Disclaimer: Not own Anything.


Dua wajah terukir dengan kekhawatiran. Satu jari menjadi pegangan tangan kecil yang lemah. Kulit pucat dan wajah tidak nyaman yang dimiliki bayi kecil yang berada di depan mereka sudah cukup membuat hati terasa dicengkram. Pegangan tangan kecil itu melemah, perlaham melepaskan jarinya satu per satu dari jari telunjuk yang ia pegang. Pemilik jari telunjuk itu langsung mengambil kembali telapak tangan itu dan menggantikan siapa yang memberikan kehangatan sekarang.

"Dia.. sangat lemah." Bukan dengan menghina, melainkan dengan penuh kehawatiran layaknya seorang Ayah. Hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Tidak dengan dua saudara sebelumnya yang lahir dengan sehat dan penuh akan berkah darah Phenex. Tapi kenyataan berada di depan mata mereka sendiri. Tidak bisa melakukan apa-apa, hanya bisa melihat bayi yang tidak mengeluarkan suara itu menghirup nafasnya perlahan. Bernafas layaknya hal itu yang paling sulit untuk dilakukan.

Tidak bisa melakukan apa-apa, Dokter terbaik pun hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan tatapan menyerah. Tubuh anak ini memang terlahir dengan lemah, dengan jantung yang mengalami kelainan. Hanya bisa menunggu waktu saja.

"Aku tidak ingin menyerah. Pasti masih ada yang bisa kita lakukan untuk bayi kita!" Wajah wanita itu terlihat cantik. Keindahan paras yang ia miliki dari dahulu dan juga salah satu alasan mengapa Pria di sampingnya menjadi Suaminya sekarang. Namun, wajah itu tidak lagi memancarkan aura layaknya paras yang ia miliki. Wajah yang sama pucat, dengan kantung yang tercipta di bawah mata. "Aku tidak ingin dia mati!" suara itu kini menjadi histeris, "Dia akan tumbuh menjadi anak yang sehat, kuat dan Iblis yang dapat dibanggakan oleh keluarganya!"

"Tenanglah!" Suara Pria itu menggunakan volume yang sama, "Aku juga menginginkan hal itu!" Mata yang berkaca-kaca kini menghancurkan pria yang tidak pernah meneteskan air mata itu. "Tapi kita hanya akan menyiksanya..." Perlahan dua jemari sang Ayah itu memegang dengan pelan tangan bayi tersebut. Seakan takut sedikit kesalahan saja akan membawa bayi itu lebih dekat ke pintu kematian. "Apa kau akan membiarkan hal itu terjadi...? menghadapkan anak kita pada dunia Iblis yang kejam...?"

"Tapi pasti ada cara! Aku tahu akan hal itu!" Wanita itu tidak mau menyerah. "Memegang bayi yang bahkan seperti tidak hidup itu dipelukannya. "Dia akan bertahan hidup. Biarkan Iblis lain berkata apa, yang penting bagiku adalah anakku hidup. Jika ia tidak memiliki kemampuan Phenex, banyak cara agar dia bisa menjadi kuat."

Mereka sadar bagaimana dunia Iblis bekerja, bagaimana sistem sosialisasinya bekerja. Tidak jarang kuturunan yang tidak memenuhi ekspetasi dari Klan akan menjadi buangan. Apalagi yang terlahir dengan cacat, baik itu fisik, mental, atau dari kekuatan darah garis keturunan masing-masing klan tersebut. Di mata para Iblis murni, memiliki keturunan yang tidak memiliki potensial dari lahir hanyalah sebuah beban.

Orangtua yang mengkhawatirkan kondisi bayi mereka yang lemah.

Itulah yang terlihat di mata berwarna gelap tersebut. Tubuh yang transparan tepat melayang di atas orangtua dari bayi itu. Sesuatu yang menyedihkan untuk terjadi, tapi begitulah dunia bekerja. Di mana yang kuat bertahan, dan yang lemah... kehilangan hak mereka. Hal itu sudah terlalu sering ia jumpai dalam hidupnya. Sehingga ia tidak terlalu merasakan apa-apa ketika melihat kejadian yang berada di depan matanya. Jika dirinya seperti 'orang' itu, mungkin dirinya akan melakukan segala cara agar dapat menyelamatkan bayi itu meskipun tidak bisa memiliki kemampuan apa-apa untuk membuat mukjizat itu terjadi.

