Hei~ apa kabar kalian? maaf ya Vy jarang muncul :( dan juga untuk yang nunggu Possession, ch. 3nya udah selesai kok, tinggal proses editing, dan juga ch. 1 dan 2 nya mau di edit biar lebih enak dibaca, jadi mungkin agak lama, sabar ya tungguin Vy :D
Selamat membaca~ Hope u like it XD
Disclaimer : Fairy Tail bukan punyaku ^^
Original story by Shadow in Midnight
Translate by Vyaa
Rated T
Genres : Romance, Hurt, Comfort
Pairing : Sting x Lucy dan Natsu x Lisanna
The Truth of Nakama
Chapter 1 – The Betrayal
Lucy's Perspective
Aku duduk di bar, meminum segelas soda seraya memperhatikan keadaan guild. Seluruh perhatian mereka hanya tertuju pada Lisanna, anehnya, tidak biasanya Mira mendengar pesanan sodanya tadi. "Maafkan kami, Lucy-san… sepertinya semua orang hanya memperhatikan Lisanna," ucap dragon slayer berambut biru. Aku melepaskan pandanganku dari orang-orang di guild dan menatap gadis kecil itu sambil tersenyum. Wendy selalu menjadi orang yang dapat diandalkan ketika semua orang melupakanku. "Oi, bunny-girl. Apa kau yakin tidak mau berbicara dengan mereka? Kau terlihat murung," tanya dragon slayer lain yang berambut hitam spiky kepadaku. "Begitulah, aku yakin mereka akan segera menyadari keberadaanku," ucapku seraya berusaha tertawa. "Kita kan nakama…"
Sudah tiga bulan sejak Lisanna kembali. Dan sejauh ini, tidak ada yang menyadari keberadaannya kecuali Wendy, Gajeel, Juvia, dan master, yang sekarang sedang mengikuti pertemuan. "Ngomong-ngomong, sebaiknya aku pulang sekarang, sampai jumpa besok!" aku melambaikan tanganku kepada mereka bertiga.
Malam itu, aku tidak pernah menyangka bahwa hidupku akan berubah total. 'Lucky' Lucy sudah tidak ada, kini hanya ada Lucy yang menyedihkan.
Esok harinya, ketika aku memasuki guild, reaksi anggota guild itu sangat berbeda, rasanya seperti mereka tidak pernah melupakan keberadaanku sebelumnya. Namun entah mengapa, tatapan Wendy, Gajeel, dan Juvia berbeda, mereka terlihat sedih, seperti ada hal buruk yang terjadi. Ketika aku sampai di bar, aku memesan segelas soda kepada Mira. Anehnya, ia memberikan pesananku dengan cepat dan matanya terlihat berharap. Mungkin akan terjadi sesuatu sebentar lagi?
Hal mengejutkan lain terjadi, kali ini Lisanna. Di wajahnya tercetak semacam cengiran dan seringai yang sangat lebar. Ketika aku duduk dan berpikir bahwa wajahnya tidak cocok dengan cengiran-seringainya, tim Natsu mendatangiku.
Akhirnya! Mereka berhenti memperlakukanku seperti hantu. "Hai, Lucy," ucap Natsu. Aku memiringkan wajahku. Mungkin mereka ingin melakukan misi bersama? Namun aku sadar bahwa aku salah. Di depan mataku, Lisanna mendatangi Natsu dan Natsu memeluk pinggangnya. Pikiranku melayang sebentar.
Natsu melanjutkan, "Jadi, kami ingin Lisanna bergabung dengan tim Natsu." Aku menatapnya dengan bingung. Memangnya apa hubungannya denganku? Sepertinya Erza mengerti kebingunganku dan melanjutkan ucapan Natsu. "Yah, kau tahu kan, Lucy, kau itu lemah. Jadi kami takut ketika Lisanna bergabung, kau akan menghalangi kami karena tidak bisa melindungi dirimu sendiri."
"Tapi sepertinya kita baik-baik saja dan kita tim yang kuat?" perlahan suaraku mengecil. "Tapi kau paling lemah di antara kita semua," balas Gray. Aku menatap tim Natsu, dan Lisanna. "Jadi, kamu ingin kau keluar dari tim kami," ucap ketiganya bersamaan. "Maksudnya kalian mengeluarkan aku dari tim?" tanyaku meyakinkan.
"Secara terang-terangan, iya. Setahuku kau anak orang kaya? Pasti kau cukup pintar untuk mengerti kata-kata," Lisanna tertawa pelan dan sinis. Mendengar hal itu, tim Natsu tertawa. "Kau itu lemah, Lucy. Daripada harus selalu menyelamatkanmu dalam setiap misi, lebih baik kami menghabiskan waktu dengan Lisanna yang lebih kuat darimu," ucap gray, masih tertawa.
Aku orang yang keras kepala, jadi aku tidak akan pasrah begitu saja. "Begitu ya, dan mengapa kau bisa membuat kesimpulan kalau aku lemah dan mengapa kau mau mengeluarkan aku dari tim tanpa memberitahu aku sebelumnya?"
"Mereka mengadakan voting untuk melihat apakah Lucy-san akan dikeluarkan dari tim atau tidak. Semua anggota guild ikut mengeluarkan suara kecuali master yang tidak ada di sini," jawab Wendy, air matanya nyaris keluar. "Tentunya kami bertiga menolak, tapi anggota guild yang lain setuju dengan ide itu…" tambah Juvia, di luar, langit sudah menurunkan hujan yang sangat deras. Aku berdiri di sana, terkejut. Seluruh anggota guild sudah memperhatikan kami, menunggu reaksiku.
"Pengkhianat…" gumamku, aku mengepalkan kedua tanganku dengan kuat sampai buku-buku jariku memutih. "Apa?" tanya Natsu. Kini aku tidak bisa menahannya lagi. Tiga bulan diabaikan seluruh anggota guild. Tiga bulan memaksakan senyuman. Tiga bulan berharap bahwa teman-temanku akan menyadari keberadaanku suatu hari. Tiga bulan menahan amarah. Sekarang adalah waktu untuk melampiaskannya.
"SIALAN KAU, TIM NATSU! SIALAN! TIGA BULAN PENUH! SELURUH ANGGOTA GUILD MENGABAIKANKU SELAMA TIGA BULAN PENUH! HANYA EMPAT ORANG YANG MENYADARI KEBERADAANKU! KAU KIRA AKU INI APA!? BONEKA YANG BISA DIBUANG BEGITU SAJA!?"
To be continued
