Pairing :
Choi Siwon (namja)
Lee Donghae (yeoja)
Other : Lee Donghye (7 tahun)
Rated : T
Genre : Family, Romance, Drama.
Happy reading guys...
:::109:::
"Donghye, cepat..."seorang yeoja manis berteriak dari arah dapur untuk memanggil anak mungilnya.
"Ne, eomma.."datanglah seorang gadis kecil menghampiri ibunya didapur.
Yeoja manis bernama Donghae itu membantu anaknya menaiki kursi makan.
"Habiskan sarapanmu, ne..?"ujar Donghae seraya mengecup pipi anaknya.
"Ne, eomma."jawab Donghye dengan senyum mengembang diwajah polosnya.
Donghae lalu duduk diseberang Donghye. Ikut menikmati sarapannya.
Sesekali dia tersenyum saat menatap malaikat kecilnya yang terlihat lucu dengan mulut yang penuh makanan.
Donghae dan Donghye menyelesaikan sarapan mereka. Donghae pun dengan cekatan membereskan meja makan dan mencuci semua peralatan makan yang sudah dia dan anaknya pakai.
"Pakai sepatumu dulu, ne.."ujar Donghae lembut pada Donghye.
"Ne, eomma.."Donghye pun langsung menuruti perintah eommanya. Dia berlari pelan menuju rak sepatu.
Donghae hanya tersenyum memanang kelakuan anak manisnya itu.
Setelah selesai mencuci piring, Donghae mengambil tas-nya yang berada diatas sofa lalu berjalan menghampiri anaknya. Donghye sedang menunggu Donghae sambil memainkan kaki kecilnya.
"Kau sudah siap?"tanya Donghae.
"Ne, Donghye sudah siap."jawab Donghye riang.
"Ne, ppali kita berangkat.."Donghae menggandeng tangan Donghye .
Tak lupa Donghae mengunci rumahnya dan meletakkan kunci itu ditempat biasa, yaitu dibawah serbet.
"Kkaja..."seru Donghye.
Donghae berjalan dengan menggandeng tangan mungil Donghye. Dia biasa mengantar Donghye berangkat kesekolah, itu karena tempat kerjanya searah dengan sekolah Donghye.
Sesekali mereka bercanfa dalam perjalanan mereka. Dan itu membuat orang yang mereka lewati memandang senang dengan keakraban ibu dan anak itu. Tak sedikit yang menyapa mereka atau mereka yang menyapa orang-orang yang mereka lewati.
Itu karena semua orang sudah mengenal Donghae dan Donghye.
Bukan hanya karena mereka selalu melewati jalan yang sama setiap harinya, namun juga karena sifat Donghae yag ramah pada mereka juga sifat Donghye yang sangat menggemaskan dan menyenangkan.
"Donghye.."seorang pria setengah baya memanggil Donghye saat mereka hampir melewatinya.
"Annyeong ahjussi.."sapa Donghye riang.
"Annyeong Song ahjussi."sapa Donghae ramah.
"Ne, annyeong Donghye, Donghae_ah.."balas pria setengan baya itu.
"Ada apa ahjussi panggil Donghye?"tanya Donghye.
"Ini, ahjussi membuatkanmu bekal untuk disekolah."Song ahjussi menyodorkan kotak berbentuk kepala beruang kepada Donghye.
"Ahh... Mianhae ahjussi! Aku sudah membawakannya bekal."ujar Donghae yang berasa bersalah apalagi saat melihat wajar kekecewaan dari Song ahjussi.
"Tak apa eomma, Donghye bisa menghabiskannya kok. Sini ahjussi.."Donghye meraih kotak bekal itu dari tangan Song ahjussi. Dan itu membuat Song ahjussi tersenyum cerah.
"Ne, khamsahamnida ahjussi."ujar Donghae.
"Gomawo Song ahjussi."ucap Donghye.
