Chapter 1

Disclamer :: Naruto dan bukan punya saya.

Pairing :: ?

Ranting :: M

Warning :: Acak acakan, mainstream, Bahasa ngawur, cerita gaje, Beberapa jutsu buatan sendiri, Typo berterbangan, OOC.

A/N :: OverPoweredNaru!, DivineDividingNaru!, BoostedGearNaru, AbsolutePowerOfDestructionNaru!, LuciferNaru!, AliveMinatoKushina!, GrayNaru!, ShinobiUniverse!, SmartNaru!.

Summary :: Naruto Lucifer, salah satu anggora teroris Khaos Brigade sekaligus member dari tim anti teroris yang baru baru ini di bentuk dari aliansi iblis, Da-Tenshi, Tenshi, Yokai, para mitiologi dari keseluruhan pillar dunia sekaligus pemilik kekuatan leluhurnya yaitu Absolute Power Of Dentruction atau Kekuatan penghancur mutlak, Tapi ia harus mengorbankan dirinya untuk menyegel binatang malapetaka, Trihexa666 yang di bangkitkan oleh orang orang bodoh menginginkan kehancuran dunia, tapi, Tuhan (anime) memang maha adil dengan merinkernasikan Naruto bersama patnernya di Naruto yang lain.

# GAK SUKA JANGAN BACA!

Start

-Naruto POV-

Gelap...,

Apakah aku sudah mati?...,

Siapapun tolong aku dari kegelapan ini...,

Apakah memang sebegitu menyedihkan diriku sampai tak ada yang sudi menolongku dari kegelapan ini...,

"Naruto Lucifer" suara misterius memasuki gendang telinga ku, walaupun sangat jelas tapi aku benar benar tak menemukan apapun dari indra penglihatanku ini, hanya kegelapan lah mendominasi ruangan ini.

"Naruto Lucifer" untuk kedua kalinya namaku di sebut oleh sosok misterius entah makhluk apa memanggilku, "iya apakah kau bisa keluar?" aku memberanikan diri untuk menjawab panggilannya itu.

Hening

Selama beberapa detik setelah aku memanggilnya suasa menjadi hening, mungkin jika di dunia nyata aku bisa mendengar suara binatang malam entah itu jangkrik ataupun serangga serangga nokturnal lainnya. Tapi suasa sangatlah berbeda saat ini dengan suasana yang ku bayangkan.

Seakan tak memiliki kedua mataku, aku benar benar tak bisa melihat apapun di sini, tangan, kaki bahkan semua anggota badanku tak bisa di gerakan walaupun hanya sekedar menggerakan satu jari pun, lumpuh total.

Aku benar benar tak habis pikir, apakah inilah efek setelah melebur bersama dengan Trihexa666, itu lah terakhir kali aku ingat sebelum tersadar di tempat kehampaan seperti ini. Jika benar aku telah mati, bisakah pertemukanku dengan orang tua di surga.

Aku tersenyum miris, mana mungkin iblis kotor sepertiku akan di perbolehkan memasuki surga, mungkin Okaa-sama yang notabenya seorang manusia pantas bersanding di sisi-Nya.

Itu pasti

Fikiranku berfantasi kemana mana melupakan bahwa aku sedang sekarat, tak bisa apa apa layaknya bayi baru di lahirkan ke dunia. Aku benar benar tidak berdaya hanya tinggal menunggu dewa kematianku tiba.

Cukup lama bermain main di dunia ku sendiri tanpa sadar air mataku merembas keluar sedikit demi sedikit mengingat wajah orang orang paling berharga bagi ku. Vali-sama, Bikou, Le-chan, Athur, Koruka-chan, apakah kalian menikmati perdamaian tanpa diriku.

Aku sangat bahagia jika kalian bahagia di sana walau kalian melupakanku setelah pengorbanan yang ku buat. Otou-sama, Okaa-sama apakah kalian bangga padaku setelah meneruskan cita cita kalian bahkan meraih impian kalian dengan mengorbankan nyawaku.

