Summary : "Ternyata pencurian dapat terjadi bahkan tanpa sebuah rencana | Baiklah Akan ku curi, pasti akan ku curi! Karena aku seorang pencuri!"
Mobile Legends Bang Bang © Moonton
Pencuri! By Hime El
Warn : Typo(s)
Genre : Romance & friendship
Rated : T
Chara : Claude X Irithel, Gusion
.
.
.
.
.
"Claude bagaimana menurut mu, menyenangkan bukan disini?"
"Yaa seperti yang kau katakan Gusion tempat ini lumayan menyenangkan"
.
.
.
Claude sendiri tidak pernah menyangka bahwa Land of Dawn adalah tempat semenyenangkan ini.
Yaa begitu menyenangkan ia memiliki banyak rekan disini, termasuk Gusion pria tampan yang merupakan rekan pertama nya di Land of Dawn.
Dan yang paling menakjubkan adalah para wanita di Land of Dawn yang begitu cantik dan mempesona tak ada yang mengecewakan di mata nya.
Di mulai dari Assassin kakak beradik yang begitu menawan, seorang Princess swan lake yang begitu cantik, Tanker juga Fighter yang begitu imut, juga para Marksman dan para Sniper yang seksy.
"Bagaimana Claude, kau sudah dapat incaran?"
"Haha, yaa begitulah"
Bicara soal incaran Claude sendiri adalah pria yang tampan, yah tak sulit bagi dirinya untuk mendapatkan perhatian lebih dari para wanita, terbukti beberapa wanita yang mendekati nya termasuk rekan nya seorang Marksman-Mage, yang merupakan pendatang baru di Land of Dawn.
Namun Claude tidak bisa membalas perasaan wanita tomboy seorang marksman-mage tersebut.
Karena sejak awal sudah ada satu wanita yang mencuri perhatian nya lebih, yaitu seorang Marksman yang terlihat begitu anggun di pandang matanya, wanita yang cukup pendiam, cantik dan mempesona.
Wanita berhelai merah yang terlihat begitu indah, kulit putih pucat yang terlihat begitu halus, manik biru terang yang terlihat begitu bercahaya.
Dan wanita itulah yang telah berhasil mencuri sesuatu dari nya, atau tepat nya mencuri hati nya.
"Kira-kira siapa ya nama wanita itu ?"
.
.
.
.
"Claude"
Sebuah suara cukup nyaring membuat Claude menoleh kearah wanita yang memanggil nya.
"Hei Kimmy"
"Wahh kita bersama lagi yaa Claude di latihan kali ini haha" wanita itu tertawa kelewat ceria menampilkan deretan putih rapih milik sang wanita.
"Mungkin kau di anggap sebagai Mage dan aku Marksman nya"
Tanggapan Claude sekena nya, karena kini penglihatan serta perhatian nya telah dicuri diambil alih sepenuh nya oleh pemandangan di depan nya, oleh Marksman lawan pada latihan kali ini.
Ini pertama bagi Claude melihat wanita idaman nya ini di medan pertempuran,
Karena Claude tak pernah di sandingkan bersama wanita itu di pertempuran yah karena mereka ada di role yang sama.
Maka itu ini pertama kali nya bagi Claude melihat wanita idaman nya bertarung dan lawan nya adalah Claude sendiri.
.
.
.
Seorang Claude benar-benar di buat kesusahan oleh wanita dengan singa nya itu. Ia tak menyangka bahwa kemampuan sang wanita begitu hebat, tak ada satupun turet di MidLane milik sang wanita yang berhasil Claude hancurkan.
Begitu pula dengan turet milik Claude yang bisa di bilang masih utuh walaupun turet pertama nya akan hancur sedikit lagi.
Nafas wanita bersurai merah itu terengah, Claude tahu wanita itu kelelahan terlihat jelas bulir bening yang berlomba membasahi kulit putih sang wanita yang membuat diri Claude tercekat.
Pemandangan yang sukses membuat diri Claude tak fokus bahkan sedikit berpikiran hal aneh yang segera ia tepis jauh-jauh.
"Kau tampak kelelahan" membuang jauh-jauh pikiran aneh nya tentang sang wanita, Claude membuka suara nya mencari obrolan agar wanita itu mau menanggapi Claude.
