One Last Time
.
.
.
FF Kolab
TWOSHOT.
Akak Rini & TaeYooMin
Pesenan akak Yoonminers nyang itu tuh, yang ketjeh tapi paling rese -_-
Semoga akak sekalian PUAS yaaaaaa... /awas aja kalo ga puas dan ga review/
Gomawo buat akak Rini yang mau bantuin aku buatin ini *hug*
.
.
.
Jimin menyandarkan dirinya di sandaran sofa kamar sahabat karibnya 'Taehyung'. saat ini Ia sedang memikirkan kembali ajakan sang sahabat beberapa menit yang lalu.
"Hei, Jim. Ayo ke bar..!" Taehyung menepuk pundak sahabatnya yang sedang melamun entah memikirkan apa.
"Hah? Mau apa? Kau bukan peminum bodoh! Aku tidak mau kau hangover di wajahku lagi seperti waktu itu..." ucap Jimin sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dada. Sedang Taehyung yang melihatnya mengerutkan alisnya sebentar lalu tertawa setelah mengingat kejadian saat dirinya hangover di wajah Jimin.
"One night stand, brotha " BalasTaehyung dengan cengirannya.
Jimin menatap heran, menyentuh dahi taehyung dengan punggung tangannya "Taehyung-ah, kau tidak sedang sakit kan?"
Taehyung tersenyum , membuat jimin semakin heran "Lalu apa maksudmu dengan 'one night stand'? Kau gila?" menepuk pundak Taehyung dan mengguncangnya pelan.
"Tidak kawan! hanya saja belakangan ini aku sering melihatmu melamun. You need to get laid..."
"M-Maksudmu apa sih?"
Taehyung tertawa mendengar suara Jimin yang terbata "Ayolah, Jim... Hobie-hyung memberikan kita tiket VIP lho.." sambil menyodorkan dua kertas kecil ke arah sang sahabat. Taehyung menyeringai melihat Jimin kembali memasang wajah blank yang di klaim sebagai miliknya setelah melihat dua buah tiket untuk kelas VIP di bar tempat Hoseok –teman mereka bekerja
Detik demi detik hingga menit berlalu bersama lamunan jimin di lantai kosong rumah sahabatnya. Kicauan seseorang bersuara husky yang terdengar di telinganya ia abaikan; terlalu sibuk dengan berbagai pemikirannya hingga sang lawan bicara merasa perlu melakukan sesuatu untuk menyadarkannya
Plakk
" Dengarkan aku bodoh!" Taehyung menjitak keras, membuat si rambut merah mengaduh kesakitan dengan tidak elitnya.
"Kau mau ikut atau tidak?" mengabaikan keluhan Jimin
Yang ditanya menghela napasnya sebelum mengangguk, "Baiklah. Aku juga jadi tidak enak dengan Hoseok-hyung kalau menolak kebaikannya..."
"Okay! Kalau begitu cepat bersiap sana..." Taehyung mendorong Jimin terjatuh dari sofa hingga terdengar suara dentuman yang teredam karpet, disusul suara tawa kerasnya. Sedangkan sang korban mencibir kemudian berdiri menepuk celana bagian belakangnya balik menjitak kepala Taehyung telak sambil tertawa puas
.
.
.
.
.
Dua pemuda tampan itu berjalan masuk dengan kerennya ke dalam bar tempat hoseok bekerja. ditemani suara musik DJ keras yang menyatu dengan ribut-ribut para pengunjung di seluruh penjuru bar, keduanya duduk memesan tequilla untuk Jimin dan coffee untuk Taehyung yang payah dalam urusan minum
Jimin tersenyum menawan, menyempatkan berbincang singkat dengan pemuda cantik ber name tag Kim Seokjin yang bekerja sebagai bartender di tempat itu saat mengantarkan pesanannya. Sampai Taehyung menginterupsinya dengan suara teriakan; berpamitan untuk menemui Hoseok di lantai dansa tepat di belakangnya.
Melongo sebentar, Jimin kemudian mengangguk malas. membiarkan dua sahabatnya bertemu dengan bebas agar saling menyadari perasaannya masing-masing.
Tak lama setelah taehyung melesat pergi, Jimin terpaku di tempat. menatap satu makhluk manis yang tengah berjalan malas ke arahnya, mendudukkan diri tepat disampingnya tanpa permisi.
