CHAPTER ONE
-LOVE STORY-
Hujan baru saja turun membasahi kota London ketika sepasang pria dan wanita sedang duduk di Leaky Cauldron Cafe. Hermione Granger ,si wanita yang sudah biasa minum di situ memesan kopi , yang memang menjadi menu utama di cafe yang dimiliki oleh Theodore Nott. Theo sendiri,sebagai pemilik sekaligus barista utama di cafe tersebut selalu menyediakan atau bisa dikatakan senang meracik "ramuan" baru untuk kopi di cafenya itu. Hazel Vanilla Coffee, salah satu menu kopi baru racikan sang pemilik berhasil menarik minat sang wanita yang sedang memilih menu cafe tersebut. Memang menjadi kebiasaan nya mencoba menu baru yang di buat oleh Theo yang menjadikan Hermione pelanggan yang hampir selalu menjadi orang pertama yang mencicipi racikan kopi baru di cafe tersebut. Bahkan kadang Theo membuatkan khusus untuk sekedar mendapatkan penilaian Hermione. Theo sendiri merupakan seorang Barista handal yang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya.
Draco Malfoy, si pria yang duduk di hadapannya,terlihat masih sibuk memilih minuman apa yang ingin di pesan. Hermione sendiri, memutar mata heran ,melihat pria di hadapannya yang terlihat seperti seorang gadis labil yang sedang memilih warna baju apa yang akan dipakai ke Pesta Dansa Natal Hogwarts. Padahal jujur saja, bukan sekali dua mereka ke Cafe ini. Bisa di bilang, Cafe ini adalah favorit mereka berdua untuk santai sekedar menghilangkan penat sehabis bekerja. Dalam seminggu kadang hampir 3 kali mereka mengunjungi cafe ini hanya untuk sekedar santai atau makan. Draco yang juga masih merupakan sepupu jauh dari sang pemilik Cafe juga sering melakukan meeting penting para Auror kementrian di Cafe ini. Pekerjaannya sebagai seorang Kepala Auror menjadikannya alasan melakukan beberapa kali meeting di sini agar tidak terlalu tegang mengingat pekerjaan Auror sendiri yang memang menegangkan. Draco sendiri akhirnya memutuskan memilih Marshmellow Ireland Coffee.
'Baiklah, Hermione, kau memesan Hazel Vanilla Coffee dan Mr. Malfoy terhormat setelah sekian lama memutuskan pilihannya akhirnya memilih Marshmellow Ireland Coffee," kata Theo dengan gaya bicara diolah-olah se dramatis mungkin mengulangi pesanan mereka sambil mencatat pesanan mereka. Terkadang memang Theo sendiri lah yang membawakan buku menu dan mengantarkan pesanan mereka mengingat mereka adalah teman baik dan salah satu pelanggan setia Cafe nya. Hermione tersenyum sambil mengangguk dan Draco hanya mengangkat alis menatap Theo sambil terkekeh dan meraih majalah yang terletak di dekat meja mereka.
" Kau seperti baru pertama kesini,Draco. Memilih terlalu lama dan yang kau pilih tetap minuman yang sama. Setahuku, kau memilih minuman yang sama selama satu bulan ini," Kata Hermione sambil menatap ke luar jendela mengingat dia dan Draco kadang memilih menu yang sama. Hujan memang sudah agak mereda namun gerimis di luar sana masih mampu membasahi pakaian jika ada yang nekat menembus hujan. Jadi meminum sesuatu yang hangat benar-benar pilihan yang tepat.
"Entahlah, akhir-akhir ini aku mulai merasa malas mencicipi minuman baru. Bukan berarti Theo membuatnya tidak enak, hanya saja aku sedang tidak ingin memesan yang lain,Marshmellow Coffee ini benar-benar enak ku rasa" Kata Draco sambil membuka Majalah Weekly London Gossip.
Pernyataan nya di sambut Hermione dengan tawa meremehkan. "Haaah, yang benar saja. Seorang Draco, meinginkan sesuatu yang pasti dan menetap. Kau terlihat seperti seorang Cassanova yang belajar setia. Draco kau terdengar lucu, kau malah terlihat seperti melawak alih-alih bijaksana," Kata Hermione sambil melihat ke arah Draco yang masih sibuk membolak balik majalah.
