Mata emerald itu masih menatap sang dewi luna dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Bibirnya sesekali mengeluarkan helaan nafas berat, mengingat apa yang dibilang oleh sosok pria bersurai hitam legam dengan mata hazel miliknya.

Flashback

"Karin, ayah ingin kau menikah dengan pangeran Kirio dari kerajaan Karasuma." Ucap sosok pemilik tubuh tegap itu. Mata heazel miliknya menatap Karin dengan tatapan serius.

"Ta-tapi, ayah. Aku tidak mencintai dia, ayah!" Seru Karin.

"Suatu saat nanti kau pasti akan mencintai dia." Kazuto menjawab pernyataan itu dengan santainya.

Gadis itu meremas rok yang panjangnya menjuntai ke lantai itu dengan kuat.

Kepala itu tertunduk dalam. Air mata itu mulai mengalir di kedua pipinya.

"Kau kejam, ayah!" Lirih gadis itu. Mata emerald itu menatap lantai dengan tatapan sendu.

"Selama ini, aku selalu menuruti permintaanmu. Namun, jika ini, aku tidak mau, ayah!" Seru gadis itu.

Mata heazel itu membulat. Ia benar-benar tak percaya dengan ucapan sang putri raja. Mata itu menatap gadis di hadapannya dengan tatapan tajam.

"Kau harus menurutinya, nona Hanazono!" Ucap pria itu dengan penuh dengan penekanan.

Gadis itu menggeleng pelan. "Aku tidak mau, ayah! Jangan paksa aku!" Ucap gadis itu.

Mata emerald itu menatap pemilik hazel di hadapannya dengan tajam. "Maafkan aku, yang mulia raja." Ucap Karin lalu pergi meninggalkan sang ayah dengan air mata yang mengalir.

End of flashback

"Kami-sama, kenapa aku harus merasakan seperti ini?" Lirihnya pelan. Ia meremas rok kembang miliknya dengan keras. Air mata itu nyaris saja menuruni pelupuk matanya.

Entah keberapa kalinya ia sudah menghela nafas. Mata yang sudah sembab itu masih menatap ke arah dewi luna yang masih bersinar dengan terangnya.

Kemudian, ia melihat beberapa orang dengan baju pengawal berkeliaran di sekitarnya. Perlahan, bibirnya bergerak membentuk sebuah senyuman -lebih tepatnya seringai-.

'Sepertinya aku tahu cara untuk menghindari pernikahan ini.'

PRISON

Disclaimer: Kamichama Karin and Kamichama Karin chu! Belong to Koge Donbo-sensei, and this unexplainable fiction belongs to me, Hayashi Hana-chan

Inspirated by 'My private guard' Fiction belongs to Oh Zhiyulu Fujoshi

Rated: T

Summary:

Orang-orang berpikir bahwa kehidupan seorang putri itu sangat menyenangkan. Bagiku, kehidupan seorang putri itu sangatlah tidak menyenangkan. Mengapa? Karena kehidupan seorang putri raja itu seperti kehidupan seorang tahanan yang ada di dalam penjara. (Bad summary) Mind To RnR?

Warning: OOC; aneh; gaje; ga sesuai dengan EYD; sad ending; Death-chara; etc.

.

.

.

Check it out, Minna-san!

.

.

.

Mata emerald itu sesekali menoleh ke belakang. Kaki jenjang itu terus berlari. Meninggalkan sebuah bangunan megah yang tinggi menjulang. Tudung itu berkibar akibat angin nakal yang berhembus.

"Karin-ohimesama! Jangan kabur!" Terdengar seruan dari belakang gadis itu yang tak lain dan tak bukan adalah sosok pengawal dari kerajaannya.

Gadis itu terus berlari. Bahkan ia menambah kecepatan larinya, membuat pengawal-pengawal yang mengejarnya kehilangan jejak.

Namun na'asnya, ia menabrak sosok tinggi menjulang. Sosok pemuda dengan surai blonde. Mata sapphire itu menatap sang emerald dengan tatapan datar. Surai blonde itu diterbangkan oleh angin, menambah kesan tampan di wajahnya. Mata sapphire di hadapannya sukses membuatnya tenggelam. Tenggelam dengan segala yang ada di dalamnya.

"Apa yang kau lakukan disini?" Suara baritone itu sukses membuat jantungnya berdegup kencang.

"A-aku.." Belum sempat ia menjawab pertanyaannya, ia mendengar suara yang sama dari belakangnya.

"Kumohon, jangan bilang bahwa kau pernah melihatku. Onegai shimasu." Ucap Karin memohon, lalu bersembunyi di balik semak-semak.

Mata emerald itu melihat sosok tubuh tegap dari pengawal itu bertanya ke sosok pemuda yang baru saja ia tabrak.

"Anda pernah melihat sosok gadis yang berlari di sekitar sini?" Tanya salah seorang pengawal itu.

Keringat dingin mulai bercucuran di sekitar pelipisnya. Ia berdoa dalam hatinya agar pemuda itu tidak memberi tahu posisinya.

