Disclaimer: Tanpa banyak kata lagi. Kuroshitsuji emang punya Teteh Toboso Yana. Huehuehue.
Warning: Silahkan cari sendiri, deh. Author males jelasin.
Pentingnya sih seperti biasa. Don't like don't read.
Title: C, untuk Cinta
Pair: Sejak kapan author pernah buat Alois x Ciel?
Kali ini, seperti biasa. Author membuat Sebastian x Fem!Ciel.
Genre: Romance. Dong.
Rate: Terlihat jelas dari genrenya, bukan?
Summary: Dan, seluruh pernyataan itu mengkristal menjadi satu kata. Cinta.
*u*
Wanita itu berdiri dari depan cermin. Gaun putihnya berkobar akibat hembusan angin musim gugur. Mata birunya menampakkan perasaan bahagia.
Dia yang ada untukmu …
Ia menatap ayahnya. Pendampingnya. Ia menatap sepupunya dan temannya, yang masing-masing memegang buket mawar putih di tangannya. Meraih buket bunga mawar yang diserahkan pendamping wanita berambut pirang itu dan tersenyum.
Dia yang akan selalu ada di sebelahmu …
Daun-daun maple berguguran. Rerumputan yang penuh dengan guguran daun itu menambah senyumnya. Dengan mantap, ia berjalan pelan bersama ayahnya.
Dia yang akan selalu bersamamu …
Gaun putih panjangnya menggeret dedaunan untuk merasakan betapa bahagia hatinya. Kejadian satu kali seumur hidupnya, kini telah berada di depan matanya.
Dia yang akan selalu menyayangimu …
Dengan berhati-hati, ia menaiki altar. Menatap sang pendeta dan mempelai pria. Menyerahkan buket bunga di tangannya kepada wanita pirang yang berdiri di belakangnya.
"…Saudara, apakah kau bersedia menemaninya dalam keadaan apapun*), walau itu sangat menghalangimu untuk bersamanya?" Pendeta itu, dengan Al-Kitab di tangannya, mencari kesungguhan di mata mempelai prianya.
"Aku bersedia." Mempelai pria berambut hitam itu menatap calon pasangannya dan sang pendeta yakin. Menatapnya dengan kesungguhan.
Dia yang akan selalu mencintaimu …
"Saudari, apakah kau bersedia menemaninya dalam keadaan apapun, walau itu sangat menghalangimu untuk bersamanya?" Lontaran pertanyaan serupa, keluar dari mulut Pendeta tua yang berdiri di tengah altar. Menatap mempelai wanita, mencari keraguan.
"Aku bersedia." Wanita itu. Menjawabnya dengan kesungguhan. Menjawabnya dengan rasa bahagia. Pangkal bibirnya memunculkan lengkungan tipis.
Dia yang akan selalu menjagamu …
"Sebastian Michaelis dan Ciel Phantomhive, kalian kini telah resmi menjadi suami-isteri. Saya persilahkan kepada mempelai pria untuk mencium mempelai wanita*))." Pendeta itu mundur dari hadapan kedua pasangan itu dengan tersenyum. Mempelai pria itu maju satu langkah, mendekatinya. Membuka lapisan kain putih tipis yang menutupi wajah isterinya dan mencium bibirnya, dengan perasaan cinta—bukan, dengan perasaan yang tulus.
Dia yang akan selalu berkorban untukmu …
Kedua cincin perak itu kini berganti menjadi sepasang cincin emas.
Dan, seluruh pernyataan itu mengkristal menjadi satu kata. Cinta.
*u*
Dia yang ada untukmu
Dia yang akan selalu ada di sebelahmu
Dia yang akan selalu bersamamu
Dia yang akan selalu menyayangimu
Dia yang akan selalu mencintaimu
Dia yang akan selalu menjagamu
Dia yang akan selalu berkorban untukmu
Dia,
Yang hanya memiliki satu alasan untuk melakukan semua hal itu.
Dia,
Yang hanya memiliki satu perasaan untuk melakukan semua hal itu.
Dia,
Yang memiliki jutaan lontaran kata yang mengkristal menjadi patahan kata berarti.
Dia,
Yang mencintaimu.
Dia,
Yang menyayangimu.
Dia,
Yang akan selalu membahayakan jiwanya untukmu.
Dia,
Yang akan menyelamatkanmu jika kau berada di jurang bahaya.
Dia,
Yang akan menjagamu saat kau jatuh sakit.
Dia,
Yang akan membahagiakanmu walau kau tidak memintanya.
Dia,
Yang akan selalu mencintaimu, menyayangimu, menjagamu.
Dan itu hanyalah dia.
C, untuk Cinta.
*u*
*) Berhubung author gak dateng ke nikahan saudara yang ada di Surabaya akibat tiket pesawat yang udah disabet Ayahnya author, author nggak tahu apa yang dibilangin itu. Huehehehe. Atau malah gak ada perkataan gitu dari Pendeta? Whew. Ada yang bisa jelaskan?
*)) Di film 27 Dresses si Pendetanya bilang gitu soalnya. Hehe.
*u*
Puas? Author buat fic oneshot pendek. Lagi. Kurang puas? RASAKEUN IEU TAH! *tunjuktunjuk kepalan tangan
Hmmmffft. Ada yang percaya author mikirin ini waktu guru lagi ngejelasin pelajaran sambil mutermuterin pulpen?
Kayaknya nggak ya. Pfft. Ya sudahlah.
Silahkan baca. Silahkan review. Silahkan flame. Silahkan fave.
Oh ya, maaf ya kalau latarnya nggak jelas. :)
Arleena Lauren.
(Note: Bagi yang nungguin apdet Loving Each Other tambah Tiga Kata Saja, author minta waktu istirahat apdet dulu ya.)
