Disclaimer: Vocaloid © Yamaha; Kaito, Hatsune Miku, Megurine Luka © Crypton Inc; Gackpoid © Internet Co.

=x=

Prompt Used:

# Imagine your OTP cuddling in each other arms in a hospital, person B minutes away from death. Both of them smiling and enjoying the last minutes of being together.

# Imagine your OTP dying and promises to meet again on the next life. Finally they reincarnated and falling in love on their next live.

=x=

Pairing: GakupoXKaito (GakuKai)

Rate: T

Genre: Angst-Romance-Hurt/Comfort

=x=

Recommended Song(s): (play it when read this)

Kaito – Proof of Life

Gakupo V3 (Whisper) & Kaito V3 (Whisper) – Magnet (Music Box Ver)

=x=

1st Challenge

"Beautiful yet Sad Memories"

=x=

Tahun 2008

Kamui Gakupo, siapa yang tidak kenal dia? Pemuda berusia 24 tahun yang merupakan penyanyi terkenal. Suara emasnya mampu membuat hati pendengarnya tentram. Wajahnya tampan dengan garis wajah tegas dan surai ungunya yang membingkai wajahnya. Jangan lupakan iris zamrudnya yang tajam bagaikan mata elang.

Jika kenal Gakupo Kamui, maka sudah dipastikan mengenal sahabat duetnya, Kaito Shion. Seorang pemuda pemalu berusia 22 tahun. Rambutnya berwarna biru asli dengan iris sapphire yang indah. Ia sering dianggap sebagai perempuan oleh para fans gara-gara kecantikan wajahnya, padahal ia adalah laki-laki murni. Tapi kini ia adalah sahabat merangkap kekasih Gakupo Kamui. Mereka berdua adalah pasangan yang sangat serasi.

Walaupun banyak rintangan yang menghadang, walaupun banyak gangguan dalam hubungan mereka, mereka tetap bertahan. Mereka menunjukkan pada dunia bahwa kekuatan cinta mereka tidak terbatas. Mereka bahkan merilis sebuah cover berjudul 'Magnet' yang dipopulerkan oleh kedua sahabatnya, Miku Hatsune dan Megurine Luka. Lagu tersebut kini menjadi hits di kalangan masyarakat karena makna yang dalam.

Tapi tahukah fans kalau Kaito menderita penyakit yang mematikan…?

=xxx=

Seorang pemuda berambut ungu panjang berjalan memasuki lorong sebuah rumah sakit. Bau disinfektan menguar dari berbagai sudut, tapi pemuda itu tampak terbiasa akan bau menyengat ini. Ia sudah terlalu sering bolak-balik rumah sakit. Jadilah ia terbiasa.

Tangannya memegang sebuket mawar biru langka kesukaan kekasihnya. Ya, Kaito sangat menyukai mawar biru. Lebih tepatnya segala yang berwarna biru. Gakupo tersenyum tipis ketika mengingat masa lalu, dimana Kaito membuatkan cokelat valentine berwarna biru untuknya.

Ingatan itu kemudian berganti, menjadi saat dimana ia membelikan Kaito sebuah scarf biru yang kini menjadi trademark pemuda manis itu. Kaito terlihat sangat bahagia dan berjanji tidak akan melepaskannya sampai kapanpun. Gakupo kembali tersenyum mengingat kejadian itu.

Langkahnya terhenti, ia tiba di sebuah ruangan dengan harum mawar yang semerbak. Ia menghela napas dan berusaha memasang senyum terbaiknya, kemudian membuka pintu itu.

"Kaito… aku kembali…" ujar pemuda berambut ungu itu. Ia berjalan ke arah sosok yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Ia mengenakan masker oksigen dan di lengan kanannya tertanam sebuah selang infus. Berbagai peralatan kedokteran berada di sisinya, seakan untuk memantau kehidupannya yang hanya tersisa sebentar.

Sosok itu menoleh, sebuah senyum tipis disunggingkannya, "…Gakkun…"

Gakupo tersenyum, ia meletakkan sebuket bunga mawar itu di sisi kekasihnya. Tangannya bergerak untuk menggenggam jemari kurus Kaito. Ia sangat rindu ketika kekasihnya memanggilnya dengan nama kesayangannya.