"Kau juga kelelahan bukan" wanita itu merespon mengeluarkan suara, suara nya begitu anggun di telinga Claude.
Hei ini awal yang bagus bukan, ini kesempatan untuk Claude mengenal lebih jauh sang wanita.
jujur saja Claude menahan degupan jantung nya ia memberanikan diri nya sendiri
"Yaa lumayan, hei nama mu sia-"
"Irithel tukar Lane dengan ku" sebuah suara pria memotong ucapan Claude
"Gusion"
"Hei Claude sekarang lawan mu adalah aku" ujar Gusion melayangkan belati nya. Mungkin Gusion ingin segera menyelesaikan latihan ini, karena latihan akan selesai jika turet utama lawan hancur.
Sementara satu-satu nya wanita diantara Claude dan Gusion menuruti perintah Gusion tanpa perlawanan dan bersiap untuk berlari ke TopLane.
"Cih" padahal Claude masih sangat ingin berbicara sedikit lebih lama lagi dengan wanita itu, yaa setidak nya Claude ingin mengetahui nama wanita pencuri itu dari mulut sang wanita langsung.
"Irithel, salam kenal Claude"
sebuah suara terdengar jelas di pendengaran milik Claude.
Setelah nya wanita itu tak terlihat di jangkauan pandang nya.
Irithel,
Claude akhir nya tahu nama wanita itu, wanita yang telah mencuri hati nya.
Irithel, nama yang indah bagi indra pendengaran milik Claude.
.
.
.
.
Cih Irithel kelewat pendiam, wanita itu sama sekali tak pernah bergaul dengan orang lain yaa walau kadang Claude melihat nya berbicara dengan Nana atau Miya dengan akrab.
Tapi tidak kepada Claude, Irithel benar-benar sulit untuk di ajak bicara.
"Irithel"
"Hai, Irithel sedang apa disini?"
"Hai, Irithel cuaca nya bagus ya"
"Hai, Irithel bagaimana pertempuran nya?"
"Hai, Irithel"
Ayolah
Sudah berapaka kali Claude menyapa wanita tersebut berharap agar bisa lebih dekat dengan seorag Irithel namun hasilnya adalah nihil.
Wanita itu hanya menjawab sekena nya sedikit tersenyum dan pergi.
Sama sekali tak ada kesempatan untuk Claude mendekati Irithel.
Maka itu Claude simpulkan bahwa wanita bernama Irithel itu adalah wanita yang sombong, yah sebelum Claude menyadari bahwa Dexter telah tak bersama nya.
"Kemana si monyet itu pergi"
Claude mencari partner nya, dan ia terpana melihat pemandangan di depan mata nya.
Seekor monyet sedang tertidur di pangkuan wanita cantik yang sedari tadi Claude pikirkan.
Dexter tertidur di pangkuan Irithel.
"Aku mencari Dexter kemana-mana, dan ia malah tertidur disini"
Irish biru itu mendongak menatap langsung kearah Claude
"Claude" suara merdu itu memangil nama nya.
Claude tertegun ini baru kali kedua Irithel memanggil nama nya.
"Claude" suara serupa kembali memanggil nama nya
"Eh ya Irithel" akhirnya Claude tersadar dari lamunan nya tentang Irithel.
"Sepertinya Dexter sangat kelelahan akibat pertempuran tadi" wanita itu kembali mengeluarkan suara nya dan ini adalah ucapan kata terpanjang yang pernah Claude dengar keluar dari bibir ranum Irithel.
"Haha sepertinya begitu, tapi mengapa ia bisa bersama mu, Irithel"
Oke, Claude begitu gugup dan ia putuskan untuk terduduk di samping wanita pencuri hati nya ini.
"Hahaha" wanita itu tertawa menampilkan wajah begitu cantik untuk Claude
"Kau tahu Claude, ketika aku dan Leo sedang istirahat disini, Dexter datang dan ia tertidur disini" bibir Irithel kembali bergerak ia terlihat antusias menceritakan Dexter. Dan Claude belum pernah melihat Irithel yang seperti ini.
