Cast : Kim Jongin, Do Kyungsoo, dll~
Annnyooonnngggg! Sebelumnya maaf banget yang Please, Choose One belum bisa saya lanjutin, nggak punya ide sama sekali enelan deh ciyus~ Tapi masih jalan kokk~ Ini saya lagi demen banget ama KaiSoo~ Sebenernya saya lebih suka ChanBaek, cuma gara-gara ini cocok sama karakter Jjong yang pervy abis /plak/ jadi bikin KaiSoo deh, ehehehe.
Maaf ya saya belom bisa ngelanjutin ff yang satuu, ide buat yang ini bener-bener ngalir-dan semoga sampe end juga ngalir._. dan oke maaf jangan kepruk saya please./\. Dan juga maaf banget kalo bad boy-nya Kai kurang di sini. Hadeuh, saya terlalu mencintai dia, kekekeke~ *digoreng*
.
Happy reading ne! Jangan kaget kalo tiba-tiba TBC muncul menghantui anda semua(?) /plak/disangraireader/
.
.
Pagi yang sudah panas, Kim Jongin berjalan menuju kelasnya.
Seragamnya acak-acakan, seperti biasa. Atasan tidak dimasukkan, dan celana yang kusut selalu jadi perhatian setiap orang yang melewati dirinya.
Tapi tunggu dulu, sejenak lihat apa yang jadi pusat visual namja itu. Kulitnya yang tan seksi dan wajahnya yang tampan luar biasa, serta rambutnya yang lurus-agak-ikal warna hitam dengan poni.
Kim Jongin berjalan dengan amat santai. Tas yang digantungkan hanya di sebelah bahunya, dan telinganya yang memakai piercing hitam tertempel earphone putih, tersambung pada i-Pod yang dibawanya dalam genggaman di kantung celana.
Kim Jongin, yang dipanggil akrab dengan nama 'Kai'—diambil dari nama salah satu tokoh komik Top Blade kesukaannya—tak sengaja melihat seorang namja bertubuh lebih kecil darinya duduk di kursi depan ruang guru.
Sebenarnya Kai tidak begitu peduli dengan urusan anak-baru-dan-senang-bertemu-denganmu-dan-mohon-bantuannya. Kai bukan orang seperti itu, dia lebih memilih tidur di lab komputer yang sejuk daripada menemani anak baru yang hendak 'mengenal' sekolah mereka lebih mendalam. Tapi, untuk kali ini Kai tertarik dengan namja manis yang sedang duduk di kursi depan ruang guru itu, dan matanya berkilat heran.
Eoh, siapa dia?
Kai terdiam sejenak, atensinya mengarah jelas memerhatikan wajah namja itu. Cantik, matanya bulat, terkesan lucu. Garis rahangnya lembut, hidungnya sedikit mancung dengan pucuk yang menggemaskan, pipinya sedikit chubby, kulitnya putih bersih, dan—oh, ini tak kalah penting—bibirnya penuh; kissable.
Matanya tak sengaja bertemu dengan mata namja bermata bulat itu, dan Kai hampir saja mengeluarkan smirk pervert. Untunglah pikirannya masih agak waras sehingga dia hanya mengulas senyum tipis dan kembali berjalan ke kelasnya.
Pikirannya sudah menjalar ke hal 'nakal' menyebalkan yang hendak dilakukannya pada namja bermata bulat itu—dan tentu saja hanya Kim Jongin yang mampu seperti itu.
.
.
Mister Bang memasuki kelas Kai dengan wajah yang menyenangkan. Sebenarnya, dibuat-buat. Guru mata pelajaran ekonomi itu selalu berusaha membuat murid-muridnya termotivasi—tapi sayangnya, murid-muridnya peduli saja tidak.
"Halo semuanya! Kali ini ada hal baru di kelas kalian! Hal yang membuat kalian semangat dan tak kehilangan motivasi—seorang murid baru!"
Aish, ckck.
