50 Tahun yang lalu terdengar sebuah kabar Angin.

Jauh di-Hokaido barat dinegri Sakura bersalju terdengar kisah yang amat terkenal.

Sebuah kisah tentang Negeri yang ditinggali Para Sumoners dan Shaman para wanita biara yang terkenal dengan kempuan material-arts yang menakjubkan.

Baik dari segi-kemampuan menyembuhkan, maupun segi pertarungan.

Terdapat desas - desus disana, Soal terdapat seseorang wanita, yang menjadi pemimpin terkuat.

Memiliki kempuan Sebagai.

Seorang Raja.

Namun nama serta desas-desus mereka semua menghilang bagai ditelan bumi ,mereka seperti menghilang dari dunia?

"OOO***OOO+++OOO+++OOO***OOO"

*K-PROJECT*

"-_-_-[K] the Queen of Silver Lily-_- _-"

By

"-_- Ligthting Shun -_-"

"OOO***OOO+++OOO+++OOO***OOO"

Sesosok gadis nampak berjalan santai dengan sedikit santai dipagi yang dingin dan mengenakan baju siswa untuk musim dingin, Seragam tebal berwarna biru, yaitu kemeja dengan dasi kupu-kupu berwarna hitam, dalam putih dan Rok selutut bergaris-garis, dibawahanya dia mengunakan rok panjang dan sepatu hitam, ia juga mengenakan Shall abu-abu rajutan membelit lehernya, sepanjang mata memandang tampak banyak murit yang antusias berjalan kaki menuju sekolah.

"Dingin!," Menekan Syal yang membungkus lehernya, sampai menutupi mulut, dan menatap kesekeliling yang semakin berkabut membuatnya sedikit jenuh. "Harusnya aku pindah awal musim panas saja! Jika bukan karna Shun-nii meminta kepindahanku lebih cepat dan tinggal bersamanya, huuh!,"Gadis itu nampak mengumal kecil,"sembari mengusap telinganya yang memerah dan mencoba menghangatkannya.

(Tring..Master you have calling)

Gadis itu menghentikan langkahnya, ia merabah saku seragamnya, dan mencari ponsel miliknya, yang sengaja tak mengunakan nada dering, melainkan pesan suara.

"Halo?!,"Jawabnya langsung mengangkat ponselnya, tampa mengecek User-nambernya. "Halo-Saya disini?!,"Ucap gadis itu dengan nada Formal.

[Saya-chan, ini Aku Tareda] Ucap Suara panggilan dari sebrang terdengar bersahabat, namun nampaknya wajah gadis yang dipanggilnya Saya, atau panggilan aslinya Saya Konohana nampak tak bad-mood.

"Jangan memanggilku dengan embel-embel 'Chan' aku tak menyukainya,"Balas Saya dingin.

[Horra~Horra! Kau tak pernah berubah meski sedikit Feminim, bagaimana kau bisa laku(istilah singkat menikah) atau dapat pacar, jika sikapmu masih dingin begitu Saya-Baka?] Balas suara gadis dari sebrang telpon, suaranya yang melengking, cibiran keras. Pada Saya yang menerima sambungan telepon, yang merasa shock mendengarnya.

"Apa maumu menelpon sekarang aku ingin pergi kesekolah ada apa?!,"Tanya Saya dengan dengusan bosan, nampaknya gadis dingin itu nampak bad mood saat ini.

[Paman Kai-kun memberitahku lewat pesan, jika dia mengirim Pesan-Gelombang, dan nanti aku akan mengirimnya padamu lewat ponsel] Ucapnya.

"Ya! Makasih nanti aku akan membacanya,"Ucap Saya menghelah nafas berat. Memiliki seorang Paman yang selalu melakukan pekerjaan dan perjalanan rahasia, selalu membuat Saya merasa jengkel sendiri meskipun menyimpanya begitu saja, memang mereka ini hidup dizaman penjajahan, apa-apa harus mengunakan pesan gelombang segala, meskipun Saya lumayan mahir membaca Kode dalam gelombang suara, dan Kei selalu beralasan jika ini demi keselamatan dirinya, dan agar percakapan Kei dan Saya tidak akan disadap atau dicopy."..haaah,"Saya menghelah nafas pendek, ia mengakhiri telponya yang langsung dimatikan begitu saja, dan ditaruhnya disaku bajunya. "Paman-Kei sebenarnya apa pekerjaanmu sih!,"Ucap Saya dalam hati.

