanya Hakyeon. Hongbin menggumam dan mengangguk.
"Peluk aku sesukamu, Hakyeonnie~" Hakyeon dengan segera memeluk Hongbin.
'Kau tak pernah mau aku peluk, kan Binnie? Sekarang aku bisa memelukmu!'
"Tidurlah hyung~ kau nampak lelah~" jemari-jemari mungil Hakyeon mengusap helaian rambut Hongbin.
'Aku menyayangimu Binnie~'
"Hakyeon-ah!" Hakyeon menatap mata sayu Hongbin.
"Wae hyung?" tanya Hakyeon, Hongbin terdiam sejenak lalu menggeleng.
"Aku kalah start!" keluhnya. Hakyeon mengernyit.
"Kalah apanya?" tanya Hakyeon.
"Bibir itu sudah dimiliki Taekwoon hyung, hahh~ aku mau merasakannya sekali saja!" ujar Hongbin lesu.
"Kalau hyung mau, hyung bisa melakukannya!" ujar Hakyeon.
"Mana bisa begitu?" Hakyeon tertawa kecil.
"Lakukan saja~" chu~ Hakyeon mencium sekilas bibir Hongbin.
"Bagaimana?" Hongbin tersenyum kecil.
"Manis. Jangan katakan pada Taekwoon hyung atau aku ditendang keluar dari dorm!" ujar Hongbin lalu memeluk pinggang Hakyeon.
"Tak akan!" ujar Hakyeon.
.
Saat jam makan malam, Hakyeon sudah menempel pada Sanghyuk. Namja tinggi itu memangkunya.
"Hyung, aku bukan bayi!" seru Hakyeon kesal. Sanghyuk hanya tertawa.
'Justru kau bayiku, Hyukkiee~'
"Arra! Cepat makan! Lalu temani aku menggarap skripsiku!" Hakyeon mengangguk. Dengan segera ia menyelesaikan makannya.
"Taekwoon hyung, gomawo makanannya!" Taekwoon tertawa kecil lalu mengangguk.
"Sama-sama Hakyeon-ah!"
.
Di ruang tengah, Hakyeon menatap Sanghyuk yang sibuk dengan buku-buku dan laptop.
"Hyung, matamu nampak lelah, gwaenchana?" tanya Hakyeon khawatir.
'Hyukkie jangan memaksakan diri~' batin Hakyeon.
"Ahh~ bisakah kau membuatkanku sesuatu yang hangat?" Sanghyuk melepas kacamatanya, satu jam lebih dia berkutat dengan laptop dan buku.
"Ne, aku buatkan!" seperginya Hakyeon, Sanghyuk memijat pangkal hidungnya.
"Igeo!" coklat hangat sampai di tangan Sanghyuk.
"Gomawo, Hakyeonnie~" Hakyeon mengangguk lalu duduk di sebelah Sanghyuk dan menatap skripsi Sanghyuk.
"Tanda merahnya tidak banyak!" ujar Hakyeon.
"Tentu saja, aku mati-matian membuatnya!" ujar Sanghyuk. Hakyeon mengangguk.
"Hyung, bisa tidak diselesaikan besok saja? Hyung nampak lelah~" ujar Hakyeon khawatir.
'Hyukkiee~'
"Arra~ apapun perkataanmu aku turuti!" ujar Sanghyuk lalu menarik Hakyeon dalam pangkuannya, dan meletakkan coklat hangatnya.
"Tubuhmu jauh lebih hangat dan menenangkan daripada coklat ini!" ujar Sanghyuk sembari mencium pipi kanannya.
"Hyung pikir aku penghangat ruangan?" celetuk Hakyeon. Sanghyuk tertawa kecil mendengarnya.
"Aniyo, jauh lebih hangat dari itu malah!" keduanya tertawa.
"Ahh~ waktunya tidak banyak~" Hakyeon mengeratkan pelukan Sanghyuk.
"Kita nikmati saja waktu berdua sekarang hyung!" Sanghyuk mengangguk.
Waktu keduanya dihabiskan dengan selfie berbagai macam pose, bercerita, membuat lelucon, dan menyanyi hingga-
"Sanghyuk-ah! Hakyeon-ah! Sudah waktunya tidur! Ppalli!" titah Taekwoon, keduanya langsung bangun dan pergi ke kamar masing-masing, namun sebelum itu Sanghyuk menyempatkan diri untuk mencium pipi Hakyeon.
"Jaljayo Yeonniee~"
"Jalja Hyukkie hyung~"
.
.
DRRT! DDRTTT!
Alarm ponsel yang keras membangunkan Hakyeon dari tidur nyenyaknya.
"OMO! Jam enam!" Hakyeon segera berlari keluar kamar dan mandi, hingga langkahnya terhenti karena suara Wonshik.
"Hyung? Apa yang kau lakukan pagi-pagi? Kenapa berisik sekali, eoh?" keluh Wonshik yang ternyata tidur di sofa. Mata Hakyeon membola terkejut. Wonshik memanggilnya hyung. Jangan bilang-
"AKU MIMPIIII!" BRUAK!
"HYUNG!"
.
.
"Hakyeon-ah, kau sehat?" tanya Taekwoon.
"Aku sehat, sangat sehat Taekwooniee~" namja chic itu menatap aneh, kalau sehat kenapa leadernya ini sejak tadi senyum-senyum sendiri.
"Huwaaa~ aku bahagia Taekwoon bahagia!" tanpa sadar dia memeluk Taekwoon erat.
"OMO! HAKYEON-AH! SESAK!" empat member lainnya hanya tertawa melihatnya.
"HUWAA TAEKWOONNIEE!" pekik Hakyeon bahagia. Taekwoon menghela nafas. Dia tak masalah kalau dipeluk Hakyeon, senang malah, tapi tidak juga sampai sesak begini kan?
"HYUNG! Kasihan Taekwoon hyung!" pekik Sanghyuk.
"OMO! Mianhae Taekwoonie!" pekik Hakyeon saat melihat Taekwoon yang mengambil nafas banyak-banyak.
"Awas kau Hakyeon!" Hakyeon hanya tertawa.
'Itu hanya mimpi, ya mimpi, mimpi buruk yang manis!'
.
.
:END:
