Ohh! Sasuke! You Know,What Is It?

By Arisuke Fuyuki

Disc© Masashi Kishimoto

NarutoXSasuke

Rate M for Mature and Sexual Contents

Genre Romance/Humor

OOC Sasuke, ranjau typo :v 17+BL,BoyXBoy,Lemon kurang asem :v

Happy Reading

Enjoy..

.

.

.

.

.

Konoha High School

Seorang pemuda berambut pirang yang masih memakai seragam sekolah dengan name tag Namikaze Naruto, berjalan sendirian di lorong sekolah Konoha High School. Siswa kelas 2-F itu berjalan sambil memperhatikan benda kecil berbentuk bulat panjang berwarna pink. Ia mengeryit heran pada benda nista ini.

"Apa.. ini?" gumamnya masih memperhatikan benda itu,bukannya dia tidak tahu itu benda apa, itu sebuah lipgloss, "―tapi kenapa benda ini ada pada Sasuke?" gumamnya lagi. Ya,Sasuke. Dia menemukan benda ini setelah bertemu dengan kekasihnya sepulang sekolah sebelum akhirnya mereka berpisah. Benda terkutuk itu jatuh dari saku celana Sasuke. Tapi Naruto tidak berniat mengembalikan benda itu sebelum dia tahu apa alasan benda yang biasanya dipakai oleh kaum perempuan ada pada Sasuke, sang kekasih tercinta. Ini mencurigakan, pikiran negatif mulai terlintas di otak Naruto,mungkinkah..

"―Sasuke dia.. selingkuh?" memikirkan hal itu membuatnya ingin tertawa, dia tahu Sasuke sangat mencintainya karena dia juga mencintai Sasuke. Tapi― benda ini menghantui pikiran positifnya tentang Sasuke menggantikannya dengan pikiran buruk tentang sang pujaan hati. "Arrrghh! Aku tidak tahu harus bagaimana?!" teriaknya frustasi sambil mengacak surai pirangnya.

Naruto kembali memandang lipgloss itu dengan tatapan tajam, "Apapun hubunganmu dengan Sasukeku, kupastikan aku tahu, dan jika benar yang aku pikirkan, aku bersumpah akan mematahkan leher pemilikmu." Oke, dia mulai gila karena mengancam sebuah lipgloss terkutuk. Naruto memasukan lipgloss itu kedalam tasnya lalu bergegas menuju tempat parkir. Dengan tampang kesal Naruto memasuki mobilnya, mengemudikan mobil sport berwarna hitam itu keluar area sekolah.

Dalam perjalanan menuju rumahnya dia tidak henti-hentinya mengumpat kesal, bertingkah layaknya orang kesurupan, mengemudikan mobil secara ugal-ugalan seperti remaja labil. Ini semua karena Uchiha Sasuke! Yah lebih tepatnya benda terkutuk tadi. Naruto ingin menghubungi Sasuke, tapi dia takut karena dia sedang emosi dia justru memperbesar masalah. Lagipula belum tentu juga kan Sasuke selingkuh seperti yang dia pikirkan.

Naruto menghembuskan nafasnya mulai merasa sedikit tenang ,lalu dia mengurangi kecepatan mobilnya, bagaimanapun dia masih ingin tahu penjelasan Sasuke besok. Tidak lucu kan jika dia mati hanya karena lipgloss misterius yang terjatuh dari saku celana kekasihnya. Sungguh itu alasan paling bodoh untuk mati. Oke dia mulai berpikir kemana-mana.

.

.

.

Namikaze's Mansion

Naruto melangkahkan kakinya memasuki rumah yang bisa dibilang megah, tidak ini memang sangat megah dan mewah. Bisa kalian lihat kan, Naruto adalah seorang anak orang kaya, dan benar Naruto merupakan anak bungsu dari Namikaze Minato seorang presdir Namikaze Group, salah satu perusahaan terkenal di jepang, sedangkan ibunya bernama Namikaze Kushina, dia seorang kepala rumah sakit nomor satu di Konoha. Semua itu membuatnya menjadi seperti sekarang ini. Banyak yang menyebutnya pangeran karena kekayaan dan ketampanannya jangan lupakan dia seorang yang pintar.

Tapi Naruto, dia tidak peduli dengan itu semua saat ini, bagaimanapun dia masih frustasi karena lipgloss tadi. Dia berjalan dengan wajah kusut, rambutnya berantakan seragamnya jauh dari kata rapi, membuatnya terlihat seperti berandalan daripada pangeran. Hei tapi aku ulangi Naruto tidak peduli yang dipikirannya sekarang hanya ada Sasuke! Sasuke! Dan Sasuke!

'Terkutuklah kau lipgloss sialan!' umpatnya dalam hati lalu memasuki kamarnya. Matanya memicing saat melihat seseorang yang tak asing berbaring di atas ranjangnya sambil memainkan laptopnya. Naruto mengendikan bahunya lalu menutup pintu kamar, melemparkan tasnya tepat ke kepala seorang bersurai merah yang sedang mengaduh karena ulah Naruto.

"Apa yang kau lakukan?!" teriak orang itu sambil memegangi kepalanya. Naruto duduk di sebuah kursi sambil menatap orang itu lalu memutar bola matanya malas. "Berapa kali harus aku bilang, jangan seenaknya memasuki kamarku,Kyuubi." Balas Naruto dengan nada malas.

Kyuubi adalah kakak laki-laki Naruto, nama lengkapnya Namikaze Kyuubi, dia lima tahun lebih tua dari Naruto. Sekarang dia sedang meneruskan kuliahnya di Konoha International Univercity. Pemuda yang tak kalah tampan dari Naruto ini memang sering menggoda adiknya kadang sampai adiknya emosi. Tapi Naruto sudah 17 tahun tinggal bersama laki-laki berambut merah ini jadi dia mulai terbiasa, meski kadang masih memberi sumpah serapahnya pada sang kakak.

