Saya sangat minta maaf sebelumnya, karena telah mengulang fic ini. Alasannya karena banyak kesalahan di fic sebelumnya, maka dari itu saya mengulang fic ini, jadi mohon maaf bagi para reader.

Fic ini akan update teratur, 3 hari sekali, dan paling lama 7 hari. Dan saya akan melanjutkan fic ini ke Chapter 2, jika para Reader menyetujinya.

.

Disclamer:

Saya tidak mengakui seluruh char yang saya pakai dalam fic ini.

NarutoDxD: Vongola Prince

Genre: Action, Adventure, Demon, Fantasy, Romance.

Pairing: Naruto x Souna x MiniHarem

Warning: Gaje, Abal, Typo, StrongNaru!, HaremNaru!

.

Summary: Dia hanyalah seorang anak jalanan yang hidup sebatang kara yang tidak tau siapa dirinya yang sebenarnya. Tapi dibalik itu dia menyimpan kekuatan yang tidak bisa dia kendalikan, kekuatan yang disegel dengan 3 segel bagian agar tidak lepas kontrol. Hingga dia menjadi menjadi Iblis Clan Sitri, dan membuang kehidupan jalanannya, karena tugasnya sekarang bukanlah seperti dulu lagi yang simpel, melindungi King-nya, dengan kekuatan yang akan dia kendalikan dengan sepenuhnya, itulah tugasnya saat ini.

.

Kalimat/Dialog/Keterangan:

"Perkataan, Manusia, Iblis, Malaikat Jatuh, Malaikat."

"Guman Atau batin Manusia, Iblis, Malaikat Jatuh, Malaikat."

"Perkataan Monster, Naga, Atau Semacamnya."

"Guman atau batin Naga, Atau Semacamnya."

[Sacred Gear/Vongola Gear atau semacamnya.]

[Teknik]

.

Chapter 1: Vongola Gear

.

Pemuda berambut blonde spike, dengan mata Saphire, bagaikan birunya langit cerah, memakai seragam Kuoh Gakuen, serta memakai sebuah cincin yang memiliki bentuk segi enam dibagian permatanya yang berwarna biru langit, dan terdapat perak yang memiliki bentuk kepala Naga dibagian atas cincinnya yang menutupi ¼ bagian permatanya, ditambah dengan perak berbentuk ujung kunai yang sedikit tumpul dibagian bawah permatanya.

Naruto Uzumaki, dia tengah berjalan dengan santai dilorong kelas, dengan menatap tenang yang dia pandang. Dirinya sendiri yang baru direngkarnasi menjadi Iblis Clan Sitri, mungkin sudah 2 bulan, tidak dapat melakukan apapun saat mereka bertarung, bahkan saat latihan, mereka semua bukan kawatir terhadap diri mereka sendiri, tapi malah menghawatirkannya. Naruto sendiri merasa bersyukur akan hal itu, tapi dia juga merasa sangat bersalah karena membebani mereka semua.

"Yo Naruto." Mengalihkan pandangannya, Naruto melihat sahabatnya, Saji Genshirou, yang menyapanya seperti biasa. "Ada apa dengan mu, kau tampak tidak seperti biasanya?" tanya Saji, yang merasa ada yang salah dengan Naruto. Melihat ekpresi yang memancarkan aura kesedihan, pasti anggota OSIS akan merasa aneh jika itu dilakukan pada Naruto ketika ingin pergi ke ruang OSIS, karena pada dasarnya, Naruto menyukai Kaichou mereka, dan seluruh anggota OSIS tau akan hal itu karena tingkah laku Naruto yang selalu merasa senang ketika pergi keruang OSIS, tapi kali ini berbeda.

Naruto tersenyum tipis. "Tidak ada. Aku hanya sedang memikirkan kalau aku ini sangat membebani kalian." Jawab Naruto dengan nada merasa bersalah, tapi ditutupi dengan senyum tenangnya.

Plak!