Mungkin hanya ini yang bisa aku berikan pada kalian, aku tak bisa memberikan apapun setelah kalian menyelamatkan ku saat itu, aku benar benar sangat bahagia melihat kalian tersenyum, membayangkan saja aku sudah sangat senang sobat.

"Sebegitu tulusnya hatimu wahai cucu Lucifer!" lamunanku pecah mendengar suara asing, sekaligus satu satunya suara yang ada di ruang kehampaan ini. "Hatiku tak sebersih yang kau kira misterius-san, lalu bisakah tunjukan dirimu" jawabku pelan.

Aku hanya menjawab apa yang menurutku benar, aku tak sebersih yang ia kira. Tangan penuh dosa tak dapat di toleransi lagi, tangan berdarah para korban yang kubunuh dengan keji hanya alasan sebuah printah tak bisa di gugat gugat.

Tentu saja sebagai seorang teroris di buru oleh seluruh makhluk supranatural kami harus selalu berpindah tempat satu ketempat lainnya, negara ke negara lain hanya untuk menghindari kejaran mereka. Tangan berlumuran darah setiap harinya untuk mempertahan hidup kita, bahkan membantai satu daerah jika mengancam hidup kami, maka musnah sudah.

Berbagai macam kepingan memori pembunuhan terus berputar secara acak di pikiranku, wajah wajah kesakitan, bahkan meminta pengampunan kami hanya untuk melepaskan dari jeratan kami ikut menghantui ku saat ini.

Aku tersenyum kecut mengingat puluhan flashback pembunuhan yang ku buat. Mungkin aku akan benar benar akan di siksa di neraka terdalam, tak apa toh, aku adalah iblis, iblis tinggal di neraka sebagai mana semestinya. Tak peduli neraka paling dalam atau neraka teratas, tak ada bedanya bagi kami, tercipta dari panasnya api neraka itulah kami.

Mungkin hanya ada satu dalam sejarah, iblis pernah menghuni surga walau hanya beberapa saat saja. Yap Lucifer, pemimpin utama pertama bangsa iblis, mantan petinggi malaikat sebelum di kutuk menjadi Satan Lucifer oleh tuhan.

Menyingkir dari itu semua, aku mulai fokus pada seseorang yang menjadi lawan bicara ini. "Kau sungguh menarik cucu bintang fajar Lucifer, kau lah satu satunya iblis tak memiliki sifat dari tujuh sifat alami iblis, mungkin itulah sifat yang di warisi ibumu" aku benar benar tidak mengerti arah bicaranya itu, kenapa ia bisa tahu jika aku adalah cucu dari sang raja iblis Lucifer.

Aku juga cukup terkejut ia mengetahui aku iblis setengah manusia. Memang fakta bahwa aku setengah manusia tidaklah salah. Darah Otou-sama sebagai iblis mengalir di dalam tubuhku lebih tepatnya darah iblis murni clan Lucifer. Otou-sama atau Minato Lucifer adalah anak dari sosok yang sangat aku benci sampai saat ini sekaligus adik ayah Vali-sama. Rezevim Livan Lucifer iblis paling kejam yang pernah aku temui, ia membantai seluruh keluargaku hanya meninggalkanku saat berumur 11 tahun. Ibu yang faktanya hanya seorang manusia tak memiliki kemampuan apapun tak bisa apa apa saat kejadian itu tiba. Otou-sama melindungi kami dari pasukan milik Rezevim untuk mengulur waktu kami pergi saat itu. Namun na'as, Otou-sama terbunuh dan Rezevim mengejar kami (Aku dan ibuku, Uzumaki Kushina) tak membiarkan kami lolos. Okaa-sama mati saat melindungi ku dari serangan [Demonic Power] dan membiarkan ku lari, bersyukur saat itu seseorang yang kupanggil dengan sebutan Vali-sama menolong dan membawaku bersamanya.

Kembali ke cerita.

"Jadi apa mau mu sebenarnya?" aku bertanya dengan nada sedikit meninggi. Aku sangat kesal dengannya, dari tadi ia hanya bolak balikan alur pembicaraan. "Baiklah akan ku tunjukan diriku sebenarnnya" ia menjawab dengan nada sangat wibawa sampai aku di buat merinding disco oleh nya.