"Apa kau menyukai Dexter, orang-orang biasaa nya menganggap nya sebagai hewan biasa, namun ia adalah partner terbaik ku" Claude menatap Dexter terlelap di pangkuan Irithel.
Sial jika boleh jujur Claude sangat iri kepada Dexter.
"Dexter sudah berteman dengan ku dan Leo" wanita itu kembail tersenyum anggun. Tangan putih nya mengelus lembut kepala Dexter yang seperti nya begitu nyaman di pangkuan Irithel.
Dan untuk kedua kali nya wanita bernama Irithel itu telah berhasil mencuri lagi hati Claude.
"Wah kalau begitu aku juga mau berteman dengan mu dan juga Leo" Claude mengelus kepala besar hewan berbulu yang tengah tertidur di belakang Irithel.
"Leo akan senang mendengar nya Claude"
Claude tersenyum,
Berlatar langit cerah di siang hari, suara angin yang menenangkan, Claude begitu menikmati saat ini, saat kedekatan nya dengan Irithel. Sebuah perbincangan sederhana dengan Irithel yang membuat Claude berharap agar waktu berhenti untuk saat ini.
.
.
.
.
Claude berterimaksih sangat berterimkasih pada Dexter berkat nya, Claude bisa seperti ini dengan Irithel.
Ya walaupun Claude datang sendiri ke hutan dengan alasan Dexter, namun tujuan utama nya adalah wanita ini wanita yang kini sedang tersenyum sumringah bersama dengan Claude.
Claude masih menatap wajah Irithel tanpa bosan.
"Claude, apa ada yang aneh di wajahku?"
"Ahh tidak, tidak ada hehe" Claude tertawa kikuk, dirinya terkejut saat wanita di hadapan nya menyadari bahwa manik Claude tak henti memandangi sang wanita.
"Lalu mengapa menatap ku?" wanita itu bertanya lagi ekspresi nya tetap kalem dan anggun.
"Karena kau sangat cantik" kalimat itu lolos dari mulut Claude, membuat dirinya sedikit merona, ia tak menyangka ucapan dari hati nya itu akan keluar langsung di mulut nya.
"Ah Irithel maksudku" Claude menatap langsung ke arah sang wanita dan yang Claude lihat adalah hal luar biasa,
Wanita pendiam yang biasa terlihat kalem itu menoleh ke arah Clude, Claude dapat melihat dengan jelas bibir merah wanita itu terkatup rapat dan wajah putih nya berwarna merah terasa ingin menyaingi helai milik nya.
"Irithel"
"Ya..ya Claude" suara Irithel nya terbata, dan wajah nya masih sangat merona hebat.
Claude tersenyum sedikit nakal sungguh ia belum pernah melihat Irithel merona seperti ini lalu ucapan nya terbata.
Haha Irithel ternyata berbakat untuk jadi wanita imut juga. Dan yang membuat Irithel menjadi seperti itu adalah Claude,
Bukan kah artinya Claude berhasil, ya mungkin saja jika Claude sedikit lebih agresif, Claude dapat mencuri hati Irithel lebih cepat.
Menjadikan Irithel milik Claude seorang.
.
.
.
"Claudee~"
Sebuah suara yang tak asing memanggil nama nya, membuat Claude menoleh ke arah suara
"Layla Kimmy, tak biasa nya" ia menaikan alis nya jarang sekali ia melihat kedua Marksman cantik ini berjalan bersamaan.
"Benarkah, kami sering bersama kok" wanita berambut panjang twintail menanggapi ucapan Claude
"Yayaa itu benar sekali Claude, kau saja yang tak pernah memperhatikan" wanita berambut pendek menambahkan.
"Haha maaf Kimmy, aku memang sibuk akhir akhir ini" jawab Claude,
"Yaa Claude, kau sibuk dengan Irithel bukan?"
"Haha kau bisa saja Kimmy, yaa bisa di bilang begitulah" Claude tersenyum tak menolak tuduhan dari wanita tomboy di samping nya.
"Jarang sekali lho, melihat seorang manusia bisa dekat dengan nya apalagi kau baru disini"
"Apa maksudmu Layla, bukan kah Irithel cukup akrab dengan kalian?" Claude sangat tertarik dengan ungkapan Layla karena ini menyangkut Irithel nya.
