Title : Present

Cast : Min Yoongi, Park Jimin, and the rest of Bangtan member

Genre : Romance

Disclaimer : All of the casts belong to their selves, but the story is purely made by me.

.

Yoongi adalah tipe pemuda yang tidak begitu peduli dengan lingkunagnnya terlebih saat ia sedang bekerja, ia bahkan melupakan bahwa ia hidup bersama dengan enam orang lainnya di satu dorm yang sama. Dan hal itu membuatnya terkadang merasa akan menatap garang pada Jongkook ataupun Taehyung saat mereka tertawa dengan suara keras saat ia menonton televise. Ia bahkan menggunakan kata makian saat Hosoek dan Namjoon berbicara saat ia menulis lagunya. Dan ia menghela nafas serta berucap 'ayolah hyung' saat Soekjin mengomelinya karena menghabiskan waktu senggang dengan sia-sia.

Namun, selalu ada pengecualian untuk semua itu. Takkan ada tatapan garang dilayangkan, begitupun dnegan kata-kata makian yang terucap saat Jimin berada didekatnya. Dan takkan ada kata tak peduli diotaknya selama hal itu berhubungan dengan seorang pemuda bernama Park Jimin. Yoongi bahkan tidak protes saat Jimin mengajaknya membicarakan hal tidak penting seperti bagaimana jeleknya gambar yang dibuat oleh Kim Taehyung saat ia sedang menulis lagunya. Walaupun tanpa senyum, Yoongi tetap membiarkannya. Kenapa? Alasannya sederhanya, karena pemuda itu mempunyai tempat special dihatinya. Sebagai seseornag yang dapat membuatnya nyaman.

Dan tentu saja karena kepedulian yang ia miliki menjadikan ia sangat dekat dengan Jimin. Tempat sang main vocal BTS mencurahkan perasaan dan berbagi rahasia yang tidak ia katakan kepada orang lain termasuk sahabat dekatnya, karena ia hanya mempercayai sang pemuda berkulit pucat.

.

"Sebentar lagi ulang tahun Jimin." Ucap Soekjin saat ia, Yoongi, Namjoon dan Hosoek berada di dorm, sementara ketiga member BTS yang lainnya memutuskan untuk menghabiskan waktu senggang mereka diluar dorm.

"Ah benar, padahal aku belum membelikan apa-apa untuknya." Ujar Hosoek.

Namjoon memberikan anggukan sebagai pertanda bahwa ia juga belum mempersiapkan apa-apa untuk Jimin sebagai hadiah ulangtahunnya.

"Bagaimana denganmu Yoongi?"

Yoongi mengangkat wajahnya yang semula terfokus pada ponselnya, ia mengangkat bahunya sebagai jawaban.

"Yoongi-hyung bahkan tak butuh memikirkan hadiah untuk diberikan pada Jimin."

"Apa maksudmu Namjoon?" Tanya Hosoek.

"Ia sudah menyiapkannya sejak lama. Sebuah lagu."

"Benarkah?"

"Hm, aku pernah mendengarnya sekali, dan hanya berupa beat tanpa lirik. Yoongi-hyung tak membiarkanku untuk mendengarkannya lagi."

"Benarkah hyung?"

"Apa peduli kalian tentang itu. Aku hanya membuatkan Jimin sebuah lagu karena dia sudah bekerja keras. Tak lebih."

"Kau yakin Yoongi-ah?" Ucap Soekjin yang diakhiri dengan tertawaan.

Yoongi bahkan tak menjawab pertanyaan itu, karena sekalipun ia menjawab Soekjin hanya akan mengerlingkan matanya. Karena Soekjin mengetahuinya.

.

.

"Kemana Jimin?"

"Ia pergi kerumah orangtuanya" Soekjin menjawab pertanyaan yang dilontarkan Namjoon.

"Busan?" Tanya Namjoon setelah meneguk segelas air.

Soekjin menggeleng. Sang pemuda masih sibuk menyiapkan makan pagi untuk member yang lain.

"Orangtuanya menginap dirumah mereka yag ada di Seoul dan Jimin mengunjungi mereka."

Namjoon mengangguk. Ia meraih selembar roti dan mengoleskannya deng selai lalu memakannya.

"Oh iya, bagaimana dengan ulangtahun Jimin, hyung?"

"Hosoek, Taehyung dan Jongguk akan mempersiapkan semuanya. Sementara Yoongi yang akan membeli cakenya."

"Kalau begitu semuanya sudah selesai."

.

.

Denting jam diruang menonton dorm BTS sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Soekjin, Jongkook, Tahyung dan Hosoek sibuk mendekorasi ruangan itu, sementara Namjoon memperhatikan mereka dan seeskali mengambil barang-barang yang diinginkan oleh mereka yang mendekorasi. Jangan tanya mengapa Namjoon tak ikut mendekorasi ruangan itu? Karena jawabannya adalah pemuda itu hanya akan membuat ruangan itu menjadi tidak berbentuk. Yeah he is the king of destruction after all.

Lalu bagaiman dengan Jimin dan Yoongi? Jimin masih berada dirumah orangtuanya dan mereka –member BTS— menebak Jimin akan kembali sekitar pukul sebelas malam. Sementara Yoongi masih berada distudionya. Lagipula sang pemuda pucat memiliki tugas khusus untuk mebeli cake untuk ulangtahun Jimin.