Kyuubi masih tidak bergerak dari tempatnya, "Salah sendiri kenapa kamar tidak di kunci, lagi pula cuma meminjam laptop saja." Naruto mendengus, "Hh.. yah aku melihatnya, memang kemana laptopmu?" si pemuda berambut merah tadi mengubah posisinya menjadi duduk bersila, "Kau ingat kan kemarin aku kehujanan, laptopku basah karena hujan sialan itu." Naruto membalasnya dengan decakan kecil.

Sedangkan Kyuubi kembali berkutat dengan laptop milik Naruto, tapi suatu benda menarik perhatiannya. Tanpa pikir panjang dia mengambil benda yang berada di samping tas Naruto, dahinya mengerut melihat benda itu, untuk apa Naruto menyimpan benda seperti ini?

"Hei, Naru! Sejak kapan kau pakai lipgloss?"

DEG

Pertanyaan singkat sang kakak sanggup menusuk hati Naruto, membuatnya teringat kembali akan benda nista yang masih belum jelas asal usulnya, sepertinya dia baru saja melupakan benda itu. Naruto segera bangkit dari duduknya dan dengan cepat mengambil benda itu dari sang kakak.

"Jangan sentuh!" bentak Naruto sambil menggenggam erat benda itu, "―Ini milik Sasuke." Sambung Naruto yang membuat Kyuubi menatap Naruto penuh rasa kebingungan tapi kemudian seringai muncul di wajah Kyuubi. "Kau menyuruhnya memakai lipgloss? Kenapa tidak sekalian kau menyuruhnya memakai make up?" lalu Kyuubi pun tertawa terbahak-bahak tidak peduli meski Naruto kini sedang menatapnya tajam, "Diam Kyuu!" mendengar suara adiknya yang terdengar tajam Kyuubi mulai berhenti tertawa, "Baiklah-baiklah, maaf aku hanya tidak percaya kau ini menyu―"

"Aku tidak menyuruhnya! Bahkan aku tidak tahu asal usul benda ini! Bagaimana benda ini ada di saku celana Sasuke! Aku tidak tahu!" Kyuubi meneguk ludahnya melihat bagaimana sang adik sekarang ini, Naruto mengacungkan benda itu ke wajah Kyuubi dengan tatapan tajam. Oke Naruto sudah benar-benar emosi saat ini.

Kyuubi menghembuskan nafasnya perlahan lalu menghampiri Naruto, berdiri di hadapan pemuda yang masih emosi itu, "Tenangkan dirimu,oke." Naruto mulai sedikit tenang, kemudian Kyuubi menyentuh pundak Naruto, "Aku tahu apa yang kau pikirkan, kau pasti memikirkan Sasuke yang.. berselingkuh, aku mengerti Naruto―" Naruto menatap Kyuubi tak percaya, bagaiamana bisa kakaknya ini bertingkah manis? Meski sedikit menjijikan, baiklah ini kemajuan.

"―Tapi.. coba pikirkan lagi, mungkin saja sih Sasuke selingkuh, mana ada orang yang tahan berlama-lama bersama orang bodoh sepertimu? Apalagi Sasuke kan sering memanggilmu 'Dobe', hahahahaha.." inilah hinaan yang ketinggalan tadi, menurut Naruto ini lebih menjijikan dari yang tadi.

Naruto mengepalkan tangannya kuat, rahangnya mengeras, "Kyuu-bi." Desisnya tajam, tangannya siap untuk menghajar sang kakak tapi sebelum itu terjadi Kyuubi sudah pergi meloloskan diri setelah berkata, "Aku memaklumi jika Sasuke-chan selingkuh, Do-be!" yang membuat Naruto semakin murka.

"AKU BERSUMPAH AKAN MEMATAHKAN TULANGMU RUBAH SIALAAN!"

Setekah tak mendengar suara Kyuubi lagi Naruto mengalikan perhatiannya pada lipgloss yang masih ada pada genggamannya, Naruto menyeringai, "―dan untukmu! Jika apa yang dikatakan Kyuubi benar, aku tidak akan segan-segan membuatmu berhenti di produksi lagi!" lalu Naruto kembali memasukan benda itu ke dalam tas.

'Tunggu besok pagi Teme-chan~' seringai Naruto melebar.

.

.

.

Konoha High School

Sekolah elite itu masih terlihat sepi, hanya ada beberapa ruang kelas yang mulai di datangi para murid. Uchiha Sasuke, seorang pemuda tampan cenderung manis berjalan menuju kelasnya yang ada di lantai dua. Wajahnya datar seperti biasa, meski begitu Sasuke juga salah satu pangeran yang digilai banyak siswa di sekolah ini. Pemuda yang berstatus sebagai kekasih Namikaze Naruto ini sebenarnya sedang gelisah, kenapa? Ya ada banyak hal yang membuatnya gelisah.

Pertama, kekasihnya, yaitu Naruto sama sekali tidak menghubunginya sejak sepulang sekolah kemarin, dia takut terjadi sesuatu pada pemuda itu, atau tanpa sengaja dia melakukan kesalahan yang membuat Naruto marah padanya. Sasuke benar benar bingung, apa yang harus dia lakukan? Menghubunginya terlebih dahulu? Ah tidak rasa gengsinya melarang untuk melakukan hal itu. Jadi Sasuke lebih memilih mendiamkan Naruto. Meskipun sebenarnya dia sanngat merindukan pemuda itu.

Kedua,dia kehilangan suatu benda yang amat berharga baginya. Dan jika benda itu jatuh ke tangan orang lain apalagi orang itu tahu bahwa benda itu miliknya, mungkin dia akan mengundurkan diri dari sekolah ini, pergi keluar negri, mengganti namanya dan hidup sendirian. Oke, sekarang Sasuke mulai berlebihan, tapi memang itu yang dia rasakan.

Sasuke memasuki kelas dengan papan bertuliskan 2-A, ya Naruto dan Sasuke memang berada di kelas yang berbeda, tapi kelas disini tidak mempengaruhi siswanya, di Konoha High School semua kelas sama! Meski mereka berada di kelas yang berbeda mereka tidak pernah meras jauh, tapi baru kali ini Sasuke benar benar merasa jauh dari sosok yang amat dicintainya itu.