"Yaa itu karena aku dan Kimmy adalah wanita, tapi jika dengan pria manusia, ia hanya dekat dengan kau dan-"
"Claude~, ayu kita latihan" Kimmy menarik lengan nya, tepat sebelum Claude mendengar omongan Layla sepenuh nya,
Aaa tapi Claude tak peduli, yang penting nya adalah Claude mendengar bahwa hanya Claude pria yang dekat dengan Irithel.
Waw bukan kah artinya Claude benar-benar akan berhasil mencuri hati nya sang Marksman Junggle Heart tersebut.
.
.
.
"Benarkah hanya dengan ku?" Claude tersenyum hati nya terasa begitu senang, senyuman terus merekah di wajah tampan nya.
"Kau terlihat sangat gembira Claude"
Sebuah suara membuat diri Claude menoleh kedepan ke arah sang suara berasal-
Claude terdiam pandangan nya tercekat pada sebuah object indah di hadapan nya.
Tampilan wanita nya begitu memikat untuk di pandang manik nya.
Surai merah yang kini berwarna putih
Kulit putih halus yang tertutup pakaian senada dengan surai indah nya.
"Irithel begitu indah"
"Claude bicara sesuatu" wanita itu bertanya yang di balas gelengan kepala oleh Claude
"Ini skin ku Silver Cyclone, apa terlihat aneh?"
"Tidak tidak itu sangat cocok untuk mu" Claude tak akan pernah berbohong penampilan Irithel saat ini benar benar cantik bahkan lebih cantik dari biasanya.
"Ah terimakasih" Irithel tersenyum dengan sedikit rona dipipinya.
Sial Claude benar-benar ingin mencium pipi itu.
"Iri" sebuah suara tak di undang dari orang yang Clude kenal, lagi lagi mengganggu pembicaraan Claude dengan Irithel nya.
"Gusion" Claude hafal betul suara pria tampan tersebut juga skill nya yang secepat cahaya itu.
"Marksman macam apa yang berniat bertarung tanpa membawa senjata nya" Gusion bersuara penampilan nya hampir serupa dengan Irithel, helai coklat nya kini berwarna silver mirip Irithel.
Dan yang membuat Claude penasaran adalah weapon Irithel yang kini tengah di pegang oleh Gusion.
"Haha aku kelupaan" Irithel tertawa kecil
Gusion menghampiri Irithel yang kini bersebelahan dengan Claude.
"Bagaimana jika aku tak membawa nya, kau akan di keluarkan" ia memberiakan weapon milik sang Marksman tersebut,
"Tidak mungkin, karena aku yakin kau pasti membawa nya untuku" Irithel tersenyum mengambil weapon andalan nya tersebut.
"Wah yakin sekali, Leo lain kali kau harus mengingatkan wanita ini ya" Gusion malah sengaja menampilkan raut menyebalkan untuk menggoda Irithel, sembari lengan kanan nya menepuk nepuk kepala singa putih besar di dekat Irithel.
"Kalian akrab sekali ya" Claude tak tahan ia terasa seperti orang asing di antara Irithel dan Gusion.
Padahal tepat sebelum Gusion datang Irithel dan Claude sedang berbincang, bahkan dirinya berhasil membuat seorang Irithel merona. Tapi setelah kedatangan lelaki Asassin ini suasana berubah.
"Haha biasa saja Claude" wanita itu menjawab pertama dengan senyuman kecil yang kikuk.
"Claude kau ada disini haha" kini pria Asassin menjawab, Claude tahu Gusion tak berbohong dari awal Gusion memang tak menyadari kehadiran Claude, karena pria itu terlalu fokus ke arah Irithel nya.
"Ya itu karena kau hanya melihat ke arah Irithel"
Sungguh Claude masih kesal, ia tak menyangka Gusion akan datang merusak suasana antara Claude dan Irithel.
Lalu sejak kapan mereka sedekat ini?.
Ini kali pertama Claude melihat Irithel berbincang dengan pria ditambah lagi ini adalah Gusion pria nyentrik tampan yang lumayan terkenal di Land of Dawn.
