PixieXh
Kwon Soonyoung
X
Lee Jihoon
Summary: Jihoon tidak pulang ke dorm selama dua hari/ "Lihat? Dia santai saja sedari tadi. Mungkin dia memang baik-baik saja jadi aku tak usah khawatir" / "Hyung, Kau tidak pulang?". / "Aku merindukanmu Baby ji"./"aku juga"./"kau itu penyembuh lelahku soon".
Jihoon mendesah kasar, otaknya terasa mau meledak. Mouse yang ada di genggamannya diremat kuat-kuat. Sudah dua hari dia mengutak-atik lirik lagu dan instrument untuk comeback seventeen bulan depan. Benar-benar menguras tenaganya bahkan dia belum tidur selama dua hari.
Tiba-tiba dia teringat dengan marmut jeleknya. Apakah dia makan dengan baik, jadi Jihoon memutuskan untuk menghubungi Soonyoung.
Tepat saat Jihoon ingin meraih ponselnya di meja. Pintu studio terbuka lebar. Seungcheol datang menghampirinya di studio.
"Masih asik ji?". Tanya Seungcheol lirih.
Jihoon menggeleng pelan. "Kepalaku terasa mau pecah hyung".
Seungcheol tertawa pelan, sambil menepuk bahu Jihoon. "Ayo keluar, kita akan berunding sebentar". Jihoon mengangguk patuh dan mengikuti langkah Seungcheol keluar menuju ruang latihan.
Di sana para member sudah berkumpul. Suasananya menjadi riuh, karena Seokmin dan Seungkwan yang sedang melontarkan candaan lucunya. Tapi mata sipitnya terfokus pada Soonyoung. Biasanya pemuda bermata 10:10 itu akan ikut bergabung bersama Seokmin dan Seungkwan untuk melawak tapi hari ini berbeda sekali dia hanya duduk diam bersandar pada cermin. Seperti ada aura kelam dan gelap di sekitar Soonyoung. Namun, setidaknya Soonyoung terlihat segar. Mungkin dia makan dengan baik pikir Jihoon.
Seungcheol duduk bersila menepuk lantai sebelah kanannya yang kosong. Jihoon menghampirinya. Mata Soonyoung melihat gerak-gerik Jihoon sedari tadi tanpa pemuda mungil itu tahu.
Seungcheol sedaritadi berbicara tentang comeback mereka nanti, semuanya sangat aktif melontarkan ide mereka. Bahkan Dino juga ikut mengutarakan idenya tapi dengan cepat di tolak mentah-mentah para hyungnya. Alhasil, Dino hanya bersulking ria karena itu.
Wonwoo yang menyadari Soonyoung diam sedari tadi menyikut lengannya. Soonyoung menoleh sebentar, "Mwohae?"
"Kau tidak ingin menyampaikan usul koreonya?".
"Malas, tidak ada ide".
Wonwoo mengerutkan keningnya bingung. Biasanya Soonyoung akan dengan cepat menemukan ide-ide briliannya tapi sekarang kontras sekali Soonyoung sangat tidak dalam kondisi baik. Tapi sejurus dengan arah pandang Soonyoung, Wonwoo dapat cepat membaca situasi.
"Sepertinya kalian harus bicara baik-baik". tutur Wonwoo pelan. Soonyoung menggeleng. "Aku lelah, dia keras kepala".
"Lihat? Dia santai saja sedari tadi. Mungkin dia memang baik-baik saja jadi aku tak usah khawatir". Lanjut Soonyoung. Wonwoo berdehem singkat. "terserahmu kalau begitu".
.
.
"Hyung, Kau tidak pulang?".
Jihoon menghentikan aktifitasnya mengarang instrument. Menoleh kearah Mingyu. "Sedikit lagi". Lalu melanjutkan kegiataanya lagi.
"Pulanglah hyung, istirahatlah. Aku tahu kau belum tidur selama dua hari".
Jihoon mengusap wajahnya kasar. Kantung matanya mulai menghitam seperti bayi panda, wajahnya kusut, rambutnya berantakan. "satu jam lagi aku akan pulang".
