Chapter 01

My Lovely Idol

Disclaimer : Naruto by Masashi Kishimoto

Love Live by ?

Rated : T

Genre : Romance, Drama

Suasana ramai menghiasi sebuah mall tempat anak muda biasanya nongkrong. Tampak banyak sekali pasangan muda-mudi yang sedang tertawa riang di mall tersebut, apalagi di sekitar gamezone.

Tapi, di tengah hiruk pikuk mall yang mungkin tak pernah mati itu, seorang dengan rambut jabrik kuning sedang duduk. Auranya yang biasanya ceria di kampus tampak tenggelam ketika dia melihat layar laptopnya dengan earphone yang setia menempel di telinga kanan dan kirinya.

Seorang, tidak, sekelompok gadis tampak menari dengan seragam putih biru dan senyum yang terus tersungging manis di bibir setiap gadis tersebut. Mata safir pria tersebut tampak terfokus dengan salah satu dari sekelompok gadis tersebut.

Seorang gadis berambut merah yang berdiri di posisi kanan dari center tampak menari dengan lembut. Kaki jenjang yang dibalut kaos kaki panjang itu tampak melangkah dengan elegan. Rok pendek sepaha itu juga tampak berkibar, yang membuat pemuda berambut jabrik itu menelan ludah melihat pemandangan di depannya.

Beberapa saat kemudian, jari telunjuknya dengan lincah menekan tombol esc ketika mata safir miliknya menangkap sosok dengan jaket hitam yang tiba-tiba duduk di depannya. Pria itu sekarang tampak melepas lelah.

"Gomen, aku duduk disini. Gak ada tempat duduk lain" Kata co… eh, kok suaranya cewek ya? Barisan gigi putih tampak tersenyum kecil. Dengan topi hitam yang menutup kepalanya dan kacamata hitam yang juga menutupi matanya sehingga pemuda itu tidak tahu bagaimana ekspresinya.

"Gak papa kok, Mas" Kata pemuda bernama Naruto itu dengan nada ragu. Orang tersebut tampak sedikit terkejut dengan ucapan Naruto. Pipinya yang chubby tampak menggembung kesal dengan rona merah di atasnya. Mata safir milik Naruto menatap heran ekspresi orang di depannya yang tampak … kesal. Tapi, beberapa saat kemudian mata Naruto tampak melebar.

"Sorry mbak, kirain cowok" Kata Naruto sambil nyengir. Gadis itu pun menatap Naruto dengan tatapan sedikit kesal, kemudian dia mengalihkan pandangannya pada hapenya lagi.

"Gapapa kok" Katanya dengan nada kesal. Naruto tampak canggung dengan nada yang sedikit tidak mengenakkan tersebut dan hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya untuk menghilangkan rasa canggungnya. Keheningan menyelimuti dua orang yang telah dihinggapi rasa canggung tersebut. Naruto yang sepertinya merasa tidak enak melanjutkan video 'idol' nya tampak sekarang bermain minesweeper sambil menunggu orang di depannya untuk pergi.

Tapi, mata safir itu tampaknya tidak dapat diajak berkompromi untuk tidak menatap tubuh ramping yang berada di depannya. Pandangannya selalu mencari celah untuk memandang tubuh gadis yang sedang menatap hapenya tersebut.

'Kayak pernah kenal' Batin Naruto. Mata Naruto pun terbelalak ketika melihat gadis itu secara reflex mengusap telinganya, seperti sedang memperbaiki rambutnya yang berwarna merah.

"Maki…-chan?" Refleks bibir Naruto langsung mengatakan apa yang berada dalam pikirannya. Gadis itu tampak terkejut dengan ucapan Naruto, pipinya yang merah tampak semakin merah dengan tampang wajah yang menahan malu. Sementara pemuda berambut kuning yang tadi keceplosan juga tampak sedikit canggung.

Entah kebetulan dan keberuntungan apa yang menyelimuti Naruto, topi milik gadis tersebut tampak melonggar, seperti tidak bisa menahan sesuatu. Dan….

"Astaga…!"