Kai sedikit mengecilkan volume musik yang menghentak di telinganya, lalu menatap Mister Bang yang menyedihkan dengan tampang skeptis. Dari dulu dia menganggap Mister Bang adalah guru ter-hiperbolis yang pernah ada.
Seorang namja masuk menyusul perkataan Mister Bang, dan Kai hampir saja melonjak kegirangan. Itu namja mungil yang tadi—yang Kai memikirkan akan melakukan sesuatu—ups, maksudnya, Kai memikirkan akan berkenalan dan mungkin bertukar nomor ponsel dengannya.
Atensi Kai mengarah pada sekeliling kelas—oh, sialan, Sehun dengan ekspresi standarnya alias datar-mengantuk-tampak-tak-peduli tak bisa menyembunyikan kontur kesenangan dalam wajahnya, seolah dia mendapat 'sesuatu' yang baru. Mata Sehun mengarah pada mata Chanyeol yang kursinya ada di depannya, mereka berkata dalam tatapan—merencanakan konspirasi busuk, menurut Kai.
Tidak bisa, yang akan mendapatkan namja itu adalah Kai. Jika kau tertarik pada namja itu, mau kau kemanakan hello-kitty-mu, Hun-ah?
"Annyong haseyo, joneun Do Kyungsoo imnida. Bangapseumnida~"
Kyungsoo!—itulah namanya. Bagus sekali!
Kyung; cemerlang, Soo; kesempurnaan atau keunggulan—Kyungsoo; kesempurnaan yang cemerlang. Otak Kai benar-benar tertata rapi dalam menyimpan informasi, jadi dia langsung tahu arti nama namja bermata bulat itu. Yah, impresinya pertama kali melihat Kyungsoo memang sebuah kesempurnaan.
"Baik, silahkan duduk di sana. Semoga harimu fantastis, Tuan Do!"
Mister Bang menunjuk sebuah tempat kosong di sebelah kiri Kai. Kyungsoo berjalan santai ke kursinya. Sial, berarti Kyungsoo akan duduk tepat di belakang Sehun. Kai berpura-pura melihat buku pelajaran, dan sisi matanya menangkap Sehun sedang berkenalan—berjabat tangan—dengan Kyungsoo.
Sebuah pensil kayu made in China melayang ke kepala Sehun.
Tuk!
"Oh Sehun, jangan berbicara di kelas!"
"Auh… Ne, sonsaengnim. Jwesonghamnida." sahut Sehun, namja itu menunduk dengan wajah yang menurut Kai sangat lucu. Rasakan itu, Oh Sehun.
"Tuan Do, jika kau belum punya buku paket, kau bisa menggeser dudukmu dekat Tuan Kim di sebelah kananmu. Juga kau bisa bertanya padanya jika ada yang tak kau pahami, dia anak yang sangat pintar."
Tuan Kim? Di kelas ini ada lebih dari tujuh 'Kim' dan—oh, tunggu, 'Kim di sebelah kananmu' sudah merupakan bukti bahwa yang ditunjuk adalah Kai. Dan, baru saja Mister Bang memujinya, satu ke-hiperbolis-an yang baru pertama kali ini Kai anggap sangat bagus.
"Baik, sonsaengnim."
"Atau kau bisa bertanya pada Oh Sehun, yang akan dijawabnya dengan banyolan konyol tentang bagaimana hello-kitty mempunyai kumis di wajahnya."
Sekelas tertawa mendengar perkataan Mister Bang yang menohok perasaan Sehun. Hanya satu orang remaja-laki-laki yang akan memasang gantungan kunci hello-kitty ditasnya; dialah Oh Sehun. Mau bagaimana lagi, katanya sendiri gantungan itu sangat berarti.
"Ne, sonsaengnim. Aku akan bertanya padanya saja." jawab Kyungsoo, dan kepalanya menoleh untuk sejenak memerhatikan Kai, dan mata bulatnya menatap telak onyx kecoklatan milik Kai.
"Kim Jongin." ujar Kai, tangannya mengulur ke arah Kyungsoo; namja itu menelengkan kepalanya.
