warning : gaje, aneh, typho, GS, alur kecepatan, tata bahasa dan diksi mungkin tak sesuai EYD, detail cerita kurang mendalam dll

saya pinjam nama cast dari Super Junior dan Shinee

semua cast bukan milik saya, akan tetapi cerita ff ini punya saya

dilarang copy paste, atau mencuri ide dari ff ini, dilarang bash cast ff ini

a kyumin ff


UNWANTED HERO


Yeoja itu menghela napasnya dalam-dalam. Susah payah menelan salivanya untuk kesekian kalinya. Memandang nanar ke arah derasnya aliran air di bawah sana. Arus kuat dan suara alirannya yang keras membuat nyalinya kembali menciut. Ditatapnya sekeliling tempatnya berdiri, terlihat beberapa yeoja dan namja setengah baya yang berteriak-teriak memintanya mengurungkan niat, meskipun nyatanya gelombang bunyi yang sampai di gendang telinga yeoja itu hanya samar-samar, kalah dengan derasnya aliran sungai. Mata jernihnya yang berbentuk seperti mata rubah nan cantik itu kembali memandang berkeliling, menyisir wajah demi wajah yang ada di sekitarnya. Sejurus kemudian tatapannya berubah kesal. Sepertinya seseorang yang diharapkannya ada di antara kerumunan itu tidak kunjung tiba. Bibir shape M itu kemudian mengerucut, membentuk bentuk imut yang membuat wajah manisnya terlihat menggemaskan

"Aish ... dasar pabboya appa dan eomma." sebuah umpatan lolos dari bibir yeoja itu. Tangannya berkacak di pinggang. Terus berkomat-kamit tidak jelas.

"Sungmin ah ... jangan nak ... jangan nekat." sebuah suara namja setengah baya, lengkap dengan efek toa terdengar tidak asing di telinga yeoja muda itu.

"Baby Minnie, bunuh diri itu bukan solusi, appa dan eomma mempunyai alasan kuat untuk menunda membelikan mobil itu, bukankah Minnie belum cukup umur untuk menyetir, alangkah baiknya kalau menunggu kau mempunyai SIM terlebih dulu." ucap suara yeoja stetengah baya yang juga menggunakan toa untuk mengeraskan volume suaranya agar terdengar sampai di tempat yeoja muda itu berada.

"Benar Minnie ah, bagaimana kalau sementara Minnie meminjam mobil eonnie kalau kau ingin jalan-jalan, atau mungkin Minnie mau meminjam perhiasan-perhiasan eonnie, itu juga boleh, asal kau jangan nekat ne!" suara yeoja lain yang terdengar lebih muda mencoba meruntuhkan tekad yeoja yang mereka panggil dengan nama Minnie itu.

Terlihat Sungmin mencibir, menggeleng kuat-kuat sambil memandang remeh ke arah rombongan kecil yang barusaja datang ke dalam kerumunan itu.

"Aish ... kenapa kau keras kepala Min, dan hah... bagaimana kau bisa berdiri di tempat yang berbahaya seperti itu?" kesal sang appa ditengah kefrustasiannya melihat penolakan dari puteri bungsunya itu.

"Tolong panggilkan TIM SAR, atau polisi. Tolong turunkan puteri kami dari atas tiang penyangga jembatan itu ...hiks.." sang eomma pun mulai menangis.

"Kami sudah menelpon TIM SAR, ahjumma. Mungkin sebentar lagi mereka datang." seorang yeoja muda berseragam pegawai kantoran menyahut dengan wajah yang tak kalah tegang.

"Ah, tapi bagaimana kalau Minnie keburu nekat dan melompat ke sungai itu eomma, appa? Dia bisa mati." kali ini sang eonnie yang menyahut.

"Minnie ah, bagaimana kalau kami belikan mobil saat usiamu genap 17 tahun nanti?" rayu sang appa sambil berharap-harap cemas.

Mereka menunggu beberapa saat, hingga gelengan tegas itu kembali ditunjukkan oleh sang yeoja muda.

Seorang namja muda yang tengah asyik mengendarai sepeda gunungnya terlihat tertarik melihat kerumunan itu. Ia menghentikan sepeda itu, kemudian menghampiri kerumunan orang yang kian lama kian bertambah jumlahnya. Setelah bertanya kepada beberapa orang perihal apa yang terjadi di sana, dengan tenang namja itu berjalan menuju tiang penyangga jembatan, sedikit merayap dan berjalan dengan susah payah. Memanjat baja-baja berkait itu dengan hati-hati. Menalikan tali untuk membantunya melancarkan aksi. Menghampiri si yeoja yang tengah berdiri dengan gelisah di sana.

Sang yeoja terlihat kaget dengan kedatangan orang yang tidak dia duga-duga. Terlihat sebuah perbincangan kecil, sang yeoja berkali-kali menggeleng, namun sang namja terlihat tak mau kalah. Dan entah bagaimana prosesnya, saat terlihat posisi yeoja itu cukup aman, namja itu akhirnya menangkap tubuh sang yeoja. Terlihat sang yeoja meronta kecil, tapi tenaga yeoja itu kalah kuat. Akhirnya yeoja itu pasrah digendong oleh namja itu. Pelan-pelan namja itu kembali menuruni baja-baja berkait yang merintang di bawahnya. Dengan lincah ia berhasil melakukan semua itu tanpa ada kesalahan sedikitpun. Merayap dan berjalan dengan susah payah.