Cahaya sebesar kelereng tercipta di depanku lalu mulai menyebar sampai memakan kegelapan membosankan itu. Aku sendiri lumayan kaget dengan apa yang barusan ku lihat dengan mata kepalaku sendiri.

Kegelapan semu tanpa ujung dalam seperkian detik telah tergantikan oleh ruangan bernuansa putih bersih sedikit bercahaya terang di setiap mata memandang.

Aku heran, bukankah cahaya adalah racun mutlak kaum iblis kenapa tak berpengaruh terhadapku notabenya adalah iblis itu sendiri.

Secara bergiliran, kesepuluh jari tanganku mulai bisa di gerakan bahkan di susul oleh bagian tubuh lainnya. Aku sembuh dalam sekejap. Aku teringat ramuan paling terkenal di dunia supranatural bernama air mata phonex yang di katakan dapat menyembuhkan luka sefatal apapun, separah apapun asal nyawa masih berada di tubuh kita maka akan langsung tersembuhkan hanya dengan meminumnya. Itulah yang kurasakan saat ini.

Seakan tak terjadi apa apa, seluruh tubuhku sudah berfungsi normal tak ada cidera sedikitpun tak seperti yang ku alami beberapa menit yang lalu, aku mulai berdiri melihat sendiri tubuhku dari mulai tangan, kaki sampai mengerakan kepalaku memastikan tak ada lagi rasa sakitnya.

Entah bagaimana sosok tersebut melakukannya, sangat mustahil memang apa di lakukannya, percaya atau tidak percaya, tapi inilah yang terjadi saat ini.

Melupakan kejadian beberapa menit yang lalu, aku mulai mencari tahu apa yang terjadi padaku. Mengedarkan seluruh pandanganku tapi hanya ada ruangan kosong tanpa ada satupun barang atau makhluk hidup di ruang ini.

"Kau bingung dengan apa yang terjadi?" suara itu lagi, suara berwibawa penuh dengan aura kepemimpinan tinggi bahkan layaknya pemimpin berbicara dengan bawahannya. "Ha'i" jawabku sedikit lebih tinggi.

"Kau pasti mengingat kejadian kau alami beberapa waktu yang lalu bukan?" iya bertanya lagi, "ha'i, seingatku, kami, anggota tim DxD sedang bertembur habis habisan untuk menyegel Trihexa666 tapi saat detik detik terakhir, kami mengalami kesalahan segel dan kelepasan Trihexa666 hampir saja terlepas jika aku tak meledakan diriku lalu melebur dengannya" hening untuk beberapa saat setelah aku menjawab pertanyaan tadi.

"Kau benar Naruto Lucifer, dengan meleburnya sang binatang malapetaka karena ulah mu, impian semua orang tercipta, perdamaian yang di idam idamkan oleh seluruh ras tergapai saat ini" jawabnya setelah keheningan terjadi. "Lalu, apa hubungannya denganmu?".

Secara berlahan seseorang bercahaya muncul di depanku, secara otomatis pula aku harus menghalangi cahaya masuk ke mata dengan kedua tanganku. Lima detik berlalu, cahaya bersinar terang sedikit meredup lalu aku menurunkan tangan dari kedua mataku ini.

Walaupun cahaya sedikit meredup, tapi aku sama sekali tak melihat rupa dari orang tersebut. Semua dari wajah, badan hingga kaki pun terhalangi oleh cahaya tadi. "Siapa kau?" aku bertanya dengannya, terdengar santai memang tapi aku sama sekali tak mengurangi kewaspadanku jika memang ia bersiap menyerang.

"Sungguh sangat berani memasang kewaspadaanmu di depanku"

"Siapapun kau jika menyerang maka aku tak akan kalah, kau menyerang aku membalas" jawabku menanggapi apa yang di ucapkan barusan. "Ahahaha lucu sekali Naruto Lucifer, sebelumnya tak ada yang berani berbicara setegas itu pada ku"

"Aku tak peduli!" tanpa gentar aku menjawab, aku bahkan sudah menemui berbaga orang orang kuat yang siap untuk membunuhku kapan saja, kenapa sekarang tidak?. "Kau sungguh berbeda cucu Lucifer" aku mengerutkan sebelah alisku bingung, apa maksudnya aku berbeda?.