Pemuda beriris onyx itu duduk di bangkunya dan langsung menatap keluar jendela,kelasnya yang berada di lantai dua dan menghadap langsung ke halaman depan sekolah membuatnya bisa melihat pemandangan indah dari sekolahnya ini. Tapi tunggu, sepertinya ada yang menarik perhatiannya. Mata Sasuke melebar melihat sebuah mobil sport berwarna hitam yang sangat dia kenal, "Naruto.." gumannya tanpa sadar dan terus memperhatikan mobil itu sampai mobil itu berhenti di tempat parkir.

Jantung Sasuke berdetak dengan irama yang cepat saat melihat sang pengemudi keluar, sosok yang amat dia rindukan. Sasuke sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari pemuda itu. Sasuke melihat Naruto yang terlihat baik-baik saja bahkan dia menyapa teman-temannya dengan ramah seperti biasanya, Naruto bahkan tersenyum, senyumnya juga biasa saja.

Tapi ada yang aneh pemuda bermarga Namikaze itu sama sekali tidak melihat ke arahnya dan langsung berjalan masuk ke gedung sekolah, padahal biasanya Naruto selalu memberinya long kiss setelah turun dari mobilnya. Pagi ini Sasuke merasa di acuhkan oleh kekasihnya.

"Ugh! Dobe menyebalkan!" ucapnya lalu menenggelamkan kepalanya di antara kedua lengannya. Sasuke frustasi, dia yakin tidak ada pelajaran yang akan masuk otaknya hari ini.

.

.

.

Konoha High School|Break Time

Seperti pagi tadi, keadaan Sasuke masih sama. Dia duduk di bangkunya menenggelamkan kepalanya diantara kedua lengan, frustasi memikirkan sang blonde yang belum menghubunginya sama sekali. Sebenarnya kesalahan apa yang telah dia perbuat sampai Naruto mendiamkannya seperti ini? Seingatnya dia tidak melakukan kesalahan apapun, kalaupun dia melakukan kesalahan Naruto tidak akan sampai hati melakukan hal ini padanya.

'Dobe..'

.

.

.

"Ehem."

Seseorang berdehem keras membuat Sasuke mendongkan kepalanya, dan matanya langsung menangkap seseorang yang sangat dia rindukan seseorang yang membuatnya tidak bisa konsentrasi. Dia, Naruto sedang berdiri di depan pintu kelasnya dengan gaya angkuh. Jantung Sasuke secara otomatis berdetak tak karuan.

"Naruto?"

"Merindukanku, 'Suke?" Sasuke tidak menjawab dia hanya bergerak gelisah di tempat duduknya sebelum akhirnya memutuskan untuk menghampiri Naruto. "Naruto, apa kau marah padaku?" ucap Sasuke to the point karena dia memang sudah tidak tahan dengan yang dia rasakan.

Naruto tertawa pelan, "Kau tahu kan, aku paling tidak bisa marah padamu, baby." Sasuke menundukan kepalanya, dia tahu saat ini Naruto memang sedang marah padanya, tapi karena apa? Sasuke kembali mendongak menatap Naruto, "Apa aku melakukan kesalahan?"

Pemuda pirang itu menyeringai, "Kau ingin tahu?" Sasuke mengangguk, lalu Naruto menarik tangan Sasuke keluar kelas, "Kita mau kemana?" Naruto melirik Sasuke sekilas, "Sudah ikut saja." Akhirnya Sasuke hanya diam dan mengikuti kemana Naruto membawanya.

.

.

.

Perasaan Sasuke mulai tidak enak saat Naruto membawanya ke sebuah ruang kelas lama yang sudah tidak terpakai, ruangan itu hanya berisi beberapa bangku kosong yang sedikit berdebu. Untuk kebersihan, ruangan ini lumayan terjaga. Tapi, itu tetap membuat perasaan Sasuke gelisah, apa yang akan dilakukan Naruto padanya nanti.

Naruto menarik kasar sebuah kursi lalu mendudukan Sasuke di kursi itu, Sasuke semakin bingung dengan tingkah Naruto. Pemuda blonde itu menatap Sasuke datar membuatnya meneguk ludah, "Jadi..ada apa?" Sasuke mulai membuka suara dengan lirihnya. Naruto melipat kedua tangannya ke depan dada, "Aku ingin bertanya sesuatu padamu."

"Apa?"

"Tapi kau harus berjanji untuk menjawabnya dengan jujur."

"Aku berjanji." Sasuke mengangguk pelan, lalu Naruto menghela nafas panjang kemudian merogoh saku celananya dan mengeluarkan benda yang mampu membuat jantung Sasuke berhenti berdetak sepersekian detik.

'Lipgloss nya!'

Naruto tersenyum miring, "Kau tahu benda ini Sasuke?" Nafasnya tercekat keringat dingin mengalir di pelipisnya saat Naruto menggoyang-goyangkan benda itu di depan wajahnya, "―Sasuke, jawab aku, baby." Tubuh Sasuke bergerak gelisah pipinya perlahan merona malu, "I-itu milikku." Seringai Naruto semakin melebar ketika mendengarnya.

Pikiran negative semakin menguasai otaknya, mungkinkah Sasuke benar-benar mengkhianatinya. Tapi kenapa? Apa selama ini Sasuke merasa bosan. Tapi itu belum tentu benar, 'Aku akan mencoba bersabar dulu, aku yakin Sasuke tidak sejahat itu.'

"Hoo, jadi benar, lalu dari mana kau mendapatkannya?" Sasuke semakin gelisah, "Aku.. membelinya dari Sakura." Naruto mencondongkan tubuhnya menatap Sasuke, dia harus menahan emosinya. "Untuk apa? Hm? Setahuku kau tidak suka memakai benda-benda nista seperti ini." Ucapan Naruto semakin sarkastik. Sasuke menundukan kepalanya dalam, haruskah dia jujur sekarang? 'God! Ini akan memalukan!'

"Untuk... i-itu―"

"Apa? Katakan dengan jelas."

"Em.. itu, untuk―"

"JAWAB DENGAN JELAS, UCHIHA SASUKE!" Oke Naruto mulai terbawa emosi saat ini matanya menatap Sasuke dengan tajam. Sedangkan Sasuke mulai tidak tahan lagi dia berdiri menatap Naruto tak kalah tajam. Lalu mengacungkan jarinya ke wajah Naruto.

