Title : The Truth
Length : Chaptered
Main Cast :
Lee Donghae
Kim Kibum
Cho Kyuhyun as Kim Kyuhyun
Kim Heechul
Others.
(Brothership ChulBumKyu)
Disclaimer : Fict ini asli milik saya tetapi Cast yang ada dalam Fict ini asli bukan milik saya. Saya hanya pinjam nama. Fict ini jelas hanya sebuah karangan belaka.
.
Happy Reading!
.
.
#Seoul, 2014
Pukul 11 malam, seorang namja SMA berjalan menapaki halaman rumahnya, tak diperdulikannya lagi jam berapa sekarang dan bagaimana keadaan tubuhnya saat ini. Namja itu melangkah mendekati pintu rumahnya. Ada perasaan ragu sesaat dalam dirinya untuk memasuki rumahnya saat ini, ia berpikir apa yang harus ia katakan kepada seluruh penghuni rumahnya.
Namun keadaan rumah sangat sepi, dengan mengumpulkan beberapa keberanian akhirnya namja tersebut memutuskan untuk melenggang masuk. Ia sudah mempunyai tekad jikalau nanti semua bertanya, maka ia akan menjawab dengan sejujurnya. Toh untuk apa bersikap menjadi anak baik jika semua itu tidak nampak di mata yang lainnya. Jika semua orang menganggapnya buruk, maka bukankah memang dirinya seseorang yang buruk?
Setelah melepas sepatu, namja tersebut melenggang pergi ke dapur. Tenggorokannya terasa kering entah kenapa, mungkin akibat luka yang ada dalam hatinya.
Dirasanya tangan seseorang menyentuh bahunya, ia kemudian pergi menengok siapa itu.
"Hae… kenapa baru pulang? Apa ada kegiatan tambahan di sekolah?"
Terlihat seorang yeoja paruh baya tengah tersenyum kepada namja tersebut, namja yang dipanggil Hae itu pun meletakkan botol minuman yang sempat ia pegang ke atas meja dan berhambur memeluk yeoja tersebut.
"Eomma…"
Yeoja yang dipanggil eomma itu hanya tersenyum dan membalas pelukan sang anak. Dapat dirasanya tubuh anaknya tersebut bergetar, ia mengerti dan segera melepaskan pelukan tersebut untuk melihat wajah sang anak.
"Ada apa? Apa terjadi sesuatu?"
Ia tidak dapat melihat wajah anaknya, maka ia segera mengangkat wajah tersebut dan menangkupkannya di antara jemarinya.
"Ada apa Donghae?"
Ia bertanya sekali lagi, namun tetap tak ada jawaban. Anaknya tersebut tetap menyembunyikan wajahnya dari pandangan sang eomma.
"Tatap muka eomma jika eomma sedang berbicara"
Maka dengan keberanian yang penuh, Donghae; sang anak menatap muka sang eomma dan menunjukkan wajahnya kepada sang eomma.
"Aigoo… apa yang terjadi dengan mukamu Hae-ya? Kamu berkelahi lagi? Kan sudah eomma bilang untuk tidak memperdulikan omongan orang lain"
Raut cemas itu muncul saat retina matanya mendapati wajah sang anak yang saat ini terdapat beberapa luka lebam. Maka segera ia pergi untuk mengambil beberapa plester dan handuk hangat.
"Tidak usah eomma, aku baik-baik saja"
Langkahnya terhenti, begitu juga dengan niatannya. Pandangannya kini beralih ke pergelangan tangannya yang dimana ada lima buah jemari yang tengah menggengamnya; mencegahnya. Ia kemudian beralih menatap wajah pemilik jemari tersebut, yang saat ini tengah tersenyum walau terdapat luka disana.
Maka setelahnya Donghae, orang yang mencegah eommanya untuk pergi mengambil obat untuk dirinya kini undur diri dari hadapan sang eomma. Ia kemudian melenggang pergi menuju kamar tidurnya meninggalkan sang eomma.
'Aku tidak pantas mendapat kasih sayang darimu, eomma'
.
.
.
#Seoul, Beberapa tahun yang lalu
Jeritan suara peluru kini terdengar ke semua penjuru arah, setiap biji peluru tersebut keluar membabi buta menghantam apapun yang ada disana. Tanpa ada rasa takut ataupun cemas ditangkap polisi, seorang namja bertopeng itu makin gencar menembakkan setiap biji peluru yang ada di pistolnya saat ini. Dengan penuh keberanian, namja tersebut mengarahkan pistolnya tepat ke tubuh setiap orang yang ada di hadapannya. Maka tak butuh waktu yang lama, kini sudah nampak banyak tubuh tergeletak tak bernyawa di hadapannya.