"Apa maksudmu?" mewakili rasa penasaranku, secara spontan mulut ini menanggapi seluruh perasaanku. "Hati dan sifatmu sangat berbeda dari iblis pada umumnya".

"Astaga aku benar benar tak mengerti maksudmu, sebenarnya kau ini siapa?" aku mulai kesal ia tak menjawab siapa di sebenarnya dan apamaunya itu. "Baiklah baiklah, aku akan mencawab pertanyaanmu, kuharap kau tidak terkejut" aku menganggukan kepalaku men-iya-kan.

"Mungkin ini terdengar mustahil, tapi inilah kenyataannya" jawabnya membuatku bingung, memang dia siapa sih, sampai berkata seperti itu. "Baiklah bisakah kau lanjutkan?" tungkasku kemudian.

"Kau biasa mengenalku 'Sang-Kami' pencipta seluruh alam semesta yang ada" waktu seakan berhenti mengetahui siapa yang ku ajak bicara ini. Sungguh, aku benar benar menyesal berbicara tak sopan dengannya, bahkan hampir saja aku menyerang penciptaku sendiri. Jantung tak berhentinya berdetak kencang tidak mau berhenti atas kemauanku sendiri.

Aku masih syok dengan apa yang ia ucapkan barusan. Tuhan (anime), bukankah sudah mati saat Great war berlangsung. Lalu apa yang sebenarnya terjadi. Sungguh demi jenggot panjang Odin. Ini benar benar tidak dapat di percaya.

"Ka-kami S-sama, maaf kan hambamu berbicara sangat lancang denganmu" aku menunduk hormat tak berani menatap langsung kearahnya. "Tenang lah, aku hanya ingin berbicara denganmu"

"T-tapi, b-bukankah k-kau sudah wafat saat Great war?" aku bertanya dengan nada bergetar tak menanggapi jawaban Kami-sama sebelumnya. "Lucu sekali Naruto-kun, aku adalah pencipta seluruh alam semesta, dan makhluk hidup apapun itu, mana mungkin mati dengan ciptaanku sendiri" memang aku mengetahui perihal kematian tuhan saat penyerangan Kokabiel pada iblis muda Gremory, ia mengucapkan segala kerugian yang seharusnya menjadi rahasia para petinggi dari berbagai fraksi. Aku sungguh terkejut mengetahui kematian Tuhan (anime) saat itu karena secara kebetulan aku berada tak jauh dari tempat penyerangan terjadi.

"L-lalu apa yang sebenarnya terjadi pada anda?" tanyaku sesopan yang aku bisa. "Satu dari puluhan pecahanku sudah mati saat Great war berlangsung, jadi bisa kau tebak sendiri pecahan mana yang melebur dari puluhan pecahanku yang tersisa saat ini" jelasnya singkat

"S-sungguh a-aku benar benar tak mengerti, tapi bisa di simpulkan bahwa kau tidak benar benar melebur. Lalu kenapa anda tak turun untuk menyegel Trihexa666 untuk kedua kalinya" aku benar benar tak mengerti kejadian setelah Great war, perang terbesar antar tiga fraksi injil. "Ketahuilah cucu Lucifer, tak ada kekuatan bahkan benda apapun yang mampu melawan penciptanya" jawabannya membuatku yakin bahwa tak ada satupun kekuatan yang mampu menandinginya. Bagai mainan tanpa baterai, bisa bayangkan sendiri jika baterai mainan itu kehabisan tenaga lalu mati apa yang terjadi pada mainannya?, begitupula dengan alam semesta beserta isinya.

Aku jadi sangat yakin walaupun aku iblis. Tapi aku percaya kehendaknya ada sesuatu yang mutlak, tak bisa di rubah oleh siapapun, karena ia lah maha menghendaki bagi seluruh umatnya tak peduli itu iblis, malaikat semua sama saja di matanya.

