aku membuka pintu rumah ku dan gemerincing suara rantai langsung menyapa lembut telinga ku. Aku tersenyum tipis melihat mereka.

Mereka yang ada disana dengan rantai yang mengengkang kebebasan mereka , tapi dengan rantai itu mereka semakin terlihat tampan dan begitu menyenangkan mataku.

Perkenalkan peliharaan ku. Umh.. tapi dengan siapa dulu kau ingin berkenalan ?

Disana itu , seekor .. ups seseorang dengan penutup mata itu adalah Hakyeon , dia kulitnya sedikit gelap karena seharian aku menjemurnya dibawah teriknya matahari , bahkan membiarkannya jika hujan membasahinya , aku tidak peduli. Aku hanya senang melihatnya menderita begitu.

BRAAK!

"yack ! dasar hewat idiot !" aku menendang perut salah seorang peliharaan ku. Ia ku ikat dengan kuat di ujung sana tapi entah kenapa ia mampu melarikan diri.

"grrhh !" ia menggeram marah, mungkin jika gag ball di mulutnya tidak mengunci mulutnya ia sudah mengumpat padaku. Aku tersenyum meremehkan kearahnya. Namanya adalah Zelo. Dan hanya dialah yang paling sering membantah pada ku. Tapi dia akan diam jika aku mulai menyiksa Yongguk , entah mungkin Zelo menyukainya.

Aku berjalan dengan anggun melewatinya dan meraih Yongguk, yang selalu tergeletak tidak berdaya diatas meja. Tentu saja aku mengikatnya dengan kuat disana. Aku mengambil termos kecil yang selalu ku sediakan didapur. Dan mulai menuang air mendidih itu ke perut Yongguk.

"ngghhh.. mmhh.." Zelo tampak terkejut dan dia langsung merangkak ke arah kaki ku. Aku merasakan kaki ku basah dan aku menendang pundaknya untuk menyingkir. Ia kembali mendekatiku dan menangis. Aku tau ia tidak tahan melihat Yongguk tersiksa.

Aku sangat tau.

Aku melihat Yongguk ia menatap ku dengan kosong, dan mulutnya ? ku jahit sekarang ini dan untuk kelangsungan hidupnya aku memasangkan infus padanya. Aku tersenyum tipis dan meninggalkan mereka.

Aku kembali ke kamar ku. Dan melepas jaket yang ku kenakan.

"masterr.."

Aku melihat ke atas ranjang ku, Ravi , ia tersenyum pada ku dan menyambutku dengan lembut.

"menungging !"

Ravi tampak terkejut namun sorot ketakutannya lebih nyata. "m-master.. kau ingin bermain ?"

Ia bertanya dengan gemetar dan aku mengangguk.

"bisakah .. kita istirahat sejenak master ? aku masih kesakitan.." lirihnya dan menghampiri ku, berlutut dihadapan ku dengan wajah memelasnya.

Aku mengangkat wajahnya yang penuh luka cakaran-tentu saja itu buatan ku- aku tersenyum tipis dan menghantamkan kepalanya ke lantai, hingga suara benturan menggema ditelinga ku.

Aku tersenyum , saat menarik rambutnya dan melihat wajahnya. Ku pikir apa ternyata darah mengalir pelan.


hi, aku membawa teaser ? umm atau apa namanya kk aku tidak tau..

jadi ayo vote ? akan kubuat 3 ff dimana 'aku' adalah master dari B.A.P / VIXX

aku disini adalah kalian btw

kalau mau .. lets vote ..

akan ku tunggu ..

kkk.. trima kasih