Saya kembali berjalan, menuju Sekolah tampa memikirkan rasa dingin ditubuhnya, ia-pun mencoba mempercepat langkahnya, namun nampaknya sang Dewa-Fortuna sedang tidak adil hari ini. "AWAS KAMU YANG DIDEPAN!,"Teriak seseorang dengan keras membuat Saya menoleh bingung dengan inrupsi suara dan-

GUBRAAAKKK!

Pandangan Saya nampak mengabur, dikarnakan bokongnya menghantam ubin yang dingin dan setelah mengumpulkan kesadaran dia merasa tubuhnya terasa digenjet oleh sesuatu diatasnya. "Aduh..?,"Rintihnya karna merasa berat, ia melirik pemuda manis, dan memiliki mata layaknya seekor kucing, Surai orange tua, dengan topi plos hitam yang dikenakan wajah sang lelaki nampak tengah berada diatas dadanya, dan menemplokan kepalanya didadanya.

"MI-MI-INGGIIRRR!," Bola mata coklat keemasan Saya membulat Shock lalu menjerit dengan nada emosi dan langsung saja menendang Pemuda itu hingga hampir terjungkal kebelakang. "Mesum!,"Bisiknya Horror, bisa-bisanya ia mengalami hal asusila dan pelecehan dipagi hari(Author : apa ini tak-berlebihan).

"Oi-oi soal itu aku?,"Ucap lelaki itu salah tingkah, dan wajahnya berubah karna melihat Saya. "P-Perempuan,"Ucapnya dengan wajah nampak bersemu merah.

"MESUM,"Saya mengumal keras dengan wajah sudah seperti udang rebus dan langsung meraih Skateboard putih yang tampaknya milik pemuda, dan melemparkanya ketubuh sang pemuda dengan sukses ternyata mengenai kepalanya.

BRAAAKK!

"Adwww!,"

"Semoga kita tak bertemu lagi AHO-NEKO!," Balas Saya kesal lalu menarik tasnya, dan berlari meninggalkan sikorban yang nampak meringis memegangi kepalanya yang terbentur amat keras, merutuki nasip kepalanya yang terbentur Skateboard putih yang nampaknya terbuat dari Kayu serta besi yang lumayan kokoh.

"Yaaattttaaaaa-Kun kau tak apa-apa!,"Seorang lelaki dengat tubuh gemuk, dengan rambut pirang menatap lelaki itu, sembari membawa bungkusan belanjaan.

"Menurutmu?,"Tanya lelaki itu kesal.

"Buruk..heheheheh...ternyata pengendara Skateboard handal sepertimu bisa jatuh juga,"Ucapnya dengan nada menyindir.

"URUSAII!,"Racaw lelaki yang bernama Yata nampak memasang expresi kesal dan siap untuk mendang lelaki tersebut.

DUAAAAKKKK!

"Gyaaaa!,"Lelaki itu menyengit kesakitan saat lelaki bernama Yata menendang kakinya.

"Siapa gadis itu tumben kau tak menghajar wanita, bukankah kau sudah biasa bertarung bahkan dengan Senri-Chan kau tak gentar seperti itu,"Tanya Seseorang dibelakang - seorang lelaki tampan, dengan rambut pirang, dan mengenakan kacamata ungu yang nampak mempesona juga sibuk membawa belanjaan.

"BAKA! Mana aku tahu!,"Racaw kesal Yata sembari memijat pelipisnya yang nampaknya bengkak. "Eh?," Yata terdiam melirik, tak sengaja kakinya menyengol sesuatu terjatuh dilantai didekatnya, dan yang terjatuh disana adalah sebuah Note-book mini hitam, milik gadis yang merupakan milik SMA GAUKUEN.

BIODATA

[Name User : Saya Konohana]

[Student : S-GAUKUEN]

[AI : 000xzezixmneo]

[Sex : Famale]

"Saya konohana?, itukah namanya!,"

"OOO***OOO+++OOO+++OOO***OOO"

"EEEeeeeeeee! Dimanaaa Card-kuuuu!,"Saya menjerit dalam hati mengobrak-abrik tasnya, demi menemukan kartu sisiwa dan Card untuk pemindai gerbang, jika tak ada itu dia tak akan bisa masuk kesekolah, apa yang harus dikatakanya pada Shun jika dihari kepindahanya dia harus bermasalah karna hilangnya kartu siswanya.

"Hei mengapa kau berada disitu?!,"Seorang gadis nampak menyapa, Saya menoleh menemukan seorang gadis berambut pendek dengan dua mainan rambut perak diujung kiri/kanan rambutnya, irisnya yang coklat terang nampak terlihat bersahabat dan juga ramah.