"Ayolah Hemione, Kita sudah bersahabat sejak lama, kau kenal siapa aku. Aku bukanlah cassanova atau seorang playboy. Yah,harus akui memang banyak sih wanita-wanita yang mengejarku, Mungkin karena memang aku terlalu mempesona," Draco menjawab dengan mata dan tangan yang masih sibuk menatap dan membolak balik majalah. Tanpa menatappun Hermione tahu Draco mengatakannya sambil menyeringai Malfoy sejati.
"Malfoy dan Kepercayadirian nya yang tinggi," Hermione terkekeh takjub dengan rasa percaya diri luar biasa seorang Draco Malfoy.
Hermione sendiri tidak bisa memungkiri bahwa Draco adalah seorang pria yang tampan ,pintar, baik,perhatian dan keras. Dapat dilihat dari karirnya yang cemerlang sebagai Kepala Auror di usia muda yang bahkan mengalahkan si Harry Potter, yang dulu saat mereka masih bersama menjadi Auror dan mengajukan diri menjadi Kepala Auror, justru berhasil dikalahkan nya. Sebuah prestasi yang membanggakan oleh Draco sendiri mengingat persaingan mereka selama masih sekolah yang berlangsung sampai sekarang. Tapi untunglah persaingan itu sendiri hanya di bidang prestasi Akademis. Harry sendiri sekarang menjabat sebagai Kepala Departemen Olahraga mengingat antusiasmenya yang besar terhadap perkembangan Olahraga sebelum dia memutuskan menjadi sendiri sebenarnya diminta oleh ayahnya untuk mengurus perusahaan milik keluarga mereka, Malfoy Corp, tapi Draco sendiri lebih memilih pekerjaan yang di dapatnya karena usahanya sendiri.
Hermione sendiri, setelah lulus dari Hogwarts telah memutuskan untuk menjadi seorang Desainer pakaian yang kini bekerja untuk Pansy Parkinson, sang pemilik Butik elit terkenal di London ,Miss Parkinson Essential, tempat dimana Hermione bekerja sebagai perancang utama berbagai pakaian dan gaun pesta selama hampir 5tahun. Gaun rancangan nya sendiri merupakan favorit oleh para langganan di toko tersebut termasuk oleh keluarga Malfoy sendiri terutama Ibu Draco, Narcissa Malfoy. Pansy sendiri membayar kerja kerasnya dengan bayaran yang mahal mengingat rancangannya yang menjadikan Butik nya terkenal di seantero London.
Mereka berdua,Hermione dan Draco sendiri, sudah bersahabat semenjak tahun ke 7 mereka di Hogwarts School ketika bersama-sama menjadi Ketua Murid. Persahabatan mereka yang sudah terjalin kurang lebih 10 tahun sepertinya tidak atau belum menunjukkan perubahan. Tak sedikit orang mungkin menilai mereka sudah seperti sepasang kekasih yang selalu terlihat berdua di berbagai kesempatan namun Hermione dan Draco membantah mereka kekasih karena mereka pasti akan menjawab, kami hanya sahabat.
Hermione sendiri tidak pernah menyangkal, dia memiliki perasaan lebih terhadap Draco dan sudah dipendamnya selama ini. Jujur hanya Draco lah pria terdekatnya saat ini. Hermione sendiri sudah sangat mengenal Draco dan nyaman bersamanya. Draco memang perhatian dengan dirinya namun Hermione lebih memilih takut mengartikan berlebihan dan membiarkan semuanya apa-adanya. Bukanlah hal yang mudah untuk Hermione mengatakan bahwa dirinya menyukai Draco, karena dengan tegas Draco selalu membantah apabila dia dikatakan kekasih oleh teman nya, teman Hermione atau siapapun. Kadang Hermione merasa bahwa mungkin benar Draco tidak memiliki perasaan lebih kepadanya, hanya menganggapnya sahabat dan Hermione sendiri tidak pernah mencoba untuk mencari tahu karena ya dia akui dia merasa takut bahwa persahabatan mereka akan hancur jika Hermione mengakui perasaannya kepada Draco dan memilih untuk membiarkan dirinya memendamnya sendiri.
