The Club – Where It Starts
Cast :
- Kim Jong In
- Oh Se Hun
- Kim Tae Oh
- Krystal Jung ( Soo Jung Jung )
- Byun Baekhyun
- Kevin Wu
- Park Chanyeol
Matahari hampir terbenam sepenuhnya , tinggal menyisakan semburat jingga tipis di antara kepulan awan ungu kehitaman yang siap menyambut malam . Disaat kebanyakan orang sudah kembali dari kegiatan dan pekerjaan mereka , pria satu ini malah baru akan memulai pekerjaannya .
Oh Se Hun , nama pria keturunan Korea – Jepang itu, Ia akan bekerja di sebuah klub malam . Umurnya baru akan menginjak 18 tahun dibulan april nanti , sekitar 2 setengah bulan dari sekarang . Sejujurnya , Bekerja di klub malam bukanlah keinginannya , melainkan sebuah keharusan yang ia jalani untuk memenuhi kebutuhan sehari – harinya sebagai mahasiswa yatim piatu . Meski tak suka, ia sudah menjalani pekerjaan ini hampir 2 setengah tahun, kurang lebih . Ayah ibunya meninggal tepat sehari setelah wisuda kelulusan sekolah menengah atasnya , sekitar 1,5 tahun lalu . Dan ya , ia sudah bekerja diam diam di klub ini hampir setengah tahun sebelum orang tuanya meninggal dunia .
" Baby Hunnie , bukankah kau ada shift pagi setelah shift malam, malam ini ? " Tanya Baekhyun , seniornya yang berkebangsaan korea di kuliah sekaligus teman satu apartemennya , atau lebih tepatnya Sehun lah yang di beri tumpangan apartemen gratis oleh Baekhyun . Sebenarnya hal ini bukanlah tanpa alasan , berhubung Baekhyun orangnya ceroboh dan teledor , bibi pengantar Cateringnya menyarankannya untuk memberikan sewaan kepada Sehun yang kebetulan juga sering membantu mengantar Catering .
" Iya hyung ( 형=panggilan untuk kakak laki 2 ) , Hun ada shift pagi setelah shift malam ini dan baru akan pulang besok siang jadi sepertinya Hun akan makan diluar saja . Jadi hyung tak perlu menyiapkan makan siang untuk Hun " Sehun menjawab sambil mengenakan pakaian kerjanya . Sebuah kemeja putih tipis berlengan panjang dilengkapi dengan rompi potongan sebahu bermotif garis vertikal hitam putih dan Celana bahan potongan se lutut dengan motif dan bahan yang sama , membuat kulit putih porselennya terkeskpos dengan sempurna .
"Hyung tidak percaya padamu , kau itu kan malas sekali makan . Dan lagi, makan di luar hanya akan membuang – buang uang mu Baby Hunnie . Hyung akan minta Bibi Hwang untuk mengantarkan sarapan untukmu besok pagi . Arraseo (알았어 = mengerti / oke )?" Sehun mendengus kecil sambil memajukan sedikit bibirnya mendengar jawaban itu.
Ia biasa di panggil Sehun , Albino atau Baekgu oleh yang lain .Kecuali untuk Baekhyun , ia di panggil Baby Hunnie atau sekedar Hunnie olehnya .
Oh ayolah , ia bukan lagi anak playgroup yang harus selalu diingatkan untuk sarapan dan makan siang lagi , bahkan mungkin anak playgroup saja tahu kapan mereka lapar dan akan meminta makan .
Baekhyun hanya terkikik geli melihat reaksi lucu Sehun dan sempat mencubit pelan pipi Sehun karena gemas . Setelah berkutat cukup lama dengan pakaian kerjanya akhirnya Sehun telah siap dan waktu bekerjanya yang melelahkan akan segera dimulai .
" Hyung,Hun pergi dulu, jangan biarkan siapa pun masuk kecuali pacar hyung itu . oke ?" Sehun selalu berpesan itu sebelum pergi . seperti yang di jelaskan sebelumnya , ini karena Baekhyun adalah orang yang sangat teledor . Ia bahkan pernah membukakan pintu untuk seorang pencuri yang ia kira temanlamanya , meskipun selamat, tak sedikit barangnya yang raib di curi walaupun sebenarnya Baekhyun tak terlalu ambil pusing soal itu .
" Hyung mengerti Baby Hunnie . Hati – hati di jalan .pai - pai " . Baekhyun melambaikan sebelah tangannya sembari menutup pintu perlahan .Itulah jawaban terakhir yang didengar Sehun sesaat sebelum ia meninggalkan pintu apartemen dan berjalan menuju lift .Setidaknya ia bisa merasa tenang sekarang setelah mendengar pintu apartemen dikunci oleh Baekhyun .
