"Selamat pagi Ochobot. Hoamm" Sapa Boboiboy pagi itu. Ia merentangkan kedua tangannya ke atas dan mengerang."nghh haaahhh. Lelah sekali."

"Cepatlah mandi Boboiboy. Kau bau." Ochobot meminta Boboiboy segera mandi setelah itu Boboiboy harus membantu Tok Aba di kedainya.

"Kau kan robot. Macamana kau bisa tahu?" Tanya Boboiboy bermalas – malasan. Ia menyeret handuknya lalu berjalan ke kamar mandi. Boboiboy menggosok giginya dengan malas dan berjalan ogah – ogahan menggapai shower.

Setelah selesai mandi, Boboiboy dan Ochobot segera pergi ke kedai Tok Aba untuk membantunya di kedai.

"Cucu Atok sudah bersih. Nah baguslah, kau bantu atok di kedai." Atok Aba menyambut cucu kesayangannya itu dengan menyuruhnya segera membantunya."Iyelah tok."

...

Setelah hampir satu setengah jam ia membantu Atok, Boboiboy beristirahat sebentar. Ia begitu lelah, pelanggan Tok Aba sangat banyak.

"Jangan malas – malasan, Boboiboy." Tegur Ochobot melihat Boboiboy merebahkan kepalanya ke atas meja kedai Tok Aba."Iyelah, aku nak rehat dulu."

"Spesial Hot Chocolate satu." Sebuah suara yang begitu akrab di telinga Boboiboy membangkitkan kepalanya yang telah rebah di meja Kedai Tok Aba.

"Ye lah. Hoi Ochobot, Spesial Hot Chocolate satu." Teriak Boboiboy pada Ochobot. Setelah hot chocolate pesanan itu selesai, Boboiboy segera mengantarkannya.

"Spesial Hot Chocolate Tok Aba dah jadi. Silahkan." Boboiboy menyerahkan Hot chocolate itu. Ia menoleh sebentar."Fang?"

"Hmm?" Gumam Fang menjawab keheranan Boboiboy. "Apa yang kau lakukan disini?"

"Nak nikmati Spesial Hot Chocolate Tok Aba lah. Apa lagi memangnya?" Jawab Fang tak begitu peduli. Terlihat beberapa anak perempuan sedang melihat Fang sambil membawa sejumlah kamera.'Tebar pesona macam ku tak tahu je.' Batin Boboiboy. Ia segera kembali dan melanjutkan pekerjaannya.

...

Sementara itu di markas kotak

"Incik boss, ooh Incik Boss~" Suara sebuah robot ungu menggelegar mencari Incik Bossnya yang berkepala dadu.

"Apalah kau ribut – ribut macam ni?" Sesosok alien dengan kepala kotak dan berkulit hijau mengilap keluar. "Lihat Incik Boss apa yang saya bawakan tuk Incik Boss ni?" Probe menunjukkan sesuatu pada Bossnya dengan bangga.

"Apa? Kau sudah memiliki bukti kelemahan Boboiboy?" Tanya Adu Du berikut tawa liciknya.

"Eh tadi Incik Boss suruh aku apa?" Tanya Probe begitu polos.

PRANG!

Cawan besi mengenai kepala Probe. Ia memegang kepalanya sambil mengerang."Aduh sakitlah Incik Boss."

"Kau ni bikin aku kesal je!" Teriak Adu Du memarahi Probe yang masih menunjukkan wajah tak bersalah. "Aku suruh korang cari bukti kelemahan Boboiboy. Apa yang kau dapat?!"

"Ini Incik Boss, aku temukan ini di taman. Coba Incik Boss tonton dulu." Probe menyerahkan sebuah rekaman. Terlihat seseorang yang menggunakan semacam topeng untuk menutupi identitasnya.

"Marilah saksikan kehebatan terbesar abad ini!" Orang tersebut meunduk memberi hormat sambil terdengar tepukan tangan dari berbagai orang yang berkumpul di taman itu. "Saya butuh satu orang tuk jadi sukarelawan." Seorang laki – laki maju dengan seorang wanita.

"Silahkan anda berdua duduk di kursi yang telah kami sediakan. Kalian tak de saling kenal? Bukan kawan?" Kata orang itu lagi. Dan sang sukarelawan dua – duanya itu menggelengkan kepala.

"Baiklah, untuk anda sang pria. Mari lihat ke arah saya. Lihat koin ini." Ia mengarahkan sebuah koin yang diikatkan tali dan menggoyangkannya di depan wajah laki – laki tersebut. "Konsentrasi... arahkan perhatian pada koin ini. Dan tertidurlah.." Terlihat laki – laki itu mulai mengantuk lalu kehilangan kesadaran.