"Namamu?"
"Tentu sajalah..."
Kai tersenyum ketika Kyungsoo menerima uluran tangannya. "Kau bisa memanggilku Kai jika kau mau akrab denganku. Sini, mendekatlah," ujar Kai dan Kyungsoo menggeser kursinya ke sebelah Kai. Kai membuka-buka paketnya dan langsung menunjuk salah satu topik. "Mister Bang akan menjelaskan yang ini."
"Oh, gamsahamnida, Kai-ssi. Aku berhutang budi padamu."
Kai tertawa mendengarnya. Menurutnya, Do Kyungsoo adalah namja yang polos. Dia belum tahu balasan 'hutang budi' dari Kai nanti apa.
"Tidak, Kyungsoo. Aku justru senang bisa membantumu. Jadi, panggil aku 'Kai'. Yang akrab saja."
"Oke, Kai." jawab Kyungsoo. Kepalanya sekarang melongok ke arah buku paket dan mencoba memahami isinya. Keningnya berkerut, dan namja itu tidak sadar Kai memperhatikannya.
Tidak dipungkiri, Kai suka untuk menatapnya dalam jarak dekat. Tubuh Kyungsoo memiliki aroma peach yang harum, dan tanpa diketahui Kyungsoo, sebelah tangan Kai melingkar di pinggangnya diam-diam.
Sekarang semua anak di kelas ini tahu bahwa Kai menginginkan Kyungsoo dan tak ada yang boleh menghalanginya. Yah, eksistensi berharga seorang Master of Dance.
Kai melihat cara Sehun menatapnya dengan sinis dan namja tan itu tertawa dalam ekspresinya. Sehuna, percayalah padaku, aku yang akan mendapatkannya!
.
.
Puk~!
"Hah?"
Kyungsoo menoleh setelah pukulan kecil menyapa bahu sempitnya. Seorang namja bermata kecil dengan jari lentik berada di hadapannya.
"Kyungsoo-ah, kau mau ke kantin?"
"Eh—eum, kau Baekhyun, kan?"
"Ne, aku Baekhyun. Kau mau ke kantin?" ulang Baekhyun. Kyungsoo tampak berpikir sebentar sebelum mengangguk. Keduanya berjalan keluar kelas, lalu menyusuri lorong yang menggabungkan gedung kelas dengan kantin. Baekhyun memesan ramyeon, sementara Kyungsoo hanya memesan bubble tea.
Kyungsoo memerhatikan siswa lainnya yang masih antri membeli makanan, dan matanya menangkap keramaian di ujung lorong. Alisnya mengerut, lalu Baekhyun mengikuti arah pandangnya.
"Ah, seperti itu sudah biasa." ujar Baekhyun. Kyungsoo menelengkan kepalanya.
"Biasa apanya? Boleh ceritakan?" tanya namja itu, mata bulatnya tampak agak lebih bulat
"Kau tahu Kai tadi kan? Nah, dia adalah Master of Dance di sini. Tariannya benar-benar bagus, dia bisa dijuluki lyrical dance juga. Jika kau melihat tariannya yang tanpa iringan musik, kau akan benar-benar terhanyut dalam pesonanya."
"Tunggu, kau pernah melihatnya menari tanpa iringan musik?" sela Kyungsoo pelan.
"Yah, sekali. Hanya saja dia tidak sedang fokus, maka auranya tidak begitu terasa. Dia selalu menari dengan musik, jadi dia hanya ingin menunjukkannya pada siapa yang dicintainya. Dan sampai sekarang dia belum mencintai siapapun." jelas Baekhyun.
"Lho, bukannya kalau tanpa musik malah membosankan? Lagipula… dia belum ada cinta pertama?" tanya Kyungsoo.