"Sstttt….!" Buru-buru gadis itu langsung meloncat ke depan Naruto sambil mengacungkan jari telunjuknya, mencoba membuat pria berambut kuning itu bungkam. Surai merah miliknya keluar dari topi yang tadinya menutupi seluruh mahkotanya. Kacamatanya juga telah lepas entah kemana, menampakkan mata ametis miliknya yang menatap Naruto dengan tatapan yang… risih.

"Um…! Aku sudah diem nih" Celetuk Naruto setelah menelan ludah dengan susah payah. Bayangkan, seseorang yang tadinya hanya bisa dia kagumi di layar laptop, sekarang sedang berdiri sambil mengacungkan telunjuk di depan mulutnya dan berekspresi malu-malu di depan wajahnya.

Gadis itu pun kembali duduk dengan wajah lega dan membetulkan rambutnya yang keluar tadi. Sekali lagi, Naruto dibuat terpesona oleh gadis yang satu ini ketika melihatnya mengikat rambutnya ke belakang.

"Uhmmm…! Jadi, kamu ada konser disini? Mana muse?" Kata Naruto sambil berdehem pelan menghilangkan kegugupan yang menyerangnya tadi.

"Gak ada, aku kesini sendiri" Jawab Maki jutek.

"Konser solo?"

"Bukan, aku kesini sendiri ya sendiri aja" Naruto tampak berkerut mendengar ucapan gadis tersebut.

"Ada perlu apa memang? Apa bisa dibantu?"

"Tidak juga"

"Oh…! Baiklah" Jawab Naruto pelan. Keduanya kembali terdiam dalam dunianya masing-masing. Tapi, meskipun dengan sikap jutek tersebut, idol tetaplah idol. Dan Naruto, yang sudah terlanjur ngidol, masih mencoba untuk mengintip Maki yang sedang bermain hape di depannya.

"Apa kau sedang tersesat?" Tanya Naruto ketika melihat Maki sedang membuka peta di hapenya. Mendengar hal itu, secara reflex tangan Maki menutup layar hapenya sambil memandang Naruto dengan tatapan menjijikkan.

"Tidak, aku tidak bermaksud untuk mengintip atau apa. Tapi, jika kau memang butuh bantuan jalan, aku mungkin bisa bantu" Kata Naruto mencoba menjelaskan duduk perkaranya. Gadis berambut merah itu pun mendesahkan nafasnya lega dan kemudian mata ametisnya memandang Naruto.

"Kau tau tempat ini?" Tanya Maki sambil memperlihatkan layar hapenya yang menunjukkan alamat suatu lokasi. Mata Naruto mengikuti alamat tersebut sambil membacanya dengan seksama.

"Oh, ini. Deket kok, di sana" Kata Naruto sambil menunjuk kea rah yang random, terlepas apakah itu benar atau itu tampak mengangguk pelan mendengar ucapan Naruto.

"Oke, antarkan aku kesana" Kata Maki sambil mengobok-obok tas tangannya dan keluar dengan membawa kunci mobil.

"Uhm…! Mungkin lebih baik jika kita jalan aja. Kalo pake mobil, mungkin akan jalan memutar dan kebanyakan jalan disini macet" Jelas Naruto. Gadis itu tampak memiringkan kepalanya dengan ekspresi heran mendengar ucapan Naruto.

"Jalan…? Memangnya deket?" Tanya Maki

"Deket. Ga sampe sekilo kok" Kata Naruto meyakinkan. Maki tampak mengerutkan dahinya mendengar Naruto.

"Ayo" Kata Naruto sambil berjalan setelah mengemasi semua barangnya. Maki tampak heran melihat Naruto.

"Eh…! Beneran mau jalan nih? Ga… gak papa?" Tanya Maki dengan nada agak gugup di akhir. Naruto pun menolehkan kepalanya kepada Maki yang tampak memalingkan wajahnya.

"Apanya yang ga papa?" Tanya Naruto.

"Bu… bukannya kamu ada kepentingan juga?" Tanya Maki.

