Short Story
By: Rue Arclight Sawatari
Disclaimer: Kazuki Takahashi, Shin Yoshida, & Naohito Miyoshi
Crossover: Yu-Gi-Oh! Zexal & Yu-Gi-Oh! Arc-V!
Main chara: Yuuto.
Rate: M.
Genre: Family/Horror/Drama/Spiritual/Thriller.
A/N: Sekedar penjelasan. Di sini Yuuto menjadi anak Ryouga Kamishiro.
Summary: Terkadang, mereka yang telah pergi mencoba untuk kembali. Saat hari itu tiba, apa kau akan menyambutnya? Atau membiarkannya hingga menyerah?
xXx
Welcome Back
xXx
.
.
.
Sepasang permata berwarna hitam onyx terlihat memancarkan sinar ketakutan, butiran lelehan mutiara bening berkumpul di pelupuk matanya. Helaian indigonya tak sanggup menyembunyikan wajahnya, hanya sebelah matanya yang dapat tersembunyi tidak dengan baik. Ia takut, sangat ketakutan. Berkali-kali ia harus mendekam dalam selimut, bersembunyi di tempat yang ia bisa. Volume musik Future Fighter berkali-kali ia tinggikan hingga maksimal, tak peduli akan konsekuensinya nanti. Ia terus bergerak, melakukan berbagai hal yang ia bisa untuk menciptakan kebisingan.
Ia tak ingin mendengarnya. Ya! Ya! Ya! Ia tidak ingin mendengarnya! Ia membencinya! Menjauhlah darinya!
Tapi apa? Apa yang membuatnya begitu ketakutan? Apakah sesuatu seperti Lucifer? Ataukah Malaikat Kematian akan datang menjemputnya dengan sabitnya yang mengerikan? Ataukah sesuatu yang lebih mengerikan dari itu?
Bukan.
Bukan itu yang ia takutkan.
Dia tak keberatan jika Lucifer berkehendak untuk menjalin perjanjian rantai iblis dengannya. Dia tak keberatan jika lehernya akan terpotong oleh sabetan Malaikat Kematian. Dia tak akan takut pada sesuatu yang mengerikan seperti yang biasa ditakuti.
Lantas, apa yang membuatnya begitu ketakutan?
"AAAAAAAAAAARRGGHH! MENJAUHLAH!"
Ia berteriak, berteriak keras, dan kembali melempar barang ke segala arah. Seakan-akan ada sesuatu yang mengerikan di sekitarnya, padahal hanya ada dirinya dan perabotan kamarnya. Lantas kenapa ia begitu ketakutan?
"Yuuto!"
Pintu kamarnya terbuka, tampak seorang pria bermata biru laut menghampirinya dengan tergesa-gesa. Sinar matanya menunjukkan kekhawatiran yang teramat jelas. Dengan cepat, ia menerjang Putranya yang bergetar ketakutan di atas ranjang. Membawanya ke dalam pelukannya, mencoba menenangkan putranya.
Sejenak, sinar mata sepasang permata hitam onyx tersebut berubah. Kelopak matanya berkali-kali mengerjap-mengerjap di saat ia mendengarkan suara penuh kasih sayang yang terdengar pada telinganya, membuat hawa ketenangan merasuk pada dirinya. Ia tak lagi merasa ketakutan, ia merasa dilindungi, dia merasa aman, tak ada yang perlu dilakukan.
Setidaknya, sampai ia menyadari siapa yang telah memeluknya saat ini. Tepat saat ia mencium bau amis menyengat dan sesuatu yang kecil namun banyak bergerak menggerogoti tubuh sosok yang telah memeluknya.
"Ayah ..., bukankah sulit mendaki dari makam milikmu?"
"Karena itulah Ayah datang. Untuk menjemputmu menemui mereka yang telah kau bunuh."
Kali ini, ketakutannya melebihi sebelumnya. Ia menyesal tidak mengunci pintu kamarnya, karena kali ini, sosok seorang Gadis berambut merah, berponi hijau, dan berwajah begitu manis muncul di balik pintu. Disertai banyaknya serangga yang mirip dengan yang ada di tubuh sosok yang memeluknya.
Kini ia sadar, Mereka berusaha pulang kembali ...
... untuk menjemputnya.
"TIDAAAAAAAAAAAAAAAAAAKK!"
The End