"Oh, jangan kau sangka begitu, Tuan Do. Justru itu yang membuat orang hanyut—pesonanya alami tanpa iringan apa-apa. Yah—selama dia pacaran ini, sama sekali tak ada keseriusan padanya. Bisa dicap playboy juga sih. Dulu aku sempat naksir padanya, tapi ternyata malah aku jatuh lebih dalam pada jebakan Chanyeol, hehe."
Baekhyun berkata dengan sedikit malu. Kyungsoo ikut tertawa dan berpikir bahwa Chanyeol dan Baekhyun itu serasi. "Lalu… eung, yah, kau bisa lihat kesimpulannya. Dia sangat populer. Oh iya, dia juga sangat pintar seperti kata Mister Bang tadi. Jangan remehkan dia, ya."
"Oh ya, lalu soal Sehun-hello-kitty tadi maksudnya apa?"
"Ah itu. Cinta pertama Sehun saat umurnya delapan tahun, dia mendapatkan gantungan itu dari cinta pertamanya. Sampai sekarang, Sehun belum move-on ke siapapun, dan dia masih mencintai cinta pertamanya itu." jelas Baekhyun.
Kyungsoo terdiam, lalu melihat Kai yang berjalan ke arah mereka dengan senyum manis—dia bersama Chanyeol dan Sehun di belakangnya. "Mereka bertiga sangat populer." bisik Baekhyun.
Tentu saja Kyungsoo tahu, dari tadi mereka dikerubungi para yeoja yang membuat Kyungsoo tidak suka.
Heh—tidak suka?
"Annyong, Kyungsoo-ie, Baekhyunie."
Kai duduk di sebelah kiri Kyungsoo—tangannya kembali melingkar sampai pinggang kanan Kyungsoo diraihnya. Wajah Kyungsoo memerah dan dengan segera dia menjauhkan tangan Kai dari pinggangnya dan berbisik pada namja tan itu. "Pervert."
"Thanks." balas Kai, tertawa renyah, dan Kyungsoo mempoutkan bibirnya. Kai tertawa lagi melihatnya dan dia menatap benda yang dipesan Kyungsoo, lalu menatap sang maknae kelas mereka, Sehun.
Semua tahu Oh Sehun sangat menyukai bubble tea dan semuanya merelakan satu stand bubble tea di kantin mereka untuk Sehun, kecuali jika namja tampan itu memang sedang mentraktir mereka, jadi—Kai masih menatap Sehun, Kyungsoo sedang ditraktir maknae itu?
What-the-hell are you doing to Kyungsoo?
Si maknae membalas, what? I'm doing nothing!
Master of Dance menggit bibir, so why he suddenly brought bubble tea?!
Oh Sehun mengerutkan kening, suddenly?! Of course I don't know!
Kim Jongin menghela nafas, so, it's not yout fault?
Sehun cadel itu pun menjawab masih dengan tatapan mata, of course not, pabbo!
Oke, I'm-sorry, kekeke, Kai menjawab dengan kekehan kecil, sementara Sehun hanya sweatdrop mendengarnya. Dia memutuskan untuk ke stand dan membeli dua cup bubble tea ukuran jumbo untukya sendiri. Saat kembali, dia melihat Chanyeol dan Baekhyun sudah tidak ada dan Kai-Kyungsoo sedang mengobrol—tampak akrab.
"Sehun-ssi, kau sudah punya pacar?" tanya Kyungsoo. Sehun menggelengkan kepalanya pelan dan mata datarnya menatap Kai.
"Belum. Kyungsoo-ssi, sebaiknya kau hati-hati pada Kai. Dia itu playb—"
"Stop!" Kai menyahut keras. Kyungsoo meliriknya. Kai menjawab lirikan itu, "Tadi kau memanggil Sehun dengan sopan, lalu kau menanyakan perihal dia sudah punya pacar atau belum."
"Lalu, ada apa dengan itu?" tanya Kyungsoo. Sehun memutar bola matanya malas—pasti tadi Kai mau menahannya agar namja berkulit putih pucat itu tidak jadi mengatakan 'playboy'.
