**
DUA DUNIA, SATU JIWA
By: konohafled
Ditulis untuk menjawab tantangan Infantrum "Black and White"
Set: Black/Angst
Fandom: His Dark Materials (Disclaimer: Phillip Pullman)
Pairing: Lyra-Will
Akan dibuat 5 bab, dan bab Intro ini mengambil tema Curiosity
Semoga intro ini bisa dipahami penikmat fanfic yang tidak akrab dengan fandom His Dark Materials. Selamat membaca ^^
- Intro -
Bertemu di Citagazze
Will
Dia gadis liar, sama seperti binatang peliharaannya. Aku juga lelaki liar. Setidaknya itulah diriku sekarang. Dia percaya diri, bahkan terlalu percaya diri. Dia kira orang-orang akan berbuat seperti yang dia duga. Itu aneh. Bahkan buatku yang bukan berasal dari dunia ini. Dia juga bukan dari dunia ini. Dia tidak kenal dunia ini, sama seperti aku. Tapi kenapa dia bisa begitu percaya diri?
Apa aku harus percaya juga padanya?
Tapi aku tak punya banyak pilihan sekarang. Aku buronan. Dia bilang, dia juga buronan. Aku pikir, mungkin ada baiknya kita bersama.
.
.
Lyra
Tadinya aku takut padanya. Dia tidak punya daemon. Betapa mengerikan.
"Ya, mengerikan sekali." Pantalaimon, seperti biasa, bisa membaca pikiranku.
Tanpa daemon, manusia tidak bisa hidup. Tanpa daemon, manusia akan menjadi hantu tanpa jiwa.
Tapi dia lain. Dia ternyata hidup. Dia bukan hantu. Dia manusia.
Dan dia seorang pembunuh.
Itu kata alethiometer. Alat yang tidak bisa berbohong. Tanpanya, aku tidak akan berani melintas antar dunia. Tanpa alethiometer yang selalu siap memberitahuku kebenaran, aku hanyalah gadis belasan tahun yang kabur dari ibuku yang jahat dan aku hanya bisa bermimpi bisa melawannya.
Tapi kini aku terdampar di dunia ini, sendiri, tanpa para pelindungku yang gagah berani. Hanya aku dan Pantalaimon bersama seorang pembunuh yang tidak punya daemon.
"Kau tahu, Pan? Dia sempurna bagi perjalanan kita."
Pantalaimon, daemonku yang kini sedang berwujud cerpelai, menatapku lebar-lebar, lalu mengangguk.
------
Dua remaja terlelap di dalam bangunan kosong itu. Yang satu mendekap cerpelai putih, yang satu lagi mendekap kedua lututnya. Yang satu bermimpi membalas kekejaman ibu dan ayahnya, yang satu lagi bermimpi bertemu dengan ayah yang tak sempat dikenalnya. Yang satu mengharap memecahkan rahasia tentang Debu dan mengakhiri perang besar antar dunia yang dikenalnya, yang satu lagi mengharap ibunya bisa tersenyum lagi seperti dulu, ketika dia masih kecil.
Sebuah bintang terang di langit seperti mengintip lewat celah yang dibuat genting bocor bangunan tua itu. Kedua remaja itu masih lelap. Seandainya mereka terbangun, akankah mereka melihatnya? Akankah mereka mengucap harap saat menatapnya? Dan apakah bintang itu juga ada di dunia yang mereka kenal, dunia tempat mereka berasal?
Will berasal dari dunia yang memisah tegas antara yang gaib dan yang kasatmata. Dia tahu rak kitab suci berada jauh dari rak buku ilmu pasti. Dan dia tahu dukun dan penyihir tidak ada pada keduanya. Tapi dia tidak tahu apakah ayahnya berada di keduanya, atau di keempatnya, atau tidak di manapun.