Mereka menyelesaikan pekerjaan mereka sekitar pukul sepuluh lewat tiga puluh menit. Saat itu Jimin maupun Yoongi belum berada di dorm. Hal itu membuat Soekjin sibuk menghubungi Yoongi agar segera pulang ke dorm mereka. sang pemuda sedikit gemas melihat situasi mereka, Yoongi yang ditugaskan untuk membeli cake belum berada di dorm. Pertanyaan seperti bagaimana jika Jimin kembali terlebih dahulu dibanding Yoongi membuat Soekjin sedikit panic. Alasannya karena ia tak mungkin menghubungi Jimin dan bertanya padanya dimana sang pemuda berada dan kapan akan kembali ke dorm, karena tentu saja hal itu akan membuat semuanya menjadi tidak lagi sebuah kejutan.

Suara pintu yang dibuka membuat focus semua orang teralihkan, semuanya menahan nafas saat menunggu siapa yang membuka pintu. Dan beruntunglah mereka orang tersebut adalah Min Yoongi. Yoongi mengerinyit heran melihat tatapan semua member yang terarah padanya namun memilih untuk tidak peduli.

"Cake apa yang kau beli hyung?"

Yoongi mengangkat cake itu dan berkata "Cheese cake"

"Kau bercanda Yoongi-ah?"

"Kenapa? Bukannya kalian memintaku untuk membeli cake dan aku membelinya. Lantas apa yang salah."

"Kau tahu sendiri jika Jimin tidak menyukai Cheese Cake. Lalu kenapa kau membelinya?"

"Entahlah, mungkin karena aku tahu ia takkan kembali."

"Apa maksudmu?"

.

.

Denting jam itu menandakan jika waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Pergantian hari. Dan itu berarti hari kelahiran seorang Park Jimin. Seharunya ada tawa yang keluar, seharusnya mereka sedang bermain dengan krim kue dan membuat salah satu ruangan di dorm menjadi berantakan. Namun, itu tak terjadi karena sang pemeran utama tak kembali. Persis seperti yang diucapkan Yoongi.

"Sepertinya Jimin menghabiskan malam ulang tahunnya bersama orangtuanya." Ucap Soekjin.

Semuanya mengangguk setuju, kecuali Yoongi. Ia mendecis tak suka, sekalipun ia sudah memprediksinya namun tetap saja rasa tidak suka itu masih ada.

"Begitukah? Orangtuanya sudah kembali ke Busan." Ucap Taehyung

"Dari mana kau mengetahuinya?"

"Aku bertanya pada Jimin tadi."

"Lalu kemana dia?"

"Entahlah"

"Lebih baik kita mengucapkan selamat ulang tahun padanya, berupa pesan juga tidak apa-apa" Ucap Namjoon dan setelahnya mereka sibuk dengan ponselnya masing-masing.

.

.

Restoran mewah itu tampak sepi dari biasanya. Tak ada pelayan yang berjalan bolak balik untuk menyajikan makanan. Juga tak ada tamu yang menempati meja-meja didalam restaurant tersebut. Yang ada hanya cahaya lilin disalah satu meja yang menghadap pada pemandangan sungai. Di sisi kirinya duduk seorang pemuda dengan kemeja putih sementara diseberangnya seorang gadis dengan rambut sebahu duduk dengan senyum tipis diwajahnya. Dihadapan mereka ada sebuah cake dengan beberapa buah lilin yang menyala diatasnya.

"Selamat ulang tahun Park Jimin." Ucap sang gadis.

"Terimakasih" Jawab seorang pemuda yang berada dihadapannya. "Aku beruntung dapat merayakan hari ulangtahunku bersama kekasihku."

Sang pemuda meraih tangan sang gadis dan mengelusnya. Hal itu tentu saja membuat semburat merah terlihat dikedua pipi sang gadis.

Getaran dari ponsel milik sang pemuda yang berada diatas meja sedikit mengganggu moment romantic yang tercipta diantara mereka. Sang agdis bersungut tidak suka, namun sang pemuda memberikan sebuah senyum.

"Ini dari hyung dan dongsaengku yang mengucapkan selamat ulangtahun untukku."

"Ah, dan lihat salah satu hyungku, Yoongi-hyung akan mengirimkanku sebuah lagu sebagai hadiah ulang tahun untukku."

"Ah, kau bilang yang mengetahui hubungan kita Yoongi-oppa yang itu?" tanya sang gadis

"Iya, aku memberitahunya. Karena dia orang yang aku percaya dan aku paling dekat dengannya."

"Kau terdengar sangat dekat dengannya."

"Hmm, memang benar. Aku mengaguminya dan sepertinya ia nyaman denganku dan hal itu yang membuat kami dekat. "

"Aku dengar jika dia bukan tipe yang bisa dekat dengan orang lain dengan mudah"

"Aku fikir juga begitu awalnya, tapi sepertinya mereka salah. Aku dekat dengan Yoongi-hyung"

"Apa mungkin karena dia menyukaimu?"

"Tidak mungkin, dia tahu jika aku memilikimu. Lagipula Yoong-hyung tidak mungkin memiliki perasaan seperti itu padaku. Ah Yoong-hyung sudah mengirimkan lagunya. Bagaimana kalau kita mendengarkannya?"

Sang gadis hanya mengangguk.

"Kau tahu sendiri bagaimana skillnya untuk membuat sebuah lagi. Aku mengaguminya terlebih dengan lirik penuh makna yang selalu ia tuangkan dalam setiap lagu yang ia buat.

Jimin berucap ringan seraya mengotak atik ponselnya, membiarkan sang gadis yang merupakan kekasihnya untuk mendengarkan lagu yang diciptakan oleh hyung yang ia kagumi untuknya. Mereka mendengarkannya dalam diam hingga lagu itu berakhir.

Dan lagu itu diakhiri dengan kalimat

So please be solo

.

.

THE END