"AKU MENGGUNAKANNYA UNTUKKU SENDIRI! PUAS?!" akhirnya Sasuke mengatakan apa yang harusnya dia katakan. Pipinya merona seketika, dia memalingkan wajahnya, tidak kuat jika harus melihat ekspresi sang kekasih yang mungkin akan menertawakannya.

"Eh?" mendengar jawaban Sasuke entah kenapa emosi Naruto menguap tergantikan dengan tatapan tak percaya. Naruto memegang kedua bahu Sasuke, "Kenapa kau lakukan itu?" Sasuke menjawabnya dengan gumaman lirih yang masih bisa di dengar oleh Naruto, "Aku melakukannya juga untukmu,dasar bodoh." Naruto menaikan satu alisnya semakin tidak mengerti.

"Tu-tunggu, untukku? Kenapa?" Sasuke mendesah pelan kenapa dia bisa menyukai seorang yang idiot seperti Naruto. "Hh.. karena kau pernah bilang bahwa bibirku kering saat kita berciuman sepulang sekolah, dan aku mendengar para gadis membicarakan tentang lipgloss yang bisa membuat bibir menjadi lembab." Jelasnya sambil menahan malu, Naruto terlihat menahan tawanya. Tak disangka Sasuke ternyata punya sisi polos yang menggemaskan.

"Jadi kau membelinya?"

Sasuke mengangguk "Lebih tepatnya aku menyuruh Sakura membelikannya untukku.", Naruto tertawa lepas sambil memegangi perutnya membuat Sasuke semakin malu dan kesal. "Jangan tertawakan aku Dobe! Aku melakukannya juga untukmu!" Naruto menghentikan tawanya kemudian menatap Sasuke lembut. "Iya iya, terimakasih 'Suke, kau tahu pikiran negative terus menghantuiku sejak aku menemukan benda ini yang tak sengaja terjatuh dari sakumu."

Sasuke mengeryit, "Jadi itu penyebabmu mengacuhkanku seharian, Dobe!" Naruto menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, "Uh iya begitulah, aku hanya takut ketika berbicara denganmu aku hanya akan melukai perasaanmu, jadi aku mendiamkanmu." Sasuke mendengus kesal, tidakkah Naruto berpikir bahwa Sasuke hampir gila karena Naruto tidak menghubunginya sama sekali hanya karena lipgloss. Kenapa pikiran Naruto bisa sedangkal itu, sih?

"Baka."

"Maafkan aku." Naruto membelai pipi putih Sasuke penuh sayang dan rasa bersalah, Sasuke memegang tangan Naruto yang membelainya lalu tersenyum tipis, "Hn, tidak apa-apa lagipula itu sudah berlalu, tapi lain kali bertanyalah terlebih dulu, Dobe." Naruto menanggapinya dengan cengiran.

Mata Naruto beralih pada sesuatu yang sempat terlupakan, ah lipgloss yang masih ada dalam genggaman tangannya. Naruto menyeringai lalu menatap Sasuke, "Sasuke, apa kau sudah memakainya?" Sasuke menggeleng, "Aku belum sempat menggunakan benda itu, karena benda itu sudah hilang sebelum aku memakainya."

"Oh, kalau begitu bagaimana jika kau memakainya sekarang saja? Hm?" Sasuke meneguk ludahnya matanya menatap horror lipgloss yang ada di tangan Naruto, "Naruto! aku tidak mau jika harus memakainya sekarang."

"Ayolah, aku ingin merasakan bibirmu yang menggunakan lipgloss, ah pasti jauh lebih manis." Naruto membuka lipgloss itu lalu melempar tutupnya ke sembarang arah. Sasuke semakin gugup, apalagi sekarang Naruto mengarahkan ujung lipgloss itu ke bibir merahnya, "Na-naru―"

"―sekali saja,oke?" Naruto menyelanya dengan cepat, akhirnya Sasuke menyerah. Dia mengangguk, seringai Naruto melebar lalu dia menarik dagu Sasuke dan memakaikan lipgloss itu ke bibir raven sedikit merasa risih saat bibirnya bersentuhan dengan permukaan lipgloss itu, "Na―"

"Jangan bergerak Sasuke, nanti hasilnya jelek." Sasuke hanya memutar bola matanya malas. "Oke selesai." Ucap Naruto lalu menaruh lipgloss itu ke meja terdekat. Naruto menatap bibir Sasuke dengan tatapan lapar. Bibir itu terlihat lebih merah dan lembab seolah memanggilnya untuk segera meraupnya dengan rakus.

Sasuke sendiri merasa salah tingkah karena tatapan intens Naruto, "Jangan tatap aku seperti itu!" Naruto mendekatkan wajahnya perlahan, "Hh, siapapun pasti akan menatap bibirmu seperti 'itu', bibirmu terlalu menggoda Sasuke." Sasuke hendak memalingkan wajahnya, tapi pipinya segera di tahan Naruto.

"Jangan menolak, bukankah kau melakukan hal itu untukku?" Sasuke hanya diam tidak merespon dia hanya menatap iris shapire Naruto yang mulai memancarkan nafsu. "―jadi biarkan aku merasakannya, Sasuke." Naruto semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Sasuke, hingga bibirnya menyentuh permukaan bibir Sasuke, meraupnya dengan lembut.

Sasuke memejamkan matanya perlahan, menikmati ciuman itu. Lidah Naruto menjilat bibir bawah Sasuke lalu menghisapnya dengan perlahan. Manis, itulah yang Naruto rasakan. Ternyata rasa dari lipgloss itu tidak buruk juga.

"Emphh.." Sasuke mengerang pelan saat hisapan Naruto menguat. Kini lidah Naruto mulai menggodanya meminta ijin masuk ke dalam gua hangat Sasuke, mengerti akan maksud sang dominan, dengan cepat membuka bibirnya membiarkan Naruto menginvasi mulutnya.