Saji dengan kuat menupuk punggung Naruto. "Tidak perlu menutupi rasa bersalah mu dengan senyum, jika kau merasa terbebani, Naruto. Yang penting kau latihan, pasti kau akan menjadi kuat nantinya." Balas Saji dengan senyum.

"Ya kau benar." Naruto tersenyum. "Aku harus menjadi kuat, dan dapat menggendalikan kekuatan ini, kekuatan yang dikatakan sebagai warisan dari Vongola, untuk melindungi Kaichou, dan teman-teman ku." Batin Naruto dengan menatap cicin permata kepala Naganya.

XxX

"Naruto, kali ini kau akan melawan Saji." Souna Sitri, Kaichou, serta King-nya, sekaligus Gadis yang dicintainya karena selalu menyelamatkannya, berbicara dengan tegas kepada Perage-nya, tidak lebih tepatnya, Keluarganya.

"Ha'I, Kaichou." Balas Naruto, dan Saji bersamaan tanpa membantah. Jika bisa dikatakan, mereka berdua sangat takut akan kemarahan Kaichou mereka, yang akan menapar bokong mereka sebanyak 1.000 kali jika membantah.

Souna menatap Naruto. "Naruto aku mengharapkan perkembangan mu untuk saat ini." Ujar Souna tenang. Sejujurnya Souna tidak butuh bidak yang kuat atau semacamnya, asal mereka memiliki arti perasaan dari Keluarga, Souna hanya mengharapkan itu dari bidak-bidaknya, tapi lain cerita dengan Naruto, Souna ingin agar pemuda blonde itu bisa menjaga dirinya dalam bahaya, bahkan saat pulang malam hari, Naruto harus ditemani dengan Saji, atau Tsubaki, dan terkadang dirinya agar tidak ada Malaikat Jatuh atau Iblis liar yang menyerangnya.

"Ya Kaichou, aku akan berusaha." Balas Naruto semangat. Naruto tidak tau dirinya kali ini akan berhasil atau tidak, tapi dia akan mencobanya untuk memakai kekuatan warisan Vongola, apapun itu, dia harus melakukannya, karena dia tidak mau terus hidup sebagai Iblis dibawah bayang-bayang teman-temannya.

"Naruto ayo kita mulai." Ujar Saji yang sudah berdiri dengan siap ditengah lapangan, dengan Sacred Gear Vitra ditangannya. Kali ini dirinya akan membuat Naruto menjadi kuat dengan cara paksa, yaitu bertarung dengan sungguh-sungguh, tapi tentu saja tidak dengan sampai membunuhnya. Saji hanya ingin sahabatnya itu kuat, dia tidak peduli jika nanti dia menjadi lebih lemah darinya, yang terpenting, Naruto bisa menjaga dirinya agar tidak mati ketika saat pertarungan, atau diserang sembunyi-sembunyi oleh pihak lain, itulah yang Saji harap kan.

"Baiklah, Saji." Balas Naruto dengan memasang style bertarungnya yang dia dapat dari jalanan, karena pada pasalnya, sebelum Naruto direngkarnasi oleh Souna, Naruto merupakan salah satu Anak Bermasalah, yang kerjaannya, hanya bertarung saja dengan para Preman dijlanan, dan tentu saja dia yang menang, tapi itu dulu sebelum dia menggenal Dunia Supernatrul, yang ternyata kekuatan yang dia dapat dari jalanan sama sekali tidak pernah bisa untuk menang, dari mahluk Supernatural manapun.

"Aku mulai." Saji berlari kearah Naruto dengan mengayunkan pukulannya, tapi Naruto dapat membaca gerakan Saji, walaupun begitu Saji mengetahui hal itu. "Seperti yang diharapkan, dari mantan Preman." Saji mengayunkan dengkulnya pada Naruto yang memiringkan tubuhnya kekanan.

"Jangan sebut aku Preman." Naruto meloncat salto kebelakang. "Aku memang bermain dengan Preman dulu, dan menjadi yang terkuat, tapi aku bukanlah salah satu dari mereka yang bisanya hanya memeras, mencopet, dan melakukan hal kriminal lainnya. Dan sekarang, aku hanylah Pawn dari Kaichou, yang akan melindunginya." Naruto bergrak kearah Saji dengan mengayunkan tangannya yang terkepal.