"Tidak juga. Rumahku juga deket sini kok" Kata Naruto enteng. Beberapa saat kemudian Maki pun berdiri dan membetulkan letak jaket dan topinya serta mengenakan kacamatanya. Gadis itu pun berdiri dan kemudian melangkah dengan anggun menuju Naruto yang sudah berpaling dan berjalan di depan Maki.

Beberapa saat kemudian, pria berambut kuning itu pun melambatkan laju jalannya dan kemudian berjalan di samping agak belakang Maki yang sedang mengutak-atik hapenya. Mata safirnya menatap lurus ke depan, mencoba untuk tidak ingin tahu tentang idol favoritnya ini.

"Sssttt…! Awas, disitu ada tali penghalang. Kalo mau keluar lewat sini" Kata Naruto ketika melihat Maki mau menerobos tali penghalang di dekat pintu keluar. Maki pun mengalihkan pandangannya dari hapenya dan kemudian berjalan mengikuti Naruto yang keluar dari jalur yang benar.

Keheningan menyelimuti mereka selama mereka berjalan menyusuri trotoar. Cuaca yang sedikit medung dan angin yang bertiup sepoi tampaknya mendukung perjalanan dua insan ini menuju tempat yang dituju oleh Maki.

"Awas….! Kita menyeberang disini" Kata Naruto. Maki tampak terkejut dengan ucapan Naruto.

"Hah…! Bukannya di zebra cross?" Tanya Maki.

"Zebra crossnya disana. Jauh banget, dan nantinya juga harus muter. Bukankah kuil yang disana yang mau kamu kunjungi?" Kata Naruto sambil menunjuk keseberang jalan. Maki tampak memicingkan biji ametisnya untuk bisa melihat kuil di seberang jalan.

"Oh, kau benar. Tapi, kenapa ramai sekali disana?" Tanya Maki.

"Bukankah sudah mendekati natal? Kukira kuil itu cukup terkenal ketika natal. Apa kau juga kesana saat natal?" Tanya Naruto.

"Si…siapa bilang? Aku belum pernah kesini sebelumnya, makanya aku bawa seseorang" Kata Maki sambil memalingkan wajahnya. Naruto hanya menepuk jidatnya pelan mendengar ucapan Maki.

"Oh, iya ya" Katanya sambil nyengir. Naruto pun berjalan menuruni trotoar sambil melihat ke kanan dan ke kiri. Beberapa saat kemudian, dia memalingkan wajahnya pada Maki yang masih berdiri mematung di trotoar.

"Kita menyeberang disini" Kata Naruto mengulangi perintahnya.

"Uhm…! Iya" Jawab Maki sambil berdehem pelan. Dia pun melangkahkan kaki jenjangnya menuruni trotoar dan berdiri di samping Naruto. Naruto pun melambaikan tangan kanannya, memberitahu mobil yang berjalan ke arahnya jika dia akan menyeberang.

Begitu mobil itu melambatkan lajunya, Naruto pun berjalan dengan santai menyeberangi jalan. Gadis berambut merah yang sedang berdiri di sampingnya pun mengikutinya dengan terburu-buru.

"Eh…!" Seru Naruto ketika melihat Maki dengan terburu-buru melewatinya. Tangan kirinya bergerak cepat untuk menahan Maki agar tidak terburu-buru dalam menyeberang. Sebuah mobil melintas dengan cepat dari sisi kirinya.

Wajah Naruto tampak pucat, mungkin karena gugup dengan refleksnya yang tiba-tiba saja menahan bahu kiri Maki agar tidak terlalu buru-buru dalam menyeberang. Jadi sekarang posisinya, Naruto merangkul Maki yang berada di kirinya.

"Jangan terburu-buru jika mau nyeberang. Yang terburu-buru bukan cuma kita kan?" Kata Naruto sambil sedikit tersenyum kemudian berjalan santai menyeberang jalan. Maki pun mengikuti Naruto sambil sedikit menempel pada Naruto.

"Tampaknya kau orang yang taat aturan ya? Gak pernah nyeberang selain di zebra cross" Kata Naruto sambil nyengir lebar.

"Tentu, bukankah peraturan di buat untuk di taati? Begitu juga zebra cross dibuat untuk menyeberang" Kata Maki sambil memasang wajah angkuh.