"Ne, sama-sama.. Kalau Donghye tidak bisa menghabiskannya, Donghye bisa membagikannya dengan teman-teman Donghye."ujar Song ahjussi seraya merunduk untuk mensejajarkan tubuhnya dengan tinggi badan Donghye. Dia juga mengusap-usap lembut pipi chubby Donghye.
"Ne, ahjussi.."
"Sekali lagi terimakasih ahjussi."ujar Donghae. "Yasudah ayo kita pergi sayang."Donghae kembali menggandeng Donghye.
"Ne eomma..! Ahjussi, Donghye berangkat sekolah dulu ya!"pamit Donghye.
"Ne, chagi.."jawab Song ahjussi sambil mengelus rambut panjang Donghye.
Chu_
Donghye mengecup pipi Song ahjussi. Dan membuat Song ahjussi dan Donghae tersenyum.
"Dah.. Dah ahjussi.."Donghye melambaikan tangannya pada Song ahjussi.
Donghae dan Donghye kembali melanjutkan perjalanannya. Sesekali Donghae mengelus surai panjang milik Donghye saat Donghye terus bercerita tentang teman sekolahnya.
Tak berselang lama mereka sudah sampai disebuah sekolah dasar tempat Donghye belajar.
Donghae lalu berjongkok dihadapan Donghye, mensejajarkan dengan tubuh Donghye. Lalu berpesan_
"Donghye jangan nakal, ne..?"
"Ne, eomma.. Donghye kan memang tidak pernah nakal."jawab Donghye.
"Eomma tahu, Donghye kan anak pintar."Donghae mengusap pipi Donghye.
"Tentu saja, Donghye kan anak eomma."jawab Donghye seraya mengecup bibir Donghae.
"Anak pintar! Nanti kalau Donghye sudah pulang, Donghye bisa langsung bermain ditokonya Song ahjussi atau dirumahnya Hwang halmeoni, ne."pesan Donghae.
"Ne eomma, aku mengerti."jawab Donghye.
"Yasudah, sekarang Donghye masuklah."ujar Donghae.
"Ne, eomma.. Saranghae."Donghye mengecup pipi Donghae sebelum dia masuk kesekolahnya.
"Ne, nado saranghae.."jawab Donghye.
Sekolah mengantar Donghye kesekolah, Donghae lalu segera berangkat ketempatnya bekerja.
.
Seorang gadis mungil tengah mengunyah makan siangnya dengan lahap. Sesekali dia bersenandung ditengah-tengah aktifitas makannya.
Hingga tiba-tiba seseorang datang dan duduk disebelahnya.
"Annyeong Donghye.."sapa orang itu. Gadis mungil yang merasa dipanggilpun lantas menoleh untuk melihat orang yang ada disebelahnya.
"Eh... Choi sonsaengnim! Annyeong.."balas Donghye seraya berdiri dan langsung membungkukkan tubuhnya.
"Sudah, sini duduk.."orang yang dipanggil Choi sonsaengnim itu menepuk-nepuk tempat disebelahnya untuk mempersilahkan Donghye duduk.
"Ne sonsaengnim."Donghye kembali duduk ditempatnya tadi.
"Kenapa kau disini? Tidak kekantin?"tanya Choi sonsaengnim.
"Anni sonsaengnim, ibuku membuatkanku bekal."jawab Donghye.
"Bekal?"
"Ne, sonsaengnim mau? Masakkan eommaku sangat enak..!"Donghye menyodorkan bekal makanannya pada Choi sonsaengnim.
"Apa boleh?"
"Tentu saja boleh, telur gulung ibuku sangat enak.."
"Ne, gomawo..!"Choi sonsaengnim mengambil satu telur gulung dari dalam kotak bekal Donghye. Lalu memasukkannya kedalam mulutnya.
Seketika matanyan melebar, dan tidak lama matanya terlihat seperti berlinang.
"Bagaimana sonsaengnim?"tanya Donghye
"E-enak.."ucap Choi sonsaengnim.