"Se-sebenarnya?!,"Usai ditanya seperti itu Saya menceritakan segalanya, pada gadis manis yang baru dia temui, dan respon yang didapat Saya adalah Simpati yang penuh.

"Eh! Kartumu hilang?!,"Ucapnya dengan nada kaget, namun sebuah senyuman nampak terlihat dibibirnya. "Nee mumpung kita sekelas bagaimana kalau hari ini masuk mengunakan kartuku, nanti kau bisa meminta pihak sekolah membuat kartu sementara sampai kartumu jadi?!,"Ucapnya.

"S-sungguhkah?!,"

"Hm...Aku Kukuri Yukizome,"Ucap Kukuri sembari tersenyum manis, nampak menatap ramah pada Saya.

"Aku Saya Konohana, Arigatou Yukizome-san,"Saya membungkuk-rendah dengan nada masih terdengar cangung dan langsung berlari kecil mengekori Kukuri memasuki sekolah.

"Saya? Panggil saja Aku Kukuri aku tak terlalu kena formalitas sebenarnya,"Ucap Kukuri sedikit mengembungkan pipinya, dan tersenyum kecil.

"Baiklah Kukuri-san,"

"Nah bagus begitu," Akhirnya Saya mau-pun Kukuri, berkeliling dan juga mencari daftar acak setiap siswa, mereka juga mengecek mading untuk mencari informasi yang ternyata keduanya ditempatkan dikelas yang sama.

"Ternyata kita sekelas, Saya!,"Ucap Kukuri senang.

"Um!," Saya hanya tersenyum, sembari mengangguk mengiyakan ucapan Kukuri.

"Hari ini hari pertama sekolah, kita diizinkan memilih bangku pada awal, karna masih bebas memilih bangku bagaimana jika kau sebangku denganku?,"Ucap Kukuri.

"Boleh saja!,"Ucap Saya sembari tersenyum, dan keduanya menemukan tempat duduk disebelah kanan deretan ketiga lumayan dekat dengan papan tulis. Setelah kedatangan guru, seluruh murid juga memperkenalkan diri secara satu - persatu untuk mengisi daftar apsen, upacara merapikan duduk dan tibalah diurusan belajar.

"Anak-anak buka buku halaman pertama soal fisika,"Ucap sang Guru dan semuanya serentak mendengar dan melakukan tugas.

"OOO***OOO+++OOO+++OOO***OOO"

"Ah! Baru saja masuk sekolah ini pelajaran ini,"Ucap Kukuri menghelah nafas, Usai pelajaran dan para siswi dan siswa diperbolehkan untuk Istirahat selama 15 manit, untuk melanjutkan kepelajaran lainya nanti, saat ini Kukuri, Saya dan seorang gadis berambut Down-Greend tengah makan bekal ditaman Sekolah.

"Jangan begitu Kukuri-san!,"Bujuk Saya menyemagati.

"Ah benar kata Saya-san Kukuri chan dan selamat berjuang disekolah baru Saya-san,"Ucap seorang gadis berambut down-green, rambutnya dikepang melingkar disisi kiri, kananya namanya adalah Sakura Asakama teman Kukuri sejak dibangku SD dan juga yang mengajak Saya buat makan bersama - sama ini awal yang baik bagi Saya.

"OOO***OOO+++OOO+++OOO***OOO"

[SKIP TIME]

"Hari ini aku benar-benar Sial,"Umpat Saya dengan pandangan kesal gadis itu, berjalan perlahan beberapa menit yang lalu setelah meninggalkan sekolah, dan memutuskan hendak jalan-jalan , setelah berpisah digerbang dengan Kukuri dan Sakura, ia memutuskan jalan kaki sendirian untuk sekedar jalan-jalan dan mengingat lokasi yang ia lewati.

Tiba-tiba.

BRUAAKK!

Bola mata Saya membulat hebat? Bagaimana tidak Saya, melihat adengan bunuh membunuh, sekelompok orang, yang menjadi dua kubu, yang terpecah tak jauh dihadapanya. Terlihat berbagai warna serangan yang mereka lontarkan, gelisan pedang, warna api, serangan benda tumpul dan lain-lain, sementara orang-orang biasa yang panik nampak berlari kocar-kacir.

DUAAARRR!

DUAAARRRR!

DDUAAARRRRR!