Draco sendiri memang tak pernah terlihat memiliki selalu beralasan bahwa memiliki kekasih terlalu merepotkan dan akan mengganggu pekerjaannya. Ibu nya sendiri pernah mencoba menjodohkan nya dengan salah satu anak dari sahabatnya yaitu Romilda Vane. namun alih-alih mencoba, Draco justru kabur di acara makan malam mereka dengan dalih ada pekerjaan mendadak. Draco memilih tidur di kantor pribadinya dan mengancam ibu nya dengan "lembut" bahwa dia tidak akan pulang jika ibunya tetap bersikeras menjodohkan nya lagi. Tapi tentu saja Draco tidak seperti itu. Dia hanya ingin menemukan cintanya sendiri dengan caranya sendiri.
"Ini minuman kalian. Dan ini Hazel Vanilla Hot Coffee spesial pertama kali ku buat untuk Hermione. Kau tahu Hermione, ini adalah menu special yang ku buat untukmu, namanya sendiri terinspirasi dari warna matamu. Kuharap kau menyukainya, Hermione.' Kata Theo sambil menaruh minuman di hadapan mereka masing-masing.
"kau terdengar seperti sedang merayu Hermione," sahut Draco tanpa menatap Theo sambil kemudian menyesap minumannya perlahan.
"Kau ingin aku di cekik Daphne, Drake," Dengus Hermione yang di sambut seringai khas Malfoy. "Terimakasih banyak kalau begitu, Kau tau, aku sangat menyukai semua minuman buatan mu, kau memang pantas mendapat penghargaan, Theo," Sahut Hermione sambil tersenyum menatap minuman di hadapannya dengan berbinar yang di balas senyuman hangat dari Theo.
Sambil beralih menatap Malfoy, Theo berkata," santailah Draco, kau terdengar seperti sedang cemburu," yang sekali lagi langsung di balas dengan seringai ala Malfoy. Theo hanya terkekeh tanpa mereka sadari Hermione yang sedang meminum kopi nya hampir tersedak mendengarnya.
'baiklah, kalian santai saja dulu, nikmati suasana hangat cafe ku karena diluar masih gerimis, aku mau melayani pelanggan yang lain dulu, karyawanku hari ini ada yang tidak masuk," ucap Theo sambil berlalu membawa buku menu dan nampan kembali ke dalam.
'Hermione, besok kau pulang cepat kan? Aku mau mengajakmu ke St. Mungo," kata Draco yang sudah menyelesaikan membaca lebih tepatnya membolak balik Majalah Weekly London Gossip.
Hermione yang mendengar St. Mungo langsung menautkan alisnya. "Memang siapa yang sakit, setahuku Mrs. Malfoy baik-baik saja, maksudku aku barusan mendapat telepon dari beliau tentang pesanan gaun untuk Pernikahan anak koleganya minggu depan, dan aku rasa ayahmu tidak sakit mengingat pasti kau akan panik luar biasa," Sahut Hermione dengan tenang dan penuh penjelasan, namun masih dapat didengar nada penasaran siapa yang ingin dikunjungi nya di St. Mungo Hospital.
"Bukan mereka," sahut Draco dengan nada tenang luar biasa menghadapi perkataan Hermione yang panjang dengan kebiasaannya berbicara satu tarikan nafas. "Aku ingin mengajakmu menjenguk bibi Bellatrix,"Hermione kembali menautkan alis heran atas ucapan Draco. Draco yang melihat ekspresi Hermione langsung memberikan pernyataan."Bibi Bella terjatuh di kamar mandi tadi malam, tapi tidak apa-apa. Kata dokter muggle , Bibi Bella hanya kelelahan karena kurang istirahat namun dokter menyarankan supaya Bibi Bella beristirahat dulu di sana. Di Rumah juga tidak ada yang menjaga Bibi Bella. Mengurus perusahaan sendirian, kasian dia. Barusan malam tadi dia di rawat, kau tau kan, dia tidak memiliki anak, jadi aku pikir jika kita menjenguknya mungkin akan sedikit menghiburnya. Hanya aku keponakan nya terdekat sekarang," Tanpa jeda dan dengan sedikit ekspresi prihatin keluar dari mulut Draco. Bibi Bella merupakan adik dari Kakak dari Mrs. Malfoy. Dia tinggal sendiri bersama seorang asisten rumah tangga dan seorang supir pribadi di Rumahnya. Bibi Bella tidak mempunyai anak dan suaminya meninggal ketika melakukan perjalanan bisnis ke Yunani jadilah Bibi Bella yang mengurus perusahaan milik suaminya sendiri. Draco bukanlah anak yang tidak peduli terhadap sekitarnya terutama keluarganya. Hanya saja kadang sifat cuek dan cool nya menyebabkan dia dianggap angkuh dan sombong. Sekali lagi Hermione tahu siapa Draco.