" Malaikat mana yang tengah tersesat di tempat kotor ini? " –gumamnya seraya menelan saliva Tanpa berkedip. Kedua matanya terlanjur terfokus pada sang misterius ber-rambut blonde yang terlihat halus dan fluffy, membuat Jimin gemas ingin menyentuhnya. kelopak matanya sayu dan terlihat malas, bola matanya indah serupa lelehan coklat, hidungnya mungil, pipinya chubby, dan bibirnya kecil dan kemerahan. Sumpah demi apapun, ia sempurna! Membuat monster dalam diri Jimin terbangun seketika
.
Mengerti bahwa ia sedang di tatapi dengan tatapan lapar, lelaki manis itu berekspresi malas, Meraih gelas jimin dan menandaskan isinya dalam satu teguk. Setelah meletakkan gelasnya ia berbalik tanpa sengaja bertemu tatap dengan jimin.
Ia menaikkan satu sudut bibirnya mengulas senyum remeh setipis mungkin "Ada yang bisa ku bantu tuan?" suara lelaki manis itu membelai halus telinga Jimin. membuat sang empu kecanduan ingin terus mendengarnya
"Hm? Tak ada, hanya saja... kau sangat cantik... aku jadi ingin, memakanmu..." –jawabnya tanpa basa-basi. ia melirik sekilas sang bartender yang sedang sibuk mencampur minuman untuk pelanggan yang lain di luar sana
Lelaki manis itu tertawa pelan, membuat Jimin semakin gemas.
"Kau harusnya bertanya untuk itu, jangan hanya menatapiku!" lanjutnya diselingi tawa kecil yang membuat bulu kuduk Jimin merinding. Pemuda dihadapannya ini sangat cantik dan –err menggoda
Yang manis itu bangkit dari duduknya, menyisakan raut tidak rela di wajah jimin hingga refleks menarik lengannya; mengiring kedua lengannya untuk melingkar di leher jenjangnya, merengkuh pinggang kecilnya dengan posesif dan berbisik menggoda ditelinganya.
" masih terlalu awal untuk mengakhirinya, manis !"
menyatukan kedua kening mereka. Jimin menampilkan tatapan tajam nan laparnya pada pemuda bertubuh mungil didepannya.
"Jadi, siapa namamu, hm?" –bisiknya sambil mengecup ringan daun telinga sang manis
pemuda itu memainkan rambut belakang Jimin "Yoongi. Min Yoongi" –ucapnya sambil berbisik tepat di depan bibir sensual jimin, membuat Jimin merasa tertantang.
"Nama yang indah, seperti orangnya. Berapa usiamu?" mata Jimin berpindah fokus pada dua belah bibir kissable yoongi yang seperti memohon untuk ia lumat habis.
"Hm? 22 tahun. kamu?" Yoongi –pemuda itu memiringkan sedikit kepalanya, membuat Jimin jadi menemukan sudut yang bagus untuk menyerang bibir menggodanya -kalau ia mau- tapi kenyataan tentang usia yoongi yang jauh lebih tua dari wajahnya, membuat jimin takjub
"umur bisa berbohong juga ternyata" –ujarnya lembut " aku 20 tahun! Jadi, hyung?"
Yoongi terkekeh pada panggilan hyung dari Jimin dan mengangguk pelan "Em, siapa namamu?" kembali memasang tampang lugunya dan menjalarkan kedua telapak tangan hangatnya dari leher Jimin ke kerah bajunya, turun hingga ke dadanya, dan kembali lagi melingkar dilehernya, membuat Jimin mengeras benar-benar berpikir melahapnya disini sekarang juga jika ia terus melakukannya.
"Hm? Jimin. Park Jimin." jawabnya sambil terus mendekatkan kedua tubuh mereka.
"Jimin..." Yoongi berbisik tepat di depan kedua belah bibir seksi milik Jimin, membuat yang mendengarnya merasa tergelitik, ditambah lagi suasana panas yang tiba-tiba terasa begitu kuat diantara riuh pengunjung dan musik yang terdengar
Jimin perlahan menghapus jarak dan meraup bibir bawah yoongi. mengecup, menjilat, dan mengulum bibir semanis gula itu hingga membuat Yoongi melenguh dan mengeluarkan suara-suara yang membuat Jimin semakin menegang
entah sejak kapan, kini yoongi mendapati dirinya terapit diantara dinding dekat pintu keluar dan tubuh seseorang yang sedang menikmati manis di bibirnya. kedua sisi pinggangnya diremas pelan sebelum di tarik untuk merapat dengan tubuh sang pelaku yang tengah menjilati bibirnya dengan gerakan sensual membuat Yoongi melenguh dan meremas pelan rambut belakang jimin
Jimin mengambil kesempatan itu untuk melesakkan lidahnya. Membuat Yoongi terkejut saat lidahnya yang hangat dan basah melesak dan bermain didalam mulut yoongi dengan kasar dan sensual menyapa segala sesuatu yang berada didalamnya.