Pemilik Sacred Gear Vitra itu menunduk ketika tinju Naruto hampir menganai wajahnya. "Aku tau itu, maka dari itu, aku mengharapkan mu menjadi kuat, Naruto." Saji dengan kuat menghantamkan pukulannya pada perut Naruto yang berada didepannya.

Buakh!

Dengan kuat Naruto terpental kebelakang. "Aku tidak akan segan pada mu Naruto, walaupun ini hanya latihan." Saji dengan kuat mengikat Naruto dengan benang Koneksinya. Dirinya bukanlah seseorang yang pandai untuk mengajari orang dengan cara alus, tapi karena dia tidak bisa menggunakan cara alus maka dia akan menggunakan cara kasar, sampai orang yang diajarinya mengerti. "Benang itu tidak akan lepas, Naruto." Ujar Saji yang melihat Naruto bersusah payah untuk melepaskan benang Koneksi yang mengikatnya.

"Sial, bagaimana aku bisa lepas dari situasi ini?" batin Naruto yang masih berusaha walaupun hasilnya nihil. Dirinya memang tau, kalau benang Koneksi milik Saji sangat kuat, tapi dia tidak menyangka kalau benang Koneksi milik Saji jauh lebih kuat dari yang dia pikirkan.

Saji menyeringai. "Oh iya, aku lupa mengatakannya, jika kau tidak bisa lepas dari benag Koneksi tersebut selama 30 menit kau akan mati, karena Energy Sihir mu yang selalu aku ambil setiap detiknya." Ujarnya

"Saji hentikan itu!" Souna yang dari luar sisi lapangan mencoba mendekati Saji, tapi tangan dari sosok Quen-nya menahan dirinya agar tidak kesana. "Apa yang kau lakukan Tsubaki?" tanya Souna dengan suara keras. Dia tidak abis pikir dengan tindakan bidak-bidaknya yang tenang-tenang saja, termasuk Tsubaki, padahal nyawa salah satu dari teman mereka saat ini sedang dalam bahaya.

"Selama ini aku memang mengikuti perintah mu, Kaichou. Tapi untuk kali ini aku tidak setuju. Kau mencoba membuat Naruto menjadi kuat dengan cara halus, itu tidak akan berhasil menurut ku. Dan dengan metode ini, aku yakin, kekuatan sesungguhnya dari Naruto akan keluar." Balas Tsubaki, yang percaya pada Saji, kalau dia bisa membangkitkan kekuatan yang diyakini oleh Souna, dan yang lainnya tertidur didalam tubuh Naruto.

"Tapi nyawa..."

"Kau tenang saja. Aku yakin, Saji tidak akan membunuh, Naruto." Potong Tsubaki cepat yang sudah tau, apa yang ingin dikatakan oleh Kaichounya itu.

XxX

"Jadi bagaimana Akeno, dengan bidak Souna yang dia rahasiakan itu?" tanya Rias Gremory, sosok gadis berambut Crimson, yang memiliki mata blue-green, kepada Quen-nya yang berdiri didepannya. Dia tidak menyangka, Souna Sitri, teman masa kecilnya, merahasikan kehadiran bidak barunya, tapi beruntung dia segera tau, dan mematai bidak baru Souna.

"Sama sekali tidak ada bakat menjadi seorang Iblis. Bagi eksestensi manusia mungkin dia sangat luar biasa dengan bakat bertarungnya yang melebihi Yuuto, dan Koneko-Chan, tapi sebagai Iblis dia tidak memiliki hal yang dapat dibanggakan, seperti Yuuto yang mampu menciptakan Pedang, atau kekuatan Monster milik Koneko-Chan." Balas Akeno Himejima, gadis berambut hitam yang diikat Ponytail, dengan mata Violet.