"Ha'I Ha'i. Sekarang sudah sampai di kuil kan?" Kata Naruto sambil sedikt tersenyum kecil mendengar Maki. Gadis berambut merah itu tampak tersenyum lebar dengan kedua pipi merona sambil mengangguk pelan.

"Ngomong-omong, apa yang akan kamu lakukan di kuil ini?" Tanya Naruto.

"Bu… bukan apa-apa kok" Jawab Maki sambil memalingkan wajahnya. Memang aneh juga sih, seorang idol biasanya selalu ingin tampil menarik dan menjadi sorotan kamera, kenapa gadis berambut merah ini harus menyamarkan dirinya untuk pergi ke kuil? Apakah ada rahasia yang dia sembunyikan? Selain itu, kenapa dia juga tidak bersama dengan delapan temannya?

"Souk a" Kata Naruto. Mengurusi urusan orang bukanlah hobi pria berambut kuning ini, meskipun yang di depannya sekarang adalah idol terfavoritnya.

"Yosh….! Mungkin sampai sini dulu deh, aku juga ada laporan yang harus ku kerjakan untuk praktikum besok" Kata Naruto sambil nyengir lebar. Pria itu pun membalikkan badannya sambil menunjukkan punggungnya yang lebar dan mengangkat tangannya sebagai salam perpisahan.

'Mungkin hari ini tidak akan terulang lagi yah' Batin Naruto sambil tersenyum kecil. Pria itu yakin bahwa ini hanyalah keberuntungan semata dia bisa bertemu dengan idolanya di mall.

Grep…!

Naruto pun menoleh ke belakang ketika dia merasakan ada tangan yang memegangi lengan bajunya. Mata ametis yang indah menyambut safirnya ketika mereka saling bertatap pandang sebelum akhirnya Maki mengalihkan pandangannya dan memalingkan wajahnya dengan pipi yang sudah memerah. Seulas senyuman tersungging di bibir Naruto.

"Ada apa? Kau masih perlu bantuan?" Tanya Naruto.

"Bi… bisa kau tung… tunggu sebentar disini? Kata Maki dengan nada gugup. Alis Naruto tampak terangkat sebelah mendengar ucapan Maki.

"Kau tidak tau jalan pulang?" Tanya Naruto. Gadis berambut merah itu hanya terdiam mendengar pertanyaan Naruto.

"Makanya, kau harus perhatikan langkahmu. Jangan mainan hape doing" Kata Naruto sambil berbalik dan menghadap kearah Maki.

"Ti…tidak, mana mungkin aku melupakan jalannya. A… aku hanya…. Uhm…! Aku hanya i…ingin memberikan reward padamu yang mau menemaniku sampai sini. Ta… tapi kalo tidak mau ya sudah" Kata Maki sambil membalikkan badannya dan pergi kea rah kuil tersebut sendirian. Naruto hanya bisa tersenyum kecil mendengar ucapannya.

Kakinya yang panjang dan kekar itu pun melangkah, berjalan menuju gadis yang tadi meninggalkannya dengan wajah kesal. Beberapa saat kemudian dia sudah berada di depan gadis tersebut.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Maki dengan wajah heran.

"Bukankah sekarang hampir Natal? Aku juga mau menghampiri kuil itu untuk berdoa seperti yang lainnya" Jawab Naruto enteng. Pipi chubby Maki pun menggembung melihat sikap Naruto. Wajah cantiknya terlipat dengan ekspresi kesal karena merasa di permainkan oleh Naruto.

Dua orang yang di selimuti keheningan itu pun masuk menuju antrian yang sangat berdesak-desakan di depan kuil. Naruto yang berada di depan, mencoba untuk melindungi Maki dari desakan para pengunjung lainnya. Meskipun dari belakang dia cuma terlihat mendesak saja sih.

Beberapa saat kemudian, mereka sudah berada di depan kuil. Naruto pun mengeluarkan koin dari saku depannya dan melemparkannya sebelum menutup matanya untuk berdoa. Beberapa saat kemudian mata biru safir segelap samudera itu pun terbuka dan melirik ke kirinya dimana gadis bersurai merah panjang itu sekarang sedang merogoh sakunya, mencari uang receh.