"Lalu ada apakah engkau mendatangi bahkan mengajak hamba yang hina ini untuk berbicara" aku merendahkan diri untuk kedua kalinya setelah pandanganku pada Vali-sama satu satunya orang paling ku hormati. "Tak ada satupun makhluk hina di hadapanku, semua sama saja di buat pada pencipta yang sama, walau pandangan manusia pada iblis lebih rendah dari malaikat tapi bukan itu yang menunjukan bahwa derajat makhluk lebih tinggi, ada kalanya iblis berhati malaikat dan sebalik malaikat dengan hati iblis, semua sama saja tak ada bedanya".

"Aku tahu kehidupanmu tak pernah bahagia setelah orang paling berharga bagimu pergi dari sisimu, itulah yang aku ingin bicarakan padamu"

Aku masih mencerna kata kata baru saja ku dengar melalu indra pendengaranku. Rasa hormat ku bertambah mendengar kata kata indah langsung dari mulut sang Kami.

Air mata ku menetes bahagia bahkan inilah air mata ke dua setelah air mata jatuh saat insiden keluargaku. Mulutku kelu tak tau harus bicara apa. Sungguh baru seumur hidup ada sosok tak memandang apa itu kami?, banyak orang menganggap iblis makhluk terkutuk, harus di jauhi dan berbagai pikiran negatif tentang kami. Sebelumnya bahkan aku sempat menyesal, kenapa darah iblis mendominasi tububku?, mungkin jika aku menjadi seutuhnya manusia, keluarga untuh, bekerja dan menikah mempunyai anak melekat pada kami notabenya manusia biasa.

"A-apa maksud anda?" bibirku dengan bersamanya air mata bahagia mengalir di pipiku. "Sekarang saatlah kau mendapatkan kebahagian itu semua" aku memiringkan kepalaku tidak mengerti.

"Sebagai hadiah pada anak pembawa perdamaian akan kuhendaki kau, Naruto Lucifer akan berinkernasi ke duniamu yang baru"

"Benarkah?"

"Tentu saja"

"Bisakah kau tunjukan sedikit gambaran tentang diriku di sana?"

Secara ajaib tercipta semacam monitor di depanku milihat diriku di dunia lain. Aku juga penasaran apakah diriku di sana sama hal nya denganku.

Terlihat anak berumur sekitar 9 tahun dengan rambut kuning jabrik mata blue sapphire sangat identik dengan wajahku saat kecil namun tidak dengan tiga goretan halus di wajahku. Ia berlari tergesa gesa dari kerumunan warga berpakaian ala orang dulu dengan luka di sekujur tubuhnya.

["Berhenti kau aib sialan"] beberapa warga membawa senjata ala ninja mengejar anak kecil pirang itu tanpa belas kasihan sedikitpun. Berhenti berlari Secara terlantih lantih ia berjalan ke dalam rumah, tidak, bahkan sangat jauh dari kata rumah. Ruangan dengan luas 15 meter persegi plus kamar tidur, kamar mandi, ruang makan dan beberapa lemari di tumpuk menjadi satu dalam satu ruangan.

Ia menghempaskan tubuh kecilnya di ranjang kecil reot tak layak pakai lagi. Aku benar benar sangat iba melihat ia menghapus sisa darah mengenang di berbagai variasi luka yang ia derita.

Dalam keadaan kesakitan, ia masih sempat sempatnya tersenyum simpul seperti tak terjadi apa apa dengan nya. Kesal, aku benar benar kesal, apa salahnya sih, ia hanya anak kecil polos, tak tau apa apa, di siksa sedemikian rupa.

Ia pantas mendapatkan kebahagiaan, kasih sayang orang tua, bermain selayaknya anak anak seumurannya. Ia benar benar anak yang kuat, aku sangat kagum dengan pemikiran bocah ini.

"Sebenarnya apa yang terjadi sampai ia di siksa seperti itu" aku mengalihkan pandanganku dari monitor ke arah kami-sama 5 meter di depanku. "Kau akan mengetahuinya nanti" aku mengangguk mengerti.