"Souka. Jadi dia bukan hambatan kita saat Rating Game nanti. Kalau begitu baguslah." Rias bernahas lega dengan laporan yang diberikan Akeno. Dia mengira Souna merahasikan bidak barunya karena kekuatannya yang luar biasa atau semacamnya, tapi dugaan itu salah, dan akan hal itu Rias sangat senang karena kemungkinan menang melawan Souna saat Rating Game untuk Iblis muda beberapa minggu lagi meningkat menjadi 80%, ditambah dengan Issei yang sudah bisa masuk kedalam Mode [Balance Breaker] sesuka hatinya.

"Kau dengan itu, Issei-Kun?" tanya Kiba Yuuto, pria berambut blonde berwajah tampan yang meruapakan Knight dari Rias Gremory. Sejak beberapa hari lalu, Kiba melihat Issei sepertinya sangat tertekan karena bidak baru Souna yang mereka kira sangat luar biasa, sampai Souna merahasiakannya.

"Tentu saja." Pemilik Boosted Gear yang mempunyai rambut coklat, tersenyum senang. "Pergae dari Kaichou, tidak akan bisa menandingi kita, terlebih lagi disini ada aku sang Sekiryuutei." Ujar Issei memebanggakan dirinya dengan nada yang terdengar arogan.

"Ara ara, tentu saja. Memang kekuatan apa lagi, selain Hakuryuukou, yang dapat menandangi kekuatan dari Sekiryuutei?" Akeno tersenyum menggoda seperti biasanya. Dia sama sekali tidak berfikir kalau Rating Game melawan Souna nanti adalah hal susah, dipihak mereka punya Sekiryuutei, sedangkan Souna hanya memiliki pemegang dari Sacred Gear Vitra yang mungkin hampir memandangi dari Issei saat ini, tapi tidak akan bisa menyamai Issei, dan Akeno yakin mereka pasti akan menang.

"Bagaimana menurut mu, Azazel-Sensei?" tanya Rias kepada pria paruh baya yang memiliki rambut hitam dengan pni blonde, yang memakai pakai formal seperti guru-guru yang berada di Kuoh Gakuen.

"Menurut ku sama seperti kalian." Balas Azazel, yang meruapakan Pemimpin Fraksi Malaikat Jatuh dan juga pembimbing dari Occult Research Club. "Tapi sepertinya ada yang aneh dengan dia. Jika benar dia Iblis yang tidak memiliki potensi, kenapa dia direngkarnasi oleh Souna dengan 2 Pawn Mutation Piece's?" batin Azazel bertanya-tanya.

XxX

"Dimana ini?" Naruto melihat sekitar, dan yang dilihathanyalah langit biru cerah, dan awan yang beregarak. Dia sama sekali tidak menginjak tanah untuk menapak, karena dibawahnya juga sama, langit biru cerah dengan awan yang bergerak, dan yang diyakin jawabannya hanya satu, kalau dia sedang berada dilangit, itulah yang Naruto yakini.

"Sudah lama sejak terakhir kali ada seseorang yang berkunjung ke tempat ini." Naruto mengalihkan pandangannya, dan melihat sosok yang membuatnya sangat terkejut, Naga berwarna oarnge, dengan sisik biru muda. "Ada perlu apa kau datag kemari?" tanyanya.

"Aku tidak ada maksud apa-apa datang kemari." Naruto sangat ingat dengan jelas kalau dia sedang bertarung dengan Saji, tapi entah kenapa ketika dia membuka matanya dia berada ditempat yang sama sekali tidak dia kenal. "Dan siapa kau, Naga-san?" tanya Naruto dengan menatap tajam sosok Naga didepannya.

"Nama ku, Paradox, atau lebih dikenal dengan nama Ryuuzora no Hono." Paradox dengan nada bangga mengenalkan dirinya sebagai Ryuuzora no Hono.

"Ryuzora no Hono?" beo Naruto.

