Halooo! minna-san

Akhirnya debut saya di dunia tulis menulis fic pun dimulai dengan fic pertamaku ini. Karena itu author mohon maaf kalau ada berbagai typo disana-sini.

Okelah kalau begitu, cukup dulu dengan perkenalannya.

Happy reading all!

.

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Warning: OOC,AU,lebay,gaje

.


WHAT I WANT?


CHAPTER 1: THE BEGINNING

Konoha di musim panas ini terlihat sangat menyilaukan. Banyak orang berlalu lalang di jalan tanpa memperdulikan cuaca yang sangat panas. Bunyi klakson mobil terdengar di mana-manadan tidak pernah berniat untuk berhenti. Ya, Konoha adalah kota metropolitan dengan berbagai keramaiannya. Namun, di tengah-tengah kebisingan itu, terlihat sosok seorang gadisbermata indigo sedang duduk termangu melihat kesemerawutan dunia melalui sebuah jendela di sebuah ruangan yang sangat membosankan baginya.

'Huh, membosankan. Setiap hari seperti ini'

"Ada apa Hinata-sama? Anda terlihat..."

"Kau! Sudah kubilang berapa kali, HAH! Jangan..."

TOK TOK!

Tiba seseorang memasuki kamar rumah sakit itu dan memotong perkataan Hinata. Dan membuat orang di samping Hinata bernafas lega.

"Hinata-chan, waktunya untuk minum obat." Seorang perawat dengan rambut berwarna merah muda sebahu itu memasuki kamar gadis tersebut.

'Haaah, lagi dan lagi. Datang benda mengerikan itu.'

"Nggak, aku bosan minum obat. Bawa saja lagi." tolak Hinata ketus.

Memang, sejak berumur 8 tahun hingga usianya yang kini menginjak 15 tahun, Hinata selalu mengonsumsi obat. Hal ini dikarenakan jantungnya yang lemah.

"Hinata-sama, anda tidak boleh seperti itu." Ujar seorang pemuda berambut jabrik yang berdiri di samping ranjang Hinata. Pemuda yang sangat sopan, dia memakai setelan jas yang terlihat sangat mahal.

"Naruto, sudah berapa kali kubilang supaya berhenti memakai embel-embel sama kan?" kata Hinata, sebuah pertanyaan yang terdengar seperti sebuah perintah di telinga Naruto.

Oh iya, Naruto adalah pengawal pribadi Hinata. Yaah, bisa dibilang butlerlah. Walau begitu dia adalah teman semenjak kecil Hinata danmereka berbeda umur 2 tahun.

"Baiklah, Hinata. Sekarang minum obatnya ya?" pinta butler itu dengan sangat sabar. Dia sudah sangat terbiasa menghadapi sikap nona muda satu ini.

"Tidak akan. Sekali tidak tetap tidak!"

"Oh, ayolah Hinata-chaan. Kalau kamu nggak mau minum obat ini, kamu tidak akan diperbolehkan pulang ke rumah oleh dokter lho." ujar perawat itu merayu.

Perawat ini juga sudah sangat mengenal sifat Hinata. Dia adalah perawat Hinata sejak dia masuk rumah sakit 2 tahun yang lalu, sekaligus sahabat dari kakak laki-laki Hinata.

'Cih, tahu benar dia apa kelemahanku.'

"Oke, oke. Kalau itu maumu." Dengan kasar Hinata mengambil obatnya dari tangan perawat itu. Sakura dan Naruto hanya bisa tersenyum geli melihat tingkah Hinata.

Cklek

Tiba-tiba, pintu kamar rumah sakit itu terbuka. Dari pintu itu muncul sosok laki-laki yang tinggi dan tegap. Dia memiliki mata yang sama dengan Hinata, namun lebih terkesan dewasa dan lembut.

'Wooh, datang juga dia.'

"Halo, Sakura, Naruto." sapa pemuda tersebut kepada perawat itu.

"Selamat siang Neji-sama." Hormat Naruto kepada majikannya.

Neji merupakan pemegang jabatan tertinggi termuda di perusahaan paling terkenal di Konoha, yaitu Hyuga Company yang bergerak di berbagai macam bidang. Di usianya yang baru menginjak 22 tahun dia sudah mampu menggantikan posisi ayahnya.

"Oh, halo Neji-kun. Tumben baru datang jam segini." ujar Sakura melirik jamnya.