"Coba sekarang bayangkan, kau bertemu aku di halte, berkenalan denganku, lalu menanyakan aku sudah punya pacar atau belum. Itu aneh, kan?" ujar Kai. Kyungsoo mengerucutkan bibirnya.
"Aku kan hanya mencoba akrab. Tadi kau juga bilang agar aku akrab saja."
"Kan hanya padaku. Tidak ada yang menyuruhmu akrab dengan Sehun, kan?" balas Kai dengan smirk menggoda. Kyungsoo memukul lengan namja tan itu pelan, sementara Sehun hanya diam. Diam bukan berarti tidak bisa menjawab, dia hanya sedang memasuki dunianya sendiri dengan kekasihnya itu—bubble tea.
"Dasar, I hate you."
"I love you, too~" Kai tertawa renyah. Akhirnya pembicaraan Sehun dan Kyungsoo tentang pacar itu berhenti. Hahaha, Oh Sehun, kau kalah, batinnya menatap Sehun yang kebetulan menatapnya balik.
Sehun mengalihkan pandangannya, what-the-hell.
"Ayo, kita ke kelas." ajak Kyungsoo karena dia melihat bubble tea Sehun sudah habis sementara Kai tidak jajan. Mereka bertiga berjalan, kembali diteriaki para yeoja, and as always, Kai melemparkan senyum karismatik ke arah yeoja itu dan Kyungsoo membatin sinis.
Eh—eh, sinis? Apa dia tidak suka kalau Kai diperhatikan yeoja? Dan…what—
"Ayo, Kyungsoo. Berjalanlah lebih cepat." tangan Kai melingkari leher Kyungsoo dan punggung tangan namja tan itu mengenai pipi Kyungsoo, membuatnya sedikit merona karena merasakan punggung tangan Kai yang halus.
Kyungsoo sudah terjerat pesona Kai, bukan?
.
.
Hari Sabtu sore, di ruang latihan dance sekolah mereka.
Kai mempause musik yang masih menghentak di telinganya ketika dia sudah selesai latihan dance. Namja itu langsung meminum air mineral yang sudah disiapkannya dan tiba-tiba telinganya menangkap satu suara agak familiar dari ruang latihan vokal.
"Neoui sesangeuro~ yori barameul tago~"
Kai melirik jam tangannya. Pukul empat sore, dan masih ada suara lain? Jangan-jangan rumor yang dibicarakan siswa lain benar, jika di sekolah ini ada 'penunggunya'? Kai menggelengkan kepalanya lagi dan berjalan keluar ruang latihan tari perlahan.
"Eodideun cheongu gilteni~"
Demi apapun, suaranya lembut sekali. Tanpa iringan musik apapun, tanpa iringan instrumen apapun, tanpa—astaga, Kai harus bilang apa demi mendeskripsikannya?
Kai mengikuti kata hatinya; kakinya melangkah ke ruang latihan vokal dan mengintip celah dari pintunya. Seorang namja bertubuh lebih kecil darinya membelakanginya.
Namja tan itu tertarik. Jari-jarinya mendorong lagi pintu itu agar celahnya terbuka lebih lebar. Seketika, dia sadar. Yang sedang bernyanyi itu Do Kyungsoo. Kai mendengarkan sampai akhir lagu yang dinyanyikan Kyungsoo selanjutnya. Dirinya bersandar di dinding samping pintu dan setelah Kyungsoo selesai, Kai bertepuk tangan pelan.
"Suaramu indah sekali, Kyungsoo. Aku tertarik."
~TBC~
Review yah? Kalo nggak saya end-in aja sampe di sini, biarin reader imajinasiin sendiri gimana kelanjutannya u.u /plak/
Ini juga pendek soalnya baru part pertama, kalo kesimpulan reviewnya positif dilanjut ya… oke deh saya nglanjutin yang ini juga ^^, terus yang Please, Choose One ditunggu dulu, oke? Gomawo!
Oh ya, saya hiatus buat dua minggu ke depan, soalnya UTS ^^.
Thanks! See you, reader-nim!
