DISCLAIMER : Selamanya Masashi Kishimoto pemilik mereka. Saya hanya pinjam karakternya saja. Ide cerita asli punya saya ;)
Pairing : Sasuke x Naruto (SasuNaru)
Rate: T
Genre: Romance, Friendship, agak Humor.
Warning : tidak sesuai EYD, awas buta, typo everywhere, OOC, ide pasaran, tidak nyambung, pusing.
.
.
.
Happy humus
.
.
.
Konoha High School mempunyai murid - murid yang mengalami/membuat drama picisan bodoh. Mulai pertengkaran sepele antar sekelompok atau individual murid beda/sama gender yang berubah sekian derajat menjadi cerita panjang berbelit - belit yang berakhir manis, garing, legit, asam hingga pahit, adapula yang hambar tidak ada penyelesaian perkara. Tergantung si tokoh membawa rasa penonton kemana. Disini sekolah ini memang bukan biangnya drama, tapi apa saja bisa dibuat drama. Mayoritas paling banyak dialami murid - murid adalah masalah cinta, yang lainnya hanya drama basi pilihan (kecelakaan, perselisihan, perkelahian, penindasan 'bully', aksi ketidaksukaan akan sesuatu dll) dan terkadang ujung - ujungnya masalah cinta juga.
Seluruh pemainnya tidak menyadari aksinya tersebut menjadi sebuah drama di kalangan murid - murid di sekolah ini. Persentase penonton dan pemain cenderung menjorok lebih banyak ke penonton/penikmat drama. Jika beruntung drama ini bisa kau tonton live, langsung di tempat konflik dimulai. Ambil contoh, Kadang kau baru saja keluar dari toilet sehabis melepat syawat buang air kecil/besar sudah di sajikan drama percintaan sepele yang penyebabnya hanya si A tidak memakai hadiah yang di berikan si B di hari ulang tahun dan terjadi cekcok tidak jelas antar keduanya. Kau boleh memilih menonton atau pergi tidak mau tahu, lagi pula ini gratis tanpa pungutan biaya. Bebas. Tempat kejadiannya beragam, ada di kelas, koridor, perpustakaan, ruang UKS, gedung olahraga, lab, kantin, lapangan, halaman belakang sekolah, atap sekolah hingga ruang guru bisa. Tidak perlu merasa menjadi penganggu, perlu dicatat mereka tidak peduli/cuek pada sosok baju - baju seragam yang mendengar atau melihat adegannya dan seenak beradu konflik di area sekolah. Sekali lagi mereka tidak menyadarinya kalau mereka adalah pembuat dramanya. Tentu ada sebagian penikmat drama sampai semangat mematai - matai pemainnya untuk lebih ingin tahu kelanjutan dramanya, terlalu semangat. Ada juga segilintir murid yang tidak mau berurusan atau tidak mau peduli pada drama sekolah itu. Pro/Kontra sudah lumrah terjadi di sekolah mengenai adanya drama ini.
Dari sekian puluhan murid - murid yang sering membuat drama. Dua orang siswa ini ternyata sedang membuat drama. Sasuke Uchiha dan Naruto Uzumaki. Mereka sering dianggap rival dan sahabat. Kedekatan mereka bisa dibilang berawal dari persaingan juga perselisihan. Mereka pernah berkata, kalau mereka sama sekali tidak berteman. Tapi kenyataan penonton berkata lain, melihat mereka begitu dekat kalau dibilang musuh. Iya penonton beranggapan dengan pasti bahwa mereka berteman dan inilah sebuah drama kedekatan mereka.
Di lorong kelas di dekat tangga...
"Oii temeeeee...!" Suara nyaring dari perawakan laki - laki yang mempunyai surai rambut jabrik pirang serta 3 garis tipis di kedua pipi kenyalnya yang seperti kumis kucing- Naruto Uzumaki berusaha memanggil sobatnya.
Yang di panggil Naruto ialah Sasuke Uchiha, ia menghentikan langkah kakinya lalu menengok ke belakang ketika mendengar ada suara yang memanggil sebutan khasnya. Ia melihat Naruto yang agak berlari menuju ke arahnya dengan napas yang sedikit terengah - engah.
"Hn?" Gumam singkat khas Sasuke yang bisa diartikan 'Ada apa?'