"Benarkan kataku, masakkan ibu Donghye itu sangat enak."ujar Donghye dengan wajah ceria.
"A-apa benar ini masakan eommamu?"tanya Choi sonsaengnim.
"Tentu saja, ini memang masakkan eomma."jawan Donghye bersemangat.
Choi sonsaengnim pun hanya terdiam. Entah apa yang ada didalam pikirannya saat ini. Namun didetik berikutnya setetes air berhasil keluar dari matanya.
"Sonsaengnim kenapa? Kenapa menangis?"tanya Donghye saat melihat air mata dipipi gurunya.
Dan reflek Donghye menghapus air mata gurunya itu dengan jemari mungilnya.
"Sonsaengnim tidak apa-apa!"Choi sonsaengnim mencoba tersenyum pada Donghye.
"Apa masakkan eomma sangat pedas sampai sonsaengnim menangis?"tanya Donghye polos.
"Anni.. Masakkan ibumu enak dan tidak pedas."jawab Choi sonsaengnim cepat karena tidak ingin melihat Donghye sedih.
"Lalu kenapa sonsaengnim menangis?"
"Tak apa Donghye, sepertinya mata sonsaengnim kemasukkan debu."ucap Choi sonsaengnim bohong.
"Benarkah? Sini biar Donghye obati."Donghye lalu berdiri didepan Choi sonsaengnim dan ia menakup wajah gurunya itu dan sedikit menariknya agar lebih mendekat padanya, kemudian_
Chu
Donghye mengecup kedua kelopak mata Choi sonsaengnim.
Dan itu membuat Choi sonsaengnim kembali melebarkan matanya untuk kedua kalinya.
"Kata eomma, ini cara yang ampuh untuk mata yang terkena debu."ujar Donghye seraya kembali pada tempat duduknya.
Choi sonsaengnim masih bertempur dengan pikirannya.
Namun selang setelah itu mata bulatnya memandang wajah Donghye. Terkadang matanya menyipit, entah untuk apa?.
Jantungnya berdebar begitu cepat seakan-akan saat ini dia sedang lari marathon.
Dan entah apa yang merasukinya hingga kini tangannya terulur untuk menyentuh wajah polos Donghye.
Ddonghye pun menatap bingung pada gurunya yang kini tengah mengusap lembut pipi tembamnya.
'Sadarlah tuan Choi.. Sadar.' iner Choi sonsaengnim.
Dan dengan itu pula dia menarik tangannya dari wajah manis Donghye.
Dia dengan cepat beranjak dari bangku taman hendak ingin pergi.
"Sonsaengnim mau kemana?"tanya Donghye.
"Emm.. Sonsaengnim harus kembali ke ruangang sonsaengnim. Oh yah.. Terima kasih makanannya. Bilang pada ibumu kalau masakannya sangat enak, ne..! Sonsaengnim harus pergi.."ujar Choi sonsaengnim setelah mengelus rambut panjang Donghye.
Dan Donghye kembali fokus pada makan siangnya.
:::109:::
Seorang yeoja manis berjalan lunglai menuju kembali kerumahnya. Sesekali dia memijat tengkuknya, menandakan bahwa dia sangat lelah.
Lalu dia berhenti didepan sebuah toko roti, diapun memasuki toko itum
"Eomma.."seorang yeoja mungil berlari menyambutnya dan langsung memeluknya.
"Hallo sayang.."ujar yeoja manis itu.
"Hay Donghae.."sapa seorang namja paruh baya.
"Eh.. Annyeong song ahjussi.."balas Donghae seraya membungkukkan diri pada Song ahjussi.
"kau ingin menjemput Donghye?"tanya Song ahjussi.
"Ne, ahjussi, mianhae kelau merepotkanmu."jawabnya.
"Ahh.. Kau ini seperti baru berkenalan saja. Kita ini sudah mengenal lama, bahkan sebelum Donghye lahir."ujar Song ahjussi.
