Monalisachin
School 2013 KBS Tv
Go Nam Soon X Song Ha-Kyung
BOOK
Ha-kyung memperhatikan dua orang yang sedang bercengkrama diatap,kedua orang itu adalah Go Nam Soon dan Park Heung-soo, temannya dari kelas 2-2.
Ah, Ha-kyung lupa kalau mereka sudah resmi menjadi siswa kelas 3 sekarang.
Ya, kelas tiga.
Kelas dimana ia dituntut lebih giat dan lebih keras lagi agar bisa masuk Universitas terbaik itu - universitas yang telah menjadi tempat keluarganya menuntut ilmu.
Sudahlah, Ha-kyung malas memikirkannya.
"Belum pulang Ha-kyung?"
Astaga.
Sejak kapan mereka turun dan berdiri dihadapanya?
Nam soon menaikan bibirnya seperti sedang berfikir, ia lalu beralih dengan buku yang kini dipegang Ha-kyung. Ah, pada hari pembagian rapor pun gadis ini masih sibuk belajar.
"Aaa! Kau akan ke bimbingan belajar?" tebak pemuda itu, matanya hari ini nampak cerah tidak seperti biasanya yang setengah mengantuk.
Ha-kyung menggeleng. Bingung akan berkata apa.
Heung-soo yang dari tadi hanya menatap teman sekelasnnya akhirnya berdehem, "Aku pulang duluan."
"Lho kita kan pulang bersama?" sergah Nam soon, alisnya bertaut tanda bingung.
Heung-soo tau jika Nam soon memang bodoh dalam pelajaran, namun yang sama sekali tidak Heung-soo kira adalah kadar idiot Nam soon yang melebihi batas minimum.
Bahkan sekali melihat, Heung-soo sudah bisa faham tentang mereka. Sejelas itu masa masih tidak tau sih?
Aishh, yang satu idiot, yang lainnya terlalu malu-malu.
"Aku lupa, aku janji makan Ramyun dengan Nuuna. Acara keluarga."
"Ohhh."
"Baiklah, aku pulang."
Ha-kyung membalas anggukan sekilas Heung-soo yang meninggalkannya berdua dengan Nam soon.
Berdua dengan Nam soon.
Berdua.
Astaga. Berdua?
Ha-kyung menelan ludah, ia jarang gugup. Tapi kali ini, kenapa jantungnya berderup sebegitu kencangnya?
"Apa kau sangat menyukai membaca buku?" Nam soon pelahan mendekat dan bertanya dengan kedua tangan bersedekap didepan dada.
"Tidak. Aku lebih suka mengerjakan soal-soal latihan." masih dengan suara angkuhnya Ha-kyung menjawab.
Nan soon menggangguk mengerti, "Kalau aku suka komik."
"Itu hobi."
"Apa bedanya denganmu?"
"Tentu saja belajar adalah kewajiban, karena kita murid SMA."
Nam soon menaikkan alis, "Memangnya tadi aku menyebut Belajar?"
"Membaca buku yang bermanfaat juga sama dengan belajar."
Nam soon tersenyum samar.
"Apa kau mau jika aku memberimu buku secara cuma-cuma?"
Gadis itu terkekeh meremehkan, "Awas nanti salah buku."
Masih segar diingatan, ada yang memberi segepok buku pelajaran tanpa nama di loker Ha-kyung beberapa bulan yang lalu. Namun lucunya, buku-buku pelajaran itu untuk kelas 2 semester 2, sedangkan ketika itu mereka masih semester satu.
siapa lagi di 2-2 yang tidak tau pelajaran kecuali sang ketua kelas si tukang tidur?
Go Nam Soon.
Ha-gyeong tanpa sadar terkekeh geli.
"Buku ini beda..." bisik Nam soon, seakan itu rahasia yang sama sekali orang lain tidak boleh tau.
"..kau tau, aku sedang membaca sebuah buku. Tapi sampai sekarang belum selesai," cerita Nam soon.
wakil ketua kelas itu hanya menyimak cerita Nam soon.
"Aku ingin bisa mengetahui seluruh isinya. Buku yang membuat aku mati penasaran. Sangat menarik!"
"Bagiku, sepertinya tak begitu menarik." jawab Ha-gyeong jujur.
"Kau tak ingin tau apa judul buku itu?"
judulnya?
"Ya, apa judulnya?"
kali ini Nam soon tersenyum lebar, seperti diberi sebungkus besar permen. Atau seperti mendapat nilai A, atau seperti ekspresi kegembiraan tingkat tinggi.
"Buku itu berjudul..."
Pemuda itu memberi jeda terlalu panjang.
"Berjudul?" hingga Ha-kyung terpaksa mengulangnya dengan nada bertanya.
lagi, ketua kelas itu tersenyum.
"Song Ha-kyung."
Ah?
"Tau buku yang niatnya kuberikan padamu berjudul apa?" jahil, Nam soon masih bertanya.
Tak ada jawaban.
Si jenius Ha-gyeong masih mencoba mencerna perkataan itu sekali lagi.
"Judulnya, Go Nam soon."
Eh? Eh?
"Kau bisa membacanya, kapanpun, dimanapun, dan disaat apapun."
Ja-jadi?
"Kau mau mengambil buku yang kuberi ini, tidak?" bahkan pemuda itu masih menampilkan cengiran tanpa rasa canggung.
"Naaa-nam soon?" susah payah akhirnya Ha-kyung bisa mengeluarkan suara. Sedikit.
"Kau butuh waktu untuk memikirkannya? Pakailah sebanyak yang kau mau,"
Gila.
"...aku akan tunggu jawabannya."
Ini sangat gila.
Ba-bagaimana bisa?
Nam soon berbalik dan melangkah maju, dengan sebelumnya memberi senyum terbaiknya. Senyum lima jari.
"Nam soon!"
Teriakan itu membuat si anak lelaki menoleh.
Lagi, jeda yang lama dan hening yang panjang.
"Aku tak punya banyak waktu untukk membaca selain buku pelajaran, apa jika begitu aku masih boleh mengambilnya?"
"Bahkan saat ujian pun, kau bisa dan diperbolehkan membacanya."
Senyum itu berbalas.
"Kapan aku bisa menerima buku itu?"
Ha-gyeong tampak malu, menyembunyikan sejumput rambut kebelakang telinganya.
"Detik ini juga, boleh."
Sepertinya Heung-soo harus menarik pernyataan bahwa sahabatnya itu idiot.
FIN.
Catatan:
Karena K-drama School 2013 ngga ada romance-nya sama sekali. Inilah karya abalpunya mochin buat yang greget sama ceritanya.
Salam kenal :)