Tempat kerja Sehun tak begitu jauh dari apartemen Baekhyun , hanya sekitar 30 menit dengan berjalan kaki . Walaupun akan lebih cepat jika menggunakan kereta bawah tanah atau bus malam tapi Sehun lebih memilih berjalan kaki untuk sekedar olahraga sambil menikmati angin malam .Klise yang selalu di katakannya pada orang yang akan bertanya alasan dirinya berjalan kaki ,dimana alasan tepatnya adalah untuk menghemat ongkos .
Hanya saja, sepertinya cuaca malam ini sedikit lebih dingin dari itu berhasil membuatnya menggigil kedinginan. Tapi syukurlah , ia hanya perlu melewati satu belokan dan satu gang lagi untuk sampai di bar tempat kerjanya .
'CKLEK 'Sehun membuka pintu kayu lusuh sebuah gedung yang belum selesai pengerjaannya . Ia memasuki ruangan yang kumuh dan kosong itu, yang hanya berisi sekumpulan pentung rokok , botol alkohol , bekas pengaman dan hal lain yang umum ditemukan disini .
Tunggu sebentar , ini bukanlah ruang utama barnya , ini hanya pintu rahasia menuju bar . Ada sebuah tangga bawah tanah di ujung ruangan ini , dan kini Sehun berjalan kearahnya sambil menutup hidungnya . Baunya sangat menyengat dan Sehun selalu tak tahan dengan aromanya . Sekedar info , hanya para karyawan yang mengetahui pintu rahasia ini .
Sehun sampai , di tempat kotor ini, lagi, untuk yang kesekian kalinya . Pekerjaannya hanyalah sebagai pelayan disini .Walaupun ia juga ditawari bekerja di bagian pijat dan pelayanan lainnya, tapi ia menolaknya mentah - mentah .
Sehun hanya perlu memasang senyum palsu dan menawarkan minuman kepada setiap orang atau hanya sekedar mengantar pesanan. Terkadang ia juga harus mengantar mereka ke ruang atas , ruang penginapan . Dan tak jarang ia mendapat pelecehan dan rasanya ia sudah sangat kebal akan hal itu .
" Sehun - ah kemarilah , ada banyak pelanggan malam ini " Sunny , bos Sehun . Dia orang yang sangat cantik tapi sikapnya tak jauh lebih dari seorang jalang .Sebenarnya Sunny dulunya adalah seorang penyanyi dan sempat terkenal beberapa tahun belakangan . Namun, tak lama ini popularitasnya menurun akibat gossip dirinya tidur dengan anggota dewan yang membuatnya di hujat dan kini memilih untuk bekerja di bar ini .
" Anda memanggil saya Nona Sunny ? adakah yang bisa saya bantu kerjakan ? " Sehun menghampirinya dengan tetap tersenyum , seperti biasa .
" Sepertinya kita kedatangan tamu spesial Sehun - ah , kau segeralah hampiri mereka dan berikan pelayanan terbaik yang kau bisa " . Sunny melipat tangannya di dada ,hal yang biasa ia lakukan ketika berbicara dengan semua karyawan disini .
" Dan lagi , sepertinya kau harus mulai belajar pelayanan lebih untuk menarik pelanggan yang lebih banyak lagi , siapa tau dengan begitu kau bisa menjadi karyawan teladan dan aku bisa menaikkan gajimu 2 atau 3 kali lipat , mungkin " sambungnya dan segera berjalan menuju ruang pribadi miliknya . Sehun bisa melihat senyum liciknya sebelum ia pergi dan memasuki ruangan tersebut .
Cih , omong kosong macam apa itu , bahkan lolongan anjing akan jauh lebih terdengar bagus ketimbang perkataan wanita jalang itu . ' lebih baik aku bergegas sebelum ada masalah lain yang muncul ' itulah yang kini berada di benak Sehun . Ia berjalan kearah meja bartender dan mengambil beberapa botol Sake yang tersurun apik dalam ember kecil berisi es yang terbaris disana .
" Bukankah itu jenis sake yang jarang di pesan Sehun - chan ? " tanya Kevin , ia salah satu bartender yang cukup terkenal disini . Tampangnya memang lumayan , ditambah dengan gayanya yang selalu modis dan rambutnya yang di cat silver dan diikat satu kebelakang membuatnya terlihat seperti pria pemeran utama di manga shouju. Tak heran banyak wanita yang tergila – gila oleh pesonanya .
" Entahlah , Sunny menyuruhku menawari mereka sake ini . dia bilang orang orang kalangan mereka menyukai jenis sake ini " Sehun menjawab tanpa berpaling kearahnya .
" Kalangan mereka ? " Kevin kemudian melirik kearah meja yang baru diisi kemudian ia mengangguk kecil .