"Hehehe.. Ne, ahjussi! Yasudah kalau begitu kami pulang dulu. Terima kasih sudah mau menjaga Donghyem"ujar Donghae.
"Ne, sama-sama.. Aku juga senang bisa ditemani Donghye."Song ahjussi mengacak-acak rambut Donghye.
"Yasudah, kami pulang dulu, ne! Annyeong.."Donghae menggandeng tangan mungil Donghye.
"Annyeong Song ahjussi."Donghye melambaikan tangannya.
"Ne, annyeong Donghae_ah, Donghye.."balas Song ahjussi sebelum mereka benar-benar keluar dari tokonya.
"Kau senang?" tanya Donghae pada malaikat kecilnya.
"Ne, eomma.. Donghye senang, Song ahjussi tadi memberikan Donghye kue."jawab Donghye dengan senyum yang mengembang diwajahnya.
"Benarkah?"
"Ne, dan Donghye juga menyisahkannya untuk eomma.. Eomma pasti suka..!"
"Benarkah? Wah, anak eomma baik sekali."Donghae membungkukkan tubuhnya untuk mencium pipi Donghye.
"Hihihi... Tentu saja, Lee Donghye kan anaknya Lee Donghae eomma."seru Donghye.
Tak terasa mereka sudah sampai didepan rumah. Donghye pun segera berlari mendahului Donghae. Dia mengambil kunci yang disenbunyikan oleh eommanya dibawah serbet.
Donghae menyusul Donghye memasuki rumahnya. Dia meletakkan sepatunya dirak dan menggantinya dengan sendal berbulu.
"Donghye mandi dulu, ne.. Eomma mau menyiapkan makan malam."ujar Donghae.
"Ne, eomma.."Donghye pun menuruti eommanya.
.
Setelah selesai membersihkan diri, Donghae dan Donghye segera keruang makan.
Donghae meletakkan masakannya kemeja makan. Dia menyiapkan peralatan makan untuk dia dan Donghye.
"Ini.."Donghae menyerahkan piring yang berisi nasi dan lauk-pauknya.
"Gomawo eomma.."ujar Donghye seraya meraih piring itu.
Donghae dan Donghye menikamati makan malamnya.
"Enak eomma.."puji Donghye.
"Benarkah?"ujar Donghae dengan mata berbinar.
"Ne!"jawab Donghye. "Oh iya eomma, guruku bilang kalau masakkan eommaenak."
"Gurumu?"
"Ne, Choi sonsaengnim bilang telur gulung buatan eomma enak."
"Benarkah? Bilang pada gurumu, eomma mengucapkan terima kasih."
"Ne, eomma.."Donghye pun kembali pada makanannya begitu juga dengan Donghae.
:::109:::
Seperti hari biasanya, Donghae akan mengantarkan Donghye sampai digerbang sekolahnya. Lalu dia akan pergi ketempat kerjanya. Sebagai seorang ibu sekaligus ayah untuk Donghye, mau tidak mau dia harus bekerja untuk dapat menhidupi Donghye dan dirinya sendiri.
Memang lelah, namun apapun itu dia harus bertahan demi senyuman diwajah Donghye. Demi dapat mewujudkan keinginan malaikatnya. Dan beruntunglah, dia memiliki anak seperti Donghye karena selama ini Donghye tidak pernah meminta sesuatu yang macam-macam.
Malah Donghye sangat mengerti ibunya. Terkadang kalau Donghye melihatnya kelelahan, dia pasti langsung memijat pundaknya.
"Pagi.."sapa Donghae saat memasuki sebuat coffee shop.
"Pagi.."balas seorang namja. "Seandainya semua pegawai sepertimu, Hae. Dapat dipastikan kalau gaji kita akan naik."ujar seorang namja itu.
"Hihihi.. Kau bisa saja Hyuk. Aku datang pagi kan karena harus mengantar anakku sekolah."jawab Donghae seraya meletakkan tasnya didalam loker.
"Aku tahu."ujar namja yang dipanggil Hyuk itu.
