WHY ITS HARD TO LOVE YOU
Tittle : Why It Has to be YOU...?
Author : Rainy Heart
Length : Series
Rated : T to M
Cast :
- Heo Young Saeng a.k.a Saengi
- Kim Hyun Joong a.k.a Joongie
- Kim Hyung Jun a.k.a Baby (Maknae)
- Kim Kyu Jong a.k.a Kyu
- Park Jung Min a.k.a Min
Pairing : HYUNSAENG (Kim Hyun Joong x Young Saeng )
Genre : Romance / Drama
Warning : Yaoi (Boyslove), plot pasaran, ga pake EYD yang benar, and bagi yang ga suka jangan baca dah.
Summarry : Ketika cinta harus tersimpan dalam, tanpa saling menyakiti, akankah semua akan baik – baik saja?
Annyeong Readerdeul... new author mau share karya yang ga jelas, mohon bantuan and reviewnya . Kritik sangat diharapkan.
Happy Reading
Chapter 1
Heo Young Saeng, siswa pintar yang pandai menyanyi dengan suaranya yang lembut menenangkan hati. Bersekolah di Seoul International High School tingkat 2, kelas XI. yang manis, membuat para namja dan yeoja jatuh hati karena keindahan parasnya. Terlalu misterius dan pendiam serta suka menyendiri. Tidak suka bergaul dengan orang lain. Tapi dibalik itu semua ia menyimpan perasaan yang mendalam pada seseorang.
Kim Hyun Joong, siswa populer idola para yeoja cantik di sekolahnya. Pandai bergaul, dan ramah. Suka dance, menyanyi, bermain drama. Siswa tingkat 2 Kelas XI.1. Merupakan ketua ekskul drama di sekolahnya, Seoul International High baik dengan Park Jung Min, dan Kim Kyu Jong. Karakter yang ramah itu akan langsung hilang ketika ia harus berbicara dengan tetangganya, yang juga teman sebangkunya Heo Young Saeng. Karena begitu canggungnya mereka, sampai ia menatap mata Saengi pun tak mampu.
Kim Hyung Jun, adalah adik Joongie, tingkat 1 Kelas X.2 di Seoul International High School. Anak yang ramah dan childish. Manja kepada siapa saja termasuk Saengi. Ia diam-diam juga menaruh hati pada tetangganya yang manis itu.
And The Story Just Begin
"Hyung-ah..."
Baby mencoba membangunkan Hyungnya dari tadi. Mencoba menggoyang-goyangkan tubuh hyungnya, tapi sayang yang dibangunkan masih sibuk dalam mimpinya. 10 Menit sudah berlalu tapi yang dibangunkan masih dengan nyamannya bergumul dengan selimutnya.
"Aish... Hyung ini menyebalkan sekali. Kenapa ia sangat susah dibangunkan."
Baby lalu beranjak keluar kamar menuju dapur. Ia tersenyum jahil ketika menemukan apa yang ia cari.
"Masa masih tidak mau bangun hem... ". Ia lalu tertawa jahil sambil membawa mangkok kecil yang ternyata berisi garam .
Ia lalu mendekati hyungnya, lalu memasukkan sedikit garam ke mulut hyungnya yang terbuka itu.
"Rasakan hyung, hihihi..." Ia lalu beranjak ke ruang makan berdiam menunggu sambil menyantap sarapanya. Sandwich roti dengan ham dan sayuran.
5 detik
10 detik
15 detik
Hyungnya mulai mengecap-ngecap mulutnya.
Tak lama kemudian.
"Yaaahhhh... Baby... ! Apa yang kau lakukan hah...!"
Tak lama dari ruang makan sekaligus dapur itu terdenga tawa Baby.
Joongie yang kesal lalu segera menuju dapur, bersiap untuk menjitak kepala dongsaengnya itu.
"Aishhh Baby, apa yang telah kau lakukan padaku hah... ? Kenapa asin begini...?"
Plakkk...
Jongie menjitak dengan gemas kepala dongsaengnya tanpa ampun. Yang dijitak hanya meringis kesakitan.