Naruto tidak membuang waktu lagi dia segera melesakan lidahnya untuk mengecap rasa dari mulut Sasuke. Lidahnya menari-nari di dalam gua hangat itu, mengabsen deretan gigi yang tertata rapi disana. Sasuke semakin hilang kendali, ciuman Naruto sanggup mengikis akal sehatnya. Tangannya kini berpindah ke leher Naruto menariknya dengan tidak sabaran, memaksa sang dominan untuk menciumnya lebih dalam dan agresif lagi.

Sang dominan menyeringai dalam hati mendapati tingkah tidak sabaran dari sang uke. Satu tangan kekarnya memeluk pinggang Sasuke membuat tubuh Sasuke semakin merapat ketubuhnya. Lidahnya juga semakin gencar bermain dalam mulut Sasuke, kini lidahnya mulai menjilat lidah Sasuke mengajaknya untuk menari bersama.

"Hmphh..nhmm." Sasuke membalas ajakan Naruto. Lidah mereka saling bertautan membuat lelehan saliva mengalir di dagu mereka. Detak jantung berpacu dengan cepat, deru nafas yang tak beraturan, suara dari decakan saliva mampu membuat libido mereka semakin naik. Desahan dan erangan mulai meramaikan ruangan yang awalnya hening itu.

Pada akhirnya Sasuke membiarkan Naruto mendominasi ciuman itu, membiarkan Naruto menjelajahi mulutnya. "Nghh―hmpph―" erangan Sasuke semakin nyaring saat Naruto melesakan lidahnya semakin dalam, menjilat langit-langit mulutnya. Membuat tubuhnya semakin melemas seolah tenaganya di sedot oleh ciuman Naruto yang semakin liar.

Namun, ciuman itu harus berakhir saat paru-paru mereka berontak karena mulai kekurangan pasokan oksigen. Naruto menatap Sasuke dengan intens, tangannya membelai pipi chuuby Sasuke yang kini memerah.

"Bibirmu semakin manis, kau tahu." Sasuke menatap Naruto dengan malu malu, "Dobe!" gumamnya pelan. "―tapi aku suka." Tambahnya lagi sambil melesakan kepalanya ke perpotongan leher Sasuke, menghirup dalam aroma mints yang menguar dari tubuh sang uke lalu mengecupnya pelan. Sangat memabukan, membuat libidonya semakin melonjak.

Sasuke bisa merasakan nafas Naruto yang berhembus di perpotongan lehernya membuat bulu kuduknya meremang. Tangan Sasuke berusaha menjauhkan kepala Naruto dari lehernya, "Sudah cukup, Dobe! Sebentar lagi kelas akan di mulai aku tidak mau sampai membolos!"

Naruto mendengus kesal kemudian menjauhkan kepalanya, "Persetan dengan semua itu! Aku tidak peduli! Aku menginginkanmu sekarang." Sasuke mendelik galak, "Kau jangan gila kita sedang di sekolah Dobe! Kalau sampai ada yang tahu habislah kita." Naruto memutar bola matanya malas, lalu memegang dagu Sasuke, "Tenang saja tidak akan ada yang tahu, tempat ini aman, dan soal membolos kau tenang saja membolos satu kali tidak akan membuatmu di keluarkan Sasuke."

"Ta-tapi―" ucapannya terhenti saat Naruto mencium bibirnya sekilas, "Sasuke―" panggilnya dengan suara baritone rendah menyalurkan libidonya yang sudah ada di ambang batas. Salahkan Sasuke yang terlalu menggoda untuk dibiarkan begitu saja. "―aku akan membuatmu nikmat, jadi kumohon."

Mendengar tawaran Naruto yang menggiurkan akhirnya Sasuke mengangguk membuat Naruto tersenyum senang. "Tapi ingat,hanya sebentar, oke." Naruto mengangkat sebelah alisnya, "Aku tidak janji." Belum sempat protes bibirnya sudah kembali dibungkam oleh bibir Naruto, membuatnya hanya bisa pasrah, toh pada akhirnya dia akan merasa nikmat.

.

.

.

Lemon Time

Entah bagaimana sekarang mereka sudah berada di lantai dengan posisi Naruto yang menindih tubuh Sasuke, dengan masih mempertahankan ciuman mereka. Ciuman yang lebih dalam dari sebelumnya. Keduanya saling menuntut lebih. Akal sehat sudah tertutupi oleh kabut nafsu tergantikan oleh keinginan untuk segera menyalurkan gairah.

Mereka menyudahi ciuman panas itu setelah keduanya membutuhkan asupan oksigen. Nafas mereka terengah-engah. Saling menatap satu sama lain. "Sasuke― kau benar-benar membuatku mabuk." Ucapnya sambil mengendus permukaan kulit leher Sasuke.

"Hghh! Naru― Kau juga membuatku―hh gila!" Naruto mencium perpotongan leher Sasuke sebelum menghisapnya membuat tanda kemerahan disana, "Aku tidak sabar untuk menyentuhmu lebih jauh―hh Sasuke." Sasuke membelai surai pirang Naruto, "Jangan terburu-buru, hh."

"Kau yang membuatku begini, baby." Naruto menyeringai tipis kemudian tangannya bergerak melepaskan kancing seragam Sasuke satu persatu hingga nampaklah tubuh atas Sasuke dengan kulit putih bak salju, tak ada cela sedikitpun di tubuh itu. Oh jangan lupakan dua tonjolan pink di dada Sasuke yang sudah menegang.

Naruto menatapnya dengan penuh nafsu, satu tangannya bergerak menelusuri tubuh itu membuat darah Sasuke mendesir. Sampai jari-jari yang di balut kulit tan itu sampai di dada Sasuke, dia memuntir nipple Sasuke lembut membuatnya tersentak, "Nyaahh~ Naru―" satu desahan lolos dari bibir sexy itu.

Suara Sasuke mampu membuat Naruto meneguk ludahnya, apalagi melihat keadaan Sasuke yang sekarang. Wajahnya yang merona,lelehan saliva yang membasahi area dagunya, mata yang menatapnya sayu dan keringat yang membasahi pelipisnya. Makhluk itu kini terlihat dua kali lipat lebih menggoda dari sebelumnya.