Donghae keluar dengan membawa sapu. Dia menyapu seluruh ruangan, mulai dari dapur, lantai dan setiap sudut. Sedangkan Hyuk atau yang bernama Eunhyuk itu membersihkan gelas, meja kasir dan jendela.
Tak lama kemudian, satu persatu pegawai mulai memasuki cafe dan mengerjakan tugas mereka masing-masing. Disusul dengan para pengunjung yang memasuki cafe untuk menikmati segelas kopi.
.
Donghye berjalan gembira saat bel istirahat berbunyi. Dia ingin pergi ketempat biasa dia menghabiskan waktu istirahatnya, entah untuk makan siang atau sekedar berdiam diri saja.
Namun saat sedang asik melangkah, tanpa sengaja kakinya tersandung batu.
'Brukk'
Donghye pun sukses terjatuh dengan posisi tengkurap. Dia mengubah posisinya untuk duduk.
"Sakit.. Hiks.."keluh Donghye saat melihat lututnya berdarah.
"Hiks.. Hiks... Eomma.."
"Astaga.. Donghye..."seorang namja bertubuh tegap menghampiri Donghae yang sedang menangis. "Gwaenhana?" namja itu melihat luka pada lutut Donghye.
"Sakit.."adu Donghye.
Namja tampan itu lantas menggendong Donghye ala bridal style. Lalu duduk dibangku taman. Dia meletakkan Donghye dipangkuannya. Dengan sigap dia mengobati luka Donghye.
"Sakit sonsaengnim."keluh Donghye saat namja yang berstatus gurunya itu menyentuh lukanya.
"Sabar, ne.. Sebentar lagi juga sembuh."ujar namja itu. Dia lalu mengeluarkan plaster dari kantungnya dan segera menempelkannya tepat pada luka di lutut Donghye.
"Nah, sudah selesai."ujar namja itu. "Sakitkah?."
"Anni.. Gomawo Choi sonsaengnim."Donghye memeluk leher gurunya.
"Ne, jangan menangis lagi, ne.. Nanti kalau Donghye menangis, cantiknya akan hilang."ujaar Choi sonsaengnim seraya menghapus air mata dari wajah imut Donghye.
"Ne, sonsaengnim. Donghae tidak menangis lagi."jawab Donghye.
Choi sonsaengnim mendorong kepala Donghye pada dadanya dengan lembut. Lalu mengelus-elus punggung kecil Donghye.
Donghye pun sepertinya merasa nyaman berada dalam gendongan gurunya. Dia bahkan lebih menenggelamkan kepalanya pada dada Choi sonsaengnim dan memeluknya lebih erat.
"Hangat.."gumam Donghye pelan namun masih bisa didengar oleh Choi sonsaengnim. Choi sonsaengnim pun tersenyum saat mendengarnya. Dia memeluk Donghye semakin erat, namun tidak sampai membuat Donghye sesak.
"Iya, tapi kan masih lama."
"Masih lama? Tapi kenapa kau sudah rapih sekali?"goda Donghae.
"Aishh... Kau ini.."
"Eh, Hae! Kau belum pulang?"seorang yeoja cantik keluar dari dalam ruangannya.
"Sebentar lagi eonni.."jawab Donghae.
"Kau pulang saja nanti biar Hyukkie yang membersihkannya."
"Anni.. Kasihan Hyukkie, dia sudah rapih dan tampan seperti itu masa' disuruh beres-beres lagi. Kalau kalian ingin pergi kencan, pergi saja."
"Aku juga sudah menyuruhnya pulang, tapi dia tetap tidak mau"
"Sudahlah.. Hyuk dan Minnie eonni pergi saja. Biar nanti cafe aku yang tutup, dan kuncinya akan aku letakkan ditempat biasa.
"Kau takin?"tanya Minnie eonni atau lebih lengkapnya Sungmin.
"Ne, aku yakin.. Kalian pergilah!"
