©Disclaimer: Eyeshield 21 by Riichiro Inagaki &Yusuke Murata
Pair : HiruMamo XDD
Warning : OOC, typo(s), gaje, gak jelas dan lain-lain XDD *harap maklum/dooor*
A/N : FanFic ketiga saya disini ^^ dan sejujurnya ini sudah pernah ter-publish karena ketidak sengajaan *lol* very very short story and abal FanFic for this fandom #plakkk# I hope you're enjoy minna~
If you want, review please hehehhe sankyu XD untuk judulnya abaikan saja =DDD
Musim dingin tak terasa datang begitu cepat. Tahun telah berganti dan lembaran barupun kini mulai tertorehkan tinta kehidupan yang dibalik semua itu masa lalu tak dapat dilupakan begitu saja karena masa lalu adalah sebuah batu loncatan untuk mencapai hari ini.
"Aku mencintaimu."
"Bodoh, apa kau fikir aku akan percaya?"
"Aku tak membutuhkan kepercayaanmu dan balsan untuk cintaku karena yang kubutuhkan saat ini hanyalah telingamu untuk mendengar kata demi kata yang akan ku ucapkan."
"Bodoh, benar-benar bodoh."
"Ya, aku memang bodoh karena telah mencintaimu Hiruma."
"Dan mungkin aku terlalu bodoh karena lebih mencintaimu manager sialan."
.
.
.
Today.
Hari ini tak sama dengan kemarin dan segalanya berubah setelah senja berakhir dan dimulai saat matahari nampak di ufuk timurr. Hari ini indah, begitu indah jika harus terlukiskan di atas sebuah kanvas putih. Dan selagi bisa semua orang pasti ingin merasakan moment indah ini. Sebuah cerita indah dibawah salju putih yang berguguran seperti bunga sakura di musim gugur.
Yesterday.
Kemarin merupakan sebuah batu loncatan untuk mencapai hari ini. Kemarin semua cerita itu belum terlukiskan, dan kemarin salju putih itu belum nampak berguguran di tempat ini. Walaupun kemarin tak seindah hari ini tetap saja kemarin adalah hari yang sangat penting karena dirinya telah membuat hari ini ada.
Tomorrow.
Hari ini dan kemarin telah terlewati, saat ini yang tersisa hanyalah hari esok. Jika hari ini adalah moment indah dan kemarin adalah sebuah kenangan maka esok hari adalah sebuah harapan dan doa untuk hari-hari berikutnya. Semuanya indah, hari esokpun pasti begitu indah saat harapan serta cinta masih menghiasi hari demi hari yang belum terlewati.
.
.
.
"Apa kita akan terus bersama seperti ini?"
"Ya, karena kau budak setiaku selamanya, camkan itu."
"Hei, tidak bisakah kau mengatakan dengan kata-kata yang sedikit lebih sopan?"
"Tidak! Sekali budak tetap budak."
"Aku kan pacarmu, huh."
"Sejak kapan?"
"Ukh, Hiruma kau menyebalkan!"
"Kekekekeke biarkan saja, sudah tau menyebalkan masih saja menyukaiku."
"Menyebalkan! Dan berhentilah menggodaku seperti itu."
"Sudahlah kau tidak perlu marah seperti itu kekekeke."
"Ukh... Baka!"
"Nah sekarang mari kita kencan wahai budak setiaku kekekek."
"HIRUMA!"
"Kekekekeke."
~FIN~
