Halo semuanya!

Aku kembali lagi dengan fanfic terjemahan! Kali ini, fanfic ini terjemahan dari "As Long As You Are Happy", fanfic perdanaku yang lumayan terkenal lho J Oh ya, fanfic ini juga prekuel nya "Happiest Woman On Earth"! Selamat membaca dan semoga kalian suka dengan ceritanya ya! xxx -wendykei-

Disclaimer: I do not own Detective Conan


Chapter 1: Cinta Yang Menyakitkan

Haibara Ai

Malam telah tiba. Aku duduk dalam diam di kamarku, mendengarkan suara-suara yang berasal dari ruang tamu. Lampu di kamarku tidak kunyalakan, karena aku tidak ingin beranjak dari tempat dudukku. Sebuah kertas bertuliskan formula obat penawar APTX4869 teronggok di sebelah komputerku, yang merupakan satu-satunya benda yang terang di kamar itu.

Aku menghela nafas ketika aku mendengar suaranya. Suara yang bisa menghangatkan hatiku yang sedingin es. Suara yang membuatku jatuh cinta selama dua tahun lamanya.

"Akhirnya, Hakase…Aku bisa hidup dalam damai tanpa perlu mengkhawatirkan para serigala hitam itu lagi," ujar suara itu. Aku mendekatkan telingaku ke pintu supaya aku bisa mendengar lebih jelas apa yang Kudou-kun dan Agasa Hakase bicarakan.

"Ya, saya pun senang sekali. Dan saya rasa…sekarang adalah waktunya kau untuk memberitahu Ran-kun tentang semua yang telah terjadi selama dua tahun ini…"

Hatiku terasa tidak enak mendengarnya. Tibalah waktunya, batinku. Hal terburuk yang tidak mau ku alami. Lebih buruk daripada berperang dengan Black Organisation selama satu minggu kemarin. Aku mendengarkan setiap kata-katanya, berpikir bahwa tidak akan lama lagi aku bisa mendengar suara indah tersebut.

"Akan kulakukan, Hakase. Aku akan pergi ke rumahnya sekarang, tidak lagi sebagai Edogawa Conan, tetapi sebagai Kudou Shinichi. Pria yang ia rindukan dan tunggu dengan setia…"

Sebuah senyuman pahit menghiasi bibirku. Betapa beruntungnya gadis pujaan hatinya itu. Dan bagaimana aku berharap, sebuah harapan kosong, bahwa akulah perempuan beruntung itu…

"Kalau begitu, aku pergi dulu, Hakase!"

"Ah…semoga berhasil!"

Aku kembali ke meja komputerku, dan pintu kamarku tiba-tiba terbuka. Tidak perlu kulihat siapa yang datang, karena hanya Hakase yang memiliki langkah kaki seberat itu.

"Ah…Ai-kun? Bagaimana jika kita pergi makan malam?"

Aku tidak menjawab pertanyaannya. Bukannya aku tidak menghormatinya sebagai orang yang telah menjagaku, tetapi aku benar-benar tidak memiliki keinginan untuk bicara, apalagi makan. Kurasakan sebuah tangan halus menepuk pundakku, dan aku berhenti mengerjakan obat penawar APTX4869 itu.

"Ada apa, Ai-kun? Bukankah seharusnya kau merasa senang karena akhirnya kau tidak lagi terancam oleh keberadaan pria-pria berjubah hitam itu?"

Aku menoleh ke arah Hakase. Air mataku mulai menghujani wajahku, walaupun aku berusaha sekuat tenaga untuk menahannya.

"Aku lebih memilih berhadapan dengan mereka…kalau itu yang bisa membuat Kudou-kun berada di sampingku…"

Hakase mendesah, dan memandangku sedih. Bagaimanapun, Hakase tahu bahwa aku mencintai Kudou-kun. Aku menghapus air mataku, dan kembali menghadap layar komputer.

"Aku tidak lapar. Aku harus menyelesaikan obat penawar ini secepat mungkin," ujarku, dengan nada dingin yang kugunakan untuk menyembunyikan perasaanku.

"Ai-kun…"

"Aku tidak apa-apa, Hakase…"

"Tidak pernahkah terpikir olehmu bagaimana jadinya jika kau mencoba mengungkapkan rasa cintamu kepada Shinichi?"

Aku terdiam. Sudah ratusan kali aku berpikir untuk menyatakan cintaku padanya. Persetan dengan jawaban yang akan diberikannya padaku, karena aku takut akan menyesal jika aku tidak menyatakan cintaku padanya. Tetapi, berulang kali juga aku menghentikan diriku sendiri, karena aku tahu diri. Posisiku di hati Kudou-kun tidak lebih dari seorang pembuat obat penawar APTX4869, yang, perlu kuingat, menghancurkan hidupnya.

Aku menggeleng lemah, "Tidak mungkin. Aku tidak akan pernah melakukannya, Hakase…"

Hakase menghela nafas panjang, sebelum beranjak menuju pintu kamarku.

"Baiklah. Panggil saya jika kamu ingin bicara…"

Ya, aku berpikir dengan sedih, yang ingin kubicarakan saat ini adalah bagaimana aku sangat mencintai Kudou Shinichi. Tetapi apa yang akan kudapatkan setelah membicarakannya? Tidak ada. Tidak akan ada kebahagiaan untuk perempuan seperti aku ini…


Jadi, menurut kalian akan bagaimana ya kedua orang ini? Akankah Haibara menyatakan cintanya kepada Shinichi? Ditunggu reviewnya, dan terima kasih lagi untuk dukungannya! xxx -wendykei-