"Mama! Kakak Mamaku dimana,"Ucap Seorang anak kecil berambut pirang, dengan baju Alpocadot merah dan dalaman baju lengan panjang, terkesan amat manis seperti boneka 'Supermario' berteriak panic ketakutan, terus memanggil nama Ibunya berkali-kali, Saya terdiam menatap anak itu.

"Mama! Mamaaa! MAMA!,"Dibalik kepanikan semua orang nampak tak ada menghiraukan keadaan sianak kecil, yang menangis ketakutan tiba-tiba sebuah sabetan pedang dari Kubu lelaki yang berpakean biru, nampak akan mengenainya, nampaknya itu serangan nyasar.

"Eh!,"

SHAAATTT!

Saya lalu berlari dan memeluk anak kecil itu dan berlari menjauh hinggah serangan tak jadi mengenai anak itu dan dirinya. Usai bahaya yang telah lewat Ia mengendong menjauhkan anak-lelaki itu dari lokasi pertarungan. "Ada apa ini Sebenarnya?,"Ucap Saya menghelah nafas dalam.

Saya terdiam lalu menatap orang-orang yang masih sibuk lalu mengamuk dengan serangan bertubi-tubi, Saya pun menoleh pada anak kecil dipangkuanya. "Eh kau baik-baik saja?!,"Tanya Saya melirik anak kecil yang tadi yang dia tolong.

"Kak lenganku berdarah!,"Celetuknya menunjukan lenganya yang robek tergelis sesuatu, nampaknya luka itu didapatkan sebelum Saya menolongnya.

"Tenang ada Kakak disini,"Ucap Saya lalu merobek baju lengan panjang milik sianak lalu melihat luka si-anak, terlihat sayatan yang syukurnya tak terlalu besar. "Syukurlah tak terlalu dalam,"Ucap Saya menghelah nafas lega. lalu perlahan tangan Saya terulur ke luka anak kecil itu bersamaan Aura kehijauan nampak mengeluar, dari telapak tangan Saya, cahaya berpendar memasuki luka tubuh anak itu, dan sel-selnya tertutup tampa bekas. "Ne adik kecil apa masih sakit?!,"Tanya Saya memastikan.

"Tidak!,"Jawab Anak kecil itu, sembari menatap saya dengan pandangan tersenyum.

"Nah Nama kakak Konohana Saya,"Panggil Saya sembari tersenyum manis. "eh siapa namamu?!,"Tanyanya.

"Edara Yota,"Ucap anak itu.

"Nee..namamu bagus Ayo kita cari ibumu!,"Ucap Saya denga senyuman lalu menarik tangan Yota, yang agak melambat mencerna kata-kata Saya.

"Unn.."Ucap Yota disertai anggukan, senyuman samar diwajahnya.

"OOO***OOO+++OOO+++OOO***OOO"

[Beberapa Jam setelahnya]

"Ah! Padahal ini sudah telat dua jam untuk pulang, apa Saya kesasar, dan kenapa telponya malah tidak diangkat begini!,"Celetuk seseorang lelaki dengan pandangan kesal, lelaki berambut panjang sepinggang dan sering dikuncir Hitam, nampak mondar-mandir berkali-kali menunggu telpon masuk namun tak juga ada yang mengakat.

"Jangan terlalu takut Shun-san," Noir-sembari menghelah nafas, sejak tadi pemuda berambut merah terang, jabrik berantakan nampak duduk disofa, dan iris matanya yang berwarna Violet nampak sibuk sejak tadi untuk, mondar-mandir tak ada henti.

"Apa kau yakin Noir? Ini sudah dua jam?!,"Ucap Shun, sedikit menaikan suaranya.

TOK!TOK!TOK!

Kedua pria yang nampak sedang adu mulut, menoleh saat ada suara ketukan pintu secara bersamaan, dan Shun langsung menuju pintu keluar dengan pandangan tergesah-gesah "Ia sebentarrr! ,"Laki-laki itu lalu bergegas menuju pintu lalu mendekati, sambil berlari kecil dan memperbaiki bajunya yang sedikit kusut, dan moodnya yang sedikit kurang baik, lalu membuka pintu dan ternyata orang yang dia cari adalah orang yang mengetuk pintu rumahnya.

"SAYAAA!, Kau darimana saja! Dan kenapa penampilanmu berantakan begini, pergi sekolah rapih - rapih kenapa pulang - pulang langsung amburadul begini,"Cecar Shun menantap Saya dengan pandangan melotot dari Atas rambut sampai ujung Kaki.

"Kau berantakan sekali?,"Noir muncul dari balik punggung Shun dan ikut memandangi tubuh Saya yang nampak berdebu dan tidak karuan.