"Eh…!" Mata ametis milik Maki pun hanya bisa memandang heran kea rah tangan Naruto yang sedang memegang uang 10 yen receh.

"Lempar aja dulu" Kata Naruto.

"A… aku punya uang kok" Kata Maki sambil kembali mencari uang di sekujur badannya.

"Udahlah, nanti bisa kamu ganti juga kok" Kata Naruto sambil menaruh uang tersebut di atas kepala Maki. Dengan sigap Maki langsung menangkap uang tersebut sebelum jatuh ke tanah.

"A…aku pinjem ya, bukan hutang" Kata Maki. Naruto hanya mengangguk pelan mendengar ucapan Maki yang sekarang sedang memejamkan matanya setelah melemparkan uang pemberian Naruto tadi.

'Aih…! Manis sekali' Batin Naruto sambil melihat wajah Maki ketika sedang berdoa. Mata ametis itu pun terbuka dengan senyuman manis di bibirnya. Secara reflex dia melihat kea rah Naruto dan…

"Apa liat-liat?" Tanyanya dengan nada jutek. Naruto pun memalingkan wajahnya kea rah tempat pelemparan koin tersebut.

"Yaa….! Aku cuman nge-fans aja kok. Aku punya banyak video, tapi jarang kan bisa sedekat ini denganmu" Kata Naruto. Maki tampak terkejut dengan ucapan Naruto, pipinya kembali memerah dan wajahnya berpaling dari pria berambut kuning tersebut.

"Ga… ga usah segitunya kali. Ka… kalo kamu nge-fans sama muse, bukankah sekarang aku sendiri?" Kata Maki.

"Tidak, aku nge-fans sama Maki-chan" Kata Naruto dengan nada menggoda. Pipi Maki semakin memerah dengan ucapan Naruto tadi.

"Su… sudahlah. Kau sudah selesai dengan urusanmu kan? Cepat pulang sana" Kata Maki sambil berbalik dengan wajah kesal kepada Naruto.

"Apa kau tidak mau membeli ramalan juga?" Tanya Naruto sambil menunjuk ke arah stan ramalan yang ada di kiri Maki. Maki pun menoleh ke arah stan tersebut dan kemudian kembali menoleh ke arah Naruto.

"Baiklah, akan kubelikan sebagai ganti koin tadi" Kata Maki sambil berjalan menuju stan ramalan tersebut. Mereka berdua pun memutar kincir bergantian dan mengambil hasil yang keluar dari kincir tersebut. Wajah Maki tampak berseri-seri dengan hasil yang dia dapatkan dari ramalan itu, sedangkan Naruto lebih memilih menikmati wajah Maki yang sedang berseri-seri meskipun dalam ramalannya tertulis 'Bad Luck'.

Naruto pun menaruh kertas ramalannya di tempat yang tengah, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Sementara Maki yang memang aslinya sedikit kurang tinggi, sedang berusaha menggantung ramalannya di tempat yang lebih tinggi daripada Naruto.

"Sini" Kata Naruto sambil mengambil kertas ramalan tersebut dan langsung menggantungkannya di tempat yang paling tinggi.

"Kenapa kau menggantungkan punyamu di tempat yang lebih rendah?" Tanya Maki heran dengan ucapan Naruto.

"Aku tidak terlalu peduli" Jawab Naruto enteng sambil berbalik dan pergi meninggalkan kuil. Maki pun berjalan di belakang Naruto. Pemuda berambut kuning itu pun berjalan dengan tempo yang cepat melihat hari yang semakin gelap. Gadis berambut merah itu pun juga mengikuti Naruto, meskipun dengan langkah yang terburu-buru.

Beberapa saat kemudian Naruto berhenti tepat di tepi jalan raya. Maki tampak terengah-engah berdiri di samping Naruto.

"Bukankah kamu ingin menyeberang di zebra cross?" Tanya Naruto sambil melirik ke arah Maki. Bibirnya tampak menahan senyuman melihat Maki terengah-engah.