"Mianhe hyung-ah. Habisnya kau kubangunkan tak bangun-bangun. Padahal ini sudah jam enam lebih. Memang kau mau bangun jam berapa hyung sebentar lagi kita berangkat sekolah."
Joongie yang tersadar langsung menghentikan aktivitas memelototi dongsaengnya yang jahil minta ampun itu, beranjak kekamarnya, mempersiapkan diri berangkat kesekolah.
Tak lama kemudian hyungnya telah siap, mereka berdua berangkat sekolah bersama. Karena jarak yang tak terlalu jauh mereka berjalan kaki kesekolah. Ya, mereka hanya tinggal berdua di rumah lama mereka. Orang tua mereka harus bekerja diluar negeri karena tuntutan dinas, meninggalkan kedua anaknya yang memang sepertinya lebih senang hidup mandiri tinggal di Seoul.
Joongie POV.
Kini kami sedang berhenti didepan rumahnya, ya... dia tetanggaku, persis disebelah rumahku, tepatnya disebelah kamarku, rumah yang mungil namun cantik, karena banyaknya bunga di halaman rumah itu. Karena dekat dengan kamarku, aku bisa leluasa selalu memandanginya tiap hari dari jendela kamarku. Sungguh pemandangan yang indah. Ditambah nyanyiannya yang kadang terdengar meski samar-samar, tapi tetap suaranya begitu indah. Aku dan dongsaengku menunggunya sebentar. Tapi seperti biasa Baby akan berteriak-teriak tak karuan untuk memanggil sang empunya rumah keluar.
"Saengi hyung...! Kajja kita berangkat...! " Teriak Baby dengan semangatnya.
"Saengi Hyung... !"
Trap.. trap.. trap...
Baby berlari menuju depan pitu rumah itu.
"Saengi hyung... kajja kita berangkat... ! " Ia masih berteriak memanggilnya.
Adikku memang sangat sayang pada tetangga kami itu, karena ia juga sama dengan kami, ditinggal orang tuanya untuk bekerja di luar kota, tapi bedanya ia hanya sendiri dirumah. Baby juga teramat manja padanya, entah meski Saengi begitu pendiam, Baby sangat suka bermanja-manja dan berdekatan dengannya. Jujur aku juga ingin bertingkah seperti itu pada Saengi. Ingin juga berdekatan dengan Saengi, tapi rasanya canggung sekali. Entah kenapa aku agak sebal jika harus melihat Baby berjalan beriringan dengan Saengi sambil terus menggenggam tangannya seakan Saengi akan lari jika dilepaskan.
"Cihh.. menyebalkan..."
"Wae.. hyung kau mengatakan sesuatu ?". Baby menghentikan langkahnya dan menoleh padaku
"Ah ... aniyo... Bukan apa – apa ."
Aku merasa seperti obat nyamuk saja, bagaimana tidak dongsaengku tercinta berjalan beriringan dengan Saengi di depanku dan mengacuhkan aku dibelakang mereka, seakan aku tidak ada. 'Sungguh menyebalkan'
Joongie POV end
Baby Pov
Aku sangat bersemangat hari ini. Karena hari ini aku bisa berangkat kesekolah lagi setelah libur kemarin. Ya... meskipun hanya libur akhir pekan tapi 2 hari saja tak melihat Saengi Hyung rasanya aku lemas sekali. Aku sangat senang bermanja padanya.
"Saengi hyung...! Kajja kita berangkat...! " Teriakku dengan sangat bersemangat.
Karena tak kunjung keluar, akupun berlalri meninggalkan hyungku didepan pagar rumah Saengi hyung.
Tok.. tok... tok...
Aku mengetuk pintu rumahnya.
"Saengi hyung... kajja kita berangkat... ! "
"Saengi Hyung... !"
Tak lama aku menunggu, keluarlah Saengi Hyung yang paling kusayang.
'Ah.. hyung bagaimana kau bisa seimut ini. Orang pun takkan menyangka kau sudah SMA. Dan satu hal lagi ... kau cantik...'
"Kajja Baby-ah... "
Suara lembut itu membuyarkan lamunanku.
