Suatu hari, di kediaman Shirogane, tinggallah seorang detektif dan kakeknya. Detektif itu bernama Naoto Shirogane, seorang gadis yg selama ini menyamar sebagai seorang lelaki demi karirnya sebagai detektif ternama. Sehari-hari ia selalu menyelidiki kasus, dan sampailah ia dalam kasus pembunuhan berantai di kota Inaba, dimana ia bertemu sekelompok murid-murid Yasogami High School yang juga ingin mencari tahu tentang pembunuhan berantai tersebut. Mereka pun menyelidiki kasus itu dan akhirnya menyelesaikan kasus tersebut dengan tuntas. Kini Naoto Shirogane kembali mengerjakan tugasnya sebagai seorang detektif.

Hari demi hari berlalu, Naoto masih menjalin hubungan yang erat dengan teman-temannya, terlebih Rise Kujikawa, seorang idola remaja yang ceria. Rise yang periang senang bersahabat dengan Naoto yang pemalu. Mereka sering menghabiskan waktu bersama-sama, sampai suatu malam Naoto pulang dari luar kota sehabis menyelidiki suatu kasus.

"Tadaima…" Naoto memasuki rumahnya dan meletakkan topi birunya ke atas sebuah rak.

"Okaerinasai, Naoto…!" kakek itu pun menjawab Naoto dengan nada yang lembut.

"Ah, kakek… Apa kabar?" Naoto berkata dengan lesu.

"Kakek baik-baik saja… Bagaimana denganmu? Kau terlihat lesu…"

"Tidak… Aku hanya sedikit lelah…"

"Begitu… Kalau begitu beristirahatlah, Naoto…"

"Arigato, kek. Kalau begitu aku akan pergi ke kamarku."

"Ah, kakek lupa bilang… Di kamarmu ada seorang gadis yg mencarimu sejak sore… Kalau tak salah namanya Rise…"

"Rise-san mencariku? Oh ya, dia tahu bahwa aku pulang hari ini… Arigato, kek!" Naoto pun melesat ke kamarnya tanpa menunggu jawaban kakeknya.

DI KAMAR NAOTO...

"Rise-chan? Tadaima…" Naoto menyapa Rise yg terlihat sedang tertidur pulas dalam keadaan duduk.

"A-Ah..!? Eh, Naoto-kun… Okaeri…" Rise terlihat kaget atas sapaan Naoto.

"Ah, maafkan aku telah menggangu tidurmu, Rise-chan…"

"Tidak apa-apa.. Aku sudah menunggumu, Naoto-kun!" Rise menjawab dengan riang.

"Tapi untuk apa kamu mencariku?" Naoto terlihat bingung.

"Aww… Tentu saja karena besok hari Minggu, aku ingin kita kencan!' mata Rise terlihat berserk-seri.

"Ke-KENCAN!??" mata Naoto terbelalak.

' Ah.. ayolah…! Kita kan tidak bertemu 1 bulan, selama kamu menjalani pekerjaanmu itu! Yah? MAU KAN???" nada bicara Rise terdengar sedikit mengancam.

"E-eh? …kalau begitu, oke lah…" Naoto pun menyerah.

"Yaay! Kalau begitu kita mau kemana?? Aku ingin kencan di tempat yang berkesan…!"

"Hmm…? Tapi dimana?" Naoto pun kebingungan.

"…bagaimana kalau dunia TV!? Disana pasti seru…!"

"Dunia TV!!? Ta-tapi… Ugh…. Ya sudah lah…" Naoto sekali lagi kembali menyerah.

"Asyiikk~ Kalau begitu besok jam 10.00 pagi di café Junes, ya!??" Rise berseru dengan riangnya.

"Baiklah… Kau tidak pulang? Sudah malam.."

"Oh ya! Kalau begitu aku pulang yah… Jyaa, Naoto-kun~" Rise mengambil tasnya dan keluar dari kamar Naoto.

"Eh, tunggu! Ayo, kuantar kau ke rumahmu, Rise-chan…"

"Hmm? Kalau begitu, ayo!"

Mereka berdua pun menuruni tangga dan pergi menuju pintu keluar rumah Naoto.

"Nak Rise, sudah mau pulang?" kata kakek Naoto.

"Eh, iya kek. Selamat malam…" Rise membungkukkan badannya.

"Ya, selamat malam… " jawab kakek Naoto dengan ramah.

"Kek, aku akan mengantar Rise-san ke rumahnya ya. Dah…"

Mereka berdua baru saja ingin keluar dari pintu rumah itu, namun hujan turun dengan lebat.

"Ara! Hujan turun! Bagaimana aku pulang…" Rise berkata lesu.

"Kalau begitu, tinggallah disini untuk satu malam. Kamu bias gunakan kamar tamu." kata kakek Naoto.

"Eh? Boleh? Wah, arigatogozaimasu, kek!" Rise membungkukkan badannya kepada sang kakek.

"Hahaha… Tapi jangan lupa, telepon dahulu keluargamu, agar mereka tak cemas… Naoto, antar Rise ke kamarnya, ya…" tambah kakek.

"Ya, kek. Ayo, Rise-san…" sahut Naoto.

"Ayo!"

Rise dan Naoto pun menuju lantai 2.


Hujan turun dengan lebatnya. Angin berhembus kencang. Petir menggelegar membelah langit.

" Uhh… disini sangat dingin… Sepi… Aku takut…" Rise menggumam ketakutan di kamar tamu kediaman Shirogane.

"Aha! Aku ke kamar Naoto, ah~" Rise pun beranjak dari tempat tidurnya dan keluar dari kamarnya, lalu ia ketuk pintu kamar Naoto.

Tok tok tok…

Rise mengetuk pintu kamar Naoto berulang kali, namun tak ada jawaban. Ia pun memasuki kamar tersebut yang ternyata tidak dikunci.

"Ah… Ternyata Naoto telah tertidur…" gumam Rise.

Rise pun berjalan menuju tempat tidur Naoto, matanya terbelalak saat melihat Naoto yang tidur hanya dengan menggunakan korset biru tua dan celana pendek hitam. Tubuh Naoto terlihat mungil, namun dadanya terlihat agak besar.

"Naoto… Kamu seksi sekali… Hihihi…" Rise terus memandangi tubuh Naoto.

"Ibu…" Rise terkejut saat Naoto memanggil ibunya.

"Naoto… Aku tahu rasanya jika tidak ada ibu disisimu…" Rise memandang wajah Naoto dengan sedih.

Rise pun berbaring di sebelah Naoto dan menyelimuti tubuh mereka berdua dengan selimut, lalu memeluk tubuh Naoto dengan penuh kasih sayang, lalu Naoto memeluk erat tubuh Rise.

"Ibu… Aku rindu…" air mata pun menggenangi mata Naoto.

Rise tersenyum kecil, lalu mencium bibir mungil Naoto dengan lembut.

"Selamat tidur, Naoto…" Rise membisiki telinga Naoto.

Mereka berdua pun tertidur dalam hangatnya selimut yang menyelimuti tubuh mereka.

P.S : Thanks udah baca… Makasih buat KageNao, ceritamu, Fortune Lover, adalah inspirasi cerita saia XDD. Review yah, sankyuu~ :D