"Anda, yang sedang saya sentuh. Dengarkan saya, pada hitungan ke – 3 anda akan merasakan sayang dan cinta yang amat besar pada orang yang pertama kali anda lihat." Orang bertopeng tersebut menggiring perempuan itu ke depan laki – laki tersebut.

"Satu... Dua... Ti...ga..." Laki – laki itu tiba – tiba membuka matanya lalu berkata,"Oh sayangku biarpun aku tak pernah kenal kau, tapi hati ini telah terpaut pada kau." Semua bertepuk tangan menyambut keberhasilan orang bertopeng tersebut.

"Terima kasih, terima kasih. Kamipun sedia buku tuk kalian yang ingin belajar hipnosis macam saya ni." Akhir orang bertopeng tersebut.

"APA YANG KAU REKAM INI PROBEEEEEEEEE?!" Adu Du segera murka. Ia mengambil pistol lasernya hendak menembak Probe.

"Sabar Incik Boss, sabar... Saya sudah belikan buku ini untuk Incik Boss! Horee." Probe menyerahkan buku hipnosis yang baru dibelinya itu pada Bossnya.

PLAKK

"Apa yang kau beli ini?! Tak guna! Kau habiskan duitku je!" Teriak Adu Du sambil melemparkan buku tersebut. Tiba – tiba Adu Du kedatangan ide.

"Probe! Berikan buku itu padaku mhuahahahaha."

...

Boboiboy masih mengelap gelas – gelas yang telah dicucinya. Sudut matanya sesekali menatap ke arah Fang yang kelihatan sok cool. Ia membawa sebuah buku. Membacanya sambil meminum hot chocolate. Sinar matahari menyinari ujung rambunya yang melawan arah gravitasi itu. Membuat warna navi bluenya semakin mengilap. Membuatnya semakin keren.

"Habislah Kau Boboiboy!" Adu Du mengagetkan Boboiboy. "Heh?! Apa lah kau ni Adu Du?" Tanya Boboiboy kesal.

"Probe! Sekarang!" Boboiboy tidak memiliki persiapan apapun. Ia menutup matanya dan melindungi wajahnya kalau – kalau ia akan diserang. "Baik Incik Boss."

"Boboiboy lihatlah koin ini." Perintah Probe. Boboiboy refleks menatap koin itu."Ish, apalah kau ni Adu Du." Boboiboy masih menatap ke arah koin itu. Masih bingung apa yang akan terjadi.

"Lihatlah... konsentrasi... kau akan tertidur... kau akan mengantuk.. hihihi." Probe berkata sambil menggoyangkan tali yang diikatkan pada koin tersebut. Boboiboy mulai merasakan matanya begitu berat. Ia memaksakan matanya tetap membuka, namun ia tak sanggup lagi. Ia tertidur.

"Incik Boss Boboiboy telah tertidur." Bisik Probe.

"Lanjtkan Probe!" Adu Du memberi perintah pada Probe. "Baik Incik Boss!"

Probe menyentuh pundak Boboiboy lalu berkata,"Hei kau uh... eh Boboiboy... apa lagi ni Incik Boss?" Tanya Probe yang kelihatannya sangat kebingungan. Adu Du memberikan berbagai isyarat tapi, sepertinya Probe tidak benar – benar memahaminya.

"Kau akan... akan... merasakan sayang dan cinta pada orang yang kau lihat pertama kali saat hitungan ke tiga!" Ucap Probe begitu yakin. Adu Du menepuk kepalanya. Memang menyebalkan benarlah si Probe ini.

"Harimau Bayang! SERANGG!" Sesosok lembaga hitam bermata merah mengejar Adu Du d an Probe.

"Probe! Apa yang kau buat ni! CEPAT!" Adu Du berlari sekencang – kencangnya menghindari harimau bayang buatan Fang.

"Tunggu Incik Boss! Aku belum mengucapkan hitunganku lah!" Probe menolak lari dan bersiap menghitung

"Satu... dua... Ti...GAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA! BOSSS TOLONG AKU INCIK BOSS!
" Harimau bayang Fang dengan cepat menghajar Probe dan Adu Du yang akhirnya lari terbirit – birit.

Fang berlari ke arah Boboiboy yang masih belum begitu sadar.

"Hoi Boboiboy, kau tak apa?" Tanya Fang kelihatan cemas.

"Fang...?"

Bersambung


Saya kembalii dengan cerita yang jauh lebih ngaco dan kisah BoyFang yang suhunya saya naikkan sedikit.

Maafkan saya atas segala Typo, kesalahan diksi, bahasa yang kurang cocok, OOC dan plot yang kurang jelas.

Saya harap fic ini tidak kalah dari yang sebelumnya ^^ mohon review kritik dan sarannya.

Terimakasih

Disclaimer: Animonsta Studio