Ya, sosok yang terbaring itu adalah Kaito Shion. Seorang penyanyi yang sampai tiga bulan lalu adalah bintang besar di Jepang. Seorang yang sehat dengan suara merdu yang mampu menentramkan jiwa pendengarnya. Tapi kini ia sangatlah berbeda, wajahnya tirus, kulitnya pucat, rona merah di pipinya menghilang, dan sinar kehidupan di matanya redup. Gakupo ingin menangis melihat keadaan menyedihkan kekasihnya.

"Mawar biru…? Terima kasih Gakkun…" ujarnya berusaha riang. Gakupo pun berusaha tersenyum. Ia menggenggam jemari kekasihnya dengan erat. Seakan tidak ingin melepaskannya.

"Sama-sama Kaito… cepatlah sembuh, biar kita bisa makan es krim kesukaanmu lagi," ujar Gakupo dengan senyum lembutnya. Kaito tertawa kecil. Kaito memang penggemar berat es krim.

"Ya, aku menantikan saat dimana aku dapat keluar dari sini," Kaito tertawa lemah. Ia ingin segera keluar dari sini, begitupun Gakupo. Ia ingin agar Kaito keluar dari sini. Walaupun mereka tahu… penyakit Kaito tidak akan sembuh…

"Bagaimana perasaanmu Kaito?" ujar Gakupo. Ibu jarinya membelai punggung tangan kekasihnya dengan lembut. Kaito hanya diam, tangannya yang bebas membelai kelopak mawar itu.

"Hei Gakkun, menyanyilah bersamaku," ujarnya tiba-tiba, ia mengabaikan pertanyaan kekasihnya, "Magnet… aku merindukannya," ujarnya lagi. Senyum tabah tercetak di bibirnya yang pucat.

"Kenapa…?" tanya Gakupo takut. Kaito menggeleng dengan senyum lembutnya. Gakupo terdiam, kemudian mengangguk. Ia duduk di pinggir kasur pemuda itu.

"Gakkun… aku ingin duduk. Aku ingin bernyanyi bersamamu, dipelukanmu, sama seperti video klip kita…" ujar Kaito lagi. Sungguh Gakupo ingin menangis melihat ketidak-mampuan kekasihnya untuk bangkit sendiri. Dengan lembut dan hati-hati, Gakupo mendudukkan kekasihnya dan membuatnya bersandar di bahu bidangnya. Mereka menghadap jendela yang menampilkan pemandangan langit malam dengan bintang-bintang bertaburan dan bulan yang bersinar terang.

Kaito bersandar di bahu kekasihnya dengan nyaman. Matanya terarah pada bintang-bintang di luar sana, "lihat…" ujarnya, ia menunjuk sebuah bintang yang berwarna kebiruan, "bintangnya cantik yah…"

Gakupo mengangguk pelan, jemarinya masih menggenggam jemari kurus kekasihnya.

"Gakkun, percaya tidak kalau orang mati itu akan menjadi bintang di langit?" tanya Kaito. Ia menatap sepasang manik zamrud Gakupo dengan manik sapphire besar miliknya, "kalau aku, aku ingin jadi bintang yang tadi~"

Gakupo diam, ia tahu. Sebentar lagi… sebentar lagi… ia melingkarkan tangannya ke pinggang pemuda itu sehingga membuat keduanya bertambah dekat.

Kaito tertawa kecil ketika menyadari gerakan kekasihnya, "Gakkun, ini tidak seperti aku akan meninggalkanmu kok," tawa itu terhenti, berubah menjadi senyuman, "jika aku meninggalkanmu, aku janji. Aku janji kita akan bertemu lagi di kehidupan yang berikutnya."

"Baiklah, kupegang janjimu itu," ujar Gakupo dengan senyum tabah. Kaito tersenyum hangat padanya dan mulai menyanyikan lagu Magnet dengan suara lembutnya. Kemudian Gakupo ikut menyanyikan lagu yang menjadi saksi bisu kisah cinta mereka.