"Ti…tidak juga. Aku cuma mau…." Kata-kata Maki tampak di putus oleh Naruto yang dengan tiba-tiba mencengkeram pergelangan tangan Maki dan menariknya untuk menyeberang jalan, selagi jalannya masih sepi.

"Kita bicarakan sambil jalan saja, aku mau ada laporan praktikum" Kata Naruto sambil tetap menyeret Maki. Setelah sampai di seberang jalan, tangannya pun melepaskan cengekramannya dan berjalan di samping Maki dengan santai.

"Kamu kuliah?" Tanya Maki mencoba mengalihkan perhatian.

"Yap…! Di Konohagakure University" Jawab Naruto mantap.

"Oh, kukira Nozomi juga ingin kesana" Kata Maki.

"Hmmm…! Kalo kamu, udah ada rencana?" Tanya Naruto.

"Tidak juga. Sebenernya, mungkin saja setelah lulus ini aku sudah tidak bisa melanjutkan muse lagi" Kata Maki.

"Lalu?" Tanya Naruto.

"Yah…! Mungkin aku ingin jadi dokter dan mengurus rumah sakit papa" Jawab Maki.

"Kuliah ke luar negeri?"

"Mungkin saja sih" Kata Maki sambil sedikit tersenyum kecil, meskipun dia menyimpan sedikit kepahitan dalam nada bicaranya. Naruto hanya manggut-manggut kecil mendengar ucapan Maki. Mereka berdua terus berjalan di tepi jalan dalam keheningan, meskipun banyak kendaraan yang lalu lalang di jalanan yang mereka lewati saat itu.

"Sudah sampai" Kata Naruto. Maki tampak terkejut dengan ucapan Naruto. Dia sekarang berada di depan mall tempat dia pertama kali bertemu dengan Naruto tadi.

"Hah…! Kamu mau mengerjakannya disini?" Tanya Maki.

"Tidak. Maksudku kamu sudah bisa mengambil mobilmu dan pulang" Kata Naruto enteng.

"Nah…! Terus, rumahmu dimana?" Tanya Maki dengan nada heran.

"Sebenernya rumahku sedikit lebih jauh dari kuil tadi"

"Lalu? Kenapa kau kesini? Apa kau mau kerja kelompok?" Tanya Maki semakin heran.

"Yah…! Sebenernya sih, aku tau kalo kamu ga tau jalan, jadi…. Mungkin aku harus menunda laporan praktikum untuk besok. Teme juga ada sih, palingan dia sekarang lagi panic dan ngerjain laporannya sendirian" Kata Naruto sambil sedikit ngakak. Maki yang mendengarnya menjadi sedikit terseipu.

"Baka" Gumam Maki pelan. Tapi, seulas senyuman malu-malu tampak tersungging di bibir merahnya.

"Baiklah…! Kamu sudah bisa pulang sendiri kan? Aku akan kembali saja" Kata Naruto sambil tersenyum kecil sebelum akhirnya berbalik menuju tempat dia berasal tadi.

"Pasti Teme bakalan nyemprot aku abis-abisan nih…." Gumaman Naruto terpotong oleh sebuah sentuhan lembut di pergelangan tangannya. Secara reflex, Naruto pun berbalik dan melihat Maki yang sedang menoleh ke samping. Pipinya yang memerah dan ekspresi malu-malunya dengan background senja nampaknya membuat Naruto terpesona.

"Namamu…" Gumam Maki pelan.

"Hah…!" Tanya Naruto tidak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh Maki.

"Namamu siapa?" Tanya Maki dengan nada yang sedikit kesal.

"Naruto, Uzumaki Naruto"

TBC

Ini enaknya dilanjutin apa enggak nih? Pengennya sih OneShot tapi kayaknya nanggung banget deh.

Kayaknya author akhir-akhir ini jadi sibuk bikin ya, bukannya update yang sudah ada XD. Oh, iya buat yang udah request, sebenernya saya ga tau tsundere itu apa (ada yang bisa jelaskan?), jadi saya buat sebisanya saja deh XD. Moga-moga berkenan deh, jangan lupa sama janjinya loh…!

Thanks for Read

Don't forget to review