Yoongi memiringkan kepalanya untuk memberikan akses untuk Jimin. semakin merapatkan tubuh mereka di dinding ruangan saat lidah mereka bertemu dan bertarung untuk mendominasi, hingga Jimin mengelus langit-langit mulut Yoongi dengan lembut dan membuat Yoongi mendesah kencang.
Jimin tersenyum dalam ciumannya. Lalu melepas ciuman itu untuk memberi ruang bernafas untuk Yoongi sekaligus mencuri waktu untuk menatap wajah cantik yang merona manis itu. Jimin terkekeh melihat ekspresi Yoongi yang terganggu dengan berhentinya acara ciuman itu.
ia menyeringai lalu kembali menyerang bibir manis Yoongi yang menyambutnya dengan open-mouthed kiss yang membuat Jimin kembali tersenyum dengan lidah Yoongi yang mulai menjalar masuk ke dalam mulutnya.
Tangan Jimin yang masih meremas pinggang Yoongi, mengangkat ujung baju Yoongi dan menjalarkan tangannya untuk mengelus perut rata Yoongi dengan gerakan memutar yang membangkitkan nafsu.
Yoongi bisa merasa dirinya mengeras dibawah sana saat telapak tangan hangat itu mengelus, menggodanya, membuatnya merengek menginginkan lebih.
Jimin membawa kepala yoongi bersandar di dinding yang menghimpitnya, mengekspos leher jenjangnya yang seputih susu.
"Shit. You are gorgeous..." ucap Jimin sambil membawa ibu jarinya memutar di perut Yoongi dan kembali menahan serta meremas pinggangnya.
Melihat Yoongi yang tidak menggerakkan kepalanya, dan tetap menyenderkannya di dinding membuat Jimin menyeringai dan membawa tubuh mereka mendekat as possible as human can do.
"Kau menggodaku, hm?" merasa tergoda dengan leher yang Yoongi tak sengaja mengeksposnya, Jimin mengendusi leher itu dengan hidung dan juga bibirnya sesekali mengecupinya hingga membuat tubuh Yoongi mengejang.
tidak ada perlawanan, Jimin menjilati garis leher tersebut dan menggigitinya membuat hickeys yang indah disana. Yoongi kembali mendesah kencang, mengencangkan remasannya dirambut merah saat lidah Jimin menjilati ceruk lehernya hingga ke pundak.
"A-Ahh... J-Ji-minhh..."
mendengar namanya didesahkan, Jimin semakin kuat menggesekkan giginya diceruk leher Yoongi. melakukannya di sisi leher dan pundak yang lain; menikmati rasa halus dan lembut kulit Yoongi di mulutnya dan kembali mencium bibirnya dengan rasa gairah yang membuncah.
Tidak berhenti disitu, jimin menjalarkan tangannya turun untuk meremas sesuatu yang mulai terbangun didalam celana Yoongi, membuatnya kembali mendesah kencang menyebut namanya dengan merdu
"J-Jiminhh pl-ease..." Yoongi merengek didalam ciumannya; mengangkat pinggangnya agar Jimin melakukannya.
Namun yang di tuju malah melepas semua kegiatannya kemudian menatap Yoongi dengan seringai andalannya.
"K-Kenapa berhenti?" suara Yoongi terdengar sangat whiny dengan pipinya yang merona hebat.
"Kau ingin aku melakukannya disini, hm? Ditempat seseorang bisa melihat kita, Hyung?" Jimin menatap yoongi sambil mengelap bibirnya dengan punggung tangannya.
"Lalu...?" yoongi mengerutkan dahi
"Tempatku" mengelus pipi merona Yoongi dengan ibu jarinya yang membuat Yoongi mengikuti sentuhan itu. "kalau kau mau..."
Yoongi mengangguk pelan sebagai jawabannya.
.
.
.
.
.