"Kasihan beliau, Bibi Bella memang baik dan menyenangkan walau agak sedikit err..misterius dengan hobinya memakai pakaian yang gelap. Tapi aku senang keluargamu adalah pelanggan tetap di Toko Pansy dan asal kau tahu, Bibi Bella sudah memesan 300 lembar pakaian untuk seragam baru karyawan perusahaannya tahun depan." Hermione tersenyum menatap Draco. Draco hanya tersenyum tipis seperti terkekeh mendengarnya. Dia tahu, Bibi Bella memang agak sedikit misterius mengingat dia tidak punya keluarga lagi selain Ibu nya sekarang dan Draco sangat menyayanginya.
"Baiklah, aku jemput di Butik mu sekitar jam 3 sore, mungkin pulangnya kita bisa pergi nonton, Film terbaru sudah rilis dan aku berniat menontonnya besok," Kata Draco antusias sambil menyesap minumannya sampai habis.
"Wow Draco, apakah besok kita berkencan?" kini giliran Hermione menggoda Draco yang menyeringai sambil menatap cangkir kopinya yang isinya mulai habis.
"Jika kau bilang begitu, aku tidak keberatan. Lebih baik kau habiskan kopimu sekarang sebelum gelas itu pecah kau tatap terus menerus, aku jauh ribuan kali lebih tampan daripada cangkir itu Hermione," kata Draco sambil terkekeh menatap heran Hermione yang memang dari tadi terlihat asyik menatap cangkir nya seolah ada pria tampan di dalamnya.
Ya, Hermione memang sering bingung dengan sikap Draco, kadang Hermione merasa bahwa Draco memiliki perasaan kepadanya namun tentu saja Hermione tidak mau terlihat percaya diri atau berharap Draco memang menyukainya lebih dari sahabat. Itu terlihat tidak mungkin bagi Hermione mengingat memang tidak pernah sekalipun Draco mengungkit masalah perasaan kepadanya dan begitu juga Hermione, mereka akan menjadi canggung jika harus berbicara tentang perasaan. Kembali lagi tentang gengsi dan keinginan Hermione untuk tidak merusak persahabatan mereka.
Akhirnya setelah mengobrol tentang betapa repot dan menegangkan nya pekerjaan Draco dan berbagai keluhan tentang pelanggan yang cerewet oleh Hermion,mereka memutuskan untuk pulang karena Hermione merasa mulai mengantuk. Mereka berdua pergi ke meja Theo duduk dan ketika ingin membayar semua tagihan nya langsung di tolak oleh Theo. Alasannya tentu saja, menu baru yang di buat untuk Hermione adalah tester dan gratis. Berita enak lainnya, Draco juga ikut di bebas bayarkan. Untunglah 2 cangkir minuman gratis setiap ada menu baru di cafenya, tidak membuat Theo rugi. Toh, pada akhirnya minuman yang di coba pertama kali oleh Hermione berhasil menjadi Top Menu di Cafenya.
Mereka pun pulang dengan mobil masing-masing menuju rumah mereka. Draco pulang ke Malfoy Manor dan Hermione pulang ke Apartemennya. Mereka berjanji bertemu besok di depan Butik Hermione jam 3 siang.
Hermione menghempaskan tas nya ke meja di ruang tengah ketika Ginny sedang asyik menonton televisi yang sedang menayangkan acara talk-show .Ginny adalah adik sepupu Hermione dari pihak ayah. Dia baru memulai pekerjaan barunya sebagai salah satu redaksi di London Daily News bagian Olahraga. Ginny yang notabene juga sedang menjalani hubungan dengan Harry merasa sedikit terbantu dengan posisi Harry sebagai Kepala Departemen Olahraga namun bukan berarti Ginny memanfaatkan posisi Harry karena mereka sendiri sudah dekat sejak masih di Hogwarts dan sudah memulai hubungan asmara mereka setahun sebelum mereka mendapatkan posisi pekerjaan mereka masing-masing.
