Vignette

Disclaimer: Riichiro Inagaki © Murata Yusuke

Story: Iwashima Fue

Warning: Ngebosenin, Fluff Everywhere, Pure (?!), 7 years later after last chapter.

Enjoy!


Hubungan itu memuncak di kala ekspresinya selalu tampak murung melihatnya di seberang sana. Jepang dan Amerika.. demi menempuh cita-cita, hobi yang dikonversikan menjadi pekerjaan, pria itu—Yamato Takeru dengan kerja kerasnya menempuh perjalanan menuju negeri paman Sam dimana ibu tanah air dari olahraga yang dicintainya berada.

Namun ia—Koizumi Karin yang diketahui memiliki hubungan romantis dengan lelaki bertubuh 190 cm itu haruslah merelakan kepergian Yamato dan mengalami hubungan jarak jauh. Ia tahu ia mencintainya karena itu ia harus mendukung untuk cita-citanya.

Memang benar jika impian Yamato sudahlah tercapai, ia sukses menjadi seorang atlet profesional dari profesional dalam kerasnya liga american football, NFL. Namun ada saja tujuan yang pastinya ingin dicapai.. untuk selanjutnya.

Setelah lama berkelut dengan telepon pintar yang menayangkan video panggilan bersama orang-orang terdekatnya—terutama gadis itu, ia segera menancapkan gasnya pada usia 25 tahun dalam kesuksessannya. Kembali menuju tanah air dimana—negeri matahari terbit dan kota ketiga yang pernah ditinggalinya.

—juga pertemuan dengannya..

Ia mengetuk pintu dan tersenyum mengungkapkan lega tanpa bicara jika para asistennya tidak berada di tempat. Memeluknya setelah sekian lama dan menghujaninya dengan ciuman... mengatakan jika saking rindunya dia pada gadis manis tersebut, ingin ia tinggal untuk sementara waktu di apartemen mungilnya.

..Karin mengizinkannya.

Namun ketika lelaki itu disuguhi minuman untuk penyambutannya yang begitu sederhana dan mengejutkan.. yang dilakukan atlet Yamato hanyalah memeluknya—tak bisa ia lepaskan gadis dengan darah yang sedang direbus tersebut.

"Aku hanya menginginkanmu... malam ini, Karin," kemudian ia mengecupnya dan berlanjut lebih jauh menuju empuknya euforia tersebut.

Sekali lagi, Karin mengizinkannya dan Yamato menginginkannya.

Lagi... dan lagi—

Keduanya bangun bersama di pagi yang cerah, semi itu. Betapa hangat suasana ketika sarapan siap disantap.

..dan mendadak suasana itu menjadi serius.

"Kita akhiri saja hubungan ini," ucap pria itu menatapnya lurus.

Karin hanya terdiam dan menunduk. Kemudian ia tersenyum—asam.. semua orang yang tak benar-benar mengenalnya pastilah menganggap ia baik-baik saja setelah ditanyakan kabarnya tentang ekspresi tersebut.

Namun tidak, betapa Yamato bisa melihat kesedihan yang ada padanya.

Yamato menghampirinya dan memeluknya, namun gadis itu hanya tertawa kecil dan meronta lembut ingin melepasnya—menolak pelukannya sehabis dirinya mengatakan pernyataan tersebut.

"Tidak, Takeru... tidak," ucapnya—tawa itu segera berubah benar menjadi senggukan tangis ditambah dengan penolakan tak berartinya pada rengkuhan Yamato.

Ia tak ingin dan ia masih mencintainya... ia rela menunggu maupun mendukungnya demi pria itu, ia sungguh benci jika kalimat sensitif itu suatu hari akan diucapkannya dan suatu hari itu adalah hari ini..

"Aku ingin kita mengakhiri hubungan kita dengan ini," Yamato menjauhkan tubuhnya dan tersenyum menatapnya yang masih berlinang air asin itu.

—Lingkaran berkilau di jari manis kirinya.

Sejenak.. ia hanya bisa melihatnya dan seketika air itu kembali membasahi pipinya.

Yamato Takeru terkekeh, merengkuhnya... kali ini ia benar-benar tak meronta untuk menolaknya. Ia mendekapnya lebih erat.. Karin hanya memukulnya lemah tanpa tenaga menyatakan sebal tanpa kata-kata karena apa yang diucapkannya semua sungguh tersangkut dalam tenggorokannya.

"Aishiteru..." itulah yang diucapkan keduanya pada musim semi di bulan kelima..