"Kau harusnya menungguku teme! Aku kan buang air kecil dulu, kau sudah duluan pergi dari toilet"
"Kau bukan anak kecil yang harus ku tunggu dobe" Kedua mata Sasuke mengarah ke bawah- melihat tangan Naruto sibuk memperbaiki celana sekolahnya yang masih belum di resleting.
Merasa diperhatikan, kepala Naruto mendongak "Lihat apa teme!?
"Warna kuning"
"Huh .. Kuning?" Memiringkan kepala 'tidak mengerti' lalu mengacuhkan omongan singkat Sasuke.
"Celana dalammu, kau tidak sadar warna celana dalam apa yang kau pakai hm? Dasar dobe!" Tampak seringaian mesum muncul di wajah Sasuke.
Telapak tangan Naruto langsung membungkam mulut lawan bicaranya "Baka! Kau membuatku malu teme!" Sontak kepala Naruto menengok kiri kanan cemas, takut ada yang mendengar aib warna celana dalamnya.
Para siswi yang melewati mereka pun terkekeh pelan mungkin saja mendengar perkataan Sasuke atau lucu melihat kedekatan mereka.
Iseng, Sasuke menjilat kecil telapak tangan Naruto. Refleks, Naruto menyingkirkan telapak tangannya dari jilatan daging tak bertulang- wajah Sasuke.
Mengusap - usap cepat & kasar telapak tangannya pada pabrik kain di pahanya dengan kedua pipi Naruto yang memerah malu juga jijik.
Tersenyum sinis "Seleramu buruk dobe"
"Terserah aku lah teme!" Berdecak sebal.
"Hey teme, kemarin itu gimana?" Mengalihkan pembicaraan dari topik celana dalam.
"Kemarin apa hm?"
"Itu janji?" Sorot kedua mata biru muda yang menuntut ingin menagih sesuatu.
"Janji?" Menaikkan sebelah kiri alis mata yang artinya tidak tahu maksud dari pertanyaan si penagih.
"Err.. jangan pura - pura lupa, baru kemarin kau bilang padaku temeee!" Erang Naruto kesal. Lagipula bukan ini yang Naruto mau ditanya malah balik bertanya.
"Urusai dobe, Maumu apa hm?" Ucap Sasuke to the point sengaja untuk memancing kemarahan Naruto.
"TEMEEE! AKU BILANG MANA JANJIMU HAA?!" Bentakkan nada marah semi perempuan yang Naruto lontarkan menimbulkan raut mukanya yang memerah pekat akibat Chicken Hair menyebalkan yang melupakan kesepakatan.
Mengangkat bahu tidak mengerti "Aku tidak pernah berjanji dan pelankan suaramu dobe!" Jawab enteng Sasuke dan lebih menyuruh Naruto mengecilkan volume suaranya karena Sasuke sadar mereka ada di lorong kelas juga sedang di jadikan tontonan plus lirikan murid berpasang telinga ganda yg tengah melewati mereka- Penasaran
Bukan jawaban yang ia dapat, Naruto hanya bisa mengaruk - garuk kasar surai rambut pendek pirangnya sambil bergumam sebal "aarrrghhhh!"
"Kesal hm dobe?" Ucapannya makin menyulut emosi Naruto.
Dengan cepat tiba - tiba ia menarik kerah baju orang yang dihadapannya "Brengsek kau Sasuke!" Sahut kasar Naruto pada orang yang berpostur tinggi badan yang hampir sama, dengan pandangan yang menusuk tajam.
Alih - alih merasa takut malah bibir tipis Sasuke membentuk sebuah seringaian- seperti mengatakan bahwa ia tidak melakukan kesalahan pada Naruto.
"Aku benarkan dobe?" Sasuke memajukan kepalanya untuk memperpendek jarak pandang antara sorot warna mata hitam gelap pekat malam hari dan biru terik langit siang hari itu.
Naruto yang sudah tidak tahan dan memang cepat terbawa emosi, melayangkan kepalan tangannya ke sebelah kanan pipi wajah Sasuke- ingin melampiaskan kemarahannya karena sudah muak dipermainkan oleh Sasuke.
Sebelumnya, kita lirik sebentar para penonton gratis yang begitu khusyuk menyaksikan adegan yang ada di lorong kelas ini dan begitu cepat mengambil kesimpulan berupa pertanyaan klise penyebab terjadinya drama lorong kelas yaitu "JANJINYA APA HA?!" Seru kompak mereka dalam hati nurani.