"Kajja hyung". Kataku bersemangat sambil meraih tanggannya. Menggenggamnya erat. Aku tak mau melepaskan tangan ini. Aku sangat senang bisa dekat dengannya. Jantungku terus berdebar kencang. Aku menyukainya... sangat menyukainya. Sepanjang jalan aku hanya menceritakan kebosananku selama libur akhir pekan bersama hyungku yang tukang tidur itu.
'Makhluk ini cantik sekali...'
Baby POV end
#Disekolah#
"Bye Hyungdeul... aku kekelasku dulu," kata Baby seraya melambaikan tangannya kepada kedua Hyungnya.
Kini tinggal Joongie dan Saengi yang berjalan dalam diam menuju kelas mereka yang letaknya agak jauh dengan kelas Baby.
" Joongie-ah... Saengi-ah...!" Teriak Kyu dan Min bersamaan.
"Eh... kau sudah mengerjakan tugas yang deberikan oleh Jung Seosangnim belum...? " Tanya Min pada Joongie.
" Mwo... ! Memangnya ada tugas...?" Joongie yang kaget langsung menghentikan langkahnya. Saengi yang berjalan dibelakangnya jadi tak sengaja menabraknya.
"Bruk...!"
Karena Joongie yang tiba-tiba menghentikan langkahnya dan berbalik, alhasil Saengi yang tadinya sedang asik melamun dengan dunianya jadi jatuh terduduk dengan tidak elit.
"Mi.. mianhe... Saengi-ah ... Aku tak sengaja..." Kata Joongie lalu membungkuk 90 derajat, menandakan ia sangat menyesal sambil menahan rasa yang aneh dalam hatinya, jantungnya pun tak kalah dengan hatinya, berdebar kencang saat sadar ia telah membuat Saengi terjatuh.
Saengi hanya diam tanpa ekspresi. Seperti tak terjadi apa-apa.
"Gwenchanayo..." Jawab Saengi dingin. Ia lalu menepuk-nepuk celananya dan pergi meninggalkan mereka bertiga yang masih terbengong-bengong. Heran. Pastinya.
" Mengapa ia langsung pergi meninggalkan kita...? " Protes Kyu. "Bukankah kita sekelas, mengapa tak bersama saja"
"Cih... orang itu... minta ampun deh... memangnya kita bukan temannya apa, kenapa harus sedingin itu pada orang lain." Min yang terheran-heran dengan sikap Saengi hanya bisa mengumpat tak jelas.
Joongie hanya terdiam kaku.
'Wae Saengi-ah, mengapa kau sedingin itu...?'
Mereka lalu melanjutkan perjalanannya sampai kekelasnya.
Tanpa mereka ketahui, Saengi tengah susah payah mengatur nafasnya. Jantungnya berdebar tak karuan.
"Joongie-ah" gumamnya, dan tanpa ia sadari wajahnya sudah memerah.
Pelajaran itu sangat membosankan. Ya .. apalagi kalu bukan Fisika. Pelajaran yang diajarkan Jung seosangnim itu benar-benar seperti dongeng pengantar tidur. Tak ayal banyak dari siswa disana yang tertidur dengan lelapnya dibalik buku mereka. Setelah 4 jam pelajaran akhirnya...
Teng... Teng... Teng...
Bel istirahat berbunyi. Mengakhiri penjelasan panjang lebar dari Jung Seosangnim yang sama sekali tak ada satupun yang masuk ke pikiran Joongie. Ia masih asyik memikirkan Saengi. Tetangganya, sekaligus teman sebangkunya. Meskipun mereka duduk bersebelahan, tapi serasa ada dinding yang tinggi sekali antara bangku mereka, hingga terasa seperti ia duduk sendiri.
"Saengi-ah... Kajja kita kekantin" Joongie memberanikan diri untuk mengajak Saengi ke kantin.
Yang diajak bicara hanya menggelengkan kepalanya, lalu beranjak meninggalkan Joongie yang masih terbengong sepeninggal Saengi.
Min dan Kyu yang duduk dibelakang Joongie dan Saengi hanya bisa menatap heran pada sahabatnya yang satu itu.