Didalam mobil menuju apartmen Jimin tak ada yang bersuara, sama-sama sibuk menahan gairah yang meletup-letup di dada mereka.
Saat sampai di pintu paling depan gedung itu, Jimin kembali menyudutkan lelaki manisnya di dinding yang ada disana "Kau yakin ingin melakukannya, hyung?" bisiknya ditelinga Yoongi; mengecup serta menjilatinya dengan lembut.
Yoongi mengangguk "Take me..." –jawabnya singkat yang membuat Jimin tersenyum kemudian menarik pelan tangan Yoongi untuk masuk ke elevator dan menyudutkannya tepat disamping deretan tombol elevator.
Jimin kembali melumat bibir bengkak Yoongi, menurunkan kecupannya hingga ke lehernya, mencari sweet spot diceruk leher seputih susu yang sudah terlukis hasil karya Jimin.
Yoongi mendongakkan kepalanya merasakan nikmat yang menggetarkan tubuhnya saat Jimin menggigiti kecil sweet spot diceruk lehernya dan menjilatinya. Namun tanpa sengaja matanya bertemu dengan kamera. Spontan ia mendorong dada Jimin yang mulai menciumi garis rahangnya.
"J-Jimin... k-kameranya..." bisik yoongi pelan sambil terus melihat ke arah kamera itu.
Jimin menjauhkan sedikit wajahnya, menengok ke atas melihat kamera yang dimaksud itu lalu terkekeh dan memberikan kecupan basah dibibir Yoongi sebelum berbisik "Ini yang ditakutkan seseorang yang memintaku menyentuhnya di pintu keluar bar?"
wajah Yoongi merona.
Jimin kembali terkekeh "Tenanglah, baby. Kamera itu hanya untuk perhiasan" lalu meremas kembali pinggang Yoongi sebelum melanjutkan kembali aktifitas ciumannya
" kenapa kau begitu manis?"
.
.
.
.
.
Jimin kembali menyudutkan Yoongi dibalik pintu kamarnya, menghimpitnya dengan kedua lengan kekarnya sebelum mendaratkan kembali bibirnya; memberi ciuman basah di atas bibir yoongi yang membengkak parah dan merah sambil melepaskan pakaian yang dikenakan yoongi.
Tatapan nafsu dan raut dikuasai oleh gairah terpampang jelas di wajah jimin. membuatnya terlihat seksi ditambah lagi saat ia menggigit bibir bawahnya begitu melihat yoongi tanpa tertutupi sehelai benang pun.
Yoongi mengalungkan sebelah tangannya dileher Jimin, jemarinya yang lentik mulai bermain dikancing kemeja yang masih Jimin kenakan dan melepaskannnya satu-persatu
"Kau mau main curang, hm?" –bisiknya pada yang lebih tinggi disertai tatapan seduktif ke arah Jimin yang terus memperhatikannya dengan tatapan penuh nafsu.
" aku tidak se-egois itu sayang" menggesekkan hidungnya dengan hidung yoongi.
Jimin menyeringai, mengiring manisnya menuju ranjang kesayangannya. Badan atas yang sudah toples menampilkan jejeran abs sempurna yang membuat yoongi takjub sekali lagi. ia tidak salah mengikuti pemuda ini.
Jimin menindih tubuh ringan yoongi, membelai seluruh lekuk wajahnya dengan bibir basah hingga puas dan beralih ke leher kemerahan hasil karyanya, menghembuskan nafas hangat dan meniup-niup telinganya dengan sangat lembut membuat yoongi bulu kuduk yoongi meremang.
"ngh..." melenguh lembut. yoongi mengangkat dadanya menikmati sentuhan demi sentuhan bibir basah jimin di kulitnya.
Sedang jimin yang semakin bergairah mendengar suara merdu yoongi yang berat makin melancarkan aksinya. Menurunkan ciuman ke tubuh bagian bawah yoongi. Bermain sebentar dengan nipple-nya kemudian mengecup perut rata namun menggoda itu dan berakhir di selangkangannya.
" jiminh..jiminh.."
Yoongi melayang, remasannya di seprei kasur ia eratkan saat jimin mulai memompa juniornya menggunakan tangan sambi mengecupi ujung batangnya dengan tempo lambat sampai cepat namun tetap dengan segala kelembutannya.
Melihat yoongi yang makin frustasi, jimin tersenyum. Berpikir ingin memberi pemuda manis ini sensasi lain yang tak kalah nikmatnya. Memasukkan 3 jarinya ke dalam hole yoongi yang dingin tanpa melepaskan tangan yang satunya yang masih memompa milik yoongi.