Bayangkan ketika menonton drama yang sedang hangat - hangatnya ingin klimaks hingga gemas gigit kuku kaki lalu baru mengedipkan mata seperkian mili detik sebuah 'iklan komersial' dengan cengiran tanpa dosa dilayar menunda adegan klimaks itu. Nah yang terjadi dilorong kelas sekarang kurang lebih sama tapi iklan ini tidak berwujud gambar namun sesaat lagi akan berbunyi raungan panjang yang sangat nyaring pertanda berakhirnya jam istirahat.
NET NETT NETTTTT
NEEETTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT
Penonton gratisan itu kehilangan momentum disini karena mereka sudah kebirit berhamburan bagai ternak yang di giring untuk memasuki kandang- Kelas mereka masing - masing. Waktu masa istirahat telah usai bagi murid dan termasuk untuk dua actor drama yang mereka tonton ini tapi sepertinya riungan bel tidak mempengaruhi mereka sama sekali mungkin mereka tidak mendengarnya. Dua tokoh ini sedang serius memainkan perannya saat ini, mereka tidak ingin atau ada sutradara yang memotong ataupun menghentikan adegan mereka. Tidak peduli.
Tidak, tidak terjadi tubrukan keras yang di rasakan kepalan tangan Naruto dan serangan tinjunya pun terasa mengambang di udara. Ya tentu saja refleks Sasuke yang sigap menghentikannya dengan mencengkram kuat pergelangan kiri Naruto. Gagal lah Ia melampiaskan kekesalan pada pemilik marga Uchiha tersebut, terbukti ada suara grasak - grusuk yang berasal dari gigi Naruto yang beradu kasar- Geram dan masih memandang tajam kepada orang yang membuat Ia sungguh ingin menonjok habis kepala ayam yang di depannya ini.
"Sshh teme, lepas nghh hey!" Naruto berontak agar pergelangan tangan kirinya di lepas.
"TSK .. BRENGSEK! INGKAR JANJI! PEMBOHONG KAU TEMEEEE!"
"Sudah puas bicaranya dobe?" Berbisik dan meniup udara yang lembut- Nakal ke lubang telinga Naruto lalu beradu tatap kembali dengan iris biru langit. Seringaian Sasuke saja masih tersaji di penghilatan Naruto.
Sontak warna merah muda muncul di kedua pipi yang masing - masing memiliki 3 garis tipis itu. Di awal kulit pipi Naruto hanya menampilkan merah emosi- Marah. Namun sekarang bercampur menjadi satu menciptakan padua warna yang lebih pekat di sekitar kontur wajah Naruto dan jangan lupa perubahan kontras kulit daun telinganya yang habis di bisiki Sasuke.
Tak luput cengkraman Sasuke pada pergelangan Naruto membuat warna yang sama merahnya.
"Kuso, jangan mempermainkan ku temee! Ini tidak lucu!" Gerak - gerik bola mata Naruto yang tidak fokus menatap ke laki - laki di depannya.
"Iya, Kau lucu saat begini dan manis dobe" Rasa kasihan tidak ada dalam diri Sasuke ketika melihat tingkah malu - malu sang Uzumaki atas perbuatan dirinya.
"Cih aku bukan perempuan teme!"
"Hn, Aku tahu" Tidak mau melepaskan pandangan dari gelagat Naruto.
"Kalau tahu, lepaskan tanganku teme! Kau ingin tanganku patah ha!" Matanya tidak menatap balik tatapan Sasuke, kepalanya agak menunduk ke bawah memandang tangan nya yang tarik ulur mencoba lepas dari gengaman Sasuke.
"Kau bahkan lebih dobe, dobe!"
"Hah?! Apa salahnya aku meminta kau untuk melepaskan tangan ayammu dari tanganku teme!?" Tambah Naruto dengan mata melotot emosi
Menghela napas panjang lelah menghadapi kedobean Naruto "hn tidak salah..."
"Bagus, sekarang lepaskan teme!" Potong Naruto cepat. Ia bisa melihat ada ruam merah di sekitar area cengkraman Sasuke.
"Tapi akhirnya kau menatapku lagi dobe" Ucapannya mengingatkan Naruto yang sejak tadi enggan melihat- menghindari tatapan mata Sasuke
"A-apa maksudmu teme!?" Pertanyaan bodoh terlontar kembali dari mulut Naruto.
