Minna... Flaesy bawa Fic baru lagi~ *dilempar sendal* (readers : Fic yang lain blom selesai, malah bikin Fic baru!)
hehehe XD , Flaesy bikin Fic ini karena ada yang ngerequest ^-^ . request dari Kak Desi Kristianti
ini juga pertama kalinya Flaesy bikin Fic di Fandom ini dan Flaesy sebenernya nggak tau tentang chara di fandom ini karena belm pernah nonton maupun baca anime/manganya. tapi untunglah ada mbah google (?) yang mau bantu Flaesy, hehehe XD
moga aja Fic ini dapat menghibur para readers, karena Fic ini gajenya nggak ketulungan TTATT
judul sama isi gaje abis TTATT
baiklah.. langsung saja! chap 1 Emotions in Rhythm~ ^^
Disclaimer: La Corda D'Oro © Yuki Kure
Story: Emotions in Rhythm © Flaesy Kujyou
Rated: T
Pair : Len X Hino
Peringatan : Ancur, Gaje, OOC, de es be.
~Selamat Membaca~
.
.
~Emotions in Rhythm ~
"Bagaimana konsermu di Australia?" tanya seorang laki-laki paruh baya, yang tak lain bernama Hiroto Kanazawa. Hiroto merupakan seorang komposer, mantan pemain biola, dan juga seorang guru di Seiso Academy.
Seiso Academy merupakan Academy musik terkenal karena murid lulusan dari Seiso Academy banyak yang terjun ke dunia seni musik, contohnya menjadi Vionist terkenal, Pianist, dan lain-lain.
Salah satunya adalah laki-laki berambut biru yang sedang duduk di sofa yang ada dihadapan Hiroto. Len Tsukimori. Vionist terkenal dengan usia yang terbilang muda, yaitu 22 tahun.
Len lulus dari Seiso Academy pada umur 19 tahun. Cepat? Tentu saja. karena Len sangatlah berbakat dan merupakan murid brilian Hiroto.
Ketika orang tua Len, yang merupakan sahabat Hiroto membawa Len yang berumur 6 tahun kepada Hiroto. Hiroto langsung tahu bahwa Len sangat berbakat. Karena anak sekecil itu sudah bisa memainkan biola yang kebesaran dengan teknik yang sempurna dan juga permainan yang mempesona.
Tanpa pikir panjang Hiroto langsung menerima Len sebagai murid khususnya. Lalu, Len dimasukkan kedalam Seiso Academy dan mendapatkan bimbingan khusus.
Ketika lulus, Len mengikuti konser dengan berbagai orkestra terkenal dan juga melakukan konser solo di luar negeri.
"Biasa saja," ucap Len datar. "Bolehkan aku menggunakan ruangan itu, sensei?"
Hiroto tersenyum. "Tentu saja, ruangan itu selalu terbuka untukmu,"
Ruangan yang dimaksud adalah ruangan yang biasa digunakan oleh Len untuk latihan selama dia sekolah di Academy ini. Kini ruangan itu menjadi ruangan khusus yang disediakan Academy untuk Len, karena setiap kali Len kembali ke Academy, dia selalu beristirahat dan memainkan beberapa nada disana untuk melepaskan diri dari kesibukannya.
Kenapa Len kembali ke Academy? Itu karena Hiroto mengajukan permintaan khusus kepada Len. Permintaannya adalah setiap tahun, Len harus melatih murid pemain biola yang berbakat.
Tetapi sebelumnya akan diadakan audisi untuk memilih 1 orang murid berbakat dan jurinya adalah Len sendiri.
"Aku akan pergi kesana untuk latihan," ucap Len dengan dingin sambil melangkahkan kakinya menuju ruangan yang dimaksud.
Len berjalan dalam diam di lorong paling sepi yang merupakan lorong tempat ruangan khusus tersebut berada.
Len sampai di ruangan khususnya. Ruangan besar dengan jendela kaca disemua sisinya. Sinar matahari yang sedikit redup karena diluar pepohonan rimbun mengelilingi ruangan itu.
Len berdiri di tengah ruangan dan langsung membuka kotak biolanya. Dia menghela nafas dan menutup matanya. Lalu, mulai memainkan biolanya dengan nada yang terlintas dibenaknya.
.
.
.
Seorang perempuan berambut merah tengah berjalan sambil bergumam senang karena sebentar lagi dia akan menuntut ilmu di Seiso Academy yang terkenal akan murid lulusannya. Bukan hanya itu, dia juga senang karena pada akhirnya dia bisa bersama orang yang disukainya selama bersekolah di Academy.
Tiba-tiba terdengar sebuah alunan biola indah dan begitu profesional yang terdengar dari lorong sepi. Alunan biola itu dimainkan dengan sangat ahli disetiap gesekkan nadanya. Membawa perasaan kedalam naik turunnya gesekkan nada.
'Sungguh menakjubkan! Siapapun yang memainkannya pasti orang tersebut sangat brilian,' pikir perempuan itu dalam benaknya.
Perempuan itu, yang tak lain bernama Kahoko Hino berjalan mengikuti asal suara alunan biola itu.
Kahoko berjalan dengan perasaan yang campur aduk karena alunan biola itu penuh dengan emosi. Ada kepedihan, kesakitan, dan kemarahan. Emosi-emosi itu disatukan dengan indahnya dalam alunan biola.
Kahoko melangkahkan kakinya dengan hati-hati. Jantungnya berdetak dengan cepat, seharusnya dia tidak boleh berjalan sendirian sampai sejauh ini. Tapi alunan biola itu seperti menariknya dan tak membiarkannya pergi begitu saja, sebelum alunan itu berhenti.
Alunan itu terus menariknya sampai Hino menyadari bahwa kawasan yang sedang dia masuki adalah kawasan terlarang bagi murid-murid. Karena di kawasan itu ada sebuah ruangan khusus yang disediakan Academy untuk seorang alumni yang menjadi seorang Vionist terkenal pada usia muda, agar tidak ada seorang pun yang mengganggu.
Kahoko terus berjalan dengan hati-hati, hingga akhirnya dia sampai disebuah pintu. Di dalam ruangan itulah alunan indah berasal.
Tanpa sadar, Kahoko sudah berada diambang pintu ruangan dan terpaku akan apa yang dia lihat di dalam ruangan itu.
Sang pemain biola beberapa saat tidak menyadari keberadaan Kahoko. Tapi lama kelamaan pemain biola itu menyadarinya dan mulai menghentikan alunan biolanya. Kahoko mengerutkan dahinya karena alunan indah itu hilang.
"Mainkan lagi," pinta Kahoko tanpa sadar. Alunan itu sudah membuat Kahoko ketagihan.
Sang pemain biola menatap kesal ke arah Kahoko dan mulai berbicara dengan nada yang ketus dan tajam. "Apa yang kau lakukan disini? Apa kau tak tahu ini adalah kawasan terlarang?"
Kahoko terkejut karena nada suara pemain biola itu tidak bersahabat.
.
.
.
TBC
pendek? iya, hehe XD Flaesy hanya bisa bikin segini dulu.. mungkin chap 2 akan lebih panjang, eh ralat agak panjangan.. hehe XD
Flaesy mohon reviewnya ya, kalo ingin Fic ini tetap berlanjut ^^