'Ooh, ngapain pake nanya segala Sakura-nee. Palingan urusan kantor'

"Ah, iya. Aku habis ada kerjaan sebentar di kantor. Lalu, bagaiman kabar adik kecilku ini?" kata Neji seraya mengusap rambut adiknya yang panjang dan berwarna sama seperti matanya, Hinata.

'Tuh kan, benar apa kataku.'

"Apa-apaan sih Neji-nii! Aku bukan anak kecil lagi tau!" teriak Hinata kepada kakaknya.

"Ahaha! Oke, oke." kata Neji menahan tawa.

"Huh!" Dengus Hinata seraya membuang muka.

"Hmm..Sakura, ada apa? Kok dari tadi diam saja?" ujar Neji menyadari tingkah Sakura yang aneh sejak dia datang.

"Ah, begini, tadi dokter berpesan padaku, ada yang ingin beliau bicarakan denganmu." ujar Sakura ragu-ragu.

"Oh ya, apa itu?" jawab Neji.

"Ng...Ini tentang Hinata." ujar Sakura merendahkan suaranya.

'Sekarang apalagi? Menambah jatah minum obat Hah?'

"Oke, aku akan ke kantornya sekarang. Naruto, tolong jaga Hinata selagi aku pergi."

'Emangnya aku barang apa pake dijaga-jaga segala.'

"Serahkan padaku Neji-sama."

"Baiklah, Hinata, kakak pergi menemui dokter sebentar. Jangan ganggu Kak Sakura ya." ujar Neji seraya mengusap rambut adiknya sekali lagi.

"Iya, iya. Sudah pergi sana!" kata Hinata sambil lagi-lagi membuang muka.

'Semuanya sama saja.'

Cklek.

Seketika setelah pintu kamar menutup, Sakura melihat wajah sedih Hinata, walau hanya sesaat.

oooOOOooo

"Permisi dokter."

"Oh, Neji. Silakan masuk." ujar dokter Tsunade. Dokter Tsunade adalah dokter spesialis jantung terbaik di rumah sakit Konoha dan namanya sudah sangat termasyhur di Konoha. Sehingga Neji mempercayakan adiknya kepada dokter tersebut.

"Saya dengar ada yang ingin dokter bicarakan dengan saya." ujar Neji dengan sopan.

"Benar. Ini tentang penyakit Hinata."

oooOOOooo

Cklek

Neji melangkah masuk ke ruangan tempat Hinata dirawat. Dia tersenyum melihat adik perempuannya sedang tertidur pulas. Mendadak ponselnya berbunyi, di layar ponselnya tercantum
'Okaa-san'. Neji dengan segera menjawab telepon dari ibunya.

"Ya, halo Kaa-san. Hinata sedang tidur sekarang. Iya, iya. Hmm, begini Kaa-san, ada yang ingin Neji bicarakan dengan Kaa-san. Jadi begini..."

oooOOOooo

'Huh, benar benar sangat bosan, membosankan. Apa tidak ada yang bisa kulakukan selain tidur seperti mayat begini? Haaah, aku rindu sekolah, kelas, dan teman-temanku. Sudah 3 bulan aku
disini sejak kejadian itu. Apakah benar-benar tidak bisa?'


Sara : "Yosh! Akhirnya selesai juga chapter pertama dari fic perdanaku. Bagaimana minna? Maaf ya kalau terlalu singkat dan ada berbagai typo disana sini, maklum baru pemula hehe"

Hinata : "Aa-anu Sara-san..."

Sara : "Jadi minna would you..." tetep ngelanjutin ngomong

Hinata : "Uuh, Sara-san..." tetep dicuekin

Naruto : "WOY! Author budeg. Hinata manggil tuh."

Sara : "Eh eh, oh Hinata maaf yaa. Ada apa Hinata-chan?" senyum semanis mungkin biar gak digeplak Naruto

Hinata : "Be-begini kok pe-peranku jadi kasar sih?"

Sara : "Ohoho, itu hak author Hinata-chan."

Hinata : "Ta-tapi aku ja-jadi kasar sama Na-naruto."

Naruto : "Gak papa kok Hinata-chan. Yang salah tuh si author budeg itu!" senyum sumringah ke Hinata

Hinata : "Na-naruto kk-un." collapsed seketika

Sara : "EH! Hinata-chan kenapa? Naruto kamu apain dia Baka!"

Naruto : "Lho lho? Hinata?"

Sara : "Naruto BAKA! Cepetan sana panggil ambulans!"

Naruto : "Iya iya, gak usah kenceng-kenceng. Gue gak budeg kayak lo."

Sara :"Whatever, dan untuk minna-san ngelanjutin yang tadi, would you mind to REVIEW?