"Ahhn― nghh―" Sasuke kembali mendesah saat Naruto kembali memilin dan mencubit kedua putingnya dengan gemas, "Aku baru sadar ternyata kau sangat sensitve terhadap sentuhan bahkan sentuhan kecil, Teme." Sasuke mendelik galak mendengar ucapan Naruto, "Diam Do―ahh! Nyahh~" tapi ucapannya terhenti saat Naruto meremas dadanya kuat sambil menatapnya dengan seringainya.

"Hh, Sasuke― ayo mendesah lagi, perdengarkan desahan manismu untukku." Naruto semakin gencar memainkan kedua nipples Sasuke. Memuntir, menekan, dan mencubit, semua yang dilakukan Naruto terhadap dadanya membuat Sasuke terus mendesah dan mengerang , rasa nikmat dari sentuhan Naruto seolah menghantarkan sengatan listrik statis yang mampu membuat tubuhnya bergetar.

"Ahhh―aahhn!" Naruto kembali menguk air liurnya, desahan Sasuke terlalu manis membuatnya semakin terangsang. "Ahhh―Naru! Ahhn― berhenti menggodaku! Nghh~" tubuh mungil Sasuke menggelinjang saat sang dominan tak kunjung menghentikan sentuhannya. Dia ingin lebih dari sekedar sentuhan kecil seperti ini.

Naruto menatap Sasuke dengan polosnya, "Tapi aku suka, dan bukankah kau menyukainya? Hm?" balas Naruto sambil meremas kuat dada Sasuke membuatnya kembali mendesah hebat, "Nyaaah~ Ahhh―Naruh!"

"Ah, kau manis Sasuke―" ucap Naruto dengan suara berat penuh gairah, lalu matanya beralih pada lipgloss milik Sasuke yang masih tergeletak di atas meja. Naruto segera mengambilnya, "―kita lihat apa benda ini bisa bekerja di tempat lain."

Mata Sasuke membola menatap benda yang di pegang Naruto, dia sudah tidak peduli lagi dengan yang dilakukan Naruto terhadap tubuhnya. Tubuhnya terlalu lemas untuk memprotes Naruto. Ujung lipgloss itu kini menari-nari di atas dadanya. Memoles kedua putingnya secara bergantian, membuatnya kembali mengerang kecil. Setelah selesai 'melukis' dada Sasuke, Naruto melempar lipgloss itu.

Shapire Naruto yang sudah dipenuhi kabut nafsu, dia mendekatkan bibirnya ke dada Sasuke, menciumnya lembut, "Ittadakimasu!" setelah mengatakan hal itu Naruto segera meraup salah satu nipple Sasuke dengan rakus.

Secara reflek Sasuke meremas rambut Naruto, matanya terpejam penuh kenikmatan saat dadanya dihisap kuat, "Ahhhh― Oh Naruto!" tangan Naruto yang tidak ingin pasif mulai bergerak memuntir nipple Sasuke yang lain.

Tubuh putih itu tak henti-hentinya bergetar karena sentuhan Naruto yang menggairahkan. Sasuke membusungkan dadanya memberi akses lebih pada Naruto untuk memanja dadanya. Naruto hanya tersenyum tipis menanggapi tingkah tidak sabaran dari sang uke lalu memperkuat hisapannya. Rasa manis dari lipgloss membuatnya semakin terangsang. 'Sasuke kenapa kau senikmat ini?'.

Puas dengan dada Sasuke, Naruto beralih menatap selangkangan Sasuke yang menonjol. "Terangsang, Sasuke?" Sasuke menatap Naruto dengan sayu, lalu menatap selangkangan Naruto yang tidak jauh berbeda dengannya. "Kau juga―hh." Naruto menyeringai kemudian jarinya turun menyentuh selangkangan Sasuke.

"Ingin aku bantu?" Sasuke mengangguk mantap, dia benar-benar sudah tidak tahan lagi, "―kalau begitu memohonlah padaku Sasuke." Sasuke terdiam, kemudian tangannya menurunkan resleting celananya sendiri dengan pelan berniat menggoda sang dominan, lalu menunjukan kejantanannya yang sudah menegak melawan gravitasi dengan tetes pre-cum di ujungnya. Sangat menggoda untuk dijilat.

Iris onyx Sasuke menatap Naruto dengan tatapan sayu, "Naruto-kun, touch me more." Naruto tersenyum senang melihat tingkah agresive sang uke, "As your wish, Hime." Lalu Naruto bangkit untuk melepaskan seluruh seragamnya, menunjukan tubuh atletis dengan balutan kulit tan eksotis dan rambut spiky nya yang berantakan menunjukan kesan agresive mampu membuat Sasuke meneguk ludahnya takjub.

"Terpesona, eh?" suara bariton rendah itu menggelitik sensor pendengaran Sasuke. Pemuda raven itu tidak menyangka suara yang tadinya berteriak marah dengan nada yang membuat siapa saja emosi kini berganti menjadi suara yang begitu menggoda. Siapapun pasti akan bertekuk lutut pada sosok Naruto saat ini.

Naruto menarik tangan Sasuke untuk menyentuh keenam otot terlatih yang ada di perutnya, "―Kau boleh menyentuhnya, Sasuke." Pemuda raven itu sedikit meneguk ludahnya saat tangannya di bimbing turun menyentuh sebuah benda berotot yang kini berdenyut terangsang dengan pre-cum yang terus menetes.

"Sentuh aku Sasuke." Sasuke menuruti perkataan Naruto dia menyentuh kejantanan Naruto dengan lembut sesekali menekan ujungnya yang penuh dengan cairan bening, "Kau―basah, Dobe." Naruto tersenyum tipis, "Hn milikku memang basah, mau mencoba menjilatnya?" Sasuke tidak menjawab dia hanya mendekatkan bibirnya ke arah kejantanan Naruto mencoba menjilat pre-cum Naruto.

Rasa getir menyerang indra pengecapnya membuatnya mengeryit tidak suka, "Rasanya aneh." Naruto terkekeh pelan, lalu mengelus pipi Sasuke, "Biasakan dirimu 'Suke, sekarang cobalah untuk memakan penisku." Sasuke mengangguk atas permintaan Naruto dia kembali menjilat milik Naruto mencoba membiasakan Sasuke mengulum kejantanan Naruto dalam rongga hangatnya.