Scan berganti di sebuah mansion cukup besar. Terlihat sebuah keluarga cukup bahagia sedang membicarakan sesuatu, ["Kushina, aku sudah memutuskan untuk mengeluarkan aib keluarga kita dari rumah, apakah kau setuju dengan keputusanku?" ucap pria berumur 27 tahun pada seorang wanita berambut merah di depannya. ["Aku setuju saja, lagi pula dia hanya mempermalukan keluarga kita, dengan mengusirnya dari rumah maka kita bisa fokus dengan melatih menma, anak dalam ramalan"]

Anak bernama menma di sampinnya memasang senyum kemenangan mendengar orang tuanya berbicara. Tanpa sadar tanganku mengepal erat erat sampai memutih tertekan jari jariku.

["Benarkah Tou-chan?" ia bertanya pada orang tuanya yang sangat mirip dengan duniaku sebelumnya tapi sangat berbeda dengan sifat dan perilaku dari Otou-sama dan Okaa-sama. ["Tentu saja Menma, lagian dia hanya memiliki sedikit cakra menambah aib keluarga kita"] sang ayah membalas tanpa beban sedikitpun seperti ia benar benar bukan darah daging mereka.

["Benar dengan keluarnya si aib itu, keluarga kita tak akan bisa menanggung malu lagi sebagai keluarga Hokage"] sekarang aku benar benar sangat muak dengan ini. ["Kita akan merayakan pesta setelah kepergiannya"] lanjutnya terlihat sangat senang.

Tertawa di atas penderitaan anak tak bersalah yaa, aku benar benar ingin membungkam mulutnya menggunakan [Absolute Power Of Dentruction] miliku. Jika saja, jika saja aku menjadi anak mereka. Akan ku tutup mulut memuakan mereka.

Penderitaanku ternyata tidak apa apanya dibandingkan anak ini. Setidaknya aku pernah merasakan kebahagian walaupun hanya sementara, walau orang tuaku mendahuluiku tapi masih ada beberapa dari mereka yang mau menjadi tempatku untuk pulang.

Scan kembali berganti di halam mansion Hokage terdapat 'Naruto' kecil menangis dihadapan orang tua ter-brengsek yang pernah ku temui. "Pergilah aib, kau hanya mempermalukan keluarga Hokage yang sepatutnya di junjung tinggi tapi karena adanya kau di antara keluarga kami" bentak pria berambut kuning jabrik mengghunakan jubah panjang. "T-tapi hiks apa s-salah ku" 'Naruto' terisak memepertanyakan salahnya.

["Apa!, kau bilang, apa kau tak tahu kau tak mempunyai cakra tidak seperti adikmu Menma, ia anak dalam ramalan, cakra melimpah, di tambah cakra Kyuubi ada padanya sedangkan kau punya apa, kau tak pantas menjadi shinobi, dan tak sebarusnya menjadi anak kami"]

["Sekarang pergilah dari sini, tapi tenang saja aku sudah membelikan apartemen untuk kau tempati setelah ini"]

Deg

Oke, sekarang memang mereka sudah sangat kelewat batas kemanusiaan, paling hanya dengan sedikitnya sumber kekuatan, mereka tak mengakui buah hati mereka bahkan sampai mengusirnya.

Bagiku, mereka hanyalah anak kecil tak tau apa apa. Masih harus belajar caranya menjadi orang dewasa, kenapa Tuhan (anime) menitipkan anugrah terbesar kepada manusia sekeji itu.

Mungkin penyesalan datang pada detik terakhir. Tapi aku bersumpah akan membuat mereka menyesali tidakanya suatu saat nanti. Mereka, yang memperlakukan diriku yang lain sebagai layaknya sampah, benar benar akan merasakan rasa sakit melebihi apa yang kalian lakukan padanya.

