"renjun"
"hm? Iya pak?" renjun yang sedang sibuk memasak menghentikan kegiatannya sementara untuk memperhatikan guru ekskul masaknya.
"kali ini jangan terlalu hambar ya,fokus lah." pak Kyungsoo menatap Renjun dingin. Dengan kikuk Renjun mengangguk dan mulai memasak lagi.
Memasak kue ulang tahun. Ya,sekarang temanya adalah kue ulang tahun. Dimana krim yang banyak dengan hiasan menarik mendapatkan nilai yang bagus. Jangan lupakan soal rasa.
Renjun tidak pandai memasak,justru malah tidak bisa. Dia satu-satunya anak laki-laki yang mengikuti ekskul memasak. Alasannya adalah "agar aku bisa makan di rumah" ya,alasan yang logic.
Renjun adalah anak broken home,ibunya di singapur sementara ayahnya di kanada mengurusi perusahaannya. Ayahnya sudah tidak pulang hampir 1 setengah tahun,alasannya adalah begitu banyak yang harus di kerjakan di kanada. Renjun pikir ayahnya sudah menemukan istri baru,tapi ia menepis semua pikiran itu karena ia percaya kedua orang tuanya pasti akan bersatu kembali,karena kedua orang tuanya belum resmi bercerai.
Renjun dengan teliti menghias kue nya. Terlalu fokus dan antusias dalam menghias kue membuat Renjun lupa mencicipi rasa dari creamnya. Hingga penilaian rasa,Renjun harus mendapatkan nilai jelek lagi.
Renjun yang ceroboh.
"kau tidak mendengarkan?" tanya pak Kyungsoo.
"maaf pak,saya lupa mencicipi creamnya"
"ya sudah."
Pak Kyungsoo menyudahi ekskulnya. Tapi,Renjun masih di dapur ekskul untuk membuat creamnya lagi. Ia akan berusaha sebaik mungkin.
Hingga sore hari menjelang, Renjun masih sibuk membuat cream.
"aish! Susah sekali sih! Aku buat mayonise aja kalau begini" Renjun membuat mayonise dari sisa-sisa telurnya. Jujur,Renjun sudah menyerah.
Setelah selesai membuat mayonise, Renjun membuat tamagoyaki. Dari sisa telur juga,lagi pula dia lapar.
Chessss.
Suara telur yang baru di masukan ke penggoreng terdengar begitu nyaring,karena hari sudah sore membuat sekolahnya sepi.
"hey"
Seseorang masuk ke dapur ekskul,membuat Renjun terkejut.
"sedang apa?" Untunglah itu Jeno,teman sekelasnya yang sepertinya habis ekskul basket. Terlihat dari bajunya.
"membuat tamago" jawab Renjun pendek.
"hm,baunya enak. Aku minta ya, tamagonya. Aku juga lapar." ucap Jeno sambil nyengir yang membuat kedua matanya hilang.
"baiklah"
"aku akan mandi dan ganti baju dulu,jangan habis kan tamagonya!" Jeno menutup pintu dan berlari cepat ke arah ruang ganti. Membuat Renjun berdecak sebal karena ia berencana ingin menghabiskan semua tamagonya.
"apa aku harus membuat lagi?" gunam Renjun.
"ah,biar lah"
Renjun mengangkat tamagonya dari penggorengan. Setelah itu membereskan tempatnya juga membersihkannya. Itung-itung menunggu Jeno.
Setelah selesai Renjun mulai tidak sabar.
"aish,mana Jeno? Aku sudah lapar :(" Renjun akhirnya memakan tamagonya duluan.
Kalap karena terlalu lapar,Renjun hampir menghabiskan tamagonya.
"akan aku buat lagi," Renjun berencana menghabiskan tamagonya sebelum Jeno tiba dan membuatkan tamago baru.
"Renjun!!! Tidak menyisakan untukku?"
Sial,Jeno tiba di suapan terakhir Renjun.
Jeno menghampiri Renjun dan menatap Renjun sengit. Tapi,Renjun dengan polosnya memasukan tamago terakhirnya dan mengunyahnya perlahan sambil manatap balik Jeno.
"itu tamago ku," ucap Jeno dingin.
"hm?"
Jeno yang asal mulanya menatap Renjun kini beralih pada bibir Renjun yang sedang mengunyah,sedikit mengkilap terkena minyak dari tamago yang di makannya.
Meneguk ludah,Jeno kelaparan.
"akan ku buat lagi setelah aku minum" ucap Renjun yang masih senantiasa mengunyah.
"tidak perlu"
"hm?" Renjun terheran, bukannya tadi Jeno marah? Kenapa saat ia akan membuat lagi tidak mau? Jangan-jangan Jeno marah besar?
Renjun yang masih terheran kaget seketika karena Jeno menggenggam kedua tangannya dan menempelkan bibirnya dengan bibir Jeno.
Renjun memberontak berusaha melepaskan kedua tangannya juga bibirnya dari Jeno.
"Jen-jeno" Renjun berusaha sekuat tenaga memberontak.
Jeno tidak diam. Kedua tangannya benar melepaskan genggaman tangan Renjun. Tapi, kedua tangannya berpindah posisi dengan cepat. Tengkuk dan pinggang Renjun.
Lidahnya mulai menjilat-jilat bibir halus Renjun,berusaha untuk membuka jalan. Renjun hanya bisa memukul Jeno dengan lemah,karena ia juga sedikit mabuk akibat permainan lidah Jeno.
Mendorong Renjun perlahan ke belakang sampai punggung Renjun menabrak kulkas.
"ugh!"
Tidak menyia-nyiakan kesempatan bagusnya. Jeno segera menyerang lidah Renjun saat mulut Renjun terbuka. Mengambil sisa-sisa tamago dari mulut Renjun,juga mengabsen tiap deretan gigi Renjun.
Sementara Renjun hanya bisa mencengkram kuat baju Jeno. Aroma tamago yang disukainya hilang digantikan dengan aroma shampo dari Jeno.
Jeno mengobrak-abrik seluruh bagian mulut Renjun. Dirasa Renjun tidak melawan,salah satu tangannya pindah ke bagian rahang Renjun. Mengarahkan Renjun agar memdongak lebih tinggi lagi,supaya ia lebih menginvasi mulut Renjun.
Renjun hanya bisa mengikuti gerakan yang di tuntun oleh Jeno. Ia sudah tidak bisa berpikir apapun saat ini.
'Ini semua karena tamago, tamago sialan'