"Aku yakin kau bingung dengan yang aku maksud. Untuk cerita rincinya akan aku ceritakan nanti, tapi yang jelas aku meruapakan salah satu dari tujuh Naga Langit didunia ini,dan juga meruapakan sosok yang mendiami Vongola Ring." Ujar Parodox tenang. Dirinya sebagai sosok yang mendiami Vongola Ring, tentu saja tau, kalau Naruto adalah orang yang mewarisi kekuatan Vongola, karena hanya orang-orang keturunan asli Vongola saja yang dapat menggunakan Vongola Ringyang digunakan Naruto.

"Jadi kau yang mendiami Vongola Ring ini." Ujar Naruto dengan menatap Vongola Ring yang dia gunakan. Dirinya tau Vongola Ring mempunyai kemampuan yang sangat luar biasa karena dia sendiri pernah menggunakannya, tapi lepas kendali dan akhirnya dia sendiri tidak ingat apa saja yang dia lakukan saat itu, tapi tidak dia sangka kekuatan yang maha dasyat itu berasal dari seorang Naga, lebih tepatnya Naga Langit.

"Ya begitulah. Untuk ukuran orang yang hidupnya berantakan seperti mu, kau cukup pintar juga." Paradox menatap Naruto tenang dengan matanya yang berwarna light-orange.

Naruto tersenyum. "Kau ada benarnya juga. Aku tidak menyangka hidup ku akan seperti ini setalah kedua orang tua ku meinggal." Naruto menjadi seseorang yang bisa dikatakan tidak benar, karena tidak ingin memikirkan kedua orang tuanya telah tiada. "Tapi aku tidak menyangka Otou-san menyuruh ku untuk menjaga Ring ini saat kematian menjemputnya, yah walaupun saat itu aku berfikir kalau Ring ini hanya warisan turun menurun untuk pemilik nama Vongola." Lanjutnya tenang.

"Heh... jadi kau keturnan Vongola?" Paradox menatap Naruto dengan pandangan idak percaya, walaupun sesungguhnya dia percaya kalau Naruto memang keturnan asli keluarga Vongola.

"Ya, memang ada yang salah? Nama lengkap ku, Vongola Namikaze Naruto Uzumaki." Balas Naruto dengan menatap sosok Naga didepannya yang sepertinya sangat tidak percaya. Tidak ada satupun yang tau, kecuali kedua orang tuanya yang tau nama lengkap Naruto, karena Otou-san-nya sendiri bilang padanya untuk tidak memberitaukan nama lengkapnya pada siapapun.

"Tidak yang salah. Tapi apa aku tidak menyangka, sosok Pangeran dari Vongola saat ini, adalah seorang Preman." Paradox tidak habis pikir dengan Dunia yang kini mungkin telah terbalik. Naruto, dan Otou-san-nya sangat berbeda, Otou-san Naruto sejak kecil memang sudah pantas untuk disebut sebagai Pangeran, tapi pria blonde dihdapannya, bisa dikatakan sama sekali tidak ada pantasnya menjadi seorang Pangeran, yah walaupun begitu sosok didepannya memang seorang Pangeran yang tidak bisa diragukan lagi.

"Pangeran?" beo Naruto.

"Ya. Jangan katakan kau sendiri tidak tau kalau kau adalah seorang Pangeran?" Paradox menatap Naruto tidak percaya. Seorang Pangeran tidak tau jati dirinya seorang Pangeran, sungguh Paradox tidak mengerti, pendidikan apa yang telah diberikan oleh Otou-san Naruto, kepada Naruto sampai dia sendiri tidak tau kalau dirinya meruapakan seorang Pangeran.

Naruto menggeleng kecil. "Tidak aku tidak tau itu. Otou-san sama sekali tidak bilang pada ku kalau aku seorang Pangeran." Naruto kembali menatap Ringnya. "Tapi yang lebih penting bisakah kau membantu ku untuk menggendalikan kekuatan Vongola Ring?" tanya Naruto, yang menurut dirinya dia sudah terlalu banyak menghabiskan waktu dengan Naga didepannya hinga lupa Dunia Nyata.

"Tentu saja. Tapi memang apa yang terjadi? Kau tidak dapat menggendalikan kekuatan mu?:" tanya Paradox yang baru kali ini mendengar, sesuatu yang tidak masuk akal, seorang keturunan asli Vongola tidak bisa menggendalikan kekuatan Vongola Ring.