Dan mata Claude melihat bahwa Irithel lebih akrab dengan Gusion di banding diri nya.
"Cih" Claude sama sekali tak suka ini.
.
.
.
"Hei bukan kah ini kombinasi yang aneh Untuk bertarung di survival mode?"
Claude setuju dengan perkataan Irithel.
Tentu Claude sangat senang ketika disandingan dengan Irithel. Namun bukan kah orang ketiga nya seharus nya adalah Tank-Magic seperti Hylos ataupun Gatot, lalu mengapa malah Asassin-magic yang menjadi orang ketiga nya?
"Dari jadwal ku harus nya aku bertarung bersama Lolita dan juga Odette, mengapa malah bersama Marksman dan Asassin magic?"
"Bisa diam Nona Irithel, kau berisik sekali lihat saja kehebatan Magic Asassin ini" satu satu nya seorang asassin di kelompok tersenyum menyombongkan diri.
"Baiklah mari kita lihat Tuan Magic Asassin siapa yang membunuh musuh paling banyak" yang di jawab senyuman remeh oleh satu satu nya wanita di kelompok.
Cih, Claude benci ini Claude benar benar terlihat seperti orang asing di antara dua orang ini.
Sorang Claude yang biasanya selalu aktif bicara tiba-tiba menjadi pasif, ia bingung harus menyikap bagaimana tentang duo yang ternyata begitu akrab ini. Dan yang paling Claude benci adalah rasa tak enak di hati nya yang selalu timbul kala rekan Asassin nya itu, menggoda wanita idaman Claude.
"Claude dan Dexter juga, ayu kita bersaing"
Sebuah sentuhan lembut di bahu Claude yang di ikuti sebuah suara merdu juga senyuman oleh Irithel terhadap diri nya, membuat hati Claude sedikit membaik
"Tentu kan Dexter" Claude membalas senyuman sang wanita yang begitu menawan di samping nya.
"U..u..a..u" begitupun dengan monyet yang berada di punggung Claude yang tiba-tiba melompat ke arah Irithel tepat ke bagian depan Irithel, kebagian menonjol lumayan yang sedikit terbuka di karenakan model pakaian yang di gunakan Irithel, dan lalu langsung memeluk nya tepat di bagian itu.
"Dexter sialan" sungguh Claude tak menyangka bahwa partner monyet nya ini begitu mesum, hingga mengincar Irithel pada bagian yang bahkan Claude sendiri belum berani berimajinasi kebagian yang menggoda itu.
"Partner mu benar benar pintar ya Claude" suara sedikit berat itu keluar dari pria Asassin di sebelah Irithel, irish coklat nya memancarkan sedikit rasa kesal sama seperti diri Claude.
Sedangkan sang korban dari kemesuman Dexter hanya tediam, oke Claude tahu mungkin Irithel terkejut dan sedetik kemudian rona merah menjalar di pipi putih Irithel.
"Aa sial Irithel imut sekali" dan Claude malah menikmati tontonan gratis yang di berikan Dexter.
.
.
.
.
Pertarungan berakhir.
Dan ajaib nya mereka bertiga mendapat peringkat nomor satu di pertarungan survival ini.
"Kita menang?" Claude membuka suara nya, aneh mengapa kombinasi kelompok tidak jelas seperti ini, bisa menang dalam pertarungan survival.
"Hebat bukan kita bisa menang" Irithel menjawab nya
"Tentu, dan ini pertarungan pertama aku setim dengan mu" Clude tak bisa menyembunyikan kesenangan nya karena melewati satu bettle dengan sang wanita idaman.
"Benar juga dan tembakan mu juga Dexter sungguh hebat" wanita Marksman itu tersenyum tepat ke arah Claude
"Begitupun dengan mu Irithel kau dan Leo luar biasa" Claude tak berbohong dirinya benar benar mengagumi cara bertarung sang Junggle Heart,
Dan Claude juga mengerti...
"Kalian berdua memang hebat, tetapi aku mvp hahaha" ujarsatu lagi pria selain diri Claude, Gusion
"Yaaa kau hebat Gusion" dan lagi lagi Irithel menanggapi
"Ini semua berkat mu jugakan Iri"
"Haha tidak, seperti biasa kau melindungiku tadi"
Yaa Claude mengerti..