Naruto mendesah tertahan merasakan sensasi hangat dan basah dalam mulut Sasuke. "Hghh!―Sasu―" Naruto membelai kepala Sasuke sebelum menariknya untuk memperdalam kulumannya pada batang kejantannya yang semakin berdenyut senang dalam mulut Sasuke.

"Hmmh―" Sasuke terus memperhtahankan kulumannya sesekali lidahnya menggoda sang dominan membuatnya mengerang penuh kenikmatan, "Ahh―hghh Sasuke―" Naruto semakin menekan kepala Sasuke ke batang kejantanannya hingga ujung kejantanan Naruto menyentuh tenggorokannya. Sasuke sedikit panik saat jalur pernafasannya mulai terhalang.

"Hmpphh! ―Hmmhhp!" Sasuke berusaha melepaskan diri dari Naruto saat Naruto mendorong penisnya lebih dalam ke dalam mulut Sasuke. Percuma, Naruto justru semakin gencar menyodok mulutnya tanpa ampun membuatnya semakin kesulitan bernafas.

Naruto menggeram nikmat, "Hghh!―Sasuke fuck! Mulutmu―ahh nikmat!" sodokan Naruto bertambah kuat, Sasuke terus mencoba mendorong pinggul Naruto agar dia melepaskannya. "Hmphh! Stop!" melihat sang uke tersiksa akhirnya Naruto melepaskan kejantanannya. Sasuke langsung menghirup udara sebanyak-banyaknya.

Naruto menarik dagu Sasuke mencium bibir pemuda itu sekilas lalu tersenyum lembut, "Hh―kau sempurna, Sasuke." Pipi Sasuke merona menerima pujian itu.

"Nghh―Naru―ahhh!" Sasuke mengerang saat Naruto kembali menyerang kulit lehernya. Kembali menandai area itu. Sesekali Naruto menggigitnya dengan gemas membuat tubuh Sasuke tersentak. Hisapan Naruto turun ke dada Sasuke, dia kembali memanja daerah itu dengan mulutnya membuat tubuh Sasuke bergetar hebat. Setiap sentuhan sang dominan sanggup membuatnya hanya bisa pasrah. Sentuhan ini terlalu nikmat untuk ditolak.

Lidah Naruto turun ke selangkangan Sasuke yang sempat terlupakan. Matanya menatap millik Sasuke yang sudah basah oleh pre-cum, Naruto menjulurkan lidahnya untuk menjilat ujung kejantanan Sasuke, "Ahhn―Naruto Nghhh!" Sasuke meremas kedua pundak Naruto.

Naruto mulai mengulum kejantanan Sasuke perlahan, dia memaju-mundurkan mulutnya memanja milik sang submissive yang sangat menggoda. Suara desahan Sasuke semakin nyaring di ruangan itu tat kala hisapan Naruto yang menguat, "Enghh!―Ahhn!" tubuh Sasuke semakin bergetar hebat, dia tidak bisa lagi menahan libidonya yang menggelegak keluar.

Saat Sasuke hampir mencapai puncak, Naruto langsung menghentikan hisapannya membuat Sasuke mendesah kecewa seraya memalingkan wajahnya. Naruto tersenyum tipis, "Sabar oke? Kita akan mulai permaianan utamanya, sekarang buka pahamu."

Sasuke menuruti perintah Naruto, dia membuka lebar pahanya menunjukan kejantanannya yang menegak dan lubang anusnya yang berkedut lapar membuat Naruto tidak sabar untuk memasukan kejantanannya dalam lubang itu.

Naruto membasahi jarinya dengan ludah sebelum memasukannya ke dalam lubang basah itu. Secara hati-hati Naruto memasukan jarinya, mencoba untuk tidak menyakiti Sasuke. Perih dan panas itu yang dirasakan Sasuke saat satu jari Naruto menusuk lubangnya membuat Sasuke mengerang kesakitan.

"Ahhhhkk!―Ahhhn!" rasa perih semakin terasa saat jari telunjuk Naruto mulai bergerak di dalam lubangnya. Naruto mengecup bibir Sasuke sekilas, "Ssshh―tenanglah ini untuk mempersiapkanmu." Naruto menambah satu jari tengahnya, Sasuke kembali mengerang sambil mencengkeram kuat bahu sang dominan. Kini jari itu bergerak layaknya gunting untuk mempermudah aksesnya dalam memasuki Sasuke.

Setelah dirasa cukup Naruto mengeluarkan keduanya jarinya dari lubang Sasuke, membuat pemuda raven itu bernafas lega, tapi baru saja dia terbebas dari rasa sakit itu, kini lubangnya sudah dimasuki oleh benda panjang besar milik Naruto yang membuat nafasnya tercekat.

"Ahhkk!―Ghhkk! Sakit Naru―" Sasuke mendongakan kepalanya menahan rasa sakit pada lubangnya. Naruto masih mencoba menggerakan kejantanannya ke dalam lubang hangat Sasuke, "Hghh―bersabarlah,hh ini akan nikmat!" Naruto berusaha menenangkan Sasuke. "Ahhkk!―" erangan Sasuke semakin keras saat Naruto mulai bergerak pelan.

"Tahan―hh Sasu―aku akan bergerak perlahan." Sasuke mengangguk pelan, Naruto menggerakan pinggulnya lagi. Sasuke memeluk leher Naruto, "Ber―bergeraklah seperti biasa! Ahhhk― Naruto! Hh―aku baik baik saja." Naruto mulai menggerakan pinggulnya dengan sedikit cepat dan dalam. Semakin dalam penisnya semakin terasa di remas oleh lubang sempit itu.

"Hgghh―Ahhh―lubangmu, sempit!―Nikmat Sasuke!" Naruto menggeram penuh kenikmatan, sedangkan Sasuke terus mendesah, "Aahhhn―buat aku nikmat Naruto!―Ahh." Naruto membelai pipi Sasuke.