"Maafkan aku Shun-nii\Noir-nii,"Ucapnya sembari menghelah Nafas.

"Bagaimana kita bicarakan nanti saja?! Lalu jelaskan diruang makan,"Ucap Noir.

"Kau masuk mandi dan ganti pakean, setelah itu makan,"Ucap Shun pada Saya.

"Baiklah,"

"OOO***OOO+++OOO+++OOO***OOO"

"Makanlah yang banyak!,"Ucap Shun, Saat ini lelaki itu meletakan sepiring Omelet dalam porsi yang besar, dimeja makan bersamaan dengan, Noir yang juga sedang duduk di sofa depan tv tak jauh dari meja makan, tak jauh dari tempat Saya sedang sarapan.

"Noir? Ayo makan!,"Panggil Shun, sembari meletakan satu piring besar diperuntunkan untuk Noir.

"Nee-Shun-chan?!,"Ucap Noir dengan nada malas sembari melirik Shun yang sedang mengambil sekotak Jus dari dalam kulkas.

"Ah! Ada apa?!,"Shun melirik Noir, sembari menatap jari telunjuk Noir yang menunjuk layar tv meminta menonton berita yang sedang ditayangkan di TV, dan lelaki berambut panjang Go-Greend itu melepas celemek yang ia kenakan meletakanya dipinggir meja makan, lalu duduk disofa dan duduk disamping Noir.

"Nampaknya Kondisi sedang bermasalah ?!,"Ucap Noir.

"Ah! masalahnya sudah bermasalah?!,"Ucap Shun keduanya menghelah nafas dengan tatapan sulit diartikan bagi Saya.

Mendengar ucapan itu membuat Saya terdiam, yah dia tentu masih ingat dengan dengan kejadian, yang menimpanya tadi siang tentu saja dia tak bilang, apa yang terjadi pada kakak-kakaknya itu. Shun Yunan tripikal lelaki yang diidamkan para wanita dia pria yang baik namun kalem, hangat, dimata Saya dia adalah lelaki yang selalu menyimpan semuanya sendiri, begitu pula Noir Carsein juga ada lelaki kalem, tampan serta berprawakan dingin, dimana Noir terlihat tak mempedulikan melindungi orang lain dimata orang lain, tapi Saya tahu bahwa Noir adalah pemuda yang sangat lembut dan selalu melindungi orang penting baginya. Rasanya terkadang Saya merasa agak minder dilindungi oleh dua kakak yang terkesan terlalu sempurna dibanding diri sendiri.

"Oi Saya? Ada apa!,"Ucap Shun lalu membelai kepala Saya yang nampaknya melamun, sejenak bolamata emas Saya nampak membulat karna terkejut, melihat tingkah Saya, Shun hanya tersenyum manis, memandang sosok adiknya.

"Aku baik-baik saja?!,"Ucap Saya tersenyum tipis. "Maafkan aku kak akau tadi hanya berkeliling agar gampang tersesat.

"Apa yang akan kau lakukan selain sekolah? Apakah kau akan kerja Part-time sebagai pengisi waktu seperti disekolah lamamu? Aku dengar dari bibi bukanya rencanya kau ingin mencari kesibukan juga?!,"Tanya Shun lalu meraih kursi makan didekat Saya. "Gomene? Aku tak bisa menjagamu sering-sering karna aku juga banyak pekerjaan?,"Jawabnya miris.

"Aku juga,"Ucap Noir datar.

"Ah mungkin aku aku akan mencari pekerjaan?! Part-time untuk kesibukan sekolah,"Ucap Saya adalah gadis yang aktif dia bahkan tak ingin menjadi beban bagi para kakaknya.

"Saya? Kau perlukan ini?,"Ucap Noir langsung melempar, sebuah koran tampa menoleh. "Kulihat banyak juga jatwal lamaran pekerjaan,"Ucap Noir.

"Terimakasi?!,"Ucap Saya sementara Noir hanya memandang datar.

"Hunnn..."Noir hanya berber Hum ria, Saya lalu membuka Surat lamaran dan lalu tertarik melihat bebarapa lamaran kerja yang ada dalam Koran. Sementara Shun mengambil piring kotor milik Saya dan pergi didapur, sementara Noir kembali fokus pada berita. Sampai mata Saya menatap halaman bertuliskan.

Dibutuhkan? Seorang pembuat Cake

Gaji sesuai pembicaraan! Mendaftarlah.

Honomura Kafe.

Jumat : Februari 26 - 2016

(Lighiting Shun)

[Bersambung]

"