"Ya. Bahkan untuk menggendalikan kemampuan Segel Pertama saja sangat mustahil untuk ku." Balas Naruto yang ingin segera menggendalikan kekuatan Vongola Ring, karena bagaimapun dia tidak ingin terus-terusan membebani teman-temannya.

"Segel?"

"Ya. Aku sendiri tidak tau. Tapi dalam buku catanan Otou-san, Vongola Ring disegel dengan 3 Segel bagian. Segel pertama menggeluarkan kemampuan 25%, Segel kedua menggeluarkan kemampuan 75%, dan segel ketiga mengeluarkan 175%." Naruto pernah membongkar lemari Otou-san-nya untuk mencari tau kebenaran dari Vongola Ring, saat pertama kali dia menggunakan Vongola Ring dan lepas kendali, dan dia menemukan sebuah catanan peninggalan Otou-san-nya mengenai Vongola Ring saat ini, dan teknik-teknik yang sudah dikuasi oleh Otou-san-nya.

"Souka aku mengerti sekarang." Paradox memejamkan matanya sesaat. "Kau kembali kedunia Nyata, dari sini aku akan membantu menggendalikan Vongola Ring. Kau tidak perlu kawatir akan lepas kendali, tapi kawatirkan kondisi fisik mu nanti." Paradox sendiri mengerti kenapa Vongola Ring disegel menjadi 3 Segel bagian, itu karena kekuatan Vongola Ring sudah melebihi batas normal, dan jika yang menggunakan pengguna awam seperti Naruto, maka kekuatan tersebut dapat dipastikan akan lepas kendali dan menggendalikan Naruto.

"Kau yakin?" ujar Naruto, dengan manatap Paradox.

"Ya, tidak perlu kawatir. Percayakan semuanya pada ku, Ouji-Sama." Balas Paradox tersenyum.

"Kalau begitu aku percayakan pada, Paradox." Ujar Naruto sebelum menghilang, dengan Api berwarna kuning-orange membakar dirinya.

XxX

"Apa tidak ada perlawanan sama sekali?"Saji menatap terkejut. Benang Koneksi yang dia ikatkan pada Naruto tadi sudah tidak memiliki perlawan untuk melepaskan diri, tidak seperti diawal yang Naruto terus berusaha untuk melepaskan diri.

"Sudah aku katakan sebaiknya hentikan pertarungan ini sejak tadi." Souna dengan kawatir memandang pemuda blonde yang tengah tidak sadarkan diri itu. Dia sejak awal sama sekali tidak setuju dengan metode yang digunakan oleh Saji untuk membangkitkan kekuatan Naruto, tapi pemegang dari Sacred Gear Vitra itu terus keras kepala untuk menggunakan metode itu. Souna mengalihkan pandangannya pada Saji. "Saji sudah hentikan, Naruto sudah tidak sadarkan diri." Perintah Souna keras.

"Ha'i, Kaichou." Saji menarik Benang Koneksinya, tapi dia sama sekali tidak bisa menarik Benang Konesinya yang melilit Naruto. "Tidak dapat aku tarik? Ini mustahil."Batin Saji tidak percaya karena tidak bisa menarik Benang Koneksinya sendiri. "Ada apa ini?" lanjutnya.

"Jangan kau pikir pertarungan ini sudah selesai, Saji." Saji, Souna, Tsubaki, dan Anggota OSIS yang lainnya menatap terkejut Naruto, yang mereka yakin tadi dia tidak sadarkan diri. Naruto perlahan membuka matanya. "Karena pertandingan ini baru dimulai." Naruto melepas pepangannya pada Benang Koneksi pada Saji.

Buakh!

Saji terjatuh, karena dia menarik Benang Koneksi dengan kuat yang diikat pada Naruto, dan karena Naruto menahannya, Saji jadi semakin kuat menariknya, hingga Naruto melepasnya, dan membuat Saji terjatuh.