"Of course, baby―Ahhh!" Naruto mempercepat gerakan pinggulnya hingga kejantanannya menyentuh titik prostat Sasuke membuatnya melenguh nikmat. "Ahhhn―yeah! Naruto―Ahhk disana!" setelah mengetahui titik kenikmatan Sasuke, Naruto menggejot lubang itu semakin cepat dengan ritme konstan.

Naruto kembali mencium bibir Sasuke, "Hmphh―Sasuh!" Sasuke membalas ciuman itu dengan jilatan agresive yang membuat libido Naruto semakin naik. Naruto melepaskan pagutan itu menatap Sasuke yang ada di bawahnya.

Tubuh polos tanpa cela yang dibasahi oleh keringat, bibir merah yang terus mengeluarkan desahan menggoda, wajah cantik. Sungguh pemandangan yang menggoda. Siapa sangka seorang Uchiha Sasuke yang terkenal angkuh,dingin dan cuek bisa seerotis ini. Naruto sangat bahagia memiliki Uchiha Sasuke. Bahagia memiliki hati dan tubuhnya.

Naruto semakin mempercepat sodokannya di lubang Sasuke yang semakin basah, dia mendongakan kepalanya sambil membuka mulutnya mencoba mengambil oksigen sebanyak-banyaknya. Sasuke mendesah hebat saat Naruto mempercepat sodokannya, matanya terbalik penuh kenikmatan, air liurnya mengalir membasahi dagunya.

"Ahhh―Naruh―fuck me―hh faster!" Naruto membalasnya dengan anggukan, lalu Naruto menambah tempo kecepatan sodokannya, "Sasuke―Ahhh! Kau―Nikmath! Lubangmu―Hghh! Meremasku!" kedua tangannya memegang pinggang Sasuke lalu menghentakan pinggulnya lebih dalam membuatnya penisnya merasakan sensasi hangat, basah serta pijatan dari dinding rektum Sasuke pada kejantanannya hingga menyapu akal sehatnya.

"Ahhhn―Naruto! ―Nghh!" tubuh Sasuke terus terhentak keras seirama dengan sodokan Naruto pada anusnya. Tangan Sasuke menarik kepala Naruto untuk menciumnya, Naruto menuruti permintaan Sasuke, dia segera memagut bibir Sasuke dengan rakus.

Sodokan Naruto kian brutal dan terkesan bar bar membuatnya mengerang di tengah-tengah cumbuan mereka yang entah sudah berapa kali. "Nghhm! Eghmm! Naru―" Naruto menanggapi desahan Sasuke dengan cumbuan yang lebih dalam hingga menghapus semua kewarasan Sasuke tergantikan oleh nafsu birahi.

Tubuh mereka mulai bergetar menahan kenikmatan yang hampir sampai pada puncaknya. Jantung berpacu dengan cepat, deru nafas saling bersahutan menambah gairah. Naruto semakin memperkuat sodokan di lubang ketat itu.

Sasuke semakin tidak kuat untuk menahan kenikmatan itu, "Ahhhn―Naruto―Ahh! Aku tidak tahan lagi!" Naruto menggeram pelan, "Tahan sebentar―hghh―lagi Sasu―" tangan Sasuke bergerak untuk memanja kenjantannya sendiri, dia sudah tidak sabar untuk mencapai puncak kenikmatan itu.

Naruto semakin terangsang melihat apa yang dilakukan pemuda itu. Tubuh Naruto semakin bergetar otot perutnya mengejang, sedang Sasuke juga mempercepat sentuhannya di batang kejantannya yang mulai berdenyut tak terkendali.

"Naru―Ahh! Aku tidak ―Nghhh! ―sanggup lagih!" Sasuke terengah-engah menatap Naruto, "Ahhk―aku juga―hghh!" Naruto mengecup bibir Sasuke sekilas. Dia menghentakan penisnya lebih dalam lagi, membuat otot rektum Sasuke meremas miliknya hingga sedikit lagi membawanya melayang ke atas awan.

"Ahkkk!―Aku keluar!" Naruto membenamkan kejantananya ke dalam lubang Sasuke sebelum mengeluarkan spermanya ke dalam liang Sasuke.

Sasuke juga mempercepat sentuhannya pada organ vitalnya hingga otot perutnya terus mengejang. Nafasnya tercekat dan akhirnya, "Ahhhkk―Nghhh!―Keluar! Aku keluarhhh!―Ahhh." cairan putih kental itu keluar dengan derasnya hingga membasahi lantai berdebu dan perutnya sendiri.

Keduanya masih terengah-engah setelah pergulatan panas itu, Naruto mencium kening Sasuke singkat. "Kau―hh―menakjubkan." Lalu Naruto mengeluarkan batang kejantanannya dari lubang Sasuke membuat spermanya mengalir keluar membasahi lantai. Naruto membaringkan tubuhnya ke samping Sasuke.

"Hh―aku lelah." Ucap Sasuke, Naruto menoleh menatap wajah lelah Sasuke lalu mengelus pipi itu dengan lembut dan penuh sayang, "Kalau begitu tidurlah, aku akan mengantarmu pulang." Sasuke tidak menjawab dia langsung memejamkan matanya tertidur. Bercinta dengan Naruto memang menyenangkan tapi juga melelahkan.

Naruto tersenyum lembut kemudian bangkit untuk memakai seragamnya lagi, setelah itu dia memakaikan seragam Sasuke kemudian menggendongnya ala bridal style tak lupa membawa lipgloss tadi.

'Well, sepertinya aku harus meminta ijin pada guru untuk mengantar Sasuke pulang, dan lipgloss ini hh.. ternyata tidak sepenuhnya nista.'

.

.

.

.

.

END

.

.

.

Kyaaaaa! Fanfic Rate M pertama! Setelah sekian lama jadi fujoshi baru kali ini bikin fanfic rate m hahahaha~

Gimana menurut para readers sekalian? Lemonnya kurang hot kah? Ya maklum masih belajar ini, tapi suke akan terus berusaha untuk lebih baik! hehehe

Silakan tulis kritik dan saran para readers di kolom riview yaah

Respon pembaca sangat berpengaruh untuk perkembangan saya sebagai author XD

Akhir kata, jaa matta ne~