Lyra berasal dari dunia di mana yang gaib bisa sejelas yang kasatmata. Dia tahu daemon dan manusianya sangat dekat, seperti nafas dan urat tenggorokan. Dia tahu ayahnya adalah sosok yang dekat, tapi sengaja menjauhkan diri darinya. Dia tahu semua orang menyayanginya, kecuali ayah dan ibunya, serta orang-orang yang patuh pada keduanya. Tapi dia tidak tahu pembunuh yang bersamanya termasuk di golongan mana.
Nafas mereka mengalun teratur seperti lagu sederhana yang diciptakan pelamun yang kesepian, sesekali ditingkahi dengkuran ringan Pantalaimon. Punggung mereka berhadapan, cukup jauh untuk saling bersentuhan, cukup dekat untuk tidak saling memantulkan angin malam yang berlarian bebas.
Malam itu, untuk pertama kalinya sejak lari dari dunianya, Will tidak diganggu mimpi tentang orang-orang yang mengobrak-abrik rumah dan mengoyak kedamaian ibunya.
Malam itu, untuk pertama kalinya sejak meninggalkan Bolvangar, Lyra tidak dihinggapi mimpi tentang pemutusan daemon dan kematian Roger.
Malam itu, untuk pertama kalinya mereka tidur di bawah satu atap. Di Citagazze, portal dari semua dunia, dua bocah hilang bertemu. Dua jiwa yang menggapai pegangan memaksakan diri untuk saling memercayai. Dua punggung bertemu dalam diam, namun anehnya semua mimpi buruk hilang dengan sendirinya.
--- akhir dari INTRO ---
Bukan sekedar glosarium
Alethiometer:
berasal dari kata "alethia" (kebenaran), alat ini memang berfungsi sebagai penunjuk kebenaran. Seperti kompas, alethiometer memiliki jarum penunjuk dan simbol-simbol. Hanya sedikit orang yang bisa membacanya. Lyra memiliki bakat alam karena bisa membaca alat ini tanpa diajari siapapun.
Dunia Will
adalah dunia yang kita tempati.
Dunia Lyra
adalah dunia paralel dengan dunia kita. Kota dan negara-negara yang ada di sana sama namun berbeda dengan yang ada di dunia kita. Perbedaannya lagi adalah bahwa setiap manusia di dunia Lyra memiliki daemon.
Citagazze
adalah semacam portal dari segala dunia.
Di Citagazze ini, Will membuat jendela untuk masuk ke dunianya untuk mengambil alethiometer yang dicuri Sir Charles. Lewat jendela itu pula, Will kabur untuk kembali ke Citagazze.
Tentang Daemon
Pada usia anak-anak, wujud daemon bisa berubah-ubah. Setelah manusia menginjak dewasa, daemonnya berwujud tetap. Jenis kelamin daemon bisa berbeda dari manusianya.
Daemon selalu berwujud binatang. Ketika pertama kali bertemu Lyra, Will mengira Pantalaimon (daemon Lyra) adalah binatang piaraan.
Manusia dan daemonnya tidak bisa terpisah jauh. Jika terpisah dalam jarak tertentu, manusia dan daemonnya akan merasa sangat kesakitan secara psikis. Jika daemon dilukai secara fisik, maka manusianya akan merasa sakit secara fisik. Kejahatan besar yang dilakukan Mrs. Coulter, yaitu ibu Lyra, adalah memutus anak-anak dari daemonnya.
Apakah daemon itu? Baca saja fic saya, Anda akan tahu sendiri ^^
Debu
Maaf, Anda harus menafsir sendiri arti Debu ^^
Yang jelas, anak-anak tidak memiliki Debu. Setelah dewasa dan wujud daemonnya tetap, manusia baru dikelilingi Debu. Dan istilah Debu ini muncul di dunia Lyra. Di dunia Will (dunia kita) namanya adalah Bayangan. Di kedua dunia itu, Debu/Bayangan masih menjadi topik penelitian menarik –sekaligus terlarang- bagi ilmuwan.
Di bawah ini ada tombol ajaib yang membantu anda meneriakkan kritik, komentar atau bahkan cacian bagi fic ini. Manfaatkan ya, saya tunggu dengan setia ^^
muach!
konohafled