'Hi Hermione, harimu menyenangkan?"sambut Ginny tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi sedang Hermione langsung mendudukkan dirinya di samping Ginny.
"Seperti biasa, pesanan yang menumpuk. Belum lagi Mrs. Nora yang marah-marah karena Katie yang salah menjahitkan letak kantong baju di celana baggy sendiri heran, badannya kan kurang tinggi dan dia juga sudah tua, celana baggy terlihat aneh di badannya," Kata Hermione sambil memejamkan matanya sambil menyenderkan kepalanya di sandaran sofa. "Tadi aku juga bertemu Draco," lanjut Hermione lagi sambil tetap memejamkan matanya yang berhasil mengalihkan pandangan Ginny dari televisi.
"Lalu, Adakah kemajuan dengan hubungan kalian." sahut Ginny sarkatis tanpa berniat mengalihkan pandangannya dari televisi. Hermione masih tetap terpejam dan tersenyum miris. Ginny memang agak kesal jika Hermione bercerita tentang Draco, maksudnya bisa-bisanya Draco tidak menyadari perasaan atau paling tidak peka terhadap Hermione. Dia kadang berpikir heran, bahwa sepertinya hati seorang pria Malfoy sepertinya memang keras dan tak mudah tersentuh apalagi hal-hal berbau cinta atau katakanlah Malfoy tidak menyukai wanita. Hii...Ginny bergidik ngeri jika membayangkannya.
"Tidak juga, dia mengajakku mengunjungi Bibi Bella dan pulangnya kami akan pergi nonton," Hermione tersenyum kemudian merubah posisinya menatap televisi. Ginny kembali menatap ke arah Hermione. Bukan kali ini mereka pergi berdua hanya sekedar jalan-jalan atau pergi ke cafe. Namun, ketika Hermione sudah mengatakan hal itu, dia selalu mengatakannya dengan gembira seperti sedang di ajak kencan oleh seorang Malfoy. Namun sekali lagi Hermione selalu menyangkal itu acara yang terdengar seperti kencan oleh Ginny. Murni hanya sepasang sahabat yang memerlukan hiburan karena menumpuknya pekerjaan mereka masing-masing.
"Baiklah Hermione, hubungan kalian sepertinya tidak akan pernah berhasil jika kalian hanya diam atau terlalu santai menghadapi persahabatan kalian. Ingatlah,tidak banyak persahabatan murni antara pria dan wanita tanpa melibatkan perasaan, Hermione. Contohnya ya kau sendiri," Hermione mendelik ke arah Ginny sambil menautkan alisnya. "arrgghh, aku sendiri benar-benar bingung dengan kalian berdua. Bisa-bisanya sih si Draco itu tidak merasa kalau kau menyukainya. Maksudku yah kau tahu sendirilah, Mione. Jangan sampai ada orang lain masuk ke kehidupan Draco dan membuat kau menyesal,Mione. Aku tak bermaksud mendoakan yang tidak baik hanya saja lebih baik kau jujur dari sekarang," Kata Ginny dengan nada suara yang terdengar tidak sabar dan mendikte Hermione untuk segera bertindak.
" Entahlah, aku mungkin akan mengatakan nya suatu saat jika aku benar-benar sudah tidak tahan dan siap. Aku benar-benar tidak ingin merusak situasi yang ada Ginny. Aku yakin jika aku jujur, semua pasti berubah," sahut Hermione yang sekarang menerawang menatap kosong ke arah televisi.
"Apapun itu, jika kau sudah mengungkapkannya, semuanya akan lebih baik, paling tidak hatimu merasa sedikit lebih lega, Mione. Baiklah, terserah padamu. Lebih baik kau makan, Mione. Aku sudah menghangatkan sup ayam kesukaanmu, Mom mengirimkannya tadi. Setengah jam yang lalu mungkin tidak terlalu hangat lagi." Ginny melanjutkan aktifitasnya menonton tv dan langsung di respon dengan senyuman lebar dari Hermione.