"Tidak." Jawab pemuda itu dengan nada datar. Mata sapphire itu menatap pengawal itu dengan tatapan datar.

"Arigatou gozaimasu." Ucap pengawal itu lalu pergi meninggalkan pemuda itu. Sedangkan pemuda itu, ia langsung pergi ke semak-semak, dan menarik gadis itu pergi.

Tangan besar nan kekar itu menariknya ke dalam hutan. Hutan yang ditumbuhi oleh rerimbunan pohon yang tinggi menjulang hingga ke langit.

Tangan lembut milik Karin bergetar pelan. Ia benar-benar takut. Ia terus berhipotesis apa yang akan pemuda lakukan padanya.

"Jangan berpikir aku akan menculikmu, lalu melakukan itu padamu dan pergi meninggalkanmu. Pikiranku tidak sekotor itu, tahu!" Ucap pemuda itu seolah-olah ia tahu apa yang ia pikirkan.

"Ba-baiklah. Apa yang ingin kau lakukan?" Tanya gadis itu dengan nada takut.

Kemudian, tampaklah sebuah gubuk kecil yang berada tak jauh dari mereka. Pemuda itupun mempercepat langkahnya. Membuat gadis itu semakin ketakutan.

"Okaeri-nasai, Kazu-nii, dan.." Gadis bersurai blonde panjang itu menatap heran ke sosok yang dibawa oleh pemuda itu.

"Karin." Ucap gadis itu pelan.

"Karin-chan." Ucap gadis itu sambil tersenyum ramah pada sosok yang dibawa pemuda yang ia panggil '-nii' itu.

Merekapun masuk ke dalam gubuk itu. Di mata emerald itu, ia melihat peralatan rumah tangga sederhana yang tertata rapi di dalam rumah itu.

"Yokatta." Gumam gadis itu.

"Siapa kau sebenarnya?" Terdengar nada pengintrogasian dari sosok pemuda yang membawanya tadi.

Iapun membuka tudung yang menutupi kepalanya. Tampaklah surai brunette yang sangat indah yang berhasil menyihir pandangan pemuda bermanik sapphire itu.

Entah kenapa ketika mereka bertatapan, jantung dari masing-masing belah pihak berdegup dengan kencangnya. Mata berbeda warna itu menyihir satu sama lain.

"Ha-Hanazono-sama." Gumam sosok gadis bersurai blonde itu. Mata ocean itu menatap Karin dengan tatapan tak percaya.

"Ja-jangan menatapku seperti itu!" Ucap Karin risih dengan tatapan keduanya. Wajahnya merah merona melihat sang pria yang masih menatapnya dengan tatapan intens.

"Go-gomen-nasai, Hanazono-sama." Ucap Kazusa sambil membungkukkan badannya rendah. "Saya tidak tahu bahwa anda yang dibawa oleh aniki saya. Jika aniki berperilaku jahat, maafkan aniki saya." Ucap gadis itu.

"Da-daijobu. Aniki-mu tidak seperti itu, justru dia menyelamatkanku dari kejaran prajurit." Ucap Karin gelagapan.

"Dan besok kau harus kembali ke kerajaanmu. Aku tidak mau kami berurusan dengan tua bangka itu." Ucap pemuda itu sarkastik.

"Niisan! Kau tidak boleh bilang seperti itu!" Ucap Kazusa.

"Kumohon, beri aku waktu beberapa hari. Aku janji, aku tidak akan melibatkan kalian." Ucap Karin dengan nada memohon.

Pemuda itu memikirkan hal itu sejenak. Iapun akhirnya menghela nafas berat lalu menganggukkan kepalanya.

"Terima kasih." Ucap Karin pelan.

.

.

.

To Be Continued or Discontinue? XD

A/N:

Holla, minna-san! Hana is coming back with this new unexplainable fiction.

Hehehe XD, FF ini terinspirasi dari FF teman Hana yang berjudul 'My Private guard'. Kalau pengen baca, silahkan aja baca. Tapi, kalau kuat iman, ya? XD #plak! #apamaksudmuhah?!-_-"

Kazune: -_-" gaje!

Karin: hn. Sangat gaje!

Himeka: aku kapan muncul? :'(

Hana: #pundung.

Anoo, yang FF My eyes itu, entah kenapa Hana gak pengen lanjut itu lagi.. Udah buntu ide disitu. Jadi, mohon maafin Hana ya.. :'

Dan jika bentuk FF-nya aneh, maafkan Hana, karena Hana mengetik di HP, bukan di laptop. Hana ga bisa megang laptop gegara otousan selalu membawa laptopnya dan baka no otouto yang ga bisa diajak kompromi (kalau ga dituruti permintaannya, bakal menangis dan ngadu ke otousan.. :'v #plak!)

Arigatou udah baca dan review FF Hana selama ini! X'D

Yosh! Akhir kata..

.

.

.

MIND TO RNR?