" aahhh.. ahh.. ahhhh" dua perlakuan yang membuat yoongi mendesah merdu. Juniornya yang dimanjakan oleh tangan halus jimin dan hole-nya yang diisi penuh oleh jemari jimin yang entah kenapa terasa begitu berisi membuat sang empu mendesah kuat
"ahhh... jiminhhh..."
Menyeringai, jimin juga sudah merasa di ujungnya. Sekedar memperhatikan gerak-gerik yoongi dalam buaiannya membuat tubuhnya menegang luar biasa dan sekarang saatnya ia melampiaskan hasratnya.
Jimin menatap wajah yoongi yang memerah, meraup bibirnya dengan rakus dan memberinya sedikit gigitan sebelum membiarkannya bebas
"Mendesahlah untukku sayang.."
Jimin memasukkan miliknya perlahan di lubang yoongi. melayang jauh saat dinding hole si manis ini menghimpit kejantanannya dengan sangat kuat.
Yoongi merasa penuh, untuk pertama kalinya ia merasa dirinya menyatu dengan seseorang yang bahkan baru ditemuinya.
"ji-jiminhh... ahh..."
Yang di serukan tersenyum. Paham betul apa yang berusaha di yakinkan yoongi lewat puppy eyes cantik itu " ku mohon jiminh... masuki aku lebih dalamhh..." –yoongi merengek, menuntut jimin untuk melanjutkan kegiatannya
Mendengarnya jimin tidak tahan lagi. ia harus berhenti bermain dan segera membuat sesuatu yang manis dengan pemuda ini. ia mulai menggerakkan pinggulnya, dengan lambat dan lembut sambil menopang kedua tangannya disamping tubuh yoongi .
entah dilangit keberapa ia melayang. Ia tidak pernah tahu akan dibuat segila ini oleh pemuda yang baru saja di jumpainya.
Yoongi begitu ketat dan jimin makin menggerakkan miliknya dengan kuat. Memeluk tubuh kecil yoongi sesekali memberinya kecupan ringan nan basah yang membuat yoongi makin terangsang hingga meremas rambut legam jimin di atas tubuhnya
"ughh..nghh..."
"a-ahh... ji-minnhh..."
Ruangan memanas, bahkan AC yang tadinya begitu dingin seolah lenyap berganti penghangat ruangan yang paling panas. Yoongi dan jimin bercucuran keringat dengan leguhan dan desahan merdu yang menggema diseluruh penjuru ruangan
Jimin masih bergerak, menghantam yoongi makin keras dan cepat bersama nafsu yang kian memuncak dan gemuruh di dadanya yang tidak bisa diredam sampai mereka sama-sama mencapai orgasmenya.
" aaaaaaahh... jiminh..."
" hah... yoongi, kau nikmat sekali..."
yoongi menembakkan cairannya di perut Jimin dan perutnya sendiri, kemudian meremas pelan lengan jimin saat cairan Jimin tertembak jauh di dalamnya, membuatnya terasa penuh, hangat, dan dicintai oleh Jimin. Jimin masih menggerakkan pinggulnya perlahan untuk menghabiskan sisa-sisa cairan cintanya ke dalam tubuh Yoongi.
Jimin masih membiarkan miliknya tertanam di dalam hole hangat Yoongi. Jimin lalu meraih bahu sempit itu ke dalam pelukan terhangat miliknya. Mengecup kening dan tersenyum sambil mengatur nafas yang masih memburu setelah aktifitas penting mereka usai.
"Ji-miinn... keluarkan milikmu. Kau sangat besar, aku bisa keluar lagiii~" rengek Yoongi di dalam pelukan Jimin yang membuat Jimin terkekeh dan mengecup lama bibir merekah Yoongi dengan sayang.
Jimin menarik dirinya keluar dan menggumamkan sesuatu seperti lullaby untuk Yoongi.
Melihat yoongi sudah lebih dulu terlelap dalam peluknya, jimin kembali mengulas senyum. Dalam hati ia berpikir tentang kebenaran yoongi. sulit di percaya ada mahluk semacam yoongi yang begitu menggemaskan bahkan di gerakan terkecilnya sekalipun.
"Jangan salahkan aku kalau aku jadi menyukaimu, hyung"
.
.
.
One Last Time