"oh,ya! Ahh kebetulan aku lapar. Memikirkan besok aku menjadi sangat lapar," yang sukses membuat Ginny menatap sinis sekaligus heran kepada Hermione. "Bibi Molly baik sekali. Mungkin sebaiknya aku ke The Burrow minggu depan, memang agak lama aku tidak berkunjung kesana"kata Hermione yang langsung beranjak dari sofa dan berlari kecil ke dapur langsung memakan sup ayam nya tanpa menyisakan Ginny sama sekali.
Tepat jam 3 sore, Hermione sudah berdiri di depan kantornya sambil menunggu Draco. Akhir pekan Hermione memang masih bekerja hanya saja waktu kerjanya lebih cepat dan agak santai. Jam pulang sendiri hanya sampai jam 12 siang namun sedikit berlambat-lambat di kantornya bukanlah masalah besar buat Hermione. Dia betah dengan pekerjaannya dan lingkungan kantornya. Hermione sendiri hari ini memakai dress bunga-bunga dan sandal hak yang senada dengan warna bajunya yang membuat anggun penampilannya serta rambut yang dibiarkan terurai. Rambut Hermione memang sudah tidak semegar sewaktu sekolah yang mana selalu menjadi bahan komentar teman-temannya dulu. Tidak sedikit yang menyuruhnya untuk meluruskan rambutnya tapi toh Hermione tetap membiarkannya tumbuh dengan sendirinya dan hasilnya malah rambutnya tumbuh rapi bergelombang alami dan mudah di atur. Hermione memang tumbuh menjadi wanita 26 tahun yang cantik dan fashionable. Tentu saja karena pekerjaannya sebagai designer yang menjadikan Hermione modis dan stylish di setiap kesempatan. Melihat Hermione sekarang, tidak sedikit pria yang mendekatinya,contohnya Cormac McLaggen yang tak pernah berhenti mengejarnya dari zaman sekolah dan sekarang sudah di atasi karena Cormac sudah bertemu Cinta Sejatinya. Ya, Hermione sudah menerima undangan pernikahannya minggu lalu. Lalu ada Cedric Diggory, Oliver Wood dan jangan lupakan Victor Krum yang selalu mengirimkan Bunga setiap bulan ke Apartemennya. Draco senidiri mengetahui tentang hal ini dan hanya menanggapinya dengan sinis dan bahkan pernah mengatakan mungkin Krum ingin pamer bahwa dia sedang jualan bunga di tempatnya. Tanggapan yang sangat Malfoy-ish. Namun dari banyaknya pria yang mendekatinya , tak pernah ada yang benar-benar memasuki hatinya karena Hermione sadar sudah ada Draco yang lebih dulu menempatinya.
Sekitar 10 menit kemudian Draco datang menjemput Hermione ke kantornya. Draco langsung membukakan pintu tanpa keluar dari mobil.
'Hi, Nona, sudah lama menunggu. Maaf,tadi Mr. Rudolf menyuruhku melihat berkas pencabutan kasus Mr. Carlton yang sudah ditangguhkan, Agak bertele-tele. Ayo naik," kata Draco dan langsung meminta maaf karena dia tahu, Hermione kurang suka jika tidak tepat waktu meskipun hanya 5 menit kecuali dengan alasan yang masuk akal dan untungnya alasan Draco memang masuk akal.
"Tidak apa-apa Draco. aku juga baru saja selesai. Biasa, ada pelanggan yang sedikit cerewet." Sahut Hermione. Dia langsung masuk ke dalam mobil dan Draco langsung menjalankan mobilnya menuju St. Mungo Hospital.
Jarak ke St. Mungo lumayan jauh jika dari kantor Hermione. Sepanjang perjalanan tidak ada yang berminat membuka pembicaraan di mobil. Draco fokus menyetir dan Hermione terlihat asyik melihat pemandangan kota London dari dalam mobil seolah setelah 26 tahun hidup di London, baru kali ini London terlihat lebih menarik di banding apapun. Entahlah,tiba-tiba sejak Draco menjemputnya tadi Hermione agak merasakan perasaan yang tidak enak. "Semoga bukan apa-apa."batinnya dalam hati.
Sekitar 25menit kemudian mereka sampai di St. Mungo Hospital dan langsung menuju Kamar di mana Bibi Bella di rawat. Bibi Bella sendiri di rawat di kamar paling spesial dan sangat VVIP. Dan ketika mereka baru berjalan menuju lift, Hermione tiba-tiba berhenti mendadak dan mengingat sesuatu.