Ia kemudian melangkahkan kakinya untuk memasuki sebuah ruangan yang bertuliskan President Directur yang ada disana. Nampak seorang namja dewasa lain; mungkin seumuran dengannya kini berdiri tegak seolah menantang dirinya.
"Apa yang kau mau dariku?" Tanya namja tersebut.
Maka, dengan seringaian, namja bertopeng itu mengarahkan pistolnya tepat ke kepala namja yang sekarang ada di hadapannya.
Tanpa ada keraguan sedikitpun, ia tarik pelatuk pistolnya dan
DORRR…
Seketika itu juga namja di hadapannya itu tewas dengan keadaan kepala yang hampir hancur. Dengan begini, maka misinya selesai. Dan namja bertopeng itu segera pergi meninggalkan gedung kantor itu sebelum ada polisi yang datang.
#########
Ruangan yang agak sunyi dan remang-remang, serta tercium bau alkohol dimana-mana, hanya terdapat beberapa orang berpakaian serba hitam di tempat tersebut. Satu orang yang nampak seperti yang paling berkuasa dan kuat di antara yang lainnya kini tengah duduk tenang di kursinya sambil menghisap sebuah rokok. Terlihat senyuman puas terkembang di bibirnya sesaat setelah menonton berita televisi tentang penembakan brutal di sebuah perusahaan ternama di Korea beberapa saat yang lalu. Maka kemudian ia pun tertawa dengan lepasnya.
Namun tiba-tiba seorang namja yang mengenakan penutup muka; topeng di wajahnya masuk ke dalam ruangan tersebut. Ia kemudian membungkukkan badannya sesaat untuk memberi hormat.
"Dia sudah mati bos" ucapnya kemudian.
"Aku sudah tahu, kamu memang bisa diandalkan. Ini.. uang yang sudah aku janjikan padamu"
Namja yang dipanggil bos itu pun segera memberikan satu koper yang berisi banyak uang di dalamnya kepada namja bertopeng tersebut. Namja bertopeng itu pun tak segan-segan segera mengambil apa yang sudah dijanjikan oleh bosnya tersebut.
"Terima kasih bos, saya permisi"
Maka setelahnya ia menghilang dari ruangan tersebut.
"Kalian yang ada di sana"
Terlihat beberapa namja berpakaian serba hitam segera menghadap ke namja yang tadi memanggilnya; sang bos.
"Cepat kalian habisi Lee Jeong Hoon beserta anak dan istrinya, dan cepat bawa kembali uangku yang dibawa olehnya barusan. Kalian mengerti?"
"Mengerti Bos"
"Dan ingat, jangan sampai meninggalkan jejak ataupun bukti"
"Baik Bos"
Maka setelahnya beberapa namja yang sudah mendapat perintah tersebut segera pamit undur diri untuk melaksanakan tugasnya. Dan ruangan itu pun kini kembali sunyi.
"Tidak ada kata janji di dunia ini, Lee Jeong Hoon"
#########
Suara tangis dan duka yang mendalam kini tengah terjadi di keluarga Kim. Pasalnya beberapa saat yang lalu, orang terkasih mereka, Kim Nam Hyun telah dikabarkan tewas akibat serangan tembak dari seseorang tepat di kantornya; Kim's Corporation.
Istri Nam Hyun tak kuasa menahan kesedihannya atas meninggalnya sang suami tercinta, maka sesaat setelah melihat jasad sang suami, ia sudah tidak mampu menahan kesadarannya dan akhirnya jatuh pingsan. Sanak saudara dan ketiga orang anak Nam Hyun yang juga berada di rumah sakit ikut histeris, melihat Kim Jinri jatuh pingsan disana.
"Eomma… irreona… eomma…."
Anak bungsu dari Kim Nam Hyun dan Kim Jinri itu kini berteriak menyerukan nama sang eomma agar sadar kembali, ia dekap tubuh sang eomma tersebut.
"Eomma… jangan tinggalkan Kyunnie. Eomma irreona.."
Ia goncang-goncangkan tubuh sang eomma yang ada di hadapannya.
"Kyunnie, uljimma. Eomma tidak apa-apa, eomma hanya pingsan. Biar dokter yang merawat eomma, Kyunnie sama Hyung dan Kibum Hyung ne"
Kim Heechul, anak sulung mereka kemudian pergi menggendong Kyuhyun; Kim Kyuhyun, dan membawanya keluar rumah sakit untuk menenangkan adiknya tersebut yang kini semakin menangis histeris ingin menemani sang eomma.
"Appa… eomma… jangan tinggalkan Kyunnie, hiks. Kyunnie ingin eomma.."