Setelah beberapa saat, akhirnya namja itu berhasil membawa yeoja bernama Minnie dengan semangat sampai ke tempat yang aman.

"Ah, lepaskan aku pabo! Dasar orang gila, orang sinting, namja tidak waras, kurang kerjaan." umpat Sungmin sambil mengerucutkan bibirnya, memandang namja penolongnya dengan wajah sangat-sangat kesal. Sementara sang namja hanya mengerutkan dahinya, ada perasaan kesal terhadap yeoja itu, namun sepertinya sedang berusaha ia netralisir. Sementara terdengar nada kelegaan dari kerumunan yang sedari tadi mengikuti adegan heroik namja muda itu, beberapa dari mereka bahkan terang-terangan memuji aksi sang namja muda.

"Minnie ah, kau selamat sayang ... hiks ..." sang eomma menghapiri putri bungsunya kemudian memeluknya dengan wajah yang berbeda seratus delapan puluh derajat dengan wajah putrinya yang cemberut dengan kening ditekuk dan bibir dipoutkan.

"Minnie chagi jangan dulangi lagi ne ... " sang appa ingin ikut memeluk putrinya, namun sang puteri telah lebih dulu menghindar, hingga pelukan itu hanya mengenai tempat kosong.

"Minnie ah ... eonnie tadi takut sekali..." kali ini giliran eonnie yang mencoba memeluknya, namun sekali lagi Sungmin menghindar.

"Pokoknya aku benci appa, eomma dan eonnie, dan juga kau namja menyebalkan. Awas saja kau. Aku akan selalu mengingatmu sebagai orang yang paling menyebalkan dalam hidupku." gerutu Sungmin kemudian berlalu dari kerumunan itu.

"Mau ke mana lagi Minnie ah?" tanya sang eomma sambil berlari kecil mengejar putrinya yang berjalan dengan sangat cepat.

"Hah... bocah itu memang selalu kekanakan Appa."

"Sana, susul mereka Chullie ah!" titah sang Appa.

"Minnie benar-benar jagonya merepotkan." gumam sang eonnie, kemudian membalikkan tubuhnya, berlari kecil mengikuti dongsaeng dan eommanya yang sudah terlebih dahulu meninggalkan tempat itu.

"Mianhe, karena semuanya sudah beres, saya mohon diri ahjussi." namja penyelamat yang sejak tadi diacuhkan oleh keluarga yeoja yang sudah diselamatkannya pun angkat bicara.

"Ah, gomawo-gomawo ... mianhe, saya sejak tadi belum sempat berterimakasih kepada anda. Saya Lee Jin Ki, kalau boleh tahu, sipa namamu Nak?"

"Cho Kyu Hyun imnida. Tidak perlu berterimakasih ahjussi, saya hanya melakukan apa yang saya bisa." namja muda itu memperkenalkan diri sambil membungkuk sopan.

"Ini kartu nama saya, dan ini, cek ini tolong diterima." Namja setengah baya bernama Lee Jn Ki itu menyerahkan kartu namanya, kemudian menuliskan beberapa digit angka pada cek kosong yang ia ambil dari saku jasnya.

"Tidak ahjussi, saya menolong dengan ikhlas." Kyuhyun menolak pemberian namja setengah baya itu dengan halus.

"Ambillah, atau ini kurang banyak. Ah, ini, ini cek kosong, isi saja sesuai yang kau inginkan." Lee Jin Ki kembali menyerahkan selembar cek kosong kepada Kyuhyun.

Kyuhyun tersenyum kemudian kembali menggelengkan kepalanya.

"Baiklah kalau kau tak menerima ucapan terima kasihku." Jinki terdiam sejenak, seperti memikirkan sesuatu.

"Kau masih kuliah atau sudah bekerja nak?" tanya Jinki sesaat kemudian.

"Saya masih kuliah dan kebetulan bekerja part time di sebuah apotek." tutur Kyuhyun menjawab pertanayaan ahjussi setengah baya itu.

"Kalau begitu, apakah besok sore kau ada waktu?"

"Ehm... jam lima saya free ahjussi, memangnya ada apa?" tanya Kyuhyun penasaran.

" Tolong, dataanglah ke rumahku, aku ingin mengobrol panjang denganmu. Oiya, alamatku ada di kartu nama itu."

Kyuhyun mengernyitkan kening, ia belum mengiyakan, namun juga tidak menolak permintaan namja setengah baya di hadapannya.

"Kau mau kan Nak, oke, gomawo sebelumnya. Aku pamit dulu ya." ahjussi itu pun pergi dengan seenaknya, tanpa memperdulikan Kyuhyun yang masih bingung dengan keluarga kecil itu.


ah, akhir-akhir ini susah sekali menemukan KM moments ... padahal saya kangen sekali ngeliat mereka berdua bersama, walaupun sekedar hanya saling pandang saja ... *malah curhat ...wkwkk*

adakah yang berminat untuk membaca lanjutan ff ini? kalau ada tolong beri ff ini review, beri saya masukan, beri saya semangat ...

atas reviewnya saya ucapkan terima kasih

thanKYU