"Astaga, kenapa aku sampai lupa membelikan Bibi Bella sesuatu, ini sangat tidak sopan Draco, kita menjenguk tanpa membawa apapun," kata Hermione sedikit menjerit dan kesal karena bisa sampai lupa membawakan sesuatu untuk Bibi Hermione terlalu asyik dengan pikiran nya sendiri di dalam mobil tadi.
"Tidak apa-apa, Mione,tidak usah repot" Draco yang berjalan sedikit lebih didepan dari Hermione berbalik dan menatap Hermione dengan tersenyum. Kedatangan mereka sudah cukup menghibur Bibi Bella karena yang dibutuhkan nya adalah perhatian dari orang terdekatntya. Namun Hermione bukanlah wanita yang tidak tahu tata krama maka tanpa persetujuan dari Draco dia berbalik arah sambil mengatakan ke Draco untuk menunggunya sebentar di situ dan jangan ke kamar duluan sembari Hermione pergi ke toko bunga di dekat Rumah Sakit.
'Hey, kalau kau mau, pakai lah mobilnya," Draco sedikit berteriak namun Hermione sudah menghilang di belokan.
"Ck, dasar keras kepala,"
Draco yang sudah paham sifat Hermione hanya terkekeh melihat kekeras-kepalaan wanita cantik bermata coklat madu itu. Dan ketika dia membalikkan badannya tanpa sengaja dia bertabrakan dengan seorang wanita yang sedang berjalan sambil membaca dokumen yang ada di tangannya hingga tidak menyadari posisi Draco yang tanpa dia sadari juga berada di tengah koridor. Tabrakan itu pun membuat sang wanita terhuyung dan menjatuhkan dokumennya yang kemudian langsung berhamburan di koridor.
"Maafkan saya, saya tidak sengaja," wanita itu langsung berdiri setelah membereskan dokumennya yang berserakan sambil dibantu Draco. Draco pun ikut berdiri dan menatap wanita tersebut. Tanpa di sadari , Draco terpana melihat wanita tersebut. Wanita di hadapannya ini cantik, anggun dan mempesona. Dilihat dari pakaiannya sepertinya dia dokter di rumah sakit ini. Draco yang awalnya kesal tidak jadi marah setelah melihat sosok yang secara teknis menabraknya tersebut. Sempat terdiam takjub, Draco pun menguasai dirinya.
"Oh tidak apa-apa Miss...Madley," Draco melirik name tag yang tertampang di baju wanita tersebut namun hanya sempat membaca nama belakangnya kemudian menyeringai dan membuat sang wanita menautkan alis nya heran dan menatapnya tersenyum "aku melihat dari name tag anda," lanjut Draco yang merasa wanita di hadapannya agak kaget dan akhirnya tersenyum menyadari bahwa dia masih memakai pakaian dinas nya. . Rupanya benar wanita ini salah satu dokter di St. Mungo Hospital.
"Baiklah Mr... ,"
"Malfoy, Draco Malfoy," ya, Draco secara tidak sadar memperkenalkan diri nya terhadap wanita yang baru saja dikenalnya atau katakan lah tidak sengaja menabraknya.
"Baiklah Mr. Malfoy, maaf telah menabrakmu, saya permisi dulu," lanjut Miss Madley sembari menganggukan kepalanya dan berjalan anggun menjauhi Draco menuju belokan dan menghilang. Draco masih mengamati wanita itu sampai dia menghilang di belokan. Draco memang sering melihat wanita cantik dan disukai oleh wanita cantik adalah hal yang biasa baginya. Namun, sepertinya kali ini Draco mulai percaya dengan pepatah, "jatuh cinta pada pandangan pertama".
"Sepertinya aku akan mengunjungi Bibi Bellatrix lagi besok," Seringai khas Malfoy pun terukir di wajahnya.
To Be Continued...
Hi...Salam Kenal semua. Aku adalah penghuni baru di sini dan dengan "pede" nya mempersembahkan fanfic pertamaku. Kebetulan aku seorang DraMione shipper.
berhubung ini fanfic pertama maka mohon maaf jika masih banyak kekurangan dan alur cerita yang mungkin agak kecepatan. Mohon Review nya.
Terimakasih :)