Dirinya bisa merasakan persamaan antara keluarga tersebut dengan dirinya; lebih tepatnya Klan. Dari pembicaraan yang ia dengar... benar apa adanya hal tersebut. Klan dengan keluarga utama memang diharuskan memiliki penerus garis keturunan yang kuat, yang bukan lemah. Pemuda yang merupakan roh melayang di udara itu hanya bisa mengerutkan alis mata mengingat masa kecilnya dulu. Perbedaan antara kekuatan dan kecerdasan... antara sang Kakak dan si Adik. Mengingat itu saja sudah membawa kembali kenangan buruk tersebut. Namun ia tidak bisa membawa dirinya untuk membenci itu. Karena begitulah apa adanya keluarganya.

Meskipun seberapa tragisnya semua itu pada akhirnya berakhir.

Pemuda itu hanya bisa melihat kejadian itu berlangsung tanpa mengeluarkan kata-kata. Tamat sudah kisah bayi itu sebelum bisa memulainya. Tidak ada yang bisa dilakukan oleh kedua orangtua itu, ataupun Dokter yang terlihat tidak berguna tersebut pada saat ini. Hanya menunggu hingga detik waktu terakhir dari bayi yang perempuan itu lahirkan.

...

...

Kecuali jika ada yang bisa ia lakukan?

Betapa bodohnya pikiran itu untuk masuk ke dalam akalnya pada saat ini.

Jika dia merupakan dirinya yang dulu, mungkin ia akan berjalan pergi tanpa memandang balik tragedi yang terjadi di sekitarnya. Dia bukan tipe yang peduli akan kehidupan orang lain, berbeda dari sosok keras kepala yang tidak kenal pantang menyerah. Pandangan dari mata tajam itu kembali menatap wajah bayi tanpa warna tersebut. Roh tersebut hanya bisa menutup matanya sambil mengerutkan alis matanya.

"Cih."

Dia tidak akan pernah mengungkapkan bahwa dirinya menjadi sedikit lembek setelah semua apa yang terjadi. Uchiha Sasuke, si pembalas dendam dari Konoha yang merupakan seorang kriminal. Uchiha terakhir, meskipun tidak bisa dikatakan terakhir lagi mengingat dirinya juga sudah tidak berjalan di tanah kehidupan lagi. Sebaiknya apa yang akan ia lakukan tidak pernah terlihat oleh si bodoh itu, atau ia tidak akan pernah bisa berdiri dengan harga dirinya yang tersisa. Sepasang mata dengan tiga koma muncul dengan perlahan di kantong mata arwah dari Uchiha Sasuke tersebut. Dan kemudian berubah lagi ke bentuk atau tahap akhir yang ia dapatkan sebelum, ...sebelum semua itu berakhir.

Melakukan tindakan tanpa mengetahui resiko apa yang akan terjadi. Tidak gaya seorang Uchiha yang seharusnya diambil. Hal itu lebih cocok dengan si pirang bodoh itu. Sasuke mengeruntukan dahi, dirinya baru sadar betapa seringnya ia membandingkan apa yang ia lakukan dengan orang itu. Hal yang membuatnya terhenti sesaat.

"Sampai mati pun bayanganmu tetap saja menghantuiku, bodoh." Pernyataan itu tidak ia keluarkan dengan hati jahat, namun akan ironi. Meskipun begitu, senyuman kecil tercipta di wajah Uchiha tersebut. Tapi mengingat Uchiha siapa ini, senyuman itu tidak akan terlihat sama sekali kecuali kau memiliki mata yang sangat teliti.

"Aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya..." Sasuke mengulurkan jari telunjuk tangan kanannya, dan menyentuh dahi dari bayi yang sepertinya tinggal beberapa detik dari kematiannya. "Apakah satu diantara kita akan menghilang, dan mengambil kontrol... atau kita melebur menjadi satu. Tidak ada yang tahu. Seharusnya kau merasa bangga, karena seorang Uchiha mau melakukan ini untuk menyelamatkanmu."

Aura dingin dan berat bagaikan gelombang angin yang meledak ditengah-tengah mereka. Iblis-Iblis yang tidak menyadari bahwa ada makhluk lain yang berada di sekitar mereka. Dan arwah Uchiha Sasuke tidak terlihat lagi di dunia, melainkan kini berada di dalam seorang Bayi yang sudah mencapai nafas terakhirnya. Nafas terakhir yang dihembuskan...