Sangat mengerti, bahkan dalam pertarungan tadi Gusion dan Irithel saling melengkapi, pantas saja mereka selalu di sandingkan dalam satu bettle, pantas saja Irithel selalu minim skor death, dan pantas saja Gusion selalu tinggi skor kill, karena Gusion selalu menlindungi Irithel dari Asassin lawan dan Irithel selalu membantu Gusion mengabisi Marksman lawan.
Atau lebih tepat nya mereka saling menjaga.
"Tentu, I will protect you Iri" pria bernama Gusion menepuk pelan kepala Irithel nya
.
.
.
,"tch" sejak kapan Gusion rekan terbaik nya Claude menjadi semenyebalkan ini.
.
.
Apa sebenar nya hubungan antara rekan Asassin nya dengan wanita pencuri hati nya?
.
.
"Hei apa sebenar nya hubungan kalian berdua?" Claude mengatakan nya yaa mengatakan pertanyaan yang sukses membuat dua orang berbeda gender di hadapan nya melongo dan saling bertapan.
"Apa kalian sepasang kekasih?" Claude mengatakan nya lagi Claude sudah jengah melihat ke akraban kedua orang di hadapan nya.
"Ahaha tentu saja bukan" kedua orang itu menjawab hampir bersamaan.
"Lalu apa?" Claude membuka suara nya lagi,
"Haha Irithel hanya partner ku" Gusion menjawab dan Claude tau Gusion sedikit memalingkan tatapan nya.
"kalian tidak mempunyai perasaan spesial?" Claude menatap lekat kedua object di depan manik nya
Irithel yang menunduk dalam dengan sedikit rona merah.
Dan Gusion terlihat gusar untuk menjawab nya.
Bahkan tanpa menunggu jawabanpun Claude mengerti.
Bahwa mereka berda saling...
"Irithel hanya partner ku, tak lebih" akhir nya ucapan itu keluar dari mulut Gusion.
Dan jujur Claude sekiti terkejut mendengar itu.
"Kau yakin tak menyukai nya?" Claude tau raut Irithel yang memancarkan sedikit raut kekecewaan.
"ya..ten..tu" dan hal yang aneh mendengar sang Gusion terbata, "lagi pula apa urusan mu menanyakan hal seperti ini?" Gusion mencekram belati nya, raut kesal begitu kentara di wajah tampan Gusion, seakan siap kapan saja melemparkan belati cahaya ke wajah Claude.
"Tentu urusan ku" Claude tersenyum
"Syukurlah jika kau tak mempunyai perasaan spesial terhadap Irithel"
Gusion menatap tajam ke arah Claude.
"Soalnya Irithel telah mencuri hatiku" Claude memberanikan diri, melihat Gusion dan Irithel yang sama sama terkejut.
"Irithel aku menyukai mu" Claude menghampiri Irithel mencium lembut lengan putih Irithel, yang membuat wanita itu merona malu.
"Claude" wanita bernama Irithel itu masih terkejut dan memanggil nama nya dengan wajah tersipu malu yang begitu aaa...
"Jadi bersiaplah mulai saat ini aku akan berusaha mencuri hati mu Irithel"
Gusion menatap nya sinis. Raut rupawan Gusion terlihat seperti habis terbakar oleh api milik Valir.
"Juga mencuri Irithel mu, menjadi milik ku, Gusion" Claude sengaja membalas tatapan membunuh Gusion ke arah nya.
.
.
.
Gusion memang rekan nya, tapi jika masalah Irithel, Claude tak akan kalah, lagi pula Gusion sendiri kan yang bilang tak menyukai Irithel.
.
.
.
.
Dan ingat Claude adalah seorang pencuri, ia yakin ia pasti mampu mencuri hati Irithel, menghapus seorang Magic-Asassin tampan.
.
.
.
.
.
Fin
Terimakasih beberapa orang tanpa akun yang sering review fanfic ku di fandom ini.
Aku sangat menyukai seorang Irithel:)
.
.
.
Di tulis
12.01.2019