"Apakah kau masih mau melanjutkannya Naruto Lucifer" Kami-sama bertanya padaku yang masih menahan amarahku. Huuuhhh menarik sedikit nafas bertujuan menenangkan diri, aku mulai angkat bicara. "Tak perlu, dari semua yang kulihat, sudah cukup bagiku menggambarkan betapa buruknya mereka".

"Apakah kau akan mengambil jalan ini?" ia bertanya memastikan jawabanku. Apakah aku akan mengambil jalan ini?, tapi jika aku menolaknya, maka penderitaan 'Naruto' akan menjadi jadi. Baiklah sudah ku putuskan. "Baiklah aku akan mengambilnya".

"Sebagai hadiah terakhir akan ku berikan teman sebagai penuntun jalanmu di sana, Draig, Albion?!" dengan mengucapkan itu. Secara ajaib muncul dua naga legendaris di hadapanku. Aku terkejut mendengar nama dari naga tersebut. Bukankah Draig dan Albion tersegel pada Sacred Gear kelas Longinus.

Secara berlahan lahan dua naga besar di depanku mulau membuka mata besar mereka masing masing. Masih dalam keadaan terkejut, secara tidak sadar aku melangkah mundur beberapa meter.

["Ahh apa yang terjadi padaku, bukankah beberapa detik yang lalu aku sedang berbicada dengan Vali"] ucap naga putih atau biasa di panggil Albion.

["Apa yang sebenarnya terjadi?"] timpal naga yang menjadi rival nya, Draig, atau kaisar naga merah a.k.a Sekiryuutei. Kami-sama menengok kearah Draig dan Albion yang sedang dalam keadaan bingung.

"Lama tak bertemu Draig, Albion" para naga menengok siapa yang berbicara dengannya. Aku bisa sangat jelas wajah shok dari sang kaisar naga putih dan naga merah mengetahui siapa dia. "K-kau... " balas Draig, Albion terbata bata.

Sangat lucu memang naga yang di agung agung oleh semua makhluk supranatural sampai begitu terkejutnya. Aku memang sering berbicara dengan Albion walaupun hanya lewat Vali-sama tapi belum pernah sama sekali melihat sosok asli nya.

["B-bagaimana kau ada disini, b-bukankah kau sudah melebur saat itu"] dari ucapan Draig, sekali lagi membuatku tertawa bahwa Tuhan (anime) melebur. "Sebegitu terkejutkah kau melihatku?".

["B-bukan b-begitu, tapi tapi bagaimana bisa kau ada di sini"] Lucu sekali salah satu dari naga surgawi terkuat pucat basi hanya karena salah bicara, hal ini, hal tak pernah terjadi sebelumnya.

Tersadar dari rasa terkejutnya, Draig menggelengkan kepala lalu menghembuskan nafas lelahnya. ["Ini sulit di percaya, tapi apapun itu pasti ada sesuatu akan di bicarakan olehmu"] ucap Draig sedikit lebih tenang.

Merasa di acuhkan, aku mengangkat tanganku menyadarkan aku ada sini. "Ano aku ada disini, apakah kalian melupakanku?" aku menarik perhatian mereka bagaimanapun diacuhkan tidaklah enak.

["KAU, Apa yang kau lakukan di sini Naruto?"]

"Aku juga tidak tahu!"

["Haahhh aku sudah tidak terlalu terkejut sekarang setelah apa yang terjadi saat ini"] ia menghembuskan nafasnya, aku kira naga menghembuskan nafas api seperti yang ada di cerita dongeng pengantar tidur, ternyata dugaan ku sangatlah salah.

"Baiklah langsung saja pada intinya...," Kami-sama memotong ucapannya membuat kami sedikit penasaran dengan ucapan terpotongnya. "Aku ingin kalian menjadi patner Naruto di kehidupan selanjutnya"

"Eeehhhh"

Kami bertiga terkejut dengan ucapan Kami-sama yang terlalu mendadak itu. Hey ayolah bagaimanapun ini berita terlalu mengejutkan untuk kami.

Bagaimana dengan para host mereka jika mendadak penghuninya menghilang dari Sacred gear milik mereka?, tidak lucu bukan jika dua makhluk masuk dalam jajaran 10 makluk superior di culik dalam sekejap mata.