" Aishhh... dia itu... memangnya dia sungguh menyebalkan. Kenapa kau bisa-bisanya tahan dengan anak seperti dia...?" Min sudah menggerutu tak jelas.
Kyu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Heran.
"Aku juga heran, kenapa Baby bisa sangat manja padanya. Dan anehnya jika bersama Baby, dia tidak sependiam itu. Apa ia menyukai Baby...?" Gumam Joongie lirih tapi masih bisa didengar oleh Kyu dan Min.
"Tenanglah Joongie-ah... aku yakin dia tidak menyukai Baby, mungkin dia hanya senang berdiam dan menyendiri seperti itu." Kyu mencoba menengakan Joongie yang terlihat seperti orang yang putus asa itu.
"Hyungdeul... !" Teriak Baby dari depan pintu mereka sambil melambai-lambaikan tangannya seperti anak 5 tahun yang memanggil tukang Ice Cream.
"Kajja kekantin, tuh Baby dah mangil-manggil"kata Min sambil menepuk pundak Joongie, "Sudahlah Joongie-ah, jangan kau pikirkan orang aneh yang entah berasal dari planet mana."
Mereka bertiga akhirnya pergi ke kantin bersama-sama.
#Dikantin#
"Hyung... memangnya Saengi hyung kemana, apa dia tidak lapar, mengapa setiap kali istirahat ia tak ada, aku kangen deh sama Saengi hyung... tak melihatnya sebentar saja rasanya sudah kangen sekali." Baby terus saja mengoceh sambil sesekali memakan makanannya.
Min yang sudah sangat jengkel mendengar Baby yang mengoceh terus, akhirnya angkat bicara.
"Yah... Baby-ah...! Kenapa kau tak bosan-bosannya membicarakan makhluk asing yang tak berperike-hati-an itu. Entah ia terbuat dari apa hingga bisa sedingin itu pada semua orang. Memangnya dia hidup sendiri apa...? Aku heran... mengapa kau sangat menyukainya?"
"Min hyung... Saengi hyung itu sangat baik hati, ia selalu mau mengikuti dan menuruti apa yang aku minta, memasakanku makanan, lalu menyuapiku, menemaniku ke manapun aku mau, dan satu hal ia tidak pernah bersikap seperti yang kau tuduhkan itu padaku. Ia selalu ramah dan berbicara manis. Masakannya juga sangat enak. Tapi meskipun kau menjelek-jelekkan dia, aku akan tetap menyukainya. Dan aku yakinkan suatu hari aku akan mengatakan perasaanku padanya." Kata Baby dengan mata yang berbinar-binar.
"Memangnya tak ada yeoja yang mau denganmu, hingga kau harus menyukai orang aneh seperti dia" Jung Min terus saja menjelek-jelekkan Saengi. " Entah mengapa aku sangat membencinya. Ia seperti anak autis yang sibuk dengan dunianya sendiri. Tak pernah mau bergaul baik dengan orang lain."
"Biar saja hyung, itu urusanku dan hakku. Mau aku suka sama siapa kek, bukan urusanmu... !". Baby yang kesal malah balik memarahi Jung Min.
Joongie hanya bisa menatap heran pada dongsaengnya itu. Tak tau harus berkata apa. Pikirannya masih sibuk memikirkan bagaimana jika Baby benar-benar mencintai Saengi, dan bagaimana jika Saengi juga menyukainya. 'Aish... its just getting so complicated.'
"Tapi Baby-ah... kau tak bisa seperti itu ka..." belum selesai Kyu bicara
"Saengi Hyung...!" teriak Baby sambil melambai-lambaikan tanggannya ketika melihat Saengi tengah kebingungan mencari tempat kosong untuk duduk. "Kemarilah... duduk bersama kami."
"Ne..." Kata Saengi datar.
Dengan berat hati Saengi lalu duduk di bangku kosong bersebelahan dengan Baby. Didepan Joongie tepatnya.
"Hyung... suapi aku.." Pinta Baby manja seraya menyerahkan sendoknya kepada Saengi.
Joongie hanya bisa mengalihkan pandangannya, tak tahan melihat dongsaengnya berdekatan dengan orang yang ia sukai.
