Lelah
By Rakshapurwa
Rate: T
Pair: Tsukishima x Yamaguchi
Warning: Shounen-ai, Kemungkinan terdapat typo yang terlewat, dan OOC
Disclaimer: Haikyuu! milik Furudate Haruichi
'Cerita ini dibuat hanya untuk menyalurkan imajinasi semata.'
Enjoy
.
"Ada apa Tsukki?"
Latihan sore kali ini begitu melelahkan. Keringat membasahi tubuh, deru nafas yang tak beraturan—benar-benar membuat Tsukishima mendecak tak senang. Mulutnya berkali-kali mengeluh ingin segera pulang ke rumah, mandi lalu makan malam dengan tenang—dan Yamaguchi yang berdiri tepat disebelahnya sangat menyadari hal itu. Tanpa malu-malu Yamaguchi bergerak semakin mendekat, mencoba tuk menyeka keringat Tsukishima dengan handuk miliknya. Setidaknya ia ingin sedikit meredam rasa kesal Tsukishima.
"Sebentar lagi selesai kok."
Tsukishima memilih tuk menikmati, membiarkan Yamaguchi memberikan afeksi lebih padanya. Ia memang tengah membutuhkan hal itu, sedari tadi kerutan di dahi Tsukishima nampak begitu jelas—dan terima kasih pada Hinata yang sudah mau mengomentari hal itu dengan suara yang lantang.
"Iya aku tau," Tsukishima memutar bola mata bosan. "Sedari tadi mataku tak lepas dari jam dinding itu."
"Tak biasanya sampai begitu," Yamaguchi membalas sedikit terkekeh, kini tangannya telah berganti pekerjaan—mengambil botol minum berisi air segar dan menyerahkannya pada Tsukishima. "Semalam bergadang lagi?"
Dengusan terdengar, tebakan Yamaguchi benar adanya. Tsukishima semalam memang bergadang, ia tak bisa memejamkan mata dan berakhir menghabiskan malam dengan handphone di tangan. Semua memang salah Tsukishima sendiri, meminum kopi sebelum tidur—dan tak mendengarkan teguran ibunya tentang hal itu.
Ia memang siswa yang pintar, hanya saja terkadang Tsukishima suka sekali mencoba hal-hal yang berakhir mengganggu ketenangan hidupnya.
"Kau bisa sakit kalau bergadang terus, Tsukki." Yamaguchi melipat kedua tangannya di depan dada. Gestur seakan tengah menceramahi Tsukishima. Sungguh, entah sejak kapan 'temannya' itu mulai berani terang-terangan menasehati dirinya. "Matikan handphone-mu kalau malam, biar kau bisa tidur tenang."
"Kau seperti ibuku saja."
"Bukan ibu tapi pacar yang perhatiaan."
Hee?
Tsukishima mengangkat sebelah alisnya, seakan meragukan pernyataan yang Yamaguchi lontarkan. Tangannya terulur mengacak rambut Yamaguchi dengan sengaja. Tak merasa bersalah sedikit pun meski pemuda itu sudah memohon—sambil sedikit merengek—pada Tsukishima agar segera menghentikan perbuatannya.
"Maaf Tsukki—"
Puas, gerakan tangan Tsukishima pun terhenti. "Malam ini ingatkan aku untuk tidur cepat dan mematikan handphone-ku," ia memilih tuk meneguk sedikit air dari botol minum yang tadi diberikan kepadanya. Tenggorokannya terasa begitu kering. "Jangan lupa."
Hm—
"Daripada itu, bagaimana kalau aku sekalian saja menginap dirumahmu, Tsukki?"
Tsukishima kini menoleh, memberikan senyuman tipis yang terlihat seakan tengah menantang—yang dibalas dengan kekehan ringan oleh Yamaguchi. Semua tawaran yang Yamaguchi berikan padanya tak pernah sekalipun bisa Tsukishima tolak.
"Terserah saja."
"Kalau begitu aku pinjam bajumu."
"Tidak, cucianku nanti bertambah banyak."
"T-Tsukki—"
Yamaguchi sedikit mengerucutkan bibirnya, Tsukishima mendengus puas. Keduanya terdiam saling berbalas tatapan—namun sedetik kemudian tanpa aba-aba suara tawa terdengar bersautan. Sepertinya meski Yamaguchi malam ini menginap dirumahnya, Tsukishima tetap akan terjaga hingga larut malam.
Mengingat kekasihnya senang sekali bercerita.
.
TAMAT
.
Terima kasih sudah membaca cerita ini, dan maaf kalau mengecewakan *bows*
Sekian dari saya, Rakshapurwa undur diri.