"Maaf..." Dokter yang berada di samping pasangan dari Phenex itu hanya bisa menundukkan kepalanya sedikit. Ia tidak mengatakan apa-apa, karena pasangan itu juga mengetahui bahwa bayi mereka sudah tidak terselamatkan lagi.

"Tidak... Tidak... Tidak..." Suara tangisan tersedu keluar dari wanita itu. "Aku belum mengenalkanmu pada Saudaramu yang lain. Aku bahkan belum memberikanmu nama..."

Pemimpin dari klan Phenex itu hanya bisa mengerutkan alis matanya, kata-kata yang keluar dari mulutnya tidak akan berguna untuk menenangkan istrinya pada saat ini. Kehilangan anak setelah melahirkannya merupakan sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan. Kedua anaknya yang sebelumnya lahir tanpa ada masalah. Dan pikiran itu sampai pada sekarang, bahwa calon bayi yang akan lahir tidak akan mengalami kejadian... seperti ini. Tapi, semua sudah terlambat, hal itu yang harus mereka terima. Kenyataan itu yang harus mereka telan pada saat ini. Bukan berarti ia tidak bisa mengeluarkan air mata, hanya saja... semua itu sudah dikeluarkan oleh istrinya pada saat ini yang memeluk erat bayi tersebut. Yang hanya bisa ia lakukan saat ini adalah memikirkan bagaimana kedepannya, dan juga kondisi mental istrinya, yang baru pertama kali merasakan kehilangan.

Sesuatu yang aneh terasa di udara, dan hal itu dirasakan oleh Pemimpin Klan Phenex itu sendiri. Angin dingin dan berat yang tiba-tiba meledak diantara mereka. Gelombang energi hidup yang terlihat kebiruan, namun hanya berlangsung sementara. Pandangan melihat ke mana-mana, namun tidak berhasil menemukan dari mana asal gelombang tersebut. Apakah serangan? Tidak, itu tidak akan mungkin terjadi mengingat di mana mereka saat ini berada. Pemikiran itu tidak berlangsung lama di dalam otak Pria yang sudah hidup beberapa generasi tersebut, bahkan kejadian itu tidak akan ia ingat lagi di masa depan ketika mendengar suara dari istrinya.

Suara penuh akan kejutan, namun kebahagian yang tidak bisa diberikan oleh kekayaan yang mereka miliki saat ini.

Dan suara tangisan bayi...

Suara tangisan bayi...

Suara yang membuatnya merasakan getaran di dadanya pada saat itu juga. Hal itu yang pertama ia rasakan, ia tidak malu mengatakan bahwa matanya merasa panas dan sulit melihat karena pemandagannya yang berkaca-kaca. Tangan Anaknya, Bayinya! Buah cintanya dengan istri yang selama ini bersamanya dari masa sulit hingga sekarang, tangan kecil itu bergerak. Suara bayi itu begitu keras, seperti ingin memberitahukan kepada semua iblis yang ada di Underworld bahwa dirinya telah lahir.

Dada yang bergerak cepat kembang-kempis, seperti menarik semua udara untuk tubuhnya. Nafas yang baru untuk jiwa yang baru...

Mungkin hal itu telah terlambat untuk ia sadari. Bahwa apa yang ia lakukan sekarang tidak berbeda dari apa yang dilakukan oleh seorang Sannin untuk mencapai keabadian yang dia cari-cari itu. Ia tidak tahu apakah ini akan membawa dampak besar akan apa yang terjadi di masa depan. Tapi, saat ini ia tidak peduli akan itu. Karena secara perlahan kesadarannya sebagai Uchiha Sasuke mulai menghilang. Yang ia harap di masa depan ketika otaknya sudah berkembang untuk sadar akan diri sendiri adalah supaya tidak akan ada masalah pada saat itu. Dan kedua adalah namanya sendiri, seberapa besarnya keinginannya untuk tetap menjaga namanya sebagai Uchiha Sasuke, hal itu akan mustahil terjadi...

Apapun nama yang akan diciptakan oleh kedua orang yang memberikan pelukan hangat pada saat ini, semoga namanya tidak berhubungan dengan bagian ramen atau hal konyol lainnya. Harga dirinya tidak akan menerima itu sama sekali.

'Tubuhnya' sudah terasa lelah, begitu juga dengan kesadaran yang ia pertahankan sampai saat ini. Hal terakhir yang ia lihat adalah... puting.

Yang mengarah ke wajahnya.