" Oh , komplotan berdarah dingin itu ya " Kevin pun menjawab dengan cara yang sama . Sehun hanya mengangguk dan segera bersiap untuk menjamu tamu – tamu itu . Baru setengah langkah berjalan , tiba – tiba sebuah tangan besar menarik kerahnya pelan . Sehun tersentak , sedikit tertarik mundur dan hampir menjatuhkan botol botol sake dalam ember ditangannya . Kesal , Sehun baru ingin memaki pemilik tangan itu ketika ia merasakan hembusan nafas Kevin berderu kasar menjalar di sepanjang tengkuknya .
"oh ya Hun – Chan ~ , kudengar orang – orang dari kalangan mereka itu suka menyewa pelayan loh , apalagi pelayan manis sepertimu, dan lagi meraka bisa menjadikanmu simpanan mereka . apa nyalimu sudah siap hm ? " Kevin berbisik dengan nada mengejek dan kerlingan sebelah matanya, ingin rasanya Sehun menghantam wajah sok cool nya itu dengan ember di tangannya . Dia tak jauh beda dari Sunny , sama – sama omong kosong , sama – sama mesum . Walau Kevin lebih baik dari Sunny dalam beberapa hal .
Sehun sama sekali tak mengubris perkataan Kevin dan berjalan dengan santai kearah meja bundar itu , yang ternyata hanya ada 3 orang disana . Sehun menyusun gelas - gelas di tengah meja dan berdiri tepat di sebelah salah satu dari mereka , menunggu perintah .
Mereka terlihat sangat serius dengan topik yang sedang di bicarakan sampai secara tak sadar Sehun melamun sambil memandangi mereka .
" Hei Kau , tuangkan untukku " . Seorang pria berkulit pucat di sebelah Sehun berucap dengan nada dingin . Sehun tersentak dan dengan gelagapan ia membuka botol sake tersebut dan segera menuangkannya ke dalam gelas di depan pria tadi tanpa melihat wajahnya . Setelahnya, Sehun kembali ke posisi awal , bersiap jika ada seseorang yang meminta lagi atau menyuruhnya yang lain. Sedang pria yang menyuruhnya tadi mencuri pandang beberapa kali kearah Sehun sambil meneguk sake nya perlahan . Ia tak henti – hentinya memperhatikan gerak – gerik Sehun yang berdiri terpaku di sebelahnya, tatapan matanya begitu dalam dan sulit untuk di artikan .
" Boleh aku minta sedikit ? " tak lama , kali ini seorang pria paruh baya yang duduk di seberang Sehun mengangkat gelasnya sambil tersenyum ramah . Sebuah papan nama bertuliskan Do Seung Yeon tersemat rapi di jas armaninya. Sehun ikut tersenyum dan berjalan kearah pria tersebut dan menuangkan sake untuknya .
Ia meneguk sake itu beberapa kali dan mengecapkan lidahnya , menikmati sisa rasa kelat di akhir .
"Terima kasih " Pria itu tersenyum , lagi . Begitupun Sehun , setiap senyuman pelanggan yang puas atas pelayananannya membuatnya turut senang dan tersenyum . Namun, Belum sempat Sehun beranjak dari tempatnya , sebuah tangan sudah melingkar di pinggul kecilnya .
Sontak matanya mengarah ke pemilik tangan kekar berbalut jas satin itu , yang ternyata itu tangan salah satu rekan kedua pria tadi . Dengan risih Sehun menepis pelan tangan tersebut, menarik keluar tubuhnya paksa dan berpindah ke sisi lain pria paruh baya yang di tuanginya sake tadi . Ini bukan hal yang tabu atau aneh lagi bagi Sehun, bukan juga pertama kalinya ia mendapat perlakuan seperti ini, resiko inilah yang harus ditempuhnya, hampir setiap hari. Namun ,tidak berarti ia terima terus - terus di perlakukan begitu bukan ? .
" Hei hei kenapa ? Jangan terlalu jual mahal , aku bisa membayarmu 10 kali lipat dari gajimu disini hanya untuk satu malam . tenang saja oke " dengan angkuh pria yang tadi memeluk Sehun itu berbicara sambil menaikkan kedua alisnya , seolah menawarkan harga yang cocok untuk membayar Sehun.
Sehun tak bergeming sedikitpun , bahkan ia juga tidak mengindahkan perkataan pria yang dianggapnya cabul itu . Sehun hanya tersenyum dan berusaha tetap bersikap tenang.
" Mohon maaf tuan , bukannya tidak sopan , tapi saya disini hanya bekerja sebagai pelayan saja .Saya bisa memanggilkan bos saya jika tuan ingin menyewa beberapa wani -"
Kalimat yang baru akan keluar itu tertarik kembali ketika tiba – tiba pria tak sopan tadi berdiri dan memegang dagu Sehun paksa , ia mendekatkan wajahnya perlahan . Menghiraukan seseorang disana yang menatapnya dengan tatapan tajam seolah ingin membunuh.