Haaahhh ini akan sangat sulit.

["Tapi bagaimana dengan host kami?"] Draig mulai buka suara yang sedari tadi hanya menyimak pembicaraan kami. Aku pun sama, bukankah jika Sacred gear di ekstrak dari tubuh pengguna, ia akan mati?, tapi aku melupakan satu hal...,

Tak ada yang mustahil jika berurusan dengan-NYA.

"Tugas kalian Draig, Albion sudah cukup sampai disini saja, perdamaian abadi telah tercipta saat ini, dengan kata lain, jiwa kalian sudahlah tenang tanpa berinkernasi kembali jika pengguna kalian telah tewas. Dan kuharap kalian mau menjadi teman sekaligus patner Naruto dirinkernasi dirinya yang lain, tapi tenang saja, kekuatan kalian tetaplah melekat pada mereka inang mu yang dulu"

["Huuhhh baiklah baiklah, apapun keinginanmu akanku jalani walaupun harus bersama rivalku"] Draig berbicara sedikit nada tidak suka pada Kami-sama, mungkin jika nanti mereka menempati dalam tempat yang sama, apa yang terjadi coba dengan tempat tersebut?. ["Cihh kupikir aku mau berpatner denganmu"] balas Albion tak mau kalah.

"Baiklah kuharap kalian bisa berteman dengan baik"

Berlahan lahan tubuh Draig dan Albion bersinar terang lalu memasuki tubuhku. Walaupun ini pertama kalinya bagiku mempunyai patner, namun dengan akrabnya aku dan Albion pasti akan sedikit lebih mudah.

Semoga saja.

Dan yah..., tunggulah aku 'Naruto', penderitaanmu sudah cukup sampai disini, kau berhak mendapatkan kebahagian itu. Ikuzo Draig Albion mohon bantuannya, untuk merubah takdir.

-POV And-

"Carilah kebahagianmu Naruto"

Senyum hangat sang kami melekat indah di wajah nya, walaupun aku tak tau pasti, apakah dia mempunya wajah, aku sama sekali tak tahu.

Cerita baru, baru saja di mulai...

.

.

.

-TBC-

Yoo perkenalkan aku adalah Author newbie baru mengenal ffn dua bulan yang lalu, yaa walaupun hanya sebagai reader sih. Sebenarnya aku tak terlalu banyak tau menau gaya menulis yang baik, aku hanya menulis kata yang tiba tiba muncul di otaku, jadi gomen bila kata katanya sangat buruk, gak jelas, abal abal dan hal hal buruk lainnya.

Dan aku menulis hanya karena kuota internet habis, gak bisa main game online, atau on di FFN jadi yaa anda tau sendiri bukan jika android tanpa internet sama seperti sayur tanpa garam, hambar sangat membosankan.

Jadi saya mohon maaf sebesar besarnya jika bayak Typo berterbangan dan sangat pendek di maklumi saja, aku nulis fic ini lebih dari 2 hari, itupun harus nyicil dulu sambil mencari imajinasi yang ada.

Tentang fic ini saya hanya berfikir jika dari DxD ke Naruto akan bagus atau tidak yaa bisa di bilang percobaan saja sih. Aku juga harus mencari beberapa informasi berkaitan tentang LN DxD baik itu lewat Wikipedia ataupun baca LN nya langsung walau aku baru baca di Volume 7 tepatnya di penyerangan dewa jahat Loki bisa dibilang aku masih sangat pemula di DxD.

Kenapa saya gak nonton langsung animenya?, anda tahu sendiri lah anime DxD seperti apa dalemnya, rata rata pasti adegan ecci, dan hal berbau cabul lainya, dan itu menurutku sedikit menggangu karena android dalam pengawal orang tua, bisa di tabok aku mengoleksi video orang gak pakek baju whehehe, kan lebih baik baca LN nya dengan kata lain cari aman dari awasan orang tua.

Hmm kurasa itu saja untuk chapter satu semoga menghibur para reader sekalian (aku gak yakin tentang itu thehehe)

See you next...