Keduanya bernyanyi dengan keselarasan harmoni yang indah, suara Gakupo bercampur dengan suara Kaito. Keduanya menyanyi dengan sepenuh hati dan jari mereka bertaut semakin erat.

"Yoake ga kuru to fuan de

Naite shimau watashi ni…" Gakupo menyanyikan bagiannya. Tanpa ia sadari, air matanya menetes. Ia sangat merindukan suara Kaito. Dan setelah tiga bulan, akhirnya ia dapat mendengarnya kembali.

"Daijoubu to sasayaita anata mo…

Naite ita no…?" dibawanya jemarinya untuk menghapus lelehan air mata kekasihnya. Gakupo menyadari bahwa air matanya sudah tidak bisa ditahan lagi. Dibiarkannya air matanya mengalir deras menuruni pipinya.

"Gakkun… kenapa… menangis?" tanya Kaito kepayahan. Ia terlihat sulit bernapas. Gakupo hanya menggeleng. Gakupo sempat membaringkan kekasihnya kembali, tapi ditolak. Akhirnya Ia mengeratkan tautan jemarinya dan kembali bernyanyi.

"Dakiyosete hoshii tashikamete hoshii

Machigai nado nai n da to omowasete

Kisu o shite nurikaete hoshii

Miwaku no toki ni yoishire oboretai"

"Hikiyosete magunetto no you ni-… "

"Gakkun… Aishite-…ru…"

Gakupo tersentak. Kaito yang ada di pelukannya menutup matanya dan berhenti bernyanyi, bibirnya membentuk senyuman yang damai. Ia seakan tertidur dibandingkan dengan kenyataan bahwa alat pendeteksi denyut jantung membuat garis panjang bersamaan dengan bunyi nyaring.

Air mata Gakupo kembali mengalir. Dipeluknya tubuh lemas kekasihnya yang kini sudah tidak bernyawa lagi. Diciumnya kening pemuda berambut biru itu dengan sayang dan disematkannya setangkai mawar biru tanpa duri di surai biru kekasihnya. Dibisikkannya ke telinganya dengan lembut.

"Aishiteru…"

=xxx=

Tahun 21xx, tahun dimana para penyanyi virtual berkembang. Tahun dimana kehidupan manusia tidak jauh-jauh dari teknologi. Dan merupakan tahun seorang penyanyi virtual bernama Gackpoid dilahirkan.

Pemuda yang tampak seperti berusia 20-an itu membuka matanya di sebuah laboratorium. Kemudian seseorang yang merupakan penciptanya (yang kini ia sebut master) memberikannya pakaian dan memintanya menyanyi. Entah karena sistem yang diciptakan master atau memang instingnya, ia menyanyikan lagu 'magnet' yang bahkan lirik lagunya saja belum diinput oleh master. Master terlihat terkejut.

"Kau adalah vocaloid kedua yang menyanyikan lagu ini ketika pertama kali menyanyi," ujar master sambil menepuk bahu Gackpoid. Gackpoid terlihat bingung.

"Siapa yang pertama?"

Master tersenyum. Baru saja ia akan membuka mulutnya, seorang pemuda yang mengenakan coat biru-putih dan syal biru berlari memasuki ruangan. Tangan kirinya memegang sebuah es krim.

"Master~! Inikah vocaloid baru itu?" ujarnya riang. Iris sapphire-nya menatap Gackpoid dari atas ke bawah. Gackpoid merasakan memorinya tergali lagi. Ia seakan mengingat pemuda ini.

Master mengangguk, "Gackpoid, ini KAITO. Vocaloid pertama yang kuciptakan. Dialah yang pertama menyanyikan 'magnet' ketika membuka matanya, sama sepertimu," ujar master. KAITO menatap Gackpoid dengan tatapan meneliti.

"Sepertinya aku mengenalmu, tapi dimana ya?" ujarnya bingung. Ia menjilat es krim yang dipegangnya. Gackpoid tertawa.