"Ne yasudah kami pergi! Dan kau tenang saja, aku akan membayarmu untuk ini."ujar Sungmin.
"Hihihi.. Aku tagih janjimu, bos.."canda Donghae.
"Yasudah kami pergi dulu, ne.. Bye!"Hyuk dan Sungmin berjalan keluar dengan Hyuk yang merangkul pinggang Sungmin.
"Ne, bersenang- senanglah.."goda Donghae. Lalu dia kembali mengerjakan aktifitasnya membersihkan meja.
Dan benar, setelah Donghae menyelesaikan semua pekerjaannya, dia bergegas pulang.
Donghae mengambil tasnya yang berasa diloker lalu mematikan semua lampu yang menyala. Dia segera kaluara dari cafe setelah semua lampu telah padam. Tidak lupa dia mengunci cafe, lalu menyembunyikannya ditempat biasa.
Setelah itu dia berjalan pergi meninggalkan cafe.
.
Donghae memasuki toko milik Song ahjussi.
"Annyeonghaseo ahjussi.."sapa Donghae pada Song ahjussi yang tengan sibuk melayani pelanggan.
"Annyeong Donghae_ah.."balas Song ahjussi.
"Donghye dimana?"tanya Donghae ramah.
"Dia ada didalam sedang makan roti."jawab Song ahjussi.
"Oh.. Ne! Aku kedalam dulu, ne ahjussi.."ujar Donghae.
"Ne, masuklah!" jawab Song ahjussi.
Dan Donghae melangkan masuk kedalam, tepatnya kedapur.
Lalu dia melihat anaknya sedang duduk diatas meja sambil memakan roti, sesekali dia bercanda dengan koki-koki disana
"Donghye.."panggil Donghae lembut.
Donghye pun menoleh, "Eomma.."ujarnya. Dia meletakkan rotinya dipiring dan segara turus dari atas meja dengan bantuang seorang koki. Lalu berlari untuk memeluk ibunya.
"Annyeong Donghae_ah.."sapa para koki disana.
"Annyeong Jungsoo eonni, Wookie.."balas Donghae.
"Kau mau menjemput Donghye ya..?"tanya seorang yeoja berwajah bak seorang malaikat.
"Ne, eonni.."jawab Donghae.
"Eomma mau roti? Tadi Jungsoo ahjumma dan Wookie ahjumma memberikan Donghye roti."Donghye menarik tangan Donghae untuk menuju kemeja yang tadi dia duduki.
Donghae membantu Donghye untuk duduk dimeja itu.
"Ini.."Donghye menyuapi roti kemulut Donghae. Dan dengan senang hati Donghae memakan rotinya itu.
"Enakkan eomma?"tanya Donghye antusias.
"Ne, chagiya.."jawab Donghae. Lalu tanpa sengaja Donghae melihat plaster dilutut Donghye.
"Ini kenapa?"tanya Donghae seraya menyentuh plaster itu.
"Tadi saat Donghye sedang jalan, Donghye terjatuh lalu berdarah."jawab Donghye jujur.
"Mwo? Kau terjatuh? Aigoo... Apa sakit?"tanya Donghae panik.
"Ne, awalnya sangat sakit, tapi Choi sonsaengnim langsung mengobati lukanya."jawab Donghye.
"Choi sonsaengnim?"
"Ne, Choi sonsaengnim yang tadi mengobati luka Donghye."
"Ne, arraseo! Tapi sekarang apa masih sakit?"
"Anni eomma.. Donghye kan kuat..!"canda Donghye yang mengundang senyuman dari eommanya dan kedua koki itu.
"Anak pintar..."Donghae membelai rambut Donghye. "Yasudah, ayo kita pulang?"Donghae menurunkan Donghye dari atas meja.
"Ne, eomma.."ujar Donghye.
"Jungsoo eonni, Wookie.. Kami pulang dulu, ne..? Gomawo sudah mau menjaga Donghye."ujar Donghae.