"Kau barusan bilang kau adalah seorang pelayan bukan ? bukankah itu berarti kau juga harus melayaniku ? bukannya aku tak ingin dengan wanita, hanya saja sepertinya tak ada salahnya untuk mencicipi pelayan manis sepertimu " Pria itu berbicara dengan sangat angkuh, dan membuat Sehun kesal.
Dengan sekuat tenaga, Sehun menginjak kaki berbalut pantopel itu dengan sneakers miliknya . Sontak, pria tadi mengaduh sakit sambil melompat kecil, mengangkat sebelah kakinya .
Ia sempat berteriak nyaring dan mengundang kehadiran Sunny yang datang dengan wajah murkanya.
" Ada ribut – ribut apa ini ? " wanita itu datang dan bertanya dengan sinis sambil berkacak pinggang . Sedang pria yang menurut Sehun "cabul" tadi langsung berdiri dan berusaha bersikap setenang mungkin , meskipun ekspresi kesakitan tetap tak bisa ia sembunyikan .
ia melangkah sedikit dan berdiri tepat dihadapan Sunny . Ia merogoh saku jasnya dan mengeluarkan sebuah kartu nama ,tinta emas bertuliskan Tatsuki Yama tertera disana .
" Aku tak suka basa – basi , langsung ke intinya saja , singkatnya aku ingin menyewa pelayanmu yang satu ini " . Ia melirik Sehun dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Sunny terdiam beberapa saat dan kemudian melipat tangannya , ia sedikit menimbang – nimbang tawaran pria di depannya.
" Bukannya aku tak mau menyewakannya , hanya saja sepertinya bayarannya akan sangat mahal untuk yang satu ini tuan , ia adalah barang yang sangat bagus dan juga sepertinya ini pertama kali untuknya . benar begitu Sehun – ah ?" .
" Wow , jackpot , sepertinya aku sangat beruntung hari ini . aku akan bayar berapapun , kau hanya perlu bilang berapa yang kubutuhkan untuk menyewanya " Pria bernama Tatsu itu tampak sangat senang , ia menaikkan sebelah bibirnya dan memunculkan seringai bak pria mesum kebanyakan .
Ketika transaksi singkat itu sedang berlangsung, sebuah umpatan "sial " meluncur kasar dari mulut Sehun ,emosinya memuncak , ia membanting botol sake ditangannya " Apa kau yakin aku barang yang sebagus itu Sunny - ah ?"
" Sehun, kau bilang apa barusan ? . Lancang sekali ucapanmu barusan . Kau menolak tawaran sebagus ini ?kau bisa mendapatkan setengahnya . Disini aku yang berkuasa . Dengan kata lain aku yang menentukan semuanya . Perlu kau ingat , dengan kau menanda tangani surat persetujuan penerimaan kerja, berarti kau menjadi hak milikku . Tapi jika kau tidak mau , aku bisa melapo - "
" Kenapa tidak kau saja yang melayaninya Sungkyung – nim ? " . Sunny tediam dan menoleh kearah sumber suara itu . Matanya langsung membelalak . Sunny kemudian berjalan ke arah sumber suara, lalu membungkuk dalam tepat di depan pria itu dan memohon maaf .
" Pergilah " . Tegas pria itu . Buru – buru Sunny meninggalkan suasana mencekam itu untuk kembali ke kantornya tanpa sepatah kata pun .
" Hei Tatsuya , Enyahlah " . Pria itu menarik pelatuk pistol yang diarahkannya ke kepala Tatsu . Dan dengan sekali tembakan tubuh Tatsu langsung menjadi mayat yang kini terbaring bersimbah darah di kaki Sehun .
" Dan kau ", Pria itu menoleh kearah Sehun yang terpaku dengan tubuh bergetar sedari tadi . Sehun mengangkat kepalanya dan langsung bertemu pandang dengan pria tersebut ." ikutlah denganku , pelayanku akan menunggumu di belakang "
Sehun langsung mengangguk . Ia terlalu takut untuk menolak .
" Sayang , bukankah kau terlalu kejam ? . Kau bias membuat Sehun trauma bodoh . Dia itu masih anak – anak ! . Awas saja terjadi apa – apa dengannya , aku yang akan membunuhmu " . Ucap pria di sebrang telepon .
Pria itu sedikit menjauhkan ponsel dari kupingnya mendengar amukan dari sang pacar, dan ia langsung mematikan panggilan begitu pacarnya berhenti bicara untuk mempersingkat waktu .
" Kau semakin imut saja kalau sedang marah . Aku jadi tak tahan " . Pria berjas hitam itu memasukkan ponselnya ke saku dan kemudian berjalan sambil tersenyum tipis kearah parkiran mobilnya .
To Be Continued