Heechul kemudian segera menggandeng lengan Kibum, adik satunya lagi yang kini tengah menangis dalam diam di pojok ruangan rumah sakit tersebut.
"Kibummie, Kajja ikut Hyung dan Kyunnie. Ahjussi, tolong jaga eomma sebentar. Aku ingin membawa Kibum dan Kyuhyun pulang kerumah"
"Ne, tenang saja Heechul-ah. Ahjussi akan menjaga eomma kalian"
"Gomawoyo Ahjussi. Kajja Kibummie"
Heechul beserta kedua adiknya kini melangkah pergi meninggalkan rumah sakit tersebut. Heechul hanya bisa menahan air matanya agar tidak keluar, ia tidak ingin semakin membuat kedua adiknya bersedih.
"Appa… semoga engkau tenang disana. Aku berjanji akan menjaga eomma, Kibum dan juga Kyuhyun. Aku juga berjanji akan menangkap orang yang sudah melakukan ini padamu Appa"
#########
Seorang namja pulang dengan senyum bahagia terlukis di wajahnya, ia terus memperhatikan salah satu tangannya yang kini membawa sebuah koper yang berisikan banyak uang. Ia sudah tidak sabar bertemu dengan anak dan istrinya. Maka, ia pun berlari masuk ke dalam rumahnya.
"Appa…"
Seorang namja kecil datang menyambut kedatangannya. Ia semakin memperlebar senyumannya dan segera menggendong putranya tersebut.
"Cha.. anak Appa sudah besar"
"Kamu sudah pulang Yeobo?"
"Hmm…"
Sang suami masih sibuk bermain dengan putra mereka dan tidak begitu memperhatikan istrinya.
"Apa ini Yeobo?"
"Itu beberapa uang untuk keperluan Donghae di masa yang akan datang, kamu harus menyimpannya baik-baik"
"Banyak sekali…. Kamu dapat darimana?"
"Itu..."
Belum sempat sang suami, Lee Jeong Hoon menjawab pertanyaan sang istri. Terdengar suara beberapa mobil di luar rumahnya. Ia kemudian memberikan Donghae kepada sang istri dan segera melihat apa yang sedang terjadi.
Ia mengintip dari balik tirai jendela rumahnya.
'Itu kan anak buahnya Bos Jang'
Seketika juga firasatnya menjadi buruk, maka dengan segera ia berlari ke arah istri dan anaknya.
"Yeobo, cepat pergi dari rumah ini. Bawa serta Donghae dan juga koper ini. Lewat pintu belakang"
"Tapi kenapa? Ada apa? Siapa yang datang?"
"CEPAT BAWA DONGHAE KELUAR PERGI JAUH-JAUH DARI RUMAH INI"
Tanpa sadar ia membentak sang istri, dan itu membuat putra mereka menangis. Ia merasa bersalah, ia kecup kening sang istri dan pucuk kepala Donghae kemudian.
"Aku mohon, turuti permintaan terakhirku. Aku ingin kamu dan Donghae tetap hidup. Dan apabila kamu sudah merasa tidak sanggup, maka datanglah ke keluarga Kim Nam Hyun, ceritakan yang sebenarnya tentang siapa aku. Maka kamu akan tahu apa yang sebenarnya terjadi"
"Apa yang kamu bicarakan? Aku tidak mengerti Yeobo.."
"Kamu tidak harus mengerti, kamu hanya harus menuruti perkataanku Yeobo. Jebal…"
Tak beberapa lama, terdengar suara bantingan pintu dan beberapa benda pecah di ruang tamu rumah Lee Jeong Hoon.
"CEPAT PERGI"
Maka dengan segera ia menarik sang istri keluar dari kediaman mereka melewati pintu belakang, setelahnya ia kunci pintu tersebut dari dalam.
'Jaga Donghae baik-baik' ia tak kuasa menahan air matanya.
Sesaat setelah itu, terdengar suara tembakan dari dalam rumah mereka disertai suara jeritan sang suami. Sang istri; Lee JiHyun kemudian dengan segera menutup kedua telinga Donghae dan berlari menjauh dari kediaman mereka.
'Yeobo… aku dan Donghae harus pergi kemana?'
END? or TBC?
Haii haiii, aku bawa Fict baru lagi hehe. Mian aku gak ngelanjutin Fictku yang lain, karena aku kehilangan ide. Tapi Insya Allah akan segera aku lanjut semuanya… ^_^
Ini Fict PURE Brothership dari aku, yang pertama kali, disini ada sedikit adegan kejamnya. Mueheheh…
Gimana? Ada yang tertarik dengan Fict yang hancur macam ini? ^_^
Mind RnR okHAE ? *TebarDonghae