Saengi lalu menghela nafas sebentar. "Tapi kau kan bisa makan sendiri Baby-ah"
"Ayolah hyung... suapi aku..." Baby terus merengek.
Saengi malah mengacuhkan Baby dan sibuk dengan makanannya sendiri.
"Baik, jika hyung tak mau menyuapi aku, aku tak mau makan." Baby lalu membanting sendoknya. menandakan kalau ia sedang marah.
Karena tak tega akhirnya...
"Aishh... baiklah... baiklah. Sini aku suapi" kata Saengi dengan senyumnya yang manis sekali.
Saengi lalu menyuapi Baby, sambil sesekali memakan makanannya sendiri.
Yang lain hanya bisa terheran melihat Saengi yang seakan menjadi orang lain ketika bersama dengan Baby.
Saengi POV
Mengapa harus bertemu dengan Joongie. 'Baby... kau benar-benar mau membunuhku ya'
Aku duduk didepannya persis. 'Ya Tuhan... jantungku rasanya sebentar lagi bisa melompat keluar'
"Hyung... suapi aku.." Pinta Baby manja padaku.
Aku berusaha mengacuhkannya, dan sibuk dengan makananku sendiri.
Aku sungguh tak tega melihat Baby yang terus merengek seperti itu. Tapi jika harus menyuapi dia dihadapan Joongie, bisa-bisa ia salah paham dan mengira aku menyukai Baby.
"Ayolah hyung... suapi aku..." dan Baby terus merengek.
Aku terus berusaha mengacuhkan Baby dan sibuk memakan makananku sendiri.
"Tapi kau kan bisa makan sendiri Baby-ah". Aku sungguh takut Joongie salah paham. kulihat raut wajahnya telah berubah.
"Baik, jika hyung tak mau menyuapi aku, aku tak mau makan."
Aishhh... selalu seperti ini. Mana tega aku melihatnya dengan wajahnya yang memelas begitu.
"Aishh... baiklah... baiklah. Sini aku suapi"
Aku mencoba tersenyum semanis mungkin padanya.
Entah mengapa aku tak bisa bersikap dingin pada Baby, aku ingin menjadi hyung yang baik untuknya.
"Hmmm... mungkin karena aku akan bersama dengan Joongie nantinya, jadi aku harus berusaha menjadi hyung yang baik untuknya. Tapi mengapa kulihat sepertinya Joongie tak suka melihat aku dengan Baby. Apa dia benar-benar cemburu?" batinku. " PD sekali aku... "
Aku terus tersenyum sambil menyuapi Baby.
Entah aku sangat canggung jika harus berhadapan dengan orang lain. Meskipun itu teman-teman sekelasku atau Joongie sekalipun. Namja yang aku cintai. Rasanya sangat susah sekali bersikap ramah pada mereka. Apalagi saat dihadapan Joongie... jantungku serasa mau melompat keluar. Seperti saat ini.
Dia terus bercanda sambil makan dengan Min dan Kyu. Senyumannya...
'Oh Tuhan mengapa ia sangat tampan'
Tanpa kusadari hanya menatap sekilas pun wajahku sudah memerah.
Saengi POV end
Author POV
"Wah hyung... mengapa wajahmu tiba-tiba memerah. Kau sakit" Tanya Baby seraya meletakkan punggung tangannya di dahi Saengi.
Saengi yang kaget dengan perlakuan Baby, menepis tangan Baby tiba-tiba.
"Ah... aniyo... Baby-ah. Aku hanya merasa kepanasan saja."
"Wae saengi... apa kau sungguh tak sakit," tanya Joongie khawatir.
Saengi hanya menggelengkan kepalanya lalu kembali menyuapi Baby.
Skip time
# Suatu hari sepulang sekolah #
"Aku akan menyatakannya sekarang, hyung tunggu aku"
Baby melangkahkan kakinya sangat bersemangat. Tak lupa senyum terus ia tunjukkan di wajah tampannya sambil memandangi kotak kecil yang baru saja ia ambil dari toko perhiasan. Cincin.