"Aku juga seperti pernah mengenalmu," ujar Gackpoid. Disambut oleh iris biru KAITO yang membulat. KAITO kemudian melompat-lompat sambil menunjuk Gackpoid.

"Master! Dia! Ini suara yang terus mengucapkan 'Aishiteru…' setiap aku tidur! Dia orangnya!" ujar KAITO riang. Ia kemudian memeluk lengan Gackpoid, "ternyata kau yah~"

Gackpoid terlihat bingung, tapi ia tidak protes karena ia juga tidak merasa kalau ia tidak mengucapkan hal itu. Selama ia masih dalam tidur panjangnya, ia seakan mendengar suara seorang pemuda menyanyikan lagu 'magnet' dengan lembut. Dan suara pemuda itu persis seperti suara KAITO.

"Wah wah… kalian cepat sekali akrab. Mungkinkah kalian pernah bertemu di kehidupan kalian yang dulu? Atau jangan-jangan kalian adalah sepasang kekasih di kehidupan sebelumnya?" master tertawa. Disambut tawa keduanya.

"Kuperhatikan suara kalian sangatlah selaras jika disatukan. Bagaimana jika kalian menjadi pasangan duet saja? Untuk selamanya?" ujar master riang. KAITO terlihat sangat setuju, Gackpoid juga. Akhirnya master meminta agar KAITO menemani Gackpoid selama masa-masa kehidupan barunya.

Mereka berdua pun keluar dari laboratorium dan berjalan menuju mansion mereka. Keduanya tampak sangat akrab walaupun ini baru pertama kalinya Gackpoid bertemu dengan KAITO.

"Hei, apakah kamu punya nama panggilan? Bukan nama dari master lho…" tanya si rambut biru. Gackpoid terlihat terkejut mendengarnya, tapi kemudian ia mengutarakan namanya.

"Gakupo, Gakupo Kamui," ujarnya, "bagaimana dengan dirimu?"

KAITO tersenyum lebar, "Kaito Shion! Panggil saja aku Kaito~" seru Kaito dengan senyum manis.

Gakupo melemparkan pandangannya ke arah matahari terbenam, "aku dapat merasakan bahwa kita akan menjadi pasangan duet yang luar biasa…" sebuah senyum tipis muncul di bibirnya. Kaito terlihat bingung.

"Dan aku yakin… hubungan kita akan melebihi jenjang persahabatan…" Gakupo tersenyum pada Kaito. Pipi pemuda di sisinya itu kini memerah. Ia berusaha untuk menyembunyikan wajahnya di balik syal birunya.

"K-Kenapa kau berkata seperti itu…?" tanya pemuda pemalu itu. Gakupo tertawa kecil. Dalam hati ia menjawab pertanyaan pemuda itu.

"Bahkan kau menepati janjimu untuk tetap memakai syal itu~" ujar Gakupo lagi. Kaito semakin bingung. Gakupo tertawa melihat ekspresi vocaloid generasi pertama itu.

"Sudahlah, ayo kita pulang~" ujar Gakupo riang. Disambut dengan tawa Kaito yang menggenggam jemarinya.

Because I remember my past life…

Because I know you…

Because I will fulfill our promise…

Now we will not be separated anymore right?

=END=

A/N:

Aaa-… apaan ini… #plak.

Maafkan Hika yang lagi-lagi gagal bikin Angst! QAQ Hika itu emang gak bakat bikin Angst, ini juga cuma modal nekat, playlist, sama prompt nyolong dari tumblr… #duk.

H-Hika itu gak akan pernah bisa bikin angst—orang pas bikin yang ini aja Hika ikutan nangis—author macam apa itu? #ditabok.

Udah ah… pokoknya ini fail banget… lagian endingnya juga maksa… #dicemplungin.

Oh ya, Hika berniat buat bikin ini jadi berchapter-chapter dengan tema dan prompt yang beda dan tiap chapter memuat oneshoot~ settingnya juga beda~ pokoknya stay tune aja ya~ yang mau request tema cerita juga boleh~ monggo~

Udah ah Hika malu- #plak

Sign,

HiShou~

2 of 16 prompts finished…