Mingyu Tersenyum menampilkan taring lucunya. "Arraso! Hwaiting!". Kemudian pergi meninggalkan Jihoon sendirian.
Sesuai janji Jihoon tadi satu jam sudah berlalu jadi dia cepat-cepat membereskan kerjaanya. Menaruh kertas-kertas lirik secara rapi di meja. kemudian mengambil jaket biru mudanya. Itu jaket Soonyoung, bau maskulin Soonyoung tetap melekat disana. Ia jadi bersemu merah, Ia merindukan Kwonnya. Dengan buru-buru dia keluar studio tak lupa mematikan lampu dan menguncinya.
.
.
Sepi.
Suasana dorm tampak sepi, Jihoon melihat jam tangannya. Hampir tengah malam. Pasti semua member sudah tidur sedari tadi. Ia duduk di sofa ruang tengah. Menyandarkan bahunya sebentar. Matanya hampir terpejam sebelum Soonyoung tiba-tiba keluar dari kamarnya, ia hanya menatap kehadiran Jihoon sekilas sebelum pergi menuju dapur. Pemuda mungil itu menatap heran. Bahkan tidak menyapaku? –tanya Jihoon dalam hati.
Badan Jihoon terasa berat saat dia memaksa berdiri menyusul Kwon-nya. Sesekali menguap lebar menahan kantuk. Jihoon berdehem sebentar menunggu Soonyoung menyelesaikan acara minumnya.
"Apa?". Sahut Soonyoung ketus.
Jihoon cemberut tidak suka atas responnya. "Aku di rumah Soon".
Soonyoung menutup pintu kulkas, hanya memandang Jihoon dari sudut matanya. "Oh, selamat datang".
"Yak!".
"Apa Jihoon?!".
Jihoon diam tertegun, barusan Soonyoung memanggil namanya tadi dan itu berarti Soonyoung sedang marah. "m-maaf". Cicit JIhoon sambil beringsut sedikit menjauh.
Soonyoung mendesah pelan, sedikit merasa kasihan melihat Jihoon menatap takut padanya. "Apa kau benar-benar lupa jalan pulang ke dorm ji?". Nada suaranya sedikit lebih pelan. Jihoon menggeleng tidak mengerti. "Maksudmu?".
"Apa kau benar-benar tidak merindukanku? Kau bahkan tidak mengabariku selama dua hari jihoon, apa kencanmu dengan studio musik sangat membuatmu nyaman? aku sudah bilang padamu untuk menjaga kesehatanmu, tapi sama saja ucapanku kau anggap angin lalu".
Jihoon diam mengigit bibirnya. Soonyoung saat dalam keadaan marah seperti ini mampu membuat Jihoon tak bisa berkutik, menakutkan.
"Bukan begitu soon-". Dia jalan mendekat. "Aku jelas merindukanmu, tapi aku harus menyelesaikan lagunya secepat mungkin. Aku sampai lupa untuk menghubungimu. Bumzu hyung sering merevisi nadanya yang kurang dan itu membuat berpikir ulang, kau bilang kita harus professional". Lanjutnya. "Maafkan aku". Senyumnya manis seperti kembang gula membuat amarah Soonyoung mulai memudar.
"Lihat kantung matamu, babyji". Tangan pemuda yang lebih tua mengusap lembut pipi gembul pemuda yang lebih muda. "Aku sangat khawatir kau tidak beristirahat sama sekali-".
"-Aku merindukanmu babyji".
Jihoon memeluknya tiba-tiba, menelusupkan wajahnya di dada Soonyoung, menghirup aroma tubuh Soonyoung yang menjadi candunya. "Aku juga Soonyoungiee~". Soonyoung tersenyum sambil membelai pelan surai coklat Jihoon. "Mandi, makan, dan istirahatlah sayang". Lalu mengecup puncuk kepalanya.
"Ani, aku ingin langsung tidur, dipelukan soonyoungie ya?".
Soonyoung mengecup bibir cherry itu sekilas. "Apapun untukmu baby".
TBC
~See You next chap~