Dirumah Saengi
Saengi kini tengah sibuk menyiram bunga yang dulu ditanam oleh ibunya. Sambil sesekali bernyanyi.
As I look into your eyesI see all the reasons why
My life's worth a thousand skies
You're the simplest love I've known
And the purest one I'll own
Know you'll never be alone
My baby youAre the reason I could fly
And 'cause of youI don't have to wonder why
Baby you...
There's no more just getting by
You're the reason I feel so alive.
Tanpa ia sadari ada yang mendengarkan nyanyiannya dengan seksama dari jendela kamarnya.
"Saengi-ah... mengapa suaramu itu jarang sekali ku dengar. Aku sangat suka mendengar suaramu" Gumam Joongie, sambil terus menatap Saengi dari jendela kamarnya.
"Saengi hyung..." panggil Baby yang entah dari mana kini sudah ada dihalaman rumah Saengi.
"Baby-ah, mengagetkanku saja. Dari mana kau..?"
"Ini... untukmu", kata Baby seraya memberikan satu kotak kecil pada Saengi.
"Apa ini...?" tanya Saengi Heran.
"Bukalah hyung"
Saengi lalu membuka kotak tersebut.
"Untuk apa kau memberikanku ini Baby-ah"Kata saengi seraya menutup kotak itu kembali dan menyerahkan pada Baby.
"Tapi hyung ini untukmu, aku sengaja membuat desainnya sendiri untukmu. Aku memesannya khusus untukmu"
"Tapi untuk apa baby-ah"
Baby lalu mengeluarkan cincin dari kotak itu. " Lihatlah hyung..."
Ia menunjuk tulisan yang ada di cincin itu.
"Love Saengi" Baby membaca tulisan itu.
"Aku menyukaimu Hyung. Aku mencintaimu" Kata Baby lalu meraih tangan Saengi, seraya memakaikan cincin itu di jari Saengi.
"Lihat Hyung, sangat pas bukan..?"
"Tapi aku... aku... " Saengi bingung harus menjawab apa, dia tidak mau menyakiti hati Baby, tapi juga ia tak mungkin menerima Baby.
"Hyung... aku sangat mencintaimu, maukah kau menjadi namjachinguku...?"
"Tapi Baby-ah... aku..."
Pranggg...!
Belum selesai Saengi menjawab terdengar ada sesuatu yang pecah dari rumah Baby.
Mereka berdua terus mengalihkan pandangan ke arah suara berasal, tapi tidak ada apa-apa.
"Baiklah hyung, kau tak perlu menjawab sekarang, pikirkanlah dulu. Aku pulang."
Chu...
Baby mencium bibir Saengi sekilas lalu beranjak pergi.
"Bye... Hyung... Saranghae..."
Baby meninggalkan saengi yang masih terdiam membeku didapan rumahnya.
Salahkan jarak rumah yang dekat itu, hingga dari jendela kamarpun bisa mendengarkan percakapan yang sungguh sangat menyakitkan hati.
Jonggie POV
"Dugaanku benar... Baby menyukai Saengi..." Joongie lalu jatuh terduduk di kamarnya.
Pranggg...!
Aku meninju kaca dikamarku. Hatiku sangat sakit, meski tanganku penuh dengan darah, tapi rasanya hatiku lebih sakit. Kuberanikan lagi diriku untuk menatap mereka berdua.
"Oh Tuhan... dia menciumnya, dongsaengku sendiri... " Mengapa aku harus melihatnya. Aku tak mau melihatnya. Saengi-ah... aku mencintaimu. Mengapa Baby juga harus mencintaimu.
Tak terasa air mataku mengalir. Mengapa aku harus mencintaimu. Mengapa dongsaengku juga harus mencintaimu. Aku tak mungkin lagi bisa memperjuangkanmu Saengi-ah.
Joongie POV end
Tok... Tok... Tok...
"Hyung..." Panggil Baby.
"Hyung ... buka pintunya hyung... aku ingin menceritakan sesuatu padamu... aku sangat senang hari ini hyung..."
Joongie hanya bisa terisak lirih.
TBC
Mohon bantuannya...
Review Please...