Kini dua aktor tetap melanjutkan drama picisannya padahal bel bunyi istirahat sudah selesai berdering kencang 5 menit yang lalu dan penonton saja sudah berlari- kembali ke kelas. Well, tersisa hanya ada Sasuke dan Naruto di lorong kelas yang scene ceritanya hampir mencapai bagian ending itu.
"Sebutkan apa maumu dobe?" Mencondongkan wajahnya ke depan mendekati wajah Naruto. Lagi.
"Lepaskan tanganku teme!"
"Selain itu hm?"
"Lepaskan dulu, baru aku bilang padamu baka!" Tarik ulur dari tangan Naruto yang tetap di cengkram kuat oleh Sasuke.
"Hn" Akhirnya genggaman Sasuke terlepas tapi sebuah tangan kanan malah memeluk pinggang Naruto agar mendekat ke arah tubuhnya.
"Mau apa kau hei ..."
Ternyata gerakan tiba - tiba Sasuke bukan hanya untuk memeluk pinggangnya tapi awal serangan yang ini cukup membuat membelalak kaget kedua pupil Naruto yang membulat sempurna. Laki - laki yang mendekapnya ini memiringkan kepala lalu semakin mendekat dan akhirnya Naruto menerima serangan tubrukan bibir- Ciuman dari Sasuke.
Sesaat Sasuke sempat menutup mata ketika memberikan sapuan pada bibir manis pecinta ramen ichiraku ini. Saat membuka kelopak mata, Sasuke disuguhkan akan buah favoritnya yaitu tomat merah super fresh yang disuguhkan oleh wajah Naruto.
Tanpa disadari oleh Naruto, ia menahan napas dan warna kontras yang muncul di pipinya. Otaknya masih memproses mengenai apa yang sebenarnya terjadi. Blank.
Sikap Naruto yang diam tidak bergerak- Kaku membuat Sasuke ingin melanjutkan serangannya. Mula - mula hanya gesekan lembut pada bibir kaku Naruto dan semakin menekan menuntut. Lidahnya pun ikut andil, mulai dari menjilat bagian bibir bawah Naruto juga mengigit - gigit pelan area itu. Iris kelam malamnya masih tidak menutup, tetap setia menikmati ekspresi Naruto.
"Manis" Puji Sasuke dalam hati.
Pergelangan tangan kiri Sasuke yang melingkari pinggang Naruto kini berpindah ke wajah dan jari - jari kirinya berhenti di dagu Naruto. Jari telunjuknya ia gunakan untuk menopang dagu lalu pipi kanan Naruto di elus perlahan oleh jempol kasar miliknya. Masih enggan untuk menyudahi, Sasuke memiringkan kepalanya ke sisi sebaliknya dan sekali lagi mengecup belahan bibir yang sudah semi basah akibat perlakuan bibirnya lalu mengakhiri ciuman tersebut.
"Bagaimana hm?" Tanyanya serak sambil jempolnya mengusap lembut bibir Naruto yang agak mengkilat dan sedikit bengkak.
Tidak ada aksi/adegan adu perang lidah antar lidah sayangnya, hanya pertemuan bibir dengan bibir dan ya ditambah jilatan dan gigitan kecil nan lembut di daging luar- bibir Naruto.
Mendengar suara Sasuke, kelopak kedua mata Naruto berkedip - kedip beberapa kali- Tersadar dan paham apa yang barusan saja terjadi.
"k-kenapa ..." Tanya Naruto dengan nada suara pelan yang gemetar.
"Hm?" Sasuke berusaha mendengar baik - baik perkataan laki - laki yang di ciuminya barusan.
"KENAPA KAU MENCIUM LAKI - LAKI BAKA TEMEEEEE!? KENAPA AKU YANG AAAAAAAAA!?"
.
.
.
.
To be continue ...
.
.
.
.
A/N :
XD
Huehehehe saya tidak tahu harus mulai dari mana dulu, apa readers memiliki pertanyaan atau hanya keheranan? hahaha
Dimohon reviewsnyaaa~ flame pun di perbolehkan kok ;) Semua itu dibutuhkan untuk perkembangan cerita ini.
Ini memang beneran drama. Versi drama menurut saya maksudnya huahaha. Maaf bila fic abal dan kurang spasi enter dan kesalahan lainnya, saya menulis via handphone dan tidak bisa di edit disini -.-
Mohon maaf bila banyak kesalahan di chap awal ini.
Terimakasih banyak yang sudah sempat membaca! :D
Salam,
J