"Tak apa eonni, kami sengat senang bila ada Donghye, dia sangat lucu dan manis."ujar Wookie seraya mencubit pelan pipi Donghye.
"Yasudah, kami pulang ne.. Annyeong.."pamit Donghae.
"Annyeong ahjumma-ahjumma cantik.."ujar Donghye
"Ne, annyeong Donghae! Donghye..."balas Jungsoo dan Wookie.
"Besok main kesini lagi, ne.."ujar Wookie.
"Ne, Wookie ahjumma.."jawab Donghye.
Donghae dan Donghye lantas keluar dari dalam dapur, lalu berpamitan dengan Song ahjussi.
.
Saat ini Donghae sedang membantu Donghye mengerjakan tugas-tugasnya.
Dan beberapa menit kemudian Donghye sudah selesai mengerjakan semua PR-nya.
"Eomma, sudah selesai.."ujar Donghae seraya menyerahkan buku tugasnya pada Donghae.
"Benarkah? Coba sini eomma lihat dulu."Donghae meraih bukunya lalu memeriksa semua tugas yang dikerjakan oleh Donghye.
"Ne, benar semua.. Donghye pintar."puji Donghae.
"Tentu saja, Donghye kan anaknya Lee Donghae.."ujar Donghye.
Donghae mengelus rambut panjang Donghye dengan lembut dan sayang.
"Yasudah, lebih baik Donghye sekarang tidur, ne...?"
"Ne, eomma.."Donghae membantu Donghye membereskan buku PR-nya lalu pergi menuju kamar Donghye.
Donghye langsung berbaring diranjangnya.
"Tidurlah.."ujar Donghae.
"Ne, eomma.."jawab Donghye.
"Besok eomma akan pulang cepat, jadi eomma akan menjemputmu pulang sekolah, ne..!"Donghae duduk disebelah Donghye, dia mengelus kening Donghye.
"Benarkah?"tanya Donghye.
"Ne, besok eomma akan menjemput Donghye."jawab Donghae.
"Yeee... Donghye akan menunggu eomma.."seru Donghye senang.
"Ne! Sekarang tidurlah.."Donghae mengecup kening Donghye sayang. Dan tak lama terdengarlah dengkuran halus yang berasal dari Donghye.
"Selamat malam, chagiya..! Mimpi indah, ne...?"Donghae mengecup kening dan pipi Donghye.
Lalu dia keluar dari kamar Donghye dan meninggalkan malaikatnya itu tertidur dengan nyenyak.
:::109:::
Donghye tengah berdiri didepan gerbang. Dia menepati janjinya untuk menunggu eommanya.
Dia menendang-nendang kerikil-kerikil didepannya. Hingga sampai akhirnya datanglah sebuah mobil yang ingin keluar gerbang sekolah. Namun saat sang pengemudi melihat Donghye, dia pun berhenti dan keluar dari dalam mobil.
Lalu pengemudi itu menghampiri Donghye.
"Donghye sedang apa?"tanya orang itu seraya berjongkok untuk menyamai tinggi Donghye.
"Choi sonsaengnim!"tukas Donghye.
"Donghye sedang apa disini? Kenapa tidak pulang?"
"Donghye sedang menunggu eomma..!"
"Menunggu eomma?"
"Ne, eomma bilang dia mau menjemput Donghye!"
"Benarkah? Bagaimana kalau sonsaengnim menemani Donghye menunggu eomma."
"Boleh sonsaengnim.. Gomawo...!"
"Ne..."
Hingga sampai pada akhirnya seorang yeoja manis berjalan kearah Donghye.
"Donghye.."panggil yeoja itu.
Donghye pun menoleh kearah sumber suara. "Eomma..".
Choi sonsaengnim yang membelakangi eomma Donghye pun segera berdiri dari jongkoknya dan ikut menoleh.
Dan seketika itu, mata Choi sonsaengnim merebak. Begitu pula dengan donghae yang terperanjat kaget melihat wajah tampan Choi sonsaengnim.
T to the B to the C
.