Naruto mengangkat kedua tangannya didepan dada,dengan bentuk X. "First Seal Open." Api berwarna kuning-orange membakar kedua tangannya. Mengepalkan tangannya yang dia buka, sebuah Sarung Tangan berwarna merah, dan bagian jari berwarna putih, dengan mutiara biru ditengahnya yang memiliki lambang keluarga Vongola yang ditutupi dengan logam berbentuk X yang memiliki tulisan Vongola Famiglia. (Vongola Gear milik Sawada Tsunayoshi, jika tidak tau cari di Google.)

[Vongola Ring: Vongola Gear Fire Sky Dragon: Active]

Seluruh Anggota OSIS menatap terkejut Naruto yang mengeluarkan sebuah Sarung Tangan yang sama sekali tidak pernah mereka lihat dimanapun. "Apa itu? Sacred Gear?" Tsubaki menatap Naruto bertanya-tanya.

"Tidak itu bukan Sacred Gear, itu berbeda. Tapi aku tidak tau itu apa." Souna tidak kalah terkejutnya dengan Tsubaki, bahkan bisa dikatakan Souna yang paling terkejut dengan Sarung Tangan yang dikeluarkan oleh Naruto.

"Ini mudah dikendalikan tidak seperti saat itu." Naruto memejamkan matanya. "Arigotou, Paradox." Batin Naruto yang tau kalau Vongola Gear yang sedang dipakai saat ini tidak mengeluarkan seluruh kemampuan dari Segel Pertama, alasannya cukup mudah, Paradox sebagai sosok kemampuan Vongola yang sesungguhnya menarik kemampuannya yang keluar berlebihan dari Vongola Gear, agar sang Pangeran Vongola dapat mengendalikan Vongola Gear dengan mudah.

"Naruto apa itu?" tanya Saji yang kembali bangkit, dengan menatap Naruto terkejut. Sarung Tangan yang digunakan Naruto, Saji mengetahui kalau itu bukanlah Sacred Gear, karena jika itu Sacred Gear dia bisa mersakannya, tapi walaupun begitu, dia tidak tau Sarung Tangan apa yang digunakan Naruto.

"Ini..." Naruto menunjukan Vongola Gear-nya. "Vongola Gear." Jawab Naruto tenang.

"Naruto bisa kau jelaskan semuanya?" Souna menatap Naruto tegas, dengan meminta penjelasan sedetail-detailnya dari kemampuan yang digunakan Naruto, dan membuat terkejut Anggota OSIS.

"Baiklah akan aku jelaskan." Naruto mengehela nafas pelan. "Tidak apakan, Paradox?" tanya Naruto, dengan menatap Vongola Gear yang masih melekat dengan tangannya.

[Tidak masalah. Lagi pula kau yang pantas memustuskannya. Kau adalah Ouji, dan juga Master ku, sedangkan aku adalah bidak mu. Jadi seluruh keputusan berada ditangan mu, Naruto.]

"Suara apa itu?" Souna melihat sekitar untuk mencari sang pemilik suara.

"Kau akan mengetahuinya nanti, Kaichou." Naruto memejamkan matanya sessat, dengan Vongola Gear yang dia gunakan lenyap menjadi serpihan cahaya berwarna orange. Naruto kembali menatap Anggota OSIS. "Aku akan jelaskan semuanya, tapi sebaiknya kita bicara diruang OSIS, jika bicara disini rasanya tidak enak." Ujar Naruto tersenyum tipis.

"Kau ada benarnya juga. Kalau begitu kita bicara di Ruang OSIS." Balas Souna tegas, dengan nada memberintah.

"Ha'i, Kaichou."

.

To Be Continue

.

Profile Naruto:

Nama: Naruto Uzumaki
Nama lengkap: Vongola Namikaze Naruto Uzumaki
Umur: 17-18 Tahun
Ras: Low Class Devil
King: Souna Sitri
Evil Piece: 2 Pawn Mutation
Keluarga: Tidak diketahui
Kekuatan: Vongola Ring, ?
Vongola Ring: Vongola Gear Fire